Anda di halaman 1dari 13

AKHLAK TASAWUF

DEFENISI DAN TUJUAN AKHLAK TASAWUF

DISUSUN OLEH :

1.AHMAT NAWAWI

2.BOBI AGUSTI

3.FAUJI AZWAR SIREGAR

4.RAMADHAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN SISTEM INFORMASI

2017/2018

[Type text] Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

Artikel ini mengkaji tentang defenisi dan tujuan tasawuf yang kami ambil
dari beberapa sumber referensi. Salah satu referensi diambil dari buku karangan
DR. Ja’far. MA, yang berjudul “GERBANG TASAWUF”. Tasawuf dalam dunia
islam akhir-akhir ini dipelajari sebagai ilmu, sebelumnya dipelajari sebagai jalan
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sangat penting bagi kita dalam
mempelajari ilmu tasawuf, pembahasan tasawuf sendiri akan membawa
penekunnya untuk selalu bersama Allah dalam berbagai keadaan, dan
memantulkan akhlak mulia dalam diri pengkajinya seabagai wujud dari
kemantapan tauhidnya. Sebelum mendalami akhlak tasawuf, sebaiknya kita
mengetahui apa itu defenisi tasawuf dan tujuannya.

Tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung pada
sudut pandang yang digunakannya masing-masing. Selama ini ada tiga sudut
pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf yaitu sudut
pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus
berjuang dan manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Jika dilihat dari sudut
pandang manusia sebagai makhluk terbatas, maka tasawuf dapat didefinisikan
sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah swt
BAB II

PEMBAHASAN

A.DEFENISI TASAWUF

Pengertian Akhlak: • Secara bahasa akhlak berasal dari kata ‫– خلق – اخ لق‬
‫ اخ اق ا‬artinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata
akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah:1. QS. Al- Qalam: 4: ‫وان ك‬
‫خ لق ل ع لى‬
, ‫عظ‬ 2. QS. Asy-Syu‟ara: 137: ‫خ لق ا ا ه ا ا‬ ‫ااو‬ 3. Hadis : ‫ات م ب ع ثت ان ا‬
‫ااخ اق م ا‬
Menurut Istilah, akhlak adalah: 1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran danpertimbangan. 2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.

Hubungan Akhlak dengan Tasawuf:


Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.

1
Dra.Hj.Mariyatin,Qs.Al-qalam : 4,Q.s. ass-syuara :137

Page 3
Dalam Kitab Kasyf al-Mahjub,al-Hujwiri telah menjelaskan asal usul kata
tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-Shuf, yaitu wol. Disebut sufi
karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari dari bulu domba. Kedua,
istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf,yaitu barisan pertama,yang bermakna
bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya
keiginan mereka terhadap Tuhan,kecenderungan hati mereka terhadap-Nya dan
tinggalnya bagian-bagian rahsia dalam diri mereka dihadapan-Nya. Ketiga, istilah
tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai
golongan ahl al-shuffah yang diridoi Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat
mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi mesjid (shuffah)
yang hidup pada masa Nabi Muhammda SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal
dari kata al-shafa yang artinya kesucian sebagai makna bahwa para sufi telah
menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati
dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucian diri
mereka dari kejahatan dan keinginan duniawi, sebeb itulah mereka disebut sufi.

Dalam hal ini dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan disiplin ilmu
yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Pembahasan tasawuf akan sangat berkaitan dengan upaya
menumbuhkan akhlak mulia, sikap konsisten unuk mengendalikan diri dari jeratan
nafsu kebinatangan dan kehidupan duniawi, dan jalan tebaik untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.

Para ahli dalam bidang tasawuf hampir sepakat mengatakan bahwa sulit
untuk merumuskan pengertian tasawuf . diantara sebab utama terjadinya hal itu
karena tasawuf merupakan refleksi diri dan pengalaman pribadi seseorang3.
Sementara itu salah seorang Ulama asal minangkabau Hamka, juga
mengemukakan pendapat yang senada. Menurutnya, arti tasawuf dan asal katanya
menjadi pertikaian ahli logat atau bahasa, yaitu: pertama, shafa yang berarti suci
bersih, ibarat kaca. Kedua dari kata shuf yang berarti bulu binatang (dibaca wol
kasar)dan mereka tidak menyukai pakaian yang indah-indah. Ketiga berasal dari
kata shuffah yang diasosiasikan kepada segolongan sahabat nabi yang
menyisihkan dirinya di suatu tempat terpencil disamping mesjid nabi. Keempat

4
2
berasal dari kata shufanah yaitu sebatang kayu mersik yang tumbuh dipadang
pasir arab. Kelima, dari theosofie, yang berarti ilmu ketuhanan yang kemudian
diucapkan oleh lidah orang arab sehingga berubah menjadi tasawuf. Asal kata
kelima inilah menurut Hamka baru digunakan untuk zaman akhir ini dan oleh para
ahli yang menganggap sufi bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahsa
yunani yang diarabkan.
Dari berbagai pandangan ulama tasawuf tentang asal usul kata tasawuf
dapat disimpulkan bahwa pengertian tasawuf adalah kesadaran murni yang
mengarahkan jiwa secara benar kepada mal shalih dan kegiatan yang bersungguh
– sungguh, menjauhkan diri dari kedunian dalam rangka pendekatan diri kepada
Allah unntuk mendapatkan perasaan berhubungan erat dengan- Nya. Orang
bertasuwuf dalah orang yang mensucikan dirinya lahir dan batin dalam suatu
pendidikan etik dengan menempuh jalan atas dasar didikan. Tiga yang dalm
istialah tasawuf dikenal dengan takhalli, tahalli, dan tajalli. Tasawuf dalam islam,
menurt ahli sejarah, sebagai ilmu yang berdiri sendiri lahir sekitar abad ke 2 atau
awal abad ke-3 H. Adapun faktor – faktor yang mendorong kelahiran tasawuf
dibedakann atas dua, yaitu faktor intern dan ekstern.

Sedangkan pengertian tasawuf secara terminologi terdapat beberapa


pendapat berbeda yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli, namun penulis hanya
akan mengambil beberapa pendapat dari pendapat pendapat para ahli tasawuf
yang ada, yaitu sebagai berikut:

1) Syekh Abdul Qadir al-Jailani


berpendapat tasawuf adalah mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari
pangkalnya dengan khalawt,riyadloh,taubah dan ikhlas.

2
DR.Ja’far,MA Gerbang Tasawuf (Medan:perdana mulya sarana 2016) hal.18-21
Hamka,Tasawuf Modern,(Jakarta :Pustaka Panjimas,1990),hal.12
Ihsan Sanusi, Akhlak tasawuf,(batusangkar:STAIN Batusangkar pres,2012),

Page 5
2) Al-Junaidi
berpendapat bahwa tasawuf adalah membersihkan hati dari yang
mengganggu perasaan, memadamkan kelemahan, menjauhi seruan hawa
nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu
hakikat, menaburkan nasihat kepada semua manusia, memegang teguh
janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah
dalam hal syari’at.

3) Syaikh Ibnu Ajibah


mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang membawa seseorang agar bisa
bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian jiwa batin dan
mempermanisnya dengan amal shaleh dan jalan tasawuf tersebut diawalai
dengan ilmu, tengahnya amal dan akhirnya adalah karunia Ilahi.

4) H. M. Amin Syukur
berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan dengan kesungguhan untuk
membersihkan, mempertinggi dan memeperdalam aspek
kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sehingga segala
perhatian hanya tertuju kepada Allah. Banyaknya pendapat tentang
definisi tasawuf yang telah dirumuskan oleh para ahli menyebabkan
sulitnya mendefinisikan tasawuf.

5) Shekh Muhammad Amin al-Kudri


“Tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ikhwal
kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari ( sifat-sifat )
yang buruk dan mengisinya dengan sifat2 terpuji cara melakukan suluk,
melangkah menuju ( keridhaan ) Allah dan meninggalkan ( Laranganya )
menuju kepada ( perintahnya )3

3
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf.:(Jakarta: Radar jaya offset, 2009) h. 65-67
Cecep alba, tasawuf dan tarekat , dimensi esoteris ajaran islam, hal 11.

6
.
6) Imam Al-Ghazali
Tasawuf adalah budi pekerti ; barang siapa yang memberikan bekal budi
pekerti atasmu, bearti ia memberikan bekal atas dirimu dalam tasawuf.
4
Maka hamba yang jiwanya menerima ( perintah ) untuk beramal, karena
5
sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan Nur ( petunjuk ) islam.
Dan ahli zuhud yang jiwanya menerima ( perintah ) untuk melakukan
beberapa akhlak ( terpuji ) karena mereka telah melakukan suluk dengan
nur ( petunjuk )Imannya.

Terkaitan dengan rumusan akar kata tasawuf ini ,barangkali menarik dan
penting menguntip pendapat Harun Nasution6, secara komprensif yang
mengemukakan lima rumusan asal kata tasawuf, yaitu :

1. Pertama ahl al shuffaah ,yang beararti orang yang ikut nabi hijriah dari mekah
ke madinah yang merupakan refleksi keikhlasan seseorang meninggalkan harta
benda demi kepentingan Allah dan Rasul-Nya.

2. Kedua Shaff yang bermakna saf pertama dalam sholat berjama‟ah yang
mendapat kemuliaan dan pahala, begitu juga dengan kaum sufi dimuliakan Allah
SWT dan diberi pahala yang berlimpah.

3. ketiga ;shufi ,yang bermakna bersih atau suci ,yaitu orang yang telah
mensucikan dirinya dengan latihan-latihan (riyadhah) yang berat dan lama.

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf.:(Jakarta: Radar jaya offset, 2009) h. 65-67


Harun nasution.falsafah dan mistisisme dalam islam,(jakarta:bulan bintang,1995),hal.57

Page 7
4. Keempat: Shophos, dari bahasa yunani yang berarti hikmah, dimana orang
orang sufi adlah orang-orang yang mendapat atau mempunyai hikmah. Dengan
demikian seorang sufi merupakan gambaran kearifan jiwa yang senantiasa
cenderung kepada kebenaran.

5. Kelima : dari kata shuff, yang berarti kain wol kasar yang senantiasa yang
dipakai kalangan sufi sebagai simbol kesederhanaan, tidak mementing

Dari beberapa pernyataan tentang pengertian tasawuf tersebut, adapun


tasawuf itu terbagi dalam tiga bagian, yaitu tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan
tasawuf falsafi. Namun perlu difahami, bahwa pembagian tasawuf ini hanya
dalam bentuk kajian akademik, karena dari ketiga bentuk tasawuf ini tidak dapat
dipisahkan sebab praktik dari ketiga tasawuf saling berkaitan.

1)Tasawuf Akhlaki
adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian
jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan
tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagian yang optimum, manusia harus
lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ke
tuhanan melaui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi
yang bermoral dan ber akhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal takhalli
(pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat
terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih seehingga
mampu menangkap cahaya ketuhanan).

2) Tasawuf Amali
adalah suatu ajaran dalam tasawuf yang lebih menekankan amalan-amalan
rohaniah dibandingkan teori. Yang mana dalam tasawuf amali tersebut
mempunyai tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
menghapuskan segala sifat yang tercela serta mengahadp sepenuhnya kepada
Allah SWT dengan berbagai amaliah atau riyadlah yang dilakukan, seperti
memperbanyak wirid serta amaliah-amilah lainnya. Dikatakan bahwa tasawuf

8
amali lebih menekankan pada nilai amaliah nya dibandingkan teori, bukan berarti
tasawuf amali kosong dari teori, hanya saja bahwa dalam tasawuf amali sisi amal
di dalamnya lebih dominan. Dalam tasawuf amali lebih identik dengan thariqah
yaitu sebagi wujud dari amalan yang telah dilakukan. Dalam tasawuf amali ini
terdapat beberapa unsur yang di dalamnya terdiri dari beberapa praktik ibadah
yang semata-mata hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maksudnya,
bahwa dalam tasawuf amali tidak hanya sekedar mengetahui tentang teori, akan
tetapi langsung dpraktikkan dalam ibadahnya, sehingga dalam
bertasawuf,seseorang lebih bisa merasakan tujuan tasawuf tersebut, yaitu
kedekatan seorang hamba kepada yang Maha Kuasa.

3) Tasawuf Falsafi
adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional
sebagai penggagasnya. Tasawuf falsafi ini mulai muncul dengan jelas dalam
Islam sejak abad VI Hijriyah, meskipun para tokohnya baru dikenal dengan
berkembang, terutama di kalangan para sufi yang juga seorang filosof. Para tokoh
tasawuf falsafi tidak hanya terpaku pada makna teks keagamaan saja, tetapi juga
berupaya menembus makna batin yang terdalam dan dilengkapi dengan
pengalaman metafisis. Dengan ini para penganutnya berusaha untuk memutuskan
jarak yang terbentang antara hamba dengan Tuhan, sehingga merasa benar-benar
menyatu dengan Tuhan. Tasawuf falsafi memiliki karakteristik tersendiri, adapun
karakteristik tasawuf falsafi secara umum mengandung kesamaran akibat
banyaknya ungkapan dan istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka
yang memahami ajaran tasawuf falsafi tersebut. Selanjutnya tasawuf falsafi ini
tidak dapat dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan
pada rasa (dzauq), dan tidak pula dapat dipandang sebagai tasawuf dalam
pengertian yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa dan
terminologi-terminologi filsafat.
Mengenai lahirnya tasawuf, banyak pendapat yang berbeda. Akan tetapi tasawuf
yang merupakan ilmu ajaran dalam Islam muncul sejak lahirnya Islam itu sendiri.
Yang mana benih-benih tasawuf sudah mulai muncul sejak abad ke-I Hijriah yang
banyak ditemui pada sifat dan prilaku Rasulullah yang kemudian diikuti oleh para

Page 9
sahabatnya. Gambaran sufi yang dapat dilihat padadiri Rasulullah adalah ketika
beliau berkhalwat di Gua Hira. Ketika berada di Gua Hira Rasulullah hanya
menghabiskan waktunya untuk bertafakur, beribadah serta menjalani hidupnya
sebagai seorang zahid, dimana beliau menjauhi pola hidup dari kemewahan
dunia,6
terkadang beliau hanya memakai pakaian yang tambal-tambalan serta di setiap
malamnya selalu beribadah kepada Allah dengan melakukan sholat malam dan
memperbanyak membaca Al-Qur’an.

B.TUJUAN TASAWUF

Tujuan tasawuf adalah untuk mengenal Allah dengan sebenar – benarnya


sehingga dapat tersingkap tabir antara seorang hamba dengan Tuhan, sehingga
menjadi jelas rahasia – rahasia ketuhanan baginya. Dengan jalan tasawuf,
seseorang dapat mengenal Tuhan dengan merasakan adanya, tidak sekedar
mengetahui bahwa Tuhan itu ada. Oleh karena itu, tasawuf mensyaratkan ketaatan
yang sempurna dari kewajiban – kewajiban agama sebagai pola hidup dan
menolak hasrat – hasrat hewani.
Tujuan tasawuf juga memiliki arti menyucikan jiwa, hati dan
menggunakan perasaan, pikiran, dan semua fakultas yang dimilikisang salik
(pelaku tasawuf) untuk tetap berada pada jalan Sang Kekasih, Tuhan Semesta
Alam, untuk hidup berlandaskan ruhani. Tasawuf juga memungkin seseorang
melalui amalan – amalan yang istiqamah dalam penagbdiannya kepada Tuhan,
memperdalam kesadarannyadalam pelayanan dan pengabdiannya kepada Tuhan.2

Drs.H. syamsudin Ni’am, M.ag. Tasawuf studies, penerbit: AR-RUZZ MEDIA Hal 79
6
10 Nina M. Armando, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), 89.
Rosihon Anwar,Ilmu Tasawuf,(Bandung :Cp.Pustaka Setia,2004),hal 64
Tujuan tasawuf tersebut tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam. Al Quran menegaskan bahwa
manusia diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah, khalifa,
dan hasanah. Dalam Shahih al Bukhari dan Shahih Muslim, disebutkan hadis
mengenai al Islam, al Iman, dan al Ihsan. Hadis tersebut menjelaskan bahwa
ketiga istilahnya membentuk suatu hierarki beragama. Seorang muslim tidak saja
di tuntut untuk menjalankan al-Islam dan al-Iman tetapi juga merealisasikanal-
Ihsan sebagai hierarki paling tinggi.

Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf. Sekedar pemetaan,Ibn


Khaldun menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan
tasawuf setelah melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) adalah
kemantapan tauhid dan makrifat. Karya – karya para sufi menguatkan pertanyaan
tersebut. Seperti disebut al-Qusyairi, Ruwaim bin Ahmad pernah menyatakan
bahwa kewajiban pertam dari Allah kepada hamban-Nya adalah makrifah
sebagaimana disebut dalam Q.S. al-Zariyat/51:56 bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk liya`budun yang diartikan Ibn Abbas sebagai liya`rifun (makrifat
kepada Allah). Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa makrifah merupakan awal
dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan sufi – sufi tersebut mendukung
penegasan bahwa tujuan bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah.
Untuk taqorub kepada Allah, derajat taqwa mendapatkan derajat muttaqin
di hadapan Allah untuk membersihkan jiwa dari hal-hal buruk, mematuhi semua
perintah Allah, dan menjauhi semua larangan-Nya. Berusaha selalu berakhlakul
karimah, bersikap qanaah, mengerjakan sesuatu dengan dasar ikhlas, selalu
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Faedah tasawwuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada ma‟rifat terhadap
Allah Ta‟ala.7

7
DR. Ja’far, MA. Gerbang Tasawuf (Medan:Perdana Mulya Sarana 2016).hal.24-25

Page 11
BAB III
KESIMPULAN

Tasawuf sudah ada sejak abab I-hijriah yg ditemui dari sifat dan prilaku
rasullullah. Tasawuf merupakan program pendidikan yang fokus pada
pembersihan jiwa dari segala penyakit yang menghalangi manusia dari Allah
SWT. Dari pengertian diatas, tasawuf bertujuan membersihkan dan mensucikan
hati dan diri dari noda noda keburukan manusia dan menghilangkan segala
penyakit yang menghalangi manusia dengan Allah Swt. dengan mendalami
akhlak tasawuf manusia dapat menghiraukan kehidupan dunia dalam
mengendalikan nafsu dan emosi agar tidak terjerat nafsu dan kehidupan duniawi.
Tasawuf sendiri memiliki makna menekankan pada usaha mensucikan jiwa, dan
bersungguh-sungguh dalam mematuhi Allah dan meneladani Rasulallah SAW.
hingga jiwa menjadi bersih dan memantulkan hakikat. inti dari mempelajari
tasawuf itu sendiri adalah untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia,
menuntun kepada kebaikan, memenuhi kebutuhan keluarga, menagtur adab
pergaulan berbangsa dan bernegara.
Tasawuf dalam Islam melewati berbagai fase dan kondisi. Pada tiap fase
dan kondisi yang dilewatinya terkandung sebagian aspek-aspek saja. Meskipun
begitu, dalam hal ini ada satu asas tasawuf yang tidak diperselisihkan yaitu bahwa
tasawuf adalah moralitas-moralitas yang berdasarkan Islam. Mengenai aspek
moral, dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mendorong asketisme, hal yang
diniscayakan pada setiap muslim sebagai kesempurnaan iman.
REFRENSI
1. DR. Ja’far, MA. Gerbang Tasawuf (Medan:Perdana Mulya Sarana 2016)
2. Mahjuddin, Akhlak Tasawuf.:(Jakarta: kalam mulia,2009)
3. Ihsan Sanusi, Akhlak tasawuf,(batusangkar:STAIN Batusangkar
pres,2012),
4. Hamka,tasawuf modern,(Jakarta:pustaka panjimas,1990)
5. Dra.Hj.Mariyatin,Qs.Al-qalam : 4,Q.s. ass-syuara :137
6. Rosihon Anwar,Ilmu Tasawuf,(Bandung :Cp.Pustaka Setia,2004),hal 64
7. Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam,
8. Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016
9. Harun,Nasution Falasafh dan Mistisisme dalam Islam,(Jakarta:Bulan
Bintang 1995) hal.57
10. Nina M. Armando, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005), 89.
11. Drs.H. syamsudin Ni’am, M.ag. Tasawuf studies, penerbit: AR-RUZZ
MEDIA Hal 79

Page 13

Anda mungkin juga menyukai