Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Perkembangan Tasawuf

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas:

Mata Kuliah: Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag

MAKALAH

Di Susun Oleh:

Andri Agasi
NIM. 2310160250

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


PASCASARJANA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2023 M/ 1444 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Allah SWT. Penyusunan makalah yang

penulis buat dapat terselesaikan dengan baik, makalah ini membahas tentang “Sejarah

Perkembangan Tasawuf” oleh karena itu, jika ada penyusunan kata-kata dalam pembuatan

makalah ini, penulis selaku penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Namun demikian, makalah ini tetap saja membutuhkan bantuan dan kerja sama

berbagai pihak. Untuk itu penulis sebagai penyusun, mengucapkan terimakasih kepada para

pembaca makalah yang penulis tulis ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berhadap, mudah-mudahan makalah ini bisa

menjadi modal pembelajaran untuk kita semua. Aamiin…

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Rabu 4 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2

C. Tujuan Masalah……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..3

A. Pengertian Tasawuf dan Ciri-Cirinya……………………………………….3

B. Objek Kajian Tasawuf……………………………………………………....6

C. Sejarah Perkembangan Tasawuf………………………………………….…8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sejak pertama kali dibawa oleh Rasulullah selalu mengedepankan akhlak

yang baik, hidup dalam kesederhanaan di samping mengedepankanIbadah. Islam sendiri

terdiri dari beberapa aspek yaitu aqidah, syariat, danakhlak. Aspek ketiga ini menjadi hal

yang penting dimana, akhlak merupakanimplementasi dari usaha manusia mengenal

Tuhannya atau yang disebutsebagai tasawuf.Tasawuf merupakan suatu metode untuk

mengobati hati manusianafsu duniawi dalam rangka mengenal Allah SWT.

Tasawuf menjadi suatuyang penting bagi manusia yang ingin menggapai tingkatan

makrifatullah, dimana hanya manusia pilihan seperti Rasulullah yang terjaga dari

perbuatannyadosa serta cinta dunia sehingga mampu melihat Tuhan dengan hatinya.

Sesuatuyang tampak pada seseorang yang bertasawuf yaitu akhlak yang mulia.Sejak

zaman Rasulullah sudah ada golongan orang yang bersungguh-sungguhsungguh-sungguh

mengorbankan seluruh waktu dan hartanya serta meninggalkan halyang bersifat duniawi

untuk berjuang bersama Rasulullah.

Secara historis tasawuf adalah pemandu perjalanan hidup umat manusia agar

selamat dunia dan akhirat. Hal itu karena tasawuf menjadi salah satu khazanah intelektual

muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Tidaklah berlebihan jika

misi utama kerasulan Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Sejarah juga mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain

karena dukungan akhlaknya yang prima.

1
Tasawuf baru muncul setelah masa sahabat dan tabi’in, tidak muncul pada masa

Nabi Muhammad SAW. Karena pada masa nabi kondisinya tidak membutuhkan tasawuf.

Perilaku umat pada masa itu sangat stabil. Selain itu, dari sudut pandang akal, jasmani,

dan rohani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang. Cara pandang

hidupnya jauh dari budaya prakmatisme, materialisme, dan hedonisme.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Tasawuf dan Ciri-cirinya ?

2. Bagaimana Objek Kajian Tasawuf ?

3. Bagaimana sejarah Perkembangan Tasawuf ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian Tasawuf dan Ciri-cirinya.

2. Untuk Mengetahui Objek Kajian Tasawuf.

3. Untuk Mengetahui sejarah Perkembangan Tasawuf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf dan Ciri-Cirinya

Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-hubungkan para

ahli untuk menjelaskan kata tasawuf. Harun Nasution misalnya, menyebutkan lima istilah

yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi

Muhammad saw, dari Mekah ke Madinah), saf (barisan), sufi (suci), sophos (bahasa Yunani:

hikmah), dan suf (kain wol). Dari keseluruhan kata-kata tersebut, bisa saja dihubungkan

dengan tasawuf. Kata ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi Muhammad saw,

dari Mekah ke Madinah), maksudnya adalah menggambarkan keadaan orang yang rela

mencurahkan jiwa raganya, harta benda dan lain sebagainya, hanya untuk Allah Swt.

Mereka itu rela meninggalkan kampung halamannya, rumah, kekayaan dan harta benda

lainnya di Mekah untuk hijrah bersama Nabi Muhammad saw ke Madinah. Tanpa ada unsur

iman dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak mungkin mereka melakukan hal

yang demikian.

Selanjutnya kata saf juga menggambarkan orang yang selalu berada di barisan depan

dalam beribadah kepada Allah Swt dan melakukan amal kebajikan. Kemudian kata sufi

(suci) maksudnya adalah menggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari

berbuat dosa dan maksiat. Kata suf (kain wol) menggambarkan orang yang hidup sederhana

dan tidak terlalu mementingkan dunia.1 Menurut Imam Junaid, tasawuf adalah

membersihkan hati dari segala sesuatu yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang

1
Abdul Rahman. Hakikat Ilmu Tasawuf. Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning Center. 2021. Hal.2.

3
menanggalkan pengaruh budi yang asal (insting) kita, memadam- kan sifat kelemahan

sebagai manusia, menjauhi seruan hawa nafsu, mendekati sifat suci rohani, bergantung

kepada ilmu hakikat, me- makai barang yang penting nasihat kepada umat ma dan utamanya

yang kekal, menaburkan memegang teguh janji Allah dalam hakikat dan mengikuti teladan

Nabi Muhammad dalam syariat.2 Secara morfologis (lughawi) tasawwuf terambil dari kata

şafa yang berarti bersih, jernih, suci. Jadi artinya ialah orang yang hatinya bersih, jernih dan

suci dari kotoran serta penuh dengan berbagai keteladanan serta senantiasa selalu mengingat

tuhannya.3

Belajar ilmu tasawuf menjadi upaya manusia menyempurnakan dimensi kerohanian

untuk menyempurnakan akhlak mulia. Wujud keruhanian manusia terdiri dari qalb,

bashirah, fuad, dlamir, dan sirr. Semua wujud rohani ini diisi dengan ma'rifatullah supaya

ma- nusia semakin dekat kepada Allah.4 Tasawuf adalah ketakwaan dan pembersihan diri.

Keduanya merupakan maqam khauf (takut) dan raja' (harapan) yang dibangun dengan

akidah dan akhlak yang teraktualisasi dalam nilai-nilai kemanusiaan. Tasawuf berasal dari

ayat Al-Qur'an yang berfungsi sebagai pengikat dunia dengan akhirat, dan menjadikannya

sebagai sarana untuk mencapai.5

Harun Nasution mengatakan bahwa tasawuf adalah jalan menuju Tuhan. Kalimat

memuat dua kata kunci penting, yaitu jalan dan tujuannya Tuhan. Sebagai jalan, tasawuf

2
Hamka, Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf dari Masa Nabi Muhammad hingga Sufi- sufi Besar,
Jakarta: Republika, 2016, h. 104.
3
Ahmad Dimyati. Dakwah Personal Model Dakwah Kaum Naqsyabandiyah. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish. 2016. Hal. 21.
4
Jamal Ma'mur Asmani. Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfud : Tasawuf Kajen Menghadirkan Solusi,
Jakarta: PT Gramedia, 2019, Hal.13.
5
Muhammad Zaki Ibrahim. Tasawuf Hitam Putih. Jakarta: Penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2016.
Hal. 110.

4
adalah salah satu jalan mengenal Tuhan. Jalan mengenal Tuhan bisa juga diartikan, jalan

mendekatkan diri kepadaNya. Bisa juga maksudnya, metode sistematis untuk menuju

Tuhan. Lebih teknis kelak dalam tasawuf dikenal dengan tarekat. Tarekat itu bagaikan

organisasi yang memandu jalan menuju Tuhan. Tarekat ini bisa juga diibaratkan dengan

kendaraan menuju Tuhan. Contohnya Tarekat Naqsyabandiyah, punya sistem dan rute

menuju Tuhan. Tarekat Qodariyah juga punya sistem dan rute menuju Tuhan. Tarekat

Khalidiyah dan lain-lain juga punya sistem dan rute yang bisa saja ada kesamaan dan

perbedaannya antara satu dengan yang lainnya. Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui cara

menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin, serta memperoleh

kebahagian yang abadi. Tasawuf disebut juga sufisme. Pemikiran sufi muncul di Timur

Tengah. Kini, tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme merupakan suatu

konsep dalam Islam yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin.6

Tujuan bertasawuf sebagaimana dikemukakan Harun Nasution adalah "Menuju

Tuhan". Terminal terakhir perjalanan itu adalah tempat di mana bisa bertemu dengan Tuhan.

Bertemu dengan Tuhan, jangan dipahami secara fisik, walaupun ada yang berpendapat kelak

di akhirat orang yang masuk surga dapat bertemu denganNya. Karena tasawuf adalah

konsepnya di dunia, maka bertemu dengan Tuhan dapat dipahami secara spiritual.

Pertemuan spiritual dengan Tuhan bisa memungkinkan jika mengasah hati secara

mendalam, sehingga ia menuju ruh, sirr, dan bahkan lubb. Semua kebaikan yang

diperintahkan oleh Allah Swt. adalah upaya dan bahkan jihad untuk mendekatkan diri

kepadaNya. Hanya saja, ada yang melakukannya tanpa kehadiran spirit (jiwa). Contohnya,

6
Abdur Akhman dan Arif Pradono. Buku Siswa Sejarah Indonesia Untuk SMA /MA. Jawa Barat: Penerbit
Duta. 2023. Hal. 90.

5
sering kita mendirikan salat, tidak mencoba berkomunikasi dengan Allah seperti

berkomunikasi dengan manusia. Banyak orang mendirikan salat sekadar gerakan dan

bacaan saja. Dalam salat diharapkan kehadiran akal dan hati. Dalam bahasa tasawuf,

melaksanakan salat diharapkan menggunakan ketajaman akal, kedalaman hati (qalb dan

fuâd), kehalusan rûh, kelembutan sirr, dan kesatuan lubb.7 terdapat lima ciri umum yang

dapat menunjukkan indentitas tasawuf, yaitu: 1) Ketinggian moral; 2) Fana (sirna) ke dalam

hakekat mutlak; 3) Pengetahuan intuitif langsung; 4) Ketenangan dan kebahagiaan; dan, 5)

Simbolis dalam ungkapan. Berdasarkan ciri umum di atas, tasawuf sejalan dengan Iman,

Islam dan Ihsan, sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an dan al-Sunnah.8 Ajaran-ajaran

tasawuf secara keseluruhan merupakan paduan dari berbagai ajaran keagamaan yang telah

ada. Namun harus ditekankan bahwa sumber utamanya adalah al- Qur'an dan Hadis.9

B. Objek Kajian Tasawuf

Tasawuf adalah aspek ruhani (esoteris) dalam Islam. Dalam tasawuf yang lebih

ditekankan adalah aspek ruhaniah; batiniah untuk dibina, diperbaiki dan diarahkan ke jalan

Allah agar dapat sedekat mungkin dengan-Nya. Sehingga cara mendekatinya pun harus

dengan pendekatan ruhaniah. Di antara unsur ruhani yang terdapat pada diri manusia adalah

ruh, akal dan jasad (hati). Kemuliaan manusia disbanding dengan makhluk lainnya adalah

karena manusia memiliki unsur ruh ilahi. Ruh yang dinisbahkan kepada Allah Swt.

7
Sehat Sultoni Dalimunthe. Tasawuf Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spiritual. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish Publisher. 2021. Hal.2.
8
Sahri. Konstruk Pemikiran Tasawuf Akar Filosofis Upaya Hamba Meraih Derajat Sedekat-Dekatnya
Dengan Tuhan. Kalimantan Barat: IAIN Pontianak. 2017. Hal.8.
9
Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental Spiritual dan Akhlak. Jawa Tengah: PT.Nasya Expanding
Management. 2020. Hal. 12.

6
Sebagaimana firman- Nya: "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan

telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."

(QS. Al Hijr: 29).

Ruh Ilahi inilah yang menjadikan manusia memiliki sisi kehidupan ruhani;spiritual,

di mana kecondongan ini juga dimiliki oleh semua manusia dalam setiap agama. Karena

perasaan itu merupakan fitrah manusia. Dengan demikian, yang menjadi objek kajian

tasawuf adalah "jiwa" manusia. Tasawuf membahas tentang sikap jiwa manusia dalam

berhubungan dengan Allah Swt dan sikapnya dalam berhubungan dengan sesama makhluk.

Dalam hal ini tasawuf bertugas membersihkan jiwa itu dari sifat-sifat buruk (madzmumah)

dalam kaitan hubungan tersebut. Bila jiwa sudah suci bersih dari kotoran- kotoran, niscaya

kehidupan ini akan menjadi baik dan harmoni kehidupan akan berjalan secara stabil.

Kemudian objek kajian tasawuf berikutnya adalah al qalb (hati). Al Ghazali

menjelaskan hati sebagai unsur immateri yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Hati

bersifat halus, lembut dan indah yang menjadi hakikat kemanusiaan dan yang mengenal dan

mengetahui segala sesuatu. Hal ini juga yang menjadi sasaran perintah, sasaran cela, sasaran

hukuman dan. tuntutan (taklif) Tuhan. Ia mempunyai hubungan dengan hati materi.

Hubungan ini sangat menakjubkan akal tentang caranya. Hubungan ini bagaikan gaya

dengan jisim, dan hubungan sifat dengan tempat lekatnya, atau seperti hubungan pemakai

alat dengan alatnya, atau bagaikan hubungan benda dengan ruang.10

Berbeda dengan al Ghazali, Imam al Qusyairi secara khusus memberikan penjelasan,

khususya terkait dengan alat yang bisa dipakai untuk menggapai ma'rifah (melihat dzat

Allah dengan mata hati; bashirah). Alat tersebut adalah al qalb untuk mengetahui sifat-sifat

10
Muhamad Basyrul Muvid. Tasawuf dan Covid-19. Jawa Barat: Penerbit Adab. 2020. Hal. 22.

7
Tuhan, ruh untuk mencintai Tuhan, dan sir untuk melihat Tuhan. Sir lebih halus dari pada

ruh, dan ruh lebih halus dari pada qalb. Pandangan berbeda pula, dikemukakan oleh imam

al Hakim at Tirmidzi (255-320 H), seorang tokoh sufi Khurasan generasi kedua setelah

imam Abu Harits al Muhasibi, menjelaskan bahwa objek dan sasaran kajian tasawuf terdiri

dari empat tingkatan yakni ash-shadr, al- qalb, al-fuad dan al-lubb. Dari aspek tingkatan dan

tempatnya, al lubb berada di dalam al fuad, dan al fuad berada di dalam al qalb, al qalb

berada di dalam ash shadr. Masing-masing objek tersebut memiliki karakter dan fungsi

khusus. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa secara eksistensi masing-masing para

tokoh tasawuf berbeda-beda dalam menentukan objek kajiannya. Namun secara esensi

mereka tetap sama yakni objek kajiannya adalah masalah batiniah atau ruhaniah yang

memang menjadi titik fokus dalam dunia sufistik tak terkecuali pada tasawuf.11

C. Sejarah Perkembangan Tasawuf

Sesungguhnya sejarah tasawuf, mulai dari kemunculan hingga perkembangannya

sangat terkait dengan dinamika sejarah umat Islam secara umum. Tasawuf bukanlah gerakan

dan pemikiran yang tiba-tiba muncul. Ia lahir seiring dengan munculnya peristiwa-peristiwa

lain dalam sejarah termasuk peristiwa politik dan kekuasaan. Karenanya, tasawuf

sesungguhnya bagian integral dari sejarah umat Islam. Secara historis benih-benih tasawuf

secara praktis sudah muncul di masa Nabi. Hanya saja di zaman Nabi Saw. ini tasawuf

belum dibakukan sebagai sistem ilmu pengetahuan. Fenomena tasawuf di zaman Nabi Saw.

11
Muhamad Basyrul Muvid. Tasawuf Sebagai Revolusi Spiritual DI Abad Global. Malang: Penerbit
Literasi Nusantara. 2019. Hal. 12.

8
ini di antaranya bisa dilihat melalui perilaku dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dari

pribadi Nabi Muhammad Saw. Di mana hidup Nabi Saw. yang sangat sederhana dan

usahanya yang tak kenal lelah untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan hati

dan mengajarkan akhlak yang mulia. Bahkan sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul,

beliau juga sudah aktif melakukan khalwat (menyepi) untuk bermunajat kepada Allah.12

Sesuai dengan adanya gerakan tasawuf di Timur Tengah, pada masa pengembangan Islam

antara abad ke-12 M hingga abad ke-17 M, masuk pula ajaran tasawuf.13

Ada beberapa fase perkembangan tasawuf yang harus kita ketahui bersama yaitu

Fase abad pertama dan kedua Hijriyah belum bisa sepenuhnya disebut sebagai fase tasawuf

tapi lebih tepat disebut sebagai fase keZuhudan dalam pengertian masih sangat sederhana.

Adapun ciri tasawuf pada fase ini ialah lebih bersifat amaliah dari pada bersifat pemikiran.

Tatkala sekelompok Muslim memusatkan perhatian dan memprioritaskan hidupnya hanya

pada pelaksanaan ibadah untuk mengejar kepentingan akhirat. Bentuk amaliah itu seperti

memperbanyak ibadah, menyedikitkan makan minum, menyedikitkan tidur dan lain

sebagainya. Amaliah ini menjadi lebih intensif terutama pasca terbunuhnya sahabat Utsman.

Mereka adalah Hasan al-Bashri (w 110 H) dan Rabiah al-Adawiyah (w 185 H). Tasawuf

pada pase pertama dan kedua hijriyah lebih tepat disebut sebagai keZuhudan.

Kesederhanaan kehidupan Nabi diklaim sebagai panutan jalan para zahid. Banyak ucapan

dan tindakan Nabi saw. yang mencerminkan kehidupan Zuhud dan kesederhanaan, baik dari

segi pakaian maupun makanan, meskipun sebenarnya makanan yang enak dan pakaian yang

bagus dapat dipenuhi. Dan secara logikapun tidak masuk akal andaikata Nabi saw. yang

12
Sri Harini. Tasawuf Jawa. Yogyakarta: Araska. 2019. Hal.19.
13
Ahmad mansur Surya Negara. Api Sejarah. Jawa Barat: Surya Dinasti. 2014. Hal. 106.

9
menganjurkan untuk hidup Zuhud sementara dirinya sendiri tidak melakukannya. Selain itu

ada saluran tasawuf, dalam sejarah Islam tasawuf mengacu pada prilaku Rasulullah

Muhammad Saw, dan sahabat-sahabatnya. Dalam masa pertumbuhannya muncul

bermacam-macam konsep ajaran tasawuf yang disampaikan oleh para sufi.14

Abad ketiga dan keempat Hijriyah Pembahasan yang luas dalam bidang akhlak

mendorong lahirnya pendalaman studi psikologis dan gejala-gejala kejiwaan serta

pengaruhnya bagi perilaku. Pemikiran selanjutnya terlibat dalam masalah-masalah

epistemologi, berkaitan langsung pembahasan mengenai hubungan manusia dengan Allah

Swt dan sebaliknya, lahir konsepsi fana', dari Abu Yazid Albusthami (w 216 H) dengan

demikian sebuah ilmu telah terbentuk khusus bagi kalangan kaum Sufi yang berbeda dengan

ilmu fiqh, baik dari segi objek, metodologi tujuan dan istilah-istilah yang digunakan.

Apabila abad pertama dan kedua Hijriyyah disebut fase asketisisme (keZuhudan), maka

abad ketiga dan keempat disebut sebagai fase tasawuf. Praktisi kerohanian yang pada masa

sebelumnya digelari dengan berbagai sebutan seperti zahid, abid, nasik, qari dan sebagainya,

pada permulaan abad ketiga hijriyah mendapat sebutan Sufi.15

Pada Abad Kelima Hijriyah Disamping adanya pertentangan yang turun temukan

antara ulama sufi dengan ulama fiqh, maka abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika

berkembangnya madzhab Syiah Islamiyah yaitu suatu madzhab (paham) yang hendak

mengembalikan kekuasaan pemerintah pada keturunan Ali bin Abi Thalib.

14
Ahmad Zuhdi dkk. Sejarah dan Perkembangan Dakwah di Kerinci. Jawa Barat: Cv Adanu Abimata.
2020. Hal. 23.
15
Eep Sopwana Nurdin. Pengantar Ilmu Tasawuf. Bandung: Aslan Grafika Solition. 2020. Hal. 16.

10
Abad Keenam, Ketujuh, dan Kedelapan Hijriyah Perkembangan tasawuf pada abad

keenam hijriyah banyak ulama tasawuf yang sangat berpengaruh pada perkembangan

tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191

M. ia mula-mula belajar ilmu filsafat dan Ushul fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin

Al-Jily di Allepo, bahkan sebagian besar ulama dari berbagai disiplin ilmu agama di negri

itu, telah dikunjunginya untuk menimba ilmu pengetahuan dari mereka.

Pada Abad Kesembilan, Kesepuluh Hijriyah, dan SesudahnyaDisini tasawuf sangat

sunyi di dunia Islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaannya pada abad keenam,

tujuh dan kedelapan hijriyah. Faktor yang menonjol menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf

di dunia Islam yaitu: 1) Karena memang ahli tasawuf sudah kehilangan kepercayaan di

kalangan masyarakat Islam, sebab banyak diantara mereka yang terlalu menyimpang di

ajaran islam yang sebenarnya. 2) Karena ketika itu, penjajah bangsa Eropa yang beragama

nasrani sudah menguasai seluruh negri Islam. Tentu paham-paham selalu dibawa dan

digunakan untuk menghancurkan ajaran tasawuf yang sangat bertentangan dengan

pahamnya.16

Di Indonesia juga terdapat tokoh-tokoh sufi yang membangun jaringan spiritualisme

guna membimbing masyarakat, di antaranya adalah KH. Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin

dari Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, mursyid tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah

yang memiliki banyak jamaah. Demikian pula KH. Habib Luthfi bin Yahya dari

Pekalongan, Rais 'Am Jam'iyyah Ahl Ath-Thariqah Mu'tabarah An-Nahdhiyyah. Dalam

kehidupan masyarakat modern, tasawuf tetap dibutuhkan dalam membimbing masyarakat

16
Abdul Wahab Syakhrani. Sejarah Perkembangan Tasawuf. Jurnal iainsambas. Vol.6 No.1. 2023.
Hal.46.

11
menuju jalan kedamaian, di tengah-tengah kehidupan modern yang dirasakan semakin

gersang dan memudarnya nilai-nilai spiritualisme. Tidak dapat dimungkiri bahwa

keberadaan tasawuf bagi kalangan masyarakat modern seperti sekarang ini tetap dibutuhkan

keberadaannya. Pada saat ini, hati manusia telah terkikis oleh pandangan dunia materialistis

yang berpikir serba kebendaan. Dengan demikian, tasawuf merupakan alternatif bagi

pelarian masyarakat modern yang ingin mempertajam mata hati menuju jalan Tuhan.17

Ajaran Tasawuf dalam Islam, memang tidak sama kedudukan hukumnya dengan

rukun-rukun Iman dan rukun-rukun Islam yang sifatnya wajib, tetapi ajaran Tasawuf

bersifat sunnat. Maka Ulama Tasawuf sering menamakan ajarannya dengan istilah Fadailu

al-A‘mal‖ (amalan-amalan yang hukumnya lebih afdhal, tentu saja maksudnya amalan

sunnat yang utama. Tasawuf merupakan pengontrol jiwa dan membersihkan manusia dari

kotoran-kotoran dunia di dalam hati, melunakan hawa nafsu, sehingga rasa takwa hadir dari

hati yang bersih dan selalu merasa dekat kepada Allah. Tujuan tasawuf itu menghendaki

manusia harus menampilkan ucapan, perbuatan, pikiran, dan niat yang suci bersih, agar

menjadi manusia yang berakhlak baik dan sifat yang terpuji, sehingga menjadi seorang

hamba yang dicintai Allah SWT. Oleh karena itu, sifat-sifat yang demikian perlu dimiliki

oleh seorang muslim. Maka dengan bertasawuf, seseorang akan bersikap tabah, sabar, dan

mempunyai kekuatan iman dalam dirinya, sehingga tidak mudah terpengaruh atau tergoda

oleh kehidupan dunia yang berlebihan dengan bersikap qona‘ah, yaitu sabar dan tawakal,

serta menerima apa yang telah diberikan Allah walaupun sedikit. Oleh karena itu tasawuf

betul-betul mendapatkan perhatian yang lebih dalam ajaran Islam. Banyak pendapat yang

pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam

17
Samsul Munir Amin. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Penerbit AMZAH. 2013. Hal. 97

12
agama Islam sendiri. Adapun kaum orientalis, mereka berpendapat bahwa tasawuf Islam

lahir dari kompilasi sumber-sumber asing di luar Islam, baik kristen, india, maupun yang

lain. Salah satu orientalis yang fanatis yakni Prof. Duboir yang mengembalikan tasawuf

Islam di masa pertumbuhannya pada tradisi mistis Kristen dan India. Nicholson menjelaskan

bersikap fanatis dengan kebudayaannya dan memandang bahwa tasawuf Islam terpengaruh

oleh tradisi mistisme kristen, terutama dalam hal kezuhudan (asketisme). Bahkan ia

mengatakan gerakan zuhud terinspirasi oleh idealisme Kristen. Namun, pendapatnya itu

tidak di dukung oleh bukti dan dalil sehingga tidak berapa lama kemudian ia menarik

kembali pendapatnya. Dan pada akhirnya ia pun mengakui bahsawanya tasawuf Islam

meskipun dalam pertumbuhan dan perkembangannya terpengaruh oleh kebudayaan umat-

umat lain, akan tetapi tetap mempunyai keterkaitan secara internal dengan ajaran-ajaran

Islam sendiri.18

18
Miftahul Ulum. Pendidikan Studi Islam Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan Tasawuf. Jurnal Al-
Mada. Vol. 3 No. 2. 2020. Hal. 2013

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar ilmu tasawuf menjadi upaya manusia menyempurnakan dimensi kerohanian

untuk menyempurnakan akhlak mulia. Wujud keruhanian manusia terdiri dari qalb,

bashirah, fuad, dlamir, dan sirr. Semua wujud rohani ini diisi dengan ma'rifatullah supaya

ma- nusia semakin dekat kepada Allah. Tujuan bertasawuf sebagaimana dikemukakan

Harun Nasution adalah "Menuju Tuhan". Terminal terakhir perjalanan itu adalah tempat di

mana bisa bertemu dengan Tuhan. Bertemu dengan Tuhan, jangan dipahami secara fisik,

walaupun ada yang berpendapat kelak di akhirat orang yang masuk surga dapat bertemu

denganNya.

Ada beberapa fase perkembangan Tasawuf yaitu Fase abad pertama dan kedua

Hijriyah belum bisa sepenuhnya disebut sebagai fase tasawuf tapi lebih tepat disebut sebagai

fase keZuhudan dalam pengertian masih sangat sederhana. Abad ketiga dan keempat

Hijriyah Pembahasan yang luas dalam bidang akhlak mendorong lahirnya pendalaman studi

psikologis dan gejala-gejala kejiwaan serta pengaruhnya bagi perilaku. Pada Abad Kelima

Hijriyah Disamping adanya pertentangan yang turun temukan antara ulama sufi dengan

ulama fiqh, maka abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika berkembangnya madzhab

Syiah Islamiyah yaitu suatu madzhab (paham) yang hendak mengembalikan kekuasaan

pemerintah pada keturunan Ali bin Abi Thalib. Abad Keenam, Ketujuh, dan Kedelapan

Hijriyah Perkembangan tasawuf pada abad keenam hijriyah banyak ulama tasawuf yang

sangat berpengaruh pada perkembangan tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul Futu

14
As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191 M. ia mula-mula belajar ilmu filsafat dan Ushul

fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin Al-Jily di Allepo, bahkan sebagian besar ulama

dari berbagai disiplin ilmu agama di negri itu, telah dikunjunginya untuk menimba ilmu

pengetahuan dari mereka. Pada Abad Kesembilan, Kesepuluh Hijriyah, dan

SesudahnyaDisini tasawuf sangat sunyi di dunia Islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi

dari keadaannya pada abad keenam, tujuh dan kedelapan hijriyah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmani Jamal Ma'mur. 2019. Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfud : Tasawuf Kajen

Menghadirkan Solusi, Jakarta: PT Gramedia.

Akhman Abdur dan Arif Pradono. 2023. Buku Siswa Sejarah Indonesia Untuk SMA /MA. Jawa

Barat: Penerbit Duta.

Amin Samsul Munir. 2013. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Penerbit AMZAH. 2013.

Dimyati Ahmad. 2016. Dakwah Personal Model Dakwah Kaum Naqsyabandiyah. Yogyakarta:

Penerbit Deepublish.

Dalimunte Sehat Sultoni 2021. Tasawuf Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spiritual.

Yogyakarta: Penerbit Deepublish Publisher.

Hamka. 2016. Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf dari Masa Nabi Muhammad hingga Sufi-

sufi Besar, Jakarta: Republika.

Ibrahim Muhammad Zaki. 2016. Tasawuf Hitam Putih. Jakarta: Penerbit Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri.

Kanafi Imam. 2020 Ilmu Tasawuf Penguatan Mental Spiritual dan Akhlak. Jawa Tengah:

PT.Nasya Expanding Management. 2020.

Miftahul Ulum. Pendidikan Studi Islam Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan Tasawuf. Jurnal

Al-Mada. Vol. 3. 2020. No. 2.

Muvid Muhamad Basyrul. 2020. Tasawuf dan Covid-19. Jawa Barat: Penerbit Adab.

Muvid Muhamad Basyrul. 2019. Tasawuf Sebagai Revolusi Spiritual DI Abad Global. Malang:

Penerbit Literasi Nusantara.

Negara Ahmad mansur Surya. 2014. Api Sejarah. Jawa Barat: Surya Dinasti.

16
Nurdin Eep Sopwana. 2020. Pengantar Ilmu Tasawuf. Bandung: Aslan Grafika Solition.

Rahman Abdul 2021. Hakikat Ilmu Tasawuf. Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning Center.

Sahri. 2017. Konstruk Pemikiran Tasawuf Akar Filosofis Upaya Hamba Meraih Derajat Sedekat-

Dekatnya Dengan Tuhan. Kalimantan Barat: IAIN Pontianak.

Sri Harini. 2019. Tasawuf Jawa. Yogyakarta: Araska.

Syarkhani Abdul Wahab. Sejarah Perkembangan Tasawuf. Jurnal iainsambas. Vol.6. 2023. No.1.

Zuhdi Ahmad dkk. 2020. Sejarah dan Perkembangan Dakwah di Kerinci. Jawa Barat: Cv Adanu

Abimata.

17

Anda mungkin juga menyukai