MAKALAH
Di Susun Oleh:
Andri Agasi
NIM. 2310160250
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Allah SWT. Penyusunan makalah yang
penulis buat dapat terselesaikan dengan baik, makalah ini membahas tentang “Sejarah
Perkembangan Tasawuf” oleh karena itu, jika ada penyusunan kata-kata dalam pembuatan
Namun demikian, makalah ini tetap saja membutuhkan bantuan dan kerja sama
berbagai pihak. Untuk itu penulis sebagai penyusun, mengucapkan terimakasih kepada para
Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berhadap, mudah-mudahan makalah ini bisa
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sejak pertama kali dibawa oleh Rasulullah selalu mengedepankan akhlak
terdiri dari beberapa aspek yaitu aqidah, syariat, danakhlak. Aspek ketiga ini menjadi hal
Tasawuf menjadi suatuyang penting bagi manusia yang ingin menggapai tingkatan
makrifatullah, dimana hanya manusia pilihan seperti Rasulullah yang terjaga dari
perbuatannyadosa serta cinta dunia sehingga mampu melihat Tuhan dengan hatinya.
Sesuatuyang tampak pada seseorang yang bertasawuf yaitu akhlak yang mulia.Sejak
mengorbankan seluruh waktu dan hartanya serta meninggalkan halyang bersifat duniawi
Secara historis tasawuf adalah pemandu perjalanan hidup umat manusia agar
selamat dunia dan akhirat. Hal itu karena tasawuf menjadi salah satu khazanah intelektual
muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Tidaklah berlebihan jika
misi utama kerasulan Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Sejarah juga mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain
1
Tasawuf baru muncul setelah masa sahabat dan tabi’in, tidak muncul pada masa
Nabi Muhammad SAW. Karena pada masa nabi kondisinya tidak membutuhkan tasawuf.
Perilaku umat pada masa itu sangat stabil. Selain itu, dari sudut pandang akal, jasmani,
dan rohani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang. Cara pandang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-hubungkan para
ahli untuk menjelaskan kata tasawuf. Harun Nasution misalnya, menyebutkan lima istilah
yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi
Muhammad saw, dari Mekah ke Madinah), saf (barisan), sufi (suci), sophos (bahasa Yunani:
hikmah), dan suf (kain wol). Dari keseluruhan kata-kata tersebut, bisa saja dihubungkan
dengan tasawuf. Kata ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi Muhammad saw,
dari Mekah ke Madinah), maksudnya adalah menggambarkan keadaan orang yang rela
mencurahkan jiwa raganya, harta benda dan lain sebagainya, hanya untuk Allah Swt.
Mereka itu rela meninggalkan kampung halamannya, rumah, kekayaan dan harta benda
lainnya di Mekah untuk hijrah bersama Nabi Muhammad saw ke Madinah. Tanpa ada unsur
iman dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak mungkin mereka melakukan hal
yang demikian.
Selanjutnya kata saf juga menggambarkan orang yang selalu berada di barisan depan
dalam beribadah kepada Allah Swt dan melakukan amal kebajikan. Kemudian kata sufi
(suci) maksudnya adalah menggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari
berbuat dosa dan maksiat. Kata suf (kain wol) menggambarkan orang yang hidup sederhana
dan tidak terlalu mementingkan dunia.1 Menurut Imam Junaid, tasawuf adalah
membersihkan hati dari segala sesuatu yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang
1
Abdul Rahman. Hakikat Ilmu Tasawuf. Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning Center. 2021. Hal.2.
3
menanggalkan pengaruh budi yang asal (insting) kita, memadam- kan sifat kelemahan
sebagai manusia, menjauhi seruan hawa nafsu, mendekati sifat suci rohani, bergantung
kepada ilmu hakikat, me- makai barang yang penting nasihat kepada umat ma dan utamanya
yang kekal, menaburkan memegang teguh janji Allah dalam hakikat dan mengikuti teladan
Nabi Muhammad dalam syariat.2 Secara morfologis (lughawi) tasawwuf terambil dari kata
şafa yang berarti bersih, jernih, suci. Jadi artinya ialah orang yang hatinya bersih, jernih dan
suci dari kotoran serta penuh dengan berbagai keteladanan serta senantiasa selalu mengingat
tuhannya.3
untuk menyempurnakan akhlak mulia. Wujud keruhanian manusia terdiri dari qalb,
bashirah, fuad, dlamir, dan sirr. Semua wujud rohani ini diisi dengan ma'rifatullah supaya
ma- nusia semakin dekat kepada Allah.4 Tasawuf adalah ketakwaan dan pembersihan diri.
Keduanya merupakan maqam khauf (takut) dan raja' (harapan) yang dibangun dengan
akidah dan akhlak yang teraktualisasi dalam nilai-nilai kemanusiaan. Tasawuf berasal dari
ayat Al-Qur'an yang berfungsi sebagai pengikat dunia dengan akhirat, dan menjadikannya
Harun Nasution mengatakan bahwa tasawuf adalah jalan menuju Tuhan. Kalimat
memuat dua kata kunci penting, yaitu jalan dan tujuannya Tuhan. Sebagai jalan, tasawuf
2
Hamka, Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf dari Masa Nabi Muhammad hingga Sufi- sufi Besar,
Jakarta: Republika, 2016, h. 104.
3
Ahmad Dimyati. Dakwah Personal Model Dakwah Kaum Naqsyabandiyah. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish. 2016. Hal. 21.
4
Jamal Ma'mur Asmani. Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfud : Tasawuf Kajen Menghadirkan Solusi,
Jakarta: PT Gramedia, 2019, Hal.13.
5
Muhammad Zaki Ibrahim. Tasawuf Hitam Putih. Jakarta: Penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2016.
Hal. 110.
4
adalah salah satu jalan mengenal Tuhan. Jalan mengenal Tuhan bisa juga diartikan, jalan
mendekatkan diri kepadaNya. Bisa juga maksudnya, metode sistematis untuk menuju
Tuhan. Lebih teknis kelak dalam tasawuf dikenal dengan tarekat. Tarekat itu bagaikan
organisasi yang memandu jalan menuju Tuhan. Tarekat ini bisa juga diibaratkan dengan
kendaraan menuju Tuhan. Contohnya Tarekat Naqsyabandiyah, punya sistem dan rute
menuju Tuhan. Tarekat Qodariyah juga punya sistem dan rute menuju Tuhan. Tarekat
Khalidiyah dan lain-lain juga punya sistem dan rute yang bisa saja ada kesamaan dan
perbedaannya antara satu dengan yang lainnya. Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui cara
menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin, serta memperoleh
kebahagian yang abadi. Tasawuf disebut juga sufisme. Pemikiran sufi muncul di Timur
Tengah. Kini, tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme merupakan suatu
konsep dalam Islam yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian dari batin.6
Tuhan". Terminal terakhir perjalanan itu adalah tempat di mana bisa bertemu dengan Tuhan.
Bertemu dengan Tuhan, jangan dipahami secara fisik, walaupun ada yang berpendapat kelak
di akhirat orang yang masuk surga dapat bertemu denganNya. Karena tasawuf adalah
konsepnya di dunia, maka bertemu dengan Tuhan dapat dipahami secara spiritual.
Pertemuan spiritual dengan Tuhan bisa memungkinkan jika mengasah hati secara
mendalam, sehingga ia menuju ruh, sirr, dan bahkan lubb. Semua kebaikan yang
diperintahkan oleh Allah Swt. adalah upaya dan bahkan jihad untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Hanya saja, ada yang melakukannya tanpa kehadiran spirit (jiwa). Contohnya,
6
Abdur Akhman dan Arif Pradono. Buku Siswa Sejarah Indonesia Untuk SMA /MA. Jawa Barat: Penerbit
Duta. 2023. Hal. 90.
5
sering kita mendirikan salat, tidak mencoba berkomunikasi dengan Allah seperti
berkomunikasi dengan manusia. Banyak orang mendirikan salat sekadar gerakan dan
bacaan saja. Dalam salat diharapkan kehadiran akal dan hati. Dalam bahasa tasawuf,
melaksanakan salat diharapkan menggunakan ketajaman akal, kedalaman hati (qalb dan
fuâd), kehalusan rûh, kelembutan sirr, dan kesatuan lubb.7 terdapat lima ciri umum yang
dapat menunjukkan indentitas tasawuf, yaitu: 1) Ketinggian moral; 2) Fana (sirna) ke dalam
Simbolis dalam ungkapan. Berdasarkan ciri umum di atas, tasawuf sejalan dengan Iman,
Islam dan Ihsan, sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an dan al-Sunnah.8 Ajaran-ajaran
tasawuf secara keseluruhan merupakan paduan dari berbagai ajaran keagamaan yang telah
ada. Namun harus ditekankan bahwa sumber utamanya adalah al- Qur'an dan Hadis.9
Tasawuf adalah aspek ruhani (esoteris) dalam Islam. Dalam tasawuf yang lebih
ditekankan adalah aspek ruhaniah; batiniah untuk dibina, diperbaiki dan diarahkan ke jalan
Allah agar dapat sedekat mungkin dengan-Nya. Sehingga cara mendekatinya pun harus
dengan pendekatan ruhaniah. Di antara unsur ruhani yang terdapat pada diri manusia adalah
ruh, akal dan jasad (hati). Kemuliaan manusia disbanding dengan makhluk lainnya adalah
karena manusia memiliki unsur ruh ilahi. Ruh yang dinisbahkan kepada Allah Swt.
7
Sehat Sultoni Dalimunthe. Tasawuf Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spiritual. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish Publisher. 2021. Hal.2.
8
Sahri. Konstruk Pemikiran Tasawuf Akar Filosofis Upaya Hamba Meraih Derajat Sedekat-Dekatnya
Dengan Tuhan. Kalimantan Barat: IAIN Pontianak. 2017. Hal.8.
9
Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental Spiritual dan Akhlak. Jawa Tengah: PT.Nasya Expanding
Management. 2020. Hal. 12.
6
Sebagaimana firman- Nya: "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."
Ruh Ilahi inilah yang menjadikan manusia memiliki sisi kehidupan ruhani;spiritual,
di mana kecondongan ini juga dimiliki oleh semua manusia dalam setiap agama. Karena
perasaan itu merupakan fitrah manusia. Dengan demikian, yang menjadi objek kajian
tasawuf adalah "jiwa" manusia. Tasawuf membahas tentang sikap jiwa manusia dalam
berhubungan dengan Allah Swt dan sikapnya dalam berhubungan dengan sesama makhluk.
Dalam hal ini tasawuf bertugas membersihkan jiwa itu dari sifat-sifat buruk (madzmumah)
dalam kaitan hubungan tersebut. Bila jiwa sudah suci bersih dari kotoran- kotoran, niscaya
kehidupan ini akan menjadi baik dan harmoni kehidupan akan berjalan secara stabil.
menjelaskan hati sebagai unsur immateri yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Hati
bersifat halus, lembut dan indah yang menjadi hakikat kemanusiaan dan yang mengenal dan
mengetahui segala sesuatu. Hal ini juga yang menjadi sasaran perintah, sasaran cela, sasaran
hukuman dan. tuntutan (taklif) Tuhan. Ia mempunyai hubungan dengan hati materi.
Hubungan ini sangat menakjubkan akal tentang caranya. Hubungan ini bagaikan gaya
dengan jisim, dan hubungan sifat dengan tempat lekatnya, atau seperti hubungan pemakai
khususya terkait dengan alat yang bisa dipakai untuk menggapai ma'rifah (melihat dzat
Allah dengan mata hati; bashirah). Alat tersebut adalah al qalb untuk mengetahui sifat-sifat
10
Muhamad Basyrul Muvid. Tasawuf dan Covid-19. Jawa Barat: Penerbit Adab. 2020. Hal. 22.
7
Tuhan, ruh untuk mencintai Tuhan, dan sir untuk melihat Tuhan. Sir lebih halus dari pada
ruh, dan ruh lebih halus dari pada qalb. Pandangan berbeda pula, dikemukakan oleh imam
al Hakim at Tirmidzi (255-320 H), seorang tokoh sufi Khurasan generasi kedua setelah
imam Abu Harits al Muhasibi, menjelaskan bahwa objek dan sasaran kajian tasawuf terdiri
dari empat tingkatan yakni ash-shadr, al- qalb, al-fuad dan al-lubb. Dari aspek tingkatan dan
tempatnya, al lubb berada di dalam al fuad, dan al fuad berada di dalam al qalb, al qalb
berada di dalam ash shadr. Masing-masing objek tersebut memiliki karakter dan fungsi
khusus. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa secara eksistensi masing-masing para
tokoh tasawuf berbeda-beda dalam menentukan objek kajiannya. Namun secara esensi
mereka tetap sama yakni objek kajiannya adalah masalah batiniah atau ruhaniah yang
memang menjadi titik fokus dalam dunia sufistik tak terkecuali pada tasawuf.11
sangat terkait dengan dinamika sejarah umat Islam secara umum. Tasawuf bukanlah gerakan
dan pemikiran yang tiba-tiba muncul. Ia lahir seiring dengan munculnya peristiwa-peristiwa
lain dalam sejarah termasuk peristiwa politik dan kekuasaan. Karenanya, tasawuf
sesungguhnya bagian integral dari sejarah umat Islam. Secara historis benih-benih tasawuf
secara praktis sudah muncul di masa Nabi. Hanya saja di zaman Nabi Saw. ini tasawuf
belum dibakukan sebagai sistem ilmu pengetahuan. Fenomena tasawuf di zaman Nabi Saw.
11
Muhamad Basyrul Muvid. Tasawuf Sebagai Revolusi Spiritual DI Abad Global. Malang: Penerbit
Literasi Nusantara. 2019. Hal. 12.
8
ini di antaranya bisa dilihat melalui perilaku dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dari
pribadi Nabi Muhammad Saw. Di mana hidup Nabi Saw. yang sangat sederhana dan
usahanya yang tak kenal lelah untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan hati
dan mengajarkan akhlak yang mulia. Bahkan sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul,
beliau juga sudah aktif melakukan khalwat (menyepi) untuk bermunajat kepada Allah.12
Sesuai dengan adanya gerakan tasawuf di Timur Tengah, pada masa pengembangan Islam
antara abad ke-12 M hingga abad ke-17 M, masuk pula ajaran tasawuf.13
Ada beberapa fase perkembangan tasawuf yang harus kita ketahui bersama yaitu
Fase abad pertama dan kedua Hijriyah belum bisa sepenuhnya disebut sebagai fase tasawuf
tapi lebih tepat disebut sebagai fase keZuhudan dalam pengertian masih sangat sederhana.
Adapun ciri tasawuf pada fase ini ialah lebih bersifat amaliah dari pada bersifat pemikiran.
pada pelaksanaan ibadah untuk mengejar kepentingan akhirat. Bentuk amaliah itu seperti
sebagainya. Amaliah ini menjadi lebih intensif terutama pasca terbunuhnya sahabat Utsman.
Mereka adalah Hasan al-Bashri (w 110 H) dan Rabiah al-Adawiyah (w 185 H). Tasawuf
pada pase pertama dan kedua hijriyah lebih tepat disebut sebagai keZuhudan.
Kesederhanaan kehidupan Nabi diklaim sebagai panutan jalan para zahid. Banyak ucapan
dan tindakan Nabi saw. yang mencerminkan kehidupan Zuhud dan kesederhanaan, baik dari
segi pakaian maupun makanan, meskipun sebenarnya makanan yang enak dan pakaian yang
bagus dapat dipenuhi. Dan secara logikapun tidak masuk akal andaikata Nabi saw. yang
12
Sri Harini. Tasawuf Jawa. Yogyakarta: Araska. 2019. Hal.19.
13
Ahmad mansur Surya Negara. Api Sejarah. Jawa Barat: Surya Dinasti. 2014. Hal. 106.
9
menganjurkan untuk hidup Zuhud sementara dirinya sendiri tidak melakukannya. Selain itu
ada saluran tasawuf, dalam sejarah Islam tasawuf mengacu pada prilaku Rasulullah
Abad ketiga dan keempat Hijriyah Pembahasan yang luas dalam bidang akhlak
Swt dan sebaliknya, lahir konsepsi fana', dari Abu Yazid Albusthami (w 216 H) dengan
demikian sebuah ilmu telah terbentuk khusus bagi kalangan kaum Sufi yang berbeda dengan
ilmu fiqh, baik dari segi objek, metodologi tujuan dan istilah-istilah yang digunakan.
Apabila abad pertama dan kedua Hijriyyah disebut fase asketisisme (keZuhudan), maka
abad ketiga dan keempat disebut sebagai fase tasawuf. Praktisi kerohanian yang pada masa
sebelumnya digelari dengan berbagai sebutan seperti zahid, abid, nasik, qari dan sebagainya,
Pada Abad Kelima Hijriyah Disamping adanya pertentangan yang turun temukan
antara ulama sufi dengan ulama fiqh, maka abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika
berkembangnya madzhab Syiah Islamiyah yaitu suatu madzhab (paham) yang hendak
14
Ahmad Zuhdi dkk. Sejarah dan Perkembangan Dakwah di Kerinci. Jawa Barat: Cv Adanu Abimata.
2020. Hal. 23.
15
Eep Sopwana Nurdin. Pengantar Ilmu Tasawuf. Bandung: Aslan Grafika Solition. 2020. Hal. 16.
10
Abad Keenam, Ketujuh, dan Kedelapan Hijriyah Perkembangan tasawuf pada abad
keenam hijriyah banyak ulama tasawuf yang sangat berpengaruh pada perkembangan
tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191
M. ia mula-mula belajar ilmu filsafat dan Ushul fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin
Al-Jily di Allepo, bahkan sebagian besar ulama dari berbagai disiplin ilmu agama di negri
sunyi di dunia Islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaannya pada abad keenam,
tujuh dan kedelapan hijriyah. Faktor yang menonjol menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf
di dunia Islam yaitu: 1) Karena memang ahli tasawuf sudah kehilangan kepercayaan di
kalangan masyarakat Islam, sebab banyak diantara mereka yang terlalu menyimpang di
ajaran islam yang sebenarnya. 2) Karena ketika itu, penjajah bangsa Eropa yang beragama
nasrani sudah menguasai seluruh negri Islam. Tentu paham-paham selalu dibawa dan
pahamnya.16
guna membimbing masyarakat, di antaranya adalah KH. Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin
yang memiliki banyak jamaah. Demikian pula KH. Habib Luthfi bin Yahya dari
16
Abdul Wahab Syakhrani. Sejarah Perkembangan Tasawuf. Jurnal iainsambas. Vol.6 No.1. 2023.
Hal.46.
11
menuju jalan kedamaian, di tengah-tengah kehidupan modern yang dirasakan semakin
keberadaan tasawuf bagi kalangan masyarakat modern seperti sekarang ini tetap dibutuhkan
keberadaannya. Pada saat ini, hati manusia telah terkikis oleh pandangan dunia materialistis
yang berpikir serba kebendaan. Dengan demikian, tasawuf merupakan alternatif bagi
pelarian masyarakat modern yang ingin mempertajam mata hati menuju jalan Tuhan.17
Ajaran Tasawuf dalam Islam, memang tidak sama kedudukan hukumnya dengan
rukun-rukun Iman dan rukun-rukun Islam yang sifatnya wajib, tetapi ajaran Tasawuf
bersifat sunnat. Maka Ulama Tasawuf sering menamakan ajarannya dengan istilah Fadailu
al-A‘mal‖ (amalan-amalan yang hukumnya lebih afdhal, tentu saja maksudnya amalan
sunnat yang utama. Tasawuf merupakan pengontrol jiwa dan membersihkan manusia dari
kotoran-kotoran dunia di dalam hati, melunakan hawa nafsu, sehingga rasa takwa hadir dari
hati yang bersih dan selalu merasa dekat kepada Allah. Tujuan tasawuf itu menghendaki
manusia harus menampilkan ucapan, perbuatan, pikiran, dan niat yang suci bersih, agar
menjadi manusia yang berakhlak baik dan sifat yang terpuji, sehingga menjadi seorang
hamba yang dicintai Allah SWT. Oleh karena itu, sifat-sifat yang demikian perlu dimiliki
oleh seorang muslim. Maka dengan bertasawuf, seseorang akan bersikap tabah, sabar, dan
mempunyai kekuatan iman dalam dirinya, sehingga tidak mudah terpengaruh atau tergoda
oleh kehidupan dunia yang berlebihan dengan bersikap qona‘ah, yaitu sabar dan tawakal,
serta menerima apa yang telah diberikan Allah walaupun sedikit. Oleh karena itu tasawuf
betul-betul mendapatkan perhatian yang lebih dalam ajaran Islam. Banyak pendapat yang
pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam
17
Samsul Munir Amin. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Penerbit AMZAH. 2013. Hal. 97
12
agama Islam sendiri. Adapun kaum orientalis, mereka berpendapat bahwa tasawuf Islam
lahir dari kompilasi sumber-sumber asing di luar Islam, baik kristen, india, maupun yang
lain. Salah satu orientalis yang fanatis yakni Prof. Duboir yang mengembalikan tasawuf
Islam di masa pertumbuhannya pada tradisi mistis Kristen dan India. Nicholson menjelaskan
bersikap fanatis dengan kebudayaannya dan memandang bahwa tasawuf Islam terpengaruh
oleh tradisi mistisme kristen, terutama dalam hal kezuhudan (asketisme). Bahkan ia
mengatakan gerakan zuhud terinspirasi oleh idealisme Kristen. Namun, pendapatnya itu
tidak di dukung oleh bukti dan dalil sehingga tidak berapa lama kemudian ia menarik
kembali pendapatnya. Dan pada akhirnya ia pun mengakui bahsawanya tasawuf Islam
umat lain, akan tetapi tetap mempunyai keterkaitan secara internal dengan ajaran-ajaran
Islam sendiri.18
18
Miftahul Ulum. Pendidikan Studi Islam Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan Tasawuf. Jurnal Al-
Mada. Vol. 3 No. 2. 2020. Hal. 2013
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk menyempurnakan akhlak mulia. Wujud keruhanian manusia terdiri dari qalb,
bashirah, fuad, dlamir, dan sirr. Semua wujud rohani ini diisi dengan ma'rifatullah supaya
ma- nusia semakin dekat kepada Allah. Tujuan bertasawuf sebagaimana dikemukakan
Harun Nasution adalah "Menuju Tuhan". Terminal terakhir perjalanan itu adalah tempat di
mana bisa bertemu dengan Tuhan. Bertemu dengan Tuhan, jangan dipahami secara fisik,
walaupun ada yang berpendapat kelak di akhirat orang yang masuk surga dapat bertemu
denganNya.
Ada beberapa fase perkembangan Tasawuf yaitu Fase abad pertama dan kedua
Hijriyah belum bisa sepenuhnya disebut sebagai fase tasawuf tapi lebih tepat disebut sebagai
fase keZuhudan dalam pengertian masih sangat sederhana. Abad ketiga dan keempat
Hijriyah Pembahasan yang luas dalam bidang akhlak mendorong lahirnya pendalaman studi
psikologis dan gejala-gejala kejiwaan serta pengaruhnya bagi perilaku. Pada Abad Kelima
Hijriyah Disamping adanya pertentangan yang turun temukan antara ulama sufi dengan
ulama fiqh, maka abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika berkembangnya madzhab
Syiah Islamiyah yaitu suatu madzhab (paham) yang hendak mengembalikan kekuasaan
pemerintah pada keturunan Ali bin Abi Thalib. Abad Keenam, Ketujuh, dan Kedelapan
Hijriyah Perkembangan tasawuf pada abad keenam hijriyah banyak ulama tasawuf yang
sangat berpengaruh pada perkembangan tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul Futu
14
As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191 M. ia mula-mula belajar ilmu filsafat dan Ushul
fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin Al-Jily di Allepo, bahkan sebagian besar ulama
dari berbagai disiplin ilmu agama di negri itu, telah dikunjunginya untuk menimba ilmu
SesudahnyaDisini tasawuf sangat sunyi di dunia Islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi
15
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Jamal Ma'mur. 2019. Tasawuf Sosial KH. MA. Sahal Mahfud : Tasawuf Kajen
Akhman Abdur dan Arif Pradono. 2023. Buku Siswa Sejarah Indonesia Untuk SMA /MA. Jawa
Amin Samsul Munir. 2013. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Penerbit AMZAH. 2013.
Dimyati Ahmad. 2016. Dakwah Personal Model Dakwah Kaum Naqsyabandiyah. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.
Dalimunte Sehat Sultoni 2021. Tasawuf Menyelami Makna Menggapai Kebahagiaan Spiritual.
Hamka. 2016. Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf dari Masa Nabi Muhammad hingga Sufi-
Ibrahim Muhammad Zaki. 2016. Tasawuf Hitam Putih. Jakarta: Penerbit Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Kanafi Imam. 2020 Ilmu Tasawuf Penguatan Mental Spiritual dan Akhlak. Jawa Tengah:
Miftahul Ulum. Pendidikan Studi Islam Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan Tasawuf. Jurnal
Muvid Muhamad Basyrul. 2020. Tasawuf dan Covid-19. Jawa Barat: Penerbit Adab.
Muvid Muhamad Basyrul. 2019. Tasawuf Sebagai Revolusi Spiritual DI Abad Global. Malang:
Negara Ahmad mansur Surya. 2014. Api Sejarah. Jawa Barat: Surya Dinasti.
16
Nurdin Eep Sopwana. 2020. Pengantar Ilmu Tasawuf. Bandung: Aslan Grafika Solition.
Rahman Abdul 2021. Hakikat Ilmu Tasawuf. Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning Center.
Sahri. 2017. Konstruk Pemikiran Tasawuf Akar Filosofis Upaya Hamba Meraih Derajat Sedekat-
Syarkhani Abdul Wahab. Sejarah Perkembangan Tasawuf. Jurnal iainsambas. Vol.6. 2023. No.1.
Zuhdi Ahmad dkk. 2020. Sejarah dan Perkembangan Dakwah di Kerinci. Jawa Barat: Cv Adanu
Abimata.
17