Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU TASAWUF

KEDUDUKAN TASAWUF DALAM SYARI'AT ISLAM

DISUSUN OLEH

Reza Mulyadi : 2230501157

Nadia : 2230501158

Aldi Wira : 2230501169

Ahmad Fathur Rahman : 2230501160

DOSEN PENGAMPUH :

NAZARMANTO, M. A

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................. 1

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................2

I Latar Belakang ......................................................................................................i

II Rumusan Masalah ...............................................................................................ii

III Tujuan Pembahasan...........................................................................................iii

BAB II Isi .................................................................................................................. 3

Definisi Tasawuf ......................................................................................................4

Definisi Syari'a .........................................................................................................5

Definisi Islam ..........................................................................................................6

Sejarah perkembangan tasawuf ..............................................................................7

Kedudukan tasawuf dalam syari'a islam .................................................................8

Bab III Kesimpulan ....................................................................................................9


BAB I

PENDAHULUAN

I. I Latar Belakang

Ajaran Islam pada zaman Rosulullah Saw, dan sahabat-sahabatnya merupakan ajran Islam yang
utuh, bulat, terpadu, dalam segala segi dan bidangnya. Juga diamalkan secara komprehensif, serempak,
dan berkesimbangan sehingga tidak ada pembidangan atau perwilayahan bidang aqidah, syari`ah dan
ahlak. Meskipun sudah ada hadits tentang Iman, Islam dan Ihsan, namun pelaksanaanya masih terpadu
penuh. Iman atau tauhid menjadi landasan paling asasi menjadi titik tolak segala sikap dan tingkah laku
seorang muslim. Islam atau dalam arti terbatas diesbut fiqh menjadi landasa normatif terhadap segala
tingkah laku maupun perbuatan, menyangkut hubungan langsung dengan Allah Swt. Ihsan dalam
perkembangannya menjadi tasawuf adalah landasan sikap mental dalam melakukan segala amal
perbuatan.[1]

I. II Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi tasawuf?

2. Seperti apakah perkembangan tasawuf dari masa ke masa?

3. Bagaimanakn kedudukan tasawuf dalam syari`at Islam?

I. III Tujuan Pembahasan

Bagi para mahasiswa khusunya minimal setelah membaca makalah ini. Diharapkan para mahasiswa
mampu memaparkan definisi tasawuf secara komprehensif diberengi dengan mengetahui sejarah
perkembangannya dan para mahasiswa mengetahui kedudukan tasawuf dalam syari`at Islam, dengan
memahami dari sumbernya yang kredibel.
BAB II

ISI

II. I Definisi Tasawuf

Tasawuf berasal dari kata sufi seperti berikut: perkataan sufi mungkin berasal dari Ibnu Shauf,
yang sudah dikenal sejak sebelum Islam sebagai gelar dari seorang anak Arab yang shaleh yang
selalu mengasingkan diri di dekat Ka`bah untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya; mungkin juga
berasal dari perkataan shufah yang dipergunakan unuk nama ijazah orang naik haji; mungkin juga
berasal dari kata kerja (fiil madi) shafa yang berari bersih dan suci; mungkin juga bersal dari istilah
bangsa Yunani sophia yang berarti hikmah atau filsafat; mungkin juga berasal berasala dari kata
shuffah, nama suatu ruangan dekat Masjid Madinah, tempat Nabi Muhammad Saw memberikan
pengajaran kepada sahabatnya; atau mungkin juga berasal dari kata Shaf yang berarti bulu
kambing, yang biasanya dijadikan bahan pakaian oleh para sufi Kristen dari Syiria (Suriah).

Definisi tasawuf secara istilah dirumuskan dengan berbagai macam definisi. Ada yang
menyatakan bahwa intisari tasawuf ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh
manusia dengan Tuhan dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Kesadaran berada dekat
Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad (bersatu dengan Tuhan). Ada pula yang menyatakan
bahwa tujuan tasawuf adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan berusaha agar bersatu
dengan Tuhan. Sedangkan Ibnu Sina menyatakan bahwa orang-orang yang memusatkan pikirannya
pada kesucian Tuhannya dan mengharap terbitnya cahaya Al-Haq (Allah SWT) dalam hatinya itulah
yang dinamakan al-`arif, yakni orang sufi.

Dari beberapa rumusan definisi tasawuf yang tuliskan di atas, maka pengertian tasawuf menurut
istilah tidak lain yaitu suatu usaha yang sungguh-sungguh dengan jalan mengasingkan diri sambil
bertafakur, melepaskan diri dari semua yang bersifat duniawi dan memusatkan diri hanya kepada
Tuhan sehingga bersatu dengan-Nya.[2]

II. II Definisi Syari`at

Definisi syari`at adalah ketetapan Ilahi yang ditujukan kepada orang-orang yang berakal sehat,
dengan pilihannya yang terpuji untuk kebaikan/kesejahtraan yang sejati bagi mereka.
Dari definisi di atas berarti orang gila, orang mabuk tidak bersyari`at karena tidak memiliki akal,
termasuk juga didalamnya jamadat, nabatat, hayawanat.

II. III Definisi Islam

Pengertian Islam secara harpiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk
dari tiga hurup, yaitu (sin), (lam), (mim) yang bermakna dasar “slamat” (salama). Kata Islam berasal
dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Isalam merupakan bentuk mashdar (infinitif)
dari kata aslama. Ditinju dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki
beberapa pengertian, diantaranya adalah :

1. Islam berasal dari kata `salm` yang berarti damai dalinya QS. Al-Anfal Ayat 61.

2. Islam berasal dari kata `aslama` yang berarti menyerah dalilnya QS. An-Nisa Ayat 125.

3. Isalam berasal dari kata`istaslama-mustaslimun` yang berarti penyerahan total kepada Allah
dalilnya QS. Ass-Saaffat ayat 26.

4. Islam berasal dari kata `saliim` yang berarti bersih dan suci dalilnya QS. Ash-Shu`ara Ayat 89.

5. Islam berasal dari kata `salam` yang berarti selamat dan sejahtera dalilnya QS. Maryam Ayat 47.

Definisi Isalam secara istilah adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya Muhammad Saw guna dijadikan pedoman hidup
dan juga hukum/auran Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia kepada jalan yang lurus,
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

II. IV Sejarah Perkembangan Tasawuf

Dalam menampilkan asal usul tasawuf, Abu al-Wafa` al-Ghamini at-Taftazani telah menyajikan
dalam tulisannya menurutnya, ada sekelompok orientalis beranggapan bahwa tasawuf berasal dari
sumber Kristen, dengan argumentasi mereka sebagai berikut.

Pertama, adanya suatu interaksi antara orang-orang Arab dan kaum Nasrani pada masa jahiliyah
maupun zaman Islam. Kedua, adanya segi-segi kesamaan antara kehidupan para aksetis atau sufi
dalam hal ajaran serta tata cara mereka ketika melatih jiwa dan mengasingkan diri dengan
kehidupan Almasih dan ajaran-ajarannya, serta dengan para rahib dalam cara mereka
bersembahyang dan berpakaian.[3]

Kiai Achmad membagi perkembangan tasawuf kedalam dua bagia. Pertama, ketika tasawuf masih
menjadi metode amaliyah ibadah. Kedua, tasawuf sebgai disiplin ilmu. Perkembangan pertama
terutama muncul sejak zaman Rosulullah Saw dan Khulaffa` al-Rasyidin diman ajaran Islam masih
terpadu penuh dalam segala seginya. Tasawuf dalam arti metode amaliyah ibadah dalam
pandangan Kiai Achmad ini, juga masih terjadi pada masa tabi`in meskipun belum terjadi
pembidangan ilmu-ilmu Islam. Tasawuf dalam taraf ini lebih sebagai cara menyempurnakan
praktek/amal ibadah untuk mencapai derajat ikhlas setinggiptingginya. Misalnya, bagaimanakah
menyempurnakan niat, shalat, puasa dan sebagainya dengan tujuan semata-mata mencapai target
keikhlasan. Periode ini kira-kira berlangsung selama abad pertengahan dan kedua hijriyah (abad VI
Masehi).[4]

II. V Kedudukan Tasawuf Dalam Syari`at Islam

Keteladan Rosulullah Saw yang telah mendapatkan penilaian super cum laude dari Allah,
adalah target yang ingin dicapai atau setidaknya didekati oleh/dengan tasawuf keteladanan itu.[5]
Sufisme atau tasawuf atau mistisisme Islam, adalah suatu situasi pengalaman spiritual yang pararel
dengan aliran utama kesadaran Islam yang diurunakan dari wahyu profetis dan yang dipahami
dalam syai1ah dan teologi. Dalam madzhab sufi mengatakan mistisisme adalah metode tertentu
dalam penghampiran kepada realitas dengan memamfaatkan fakultas-fakultas spiritual intuitif dan
emosional yang umumnya tidak aktif dan terpendam.

Sufisme adalah bunga atau getah dari pohon Islam. Atau dapat pula dikatakan bahwa
sufisme adalah permata diatas mahkota Islam. Ketika kita berbicara sufisme, maka sebenarnya kita
sedang berbicara mengenai aspek tradisi Islam yang paling dalam dan universal. Kenyataan bahwa
pada saat ini di Barat banyak sekali perhatian yang tertuju kepada metafisika dan spiritualitas
Timur. Apa lagi di era modern seperti saat ini kebutuhan terhadaf tasaawuf sangat dibutuhkan,
karena manusia modern sangat haus dan dahaga akan kebutuhan-kebutuhan spiritual untuk
memperoleh kepastian ((yakin). Oleh sebab itu, dalam tasawuf ditunjukan tahapa-tahapan menuju
kesempurnaan spiritual untuk mendapatkan kepastian itu berdasarkan kata-kata Al-Quran, yaitu :
sains atau ilmu mengenai kepastian, mata kepastian, dan kebenaran mengenai kepastian.

Ketiga tingkatan ini merupkan tahapan-tahapan utama didalam proses inisiasi, yaitu tahap
pengetahuan mental, tahap penyaksian dan tahap realisasi terhadap hal-hal suci di dalam diri.
Kehidupan sosial manusia modern yang semakin komplek menuntut adanya pencerahan spiritual,
ketajaman mata batin disamping kecerdasan rasio. Semakain manusia mampu menyadari
pentingnya pesan sufisme dengan segala kandungan spiritual dalam kehidupannya, maka ia akan
semakin cerdas secara spiritual. Manusia modern juga perlu mengembalikan aktivitas perenungan
kehidupannya. Setiap perenungan yang dilakukan dan diinternalisasikan dalam diri manusia dapat
memberikan semacam petunjuk karena adanya proses evaluasi dan intropeksi di dalamnya. Dengan
berkontemplasi, manusia akan semakin tahu siapa dirinya, sehingga dengan demikian juga niscaya
mengetahui siapa Tuhannya. Dengan demikian, tasawuf benar-benar merupakan kebutuhan
spiritual bagi manusia modrn.[6] jadi kedudukan tasawuf dalam syari`at Islam

Pertama, sebagai metode atau jalan untuk mendapatkan kelezatan dalam beribadah, karena
tasawuf dipandang sebagai salah satu metode untuk mendapatkan hal tersebut, sehingga kelezatan
ibadah tidak akan didapat apabila orang-orang muslim tidak bertasawuf.

Kedua, sebagai metode untuk mencapai derajat ihsan, karena tasawuf mempunyai sumber dan
landasan yang kokoh, kuat dari ajaran Islam.

Ketiga, tasawuf sebagai sarana memperkuat mental, ketabahan dalam beribadah.


Keempat, tasawuf sebagai landasan dalam mengaplikasikan rasa syukur baik syukur secara lisan, tingkah
laku atau kemantapan hati dalam melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan
Allah.

Kelima, tasawuf sebagai ruang untuk menilai dan mempelajari serta menelaah kelemahan diri didalam
melaksanakan kewajiban atau perbuatan baik dan kesukaran dalam menjauhi serta meninggalkan apa-
apa yang dilarang oleh Islam.[7]

BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas, kiranya sudah sangat jelas bahwa kedudukan tasawuf dalam syari`at Islam
sangat urgen dan pundamental, karena dengan bertasawuf manusia diharapkan biasa mengarungi
tahapan untuk mengenali siapa dirinya dan siapa pula Tuhannya.

Namun tidak hanya bertasawuf manusia juga dituntuk untuk memahami keilmuan yang lainnya
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Karena keilmuan dalam Islam itu selalu berkolerasi antara
satu dengan yang lainnya.

Dalam kitab ta`limul muta`alim tasawuf ini termasuk kedalam ilmu yang harus dipelajari dan
dikategorikan keilmuan yang fardu ain yaitu kewajiban yang tidak bisa gugur dengan diwakili oleh
sebagian pihak.

PENUTUP
Uraian di atas dari awal sampai akhir berujuan untuk menambah khasanah dan wawasan bagi
para rekan mahasiswawalaupun saya menyadari masih terdapat banyak keurangan dan kesalahan,
harapan saya sangat besar para rekan mahasiswa mampu mengimplementasikan ketasawufan dalam
setiap aspek kehidupan, walaupun berat kita tidak akan tahu hasilnya kalau tidak mencobanya.

Manusia tidak akan lepas dari yang namanya khilaf dan kesalahan, kiranya apabila rekan
mahasiswa menemukan kesalahan dalam penulisan atau pemaparan makalah ini saya khususnya sangat
mengharapkan peran aktif dari para rekan mahasiswa untuk memberikan kritik dan sarannya.

Anda mungkin juga menyukai