Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pokok Pokok Ajaran sufi


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Materi PAI II
Dosen Pembimbing: Daliman, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

1. Dyvia Azizah Ramadhani [2140022086]

2. Esti [2140022094]

3.Qonitah Mar’ati [2140022040]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Robbil Alamiin Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala Yang telah
mengajarkan (manusia) dengan perantara pena; Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Dan atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pokok Pokok Ajaran Sufi ” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Daliman, S.Pd., M.Pd pada mata kuliah Materi PAI II Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pokok pokok ajaran sufi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Daliman selaku dosen mata kuliah Materi
PAI II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sukoharjo, 17 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tasawuf ……………………………………………………. 3
B. Pokok Ajaran Sufi …..……………………………………. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebanyakan kalangan muslim percaya bahwa salah satu aspek penting untuk
mengetahui keuniversalan ajaran Islam adalah adanya dorongan untuk senantiasa mencari
ilmu pengetahuan dimana saja dan kapan saja umat Islam berada1. Dengan adanya
dorongan dari ayat-ayat al-Qur‘an maupun dalam al-Hadits yang menganjurkan umat
Islam agar mencari ilmu pengetahuan inilah yang menyebabkan lahirnya beberapa
disiplin ilmu pengetahuan dalam Islam, dimana salah satu di antaranya adalah lahirnya
ilmu tasawuf.

Tasawuf adalah cabang ilmu dalam Islam yang penerapannya menekankan


pada pembersihan diri melalui pembentukan akhlak yang baik .Tasawuf memegang
peranan penting dalam kehidupan rohani Islam,dengan kata lain bertasawuf itu adalah
fitrah manusia dimana dapat membersihkan diri dari segala kesibukan duniawi yang
bertujuan untuk pencapaian hakikat kesucian rohani yang sesungguhnya, karena
sesungguhnya tujuan akhir manusia adalah mengikat lingkaran rohaninya dengan
Allah SWT. Sebagaimna tujuan dari penciptaanya yang semata-mata untuk
mengabdikan diri pada Sang Kholik

.Mempelajari tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis


akibat modernisasi untuk melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran dalam
mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu ia berada
di hadirat-Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Tasawuf
2. Apa saja pokok Ajaran sufi

1
C. Tujuan
1. Maengetahui definisi dari Tasawuf
2. Mengetahui pokok Ajaran sufi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tasawuf
Secara bahasa tasawuf berasal dari kata shuf, shifa, dan shufah. Kata shuf
mempunyai makna bulu domba, yaitu sebagai lambang kehidupan yang sederhana
pada masanya. Sedangkan kata shifa artinya suci atau bersih, kata ini mempunyai
makna bahwa orang-orang sufi selalu identik dengan kehidupan suci. Kemudian kata
shufa mempunyai makna golongan sahabat Nabi yang mengasingkan diri dari suatu
tempat terpencil di samping masjid Nabi Muhammad SAW.
Bila dilihat dari sudut pandang kaidah bahasa Arab, kata tasawuf berasal dari fi’il
madhi, yaitu tashawwafa- yatashawwafu- tashawwuf, bermakna bahwa sifat
karakteristik membutuhkan kesungguhan hati, penuh kesabaran, dan keteguhan.
Ada juga yang mengatakan, bahwa kata tasawuf berasal dari kata shufanah
mempunyai makna semacam pohon kayu yang tumbuh di padang pasir Arab. Bahkan,
kata tasawuf berasal dari kata shaf bermakna barisan jamaah ketika hendak
menunaikan shalat berjamaah.
Hal ini ditunjukkan sebagai lambang, bahwa orang-orang sufi adalah kelompok
orang yang selalu masuk ke dalam barisan yang senantiasa dekat dengan Tuhannya1.
Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan jiwa
sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran-Nya
senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan2.

B. Pokok Ajaran sufi

Tasawuf Akhlaki

Sebagaimana namanya perhatian utama Tasawuf ini diarahkan tuk


menjadikan manusia bersih jiwanya dalam rangka mencapai tujuan untuk
mendekatkan diri dan eribadah kepada Allah
1
Amri M., Akhlak Tasawuf Meretas Jalan Menuju Akhlak Mulia, (Bandung: PT Refika Aditama 2015), hlm. 14
2
http://peziarah.wordpress.com/2007/03/07/pengertian-tasawuf

3
Menurut pandangan kaum sufi manusia cenderung mengikuti hawa nafsu
yang mendorongnya tuk menguasai dunia dan segala isinya, sehingga ia lupa
dengan tujuan seorang hamba tuk menggapai ridha Allah. Akan tetapi, ia justru
menjadikan kenikmatan hidup dunia sebagai tujuan utamanya3.

Adapun ciri-ciri tasawuf akhlaki adalah:

 Berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadits.

 Kesinambungan antara hakikat dan syariat, dalam pengertian lebih khusus yaitu
hubungan antara tasawuf (sebagai aspek batiniah) dengan fiqih (sebagai aspek
lahiriah)

 Lebih bersifat dualisme dalam hubungan antara Tuhan dengan manusia.

 Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak, dan pengobatan jiwa
dengan cara latihan mental4.

Tindakan manusia yang dikendalikan nafsu tersebut merupakan tabir


penghalang bagi manusia tuk dekat dengan Tuhannya. Sebagai usaha
menyingkap tabir yang menghalangi, ahli tasawuf membuat suatu sistem yang
tersusun menjadi tiga tingkatan: takhalli, tahalli,dan tajalli.

Takhalli berarti mengosongkan diri dari perangai yang tercela. Seperti menjaga diri
dari perbuatan maksiat.

Tahalli berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji, dan

Tajalli berarti mengalami kenyataan ketuhanan.Pada tahap ini seorang sufi telah
mencapai derajat ma‘rifah sehingga semua perbuatannya (amalan-amalan) yang
ia dilakukan semata-mata karena rasa cintanya pada sang kholik, tanpa
mengharap pamrih berupa apapun seperti halnya surga.

Ajaran-ajaran para tokoh Sufi Sunni/Akhlaki menyangkut keseluruhan akhlak


yang diajarkan dalam Al-Qur‘an dan Hadits. Dari kedua sumber hukum dan sumber
ajaran Islam itulah mereka menularkan ajaran-ajaran akhlak seperti Zuhud,
taubat, tawakkal, sabar, mahabbah, ridha, dll. Ajarandalam tasawuf ini sesuai
dengan misi di utusnya Rasulullah yaitu untuk memperbaiki akhlak manusia.
3
MusyrifahMarshush Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia(Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN,
2010), 207 .
4
Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf dalam Dunia Modern, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), hlm. 167.

4
Yang mana ajaran-ajaran tasawuf tersebut telah dipraktekkan dalam kehidupan
Rasulullah dan di lanjutkan oleh para sahabat beliau, misalnya seperti Abu
BakarAsh-Shiddiq yang terkenal dengan tawakkal dan sabar, Umar bin Khattab
dikenal dengan keadilan dan kebijaksanaannya.Konsep penyucian jiwa ini banyak
tertuang dalam Al-Qur‘an seperti dalam QS. Al-a‘la: 14-15 dan sebagainya5.

Tasawuf Amali

Tasawuf ini menekankan pada amalan-amalan dan ibadah. Dan para


penganutnya membagi ajaran agama kepada ilmu lahir dan ilmu batin, yaitu
ajaran agama yang pengamalannya mengandung arti lahiriyah dan bathiniyah.
Lahiriyah adalah amalan-amalan yang mengikuti aturan-aturan syari‘ah, sedangkan
bathiniyah mengikuti aturan-aturan ahli tasawuf6.

Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi


mistis dengan visi rasional. Tasawuf yang berawal dari zuhud kemudian pada
perkembangannya bermuara pada filsafat, yang pada awalnya adalah aplikasi kepada
perilaku terpuji kemudianberlanjut kepada teori. Pada fase ini para sufi mengadakan
pengkajian yang lebih mendalam tentang kandungan ilmu tasawuf, sehingga
kemudian tasawuf berkembang bukan hanya zuhud dalam arti yang sederhana,
tetapi mendapat pengaruh luar seperti ajaran filsafat yunani, ajaran budaya timur
dan lainnya yang kelihatannya memang seperti ajaran Islam, tetapi bila diteliti
lebih lanjut terkadang bukan Islam. Sebagai contoh adalah adanya faham wahdatul
wujud, yaitu faham tentang keesaan dan kesatuan wujud yang beranggapan
bahwa yang ada secara hakiki hanyalah satu, yaitu Tuhan. Sedangkan wujud
dari semua yang diciptakan Tuhan bukanlah wujud hakiki tetapi hanyalah
bayangan.Para sufi yang mengajarkan aliran ini adalah mereka yang terpengaruh
dengan ajaran-ajaran filsafat. Salah satunya adalah Abu Yazid Al-Bustami yang
mengajarkan Al-Ittihad, Al-Hallaj yang mengajarkan Hulul, dan lain sebagainya 7.

5
Sholihin, Ilmu Akhlaq danTasawwuf, 109.
6
Sunanto, Sejarah Peradaban, 214.
7
AnnemarieSchimmel, Mystical Dimensions of Islam(Jakarta Selatan: Mizan, 2013); W.T. Stace, Mysticism
and Philosophy(Textbook Publishers, 2003).

5
BAB III
PENUTUP

6
7
8
9
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai