Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM


“MODEL PENELITIAN TASAWUF”

Disusun oleh kelompok 4:


ANANDA EMBUN MAULYDIA
AHMAD ULIL MA’ARIF
TIARA SHALINA

Dosen Pengampu:
MUHAMMAD ALFIAN, S.Pd.I, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
2021 M / 1443 H

1
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat Menyelesaikan tugas ini tanpa adanya halangan
apapun sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah METODOLOGI
STUDI ISLAM. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
para pembaca. Aamiin

Sungai penuh, November 2021

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………… 4
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TASAWUF………………………………………….. 5
B.MODEL PENELITIAN TASAWUF………………………………….. 6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………..................... 9
B. SARAN………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………......................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi islam yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia. Ia
mencakup berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia yang bersifat lahiriyah muapun
bathiniyah.

Tasawuf mulai mendapatkan perhatian dan dituntut peranannya untuk terlibat secara aktif
dalam mengatasi masalah-masalah keduniawian. Hal ini terlihat bahwa tuntutan zaman yang
semakin membara membuat sebagian masyarakat cenderung mengarah kepada degradasi
moral dan keterpurukan akhlak. Manusia cenderung melakukan sesuatu atas dasar kebebasan.
Sehingga ia semene-mena dan acuh tak acuh terhadap akibat yang ditimbulkan oleh
perbuatannya.
Tasawuf memiliki potensi dan otoritas yang tinggi dalam menangani masalah ini.
Tasawuf secara intensif memberikan pendekatan-pendekatan agar manusia selalu merasakan
kehadiran Tuhan dalam kesehariannya. Kehadirannya berupaya untuk mengatasi krisis akhlak
yang terjadi di masyarakat islam di masa lalu (klasik) tahun 650-1250 M. Masa dimana
kehidupan manusia bersifat foya-foya dan suka menghamburkan harta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Tasawuf ?
2. Apa saja metode penelitian tasawuf ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tasawuf.
2. Mengetahui metode penelitian tasawuf.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TASAWUF

Tasawuf dari segi kebahasaan terdapat sejumlah istilah yang dihubungkan orang dengan
tasawuf. Harun Nasution misalnya, menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan
tasawuf yaitu:al-suffah (ahl al-suffah) yaitu orang yang ikut pindah nabi dari makkah ke
madinah, Shaf yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjamaah, Sufiyaitu
bersih dan suci,Shopos dan (Bahasa Yunani yang artinya Hikmah) danShuf(kain wol kasar).
Ditinjau dari lima bahasa di atas, maka tasawuf dari segi istilah menggambarkan keadaan
yang selalu beroreantasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup
sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela berkorban demi tujuan-tujuan yang lebih mulia
disisi Allah.Sikap demikian pada akhirnya membawa seseorang berjiwa tangguh, memiliki
daya tangkal yang kuat dan efektif terhadap berbagai godaan hidup yang menyesatkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf brasal dari bahasa yunani kuno yang telah di
arabkan, theo safie artiya ilmu ketuhanan, kemudian di arabkan dan di ucapkan dengan lidah
orang arab sehingga berubah menjadi tasa-wuf.
Selanjutnya, secara istilah tasawuf memiliki tiga sudut pandang pengertian. Pertama,
sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas. Tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya
penyucian diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian
hanya kepada Allah. Kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang.
Sebagai makhluk yang harus berjuang, manusia harus berupaya memperindah diri dengan
akhlak yang bersumber pada ajaran agama, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
swt.Ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan. Sebagai fitrah yang memiliki
kesadaran akan adanya Tuhan, harus bisa mengarahkan jiwanya serta selalu memusatkan
kegiatan-kegiatan yang berhubungna dengan Tuhan.
Jika ketiga definisi tasawuf tersebut satu sama lainnya di hubungkan, maka segera
nampak bahwa tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang
dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi, selalu dekat dengan allah,
sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.
Fungsi dari tasawuf adalah mengingatkan kembali manusia siapa ia sebenarnya, yang
berarti manusia dibangunkan dari mimpinya yang ia sebut dengan kehidupan sehari-hari dan
bahwa jiwanya bebas dari pembatasan-pembatasan khayali egonya itu yang memiliki
timbangan obyektif di dalam apa yang di sebut kehidupan dunia menurut bahasa keagamaan.

5
B. MODEL PENELITIAN TASAWUF

Sejalan dengan fungsi dan peran taswuf yang demikian itu, maka di kalangan para ahli telah
timbul upaya untuk melakukan penelitian tasawuf. Berbagai bentuk dan model penelitian
tasawuf secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Model Sayyed Husein Nasr

Sayyed Husein Nasr selama ini dikenal sebagai ilmuwan muslim kenamaan di abad
modern yang amat produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah. Perhatiannya terhadap
pengembangan studi islam begitu besar,termasuk kedalam bidang tasawuf. Hasil penelitiannya
dalam bidang tasawuf ia sajikan dalam bentuk bukunya berjudul Tasawuf Dulu dan
Sekarang yang diterjemahkan oleh Abdul Hadi WM dan diterbitkan oleh pustaka
firdaus,Jakarta tahun 1985.

Didalam buku tersebut disajikan hasil penelitiannya di bidang tasawuf dengan


menggunakan pendekatan tematik, yaitu pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran tasawuf
sesuai dengan tema-tema tertentu. Diantaranya uraian tentang fungsi tasawuf, yaitu tasawuf
dan pengutuhan manusia. Di dalamnya dinyatakan bahwa tasawuf merupakan sarana untuk
nenjalin hubungan yang intens dengan Tuhan dalam upaya mencapai keutuhan manusia.

Selanjutnya dikemukakan pula tentang tingkatan-tingkatan kerohanian dalam taswuf,


manusia di dalam kelanggengan ditengah perubahan yang Nampak. Setelah itudikemukakan
pula perkembangan taswuf yang terjadi pada abad ketujuh dan mazhab Ibn Arabi, serta islam
dan pertemuan agama-agama. Selanjutnya dikemukakan tentang problema lingkungan dalam
cahaya taswuf, penaklukan alam dan ajaran islam tentang pengetahuan timur.

Dari Uraian singkat di atas terlihat bahwa model penelitian taswuf yang diajukan Husein
Nasr adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan tematik yang berdasarkan pada studi kritis
terhadap ajaran tasawuf yang pernah berkembang dalam sejarah.

2. Model Mustafa Zabri

Mustafa Zahri memusatkan perhatiannya terhadap taswuf dengan menulis buku


berjudul kunci Memahami Ilmu Tasawuf diterbitkan oleh Bina Ilmu, Surabaya, tahun 1995.
Penelitian yang dilakukan bersifat eksploratif, yakni menggali ajaran tasawuf dan berbagi
literatur ilmu tasawuf. Dalam buku yang berjumlah 26 (dua puluh enam bab) tersebut, disajikan
tentang kerohanian yang didalamnya dimuat tentang contoh kehidupan Nabi Muhammad
SAW, kunci mengenal Tuhan,sendi kekuatan batin,Fungsi kerohanian dalam menentramkan
batin,tarekat dari segi arti dan tujuannya.

6
Selanjutnya dikemukakan tentang membuka tabir (bijab) yang membatasi diri dengan
Tuhan, zikrullah, istighfar dan bertaubat, doa, waliyullah, keramat, mengenal diri sebagai cara
untuk mengenal Tuhan,makna laila illa Allah, hakikat pengertian tasawuf, catatan sejarah
perkembangan tasawuf dan ajaran tentang ma’rifat.

Dengan demikian penelitian tersebut semata bersifat eksploratif yang menekankan pada
ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan literatur yang tertulis oleh para ulama
terdahulu serta dengan mencari sandaran pada al-Qur’an Hadits.

3. Model Kautsar Azhari Noor

Kautsar Azhar Noor melakukan penelitian yang berjudulIbn Arabi :Wabdat al-Wujud
dalam perdebatan, dan telah diterbitkan oleh parmadian, Jakarta, tahun 1995. Dengan judul
tersebut, terlihat bahwa penelitian yang ditempuh kautsar adalah studi tentang tokoh dengan
pahamnya yang khas, yang dalam hal Ibn Arabi dengan pahamnya Wahdat al-Wujud.
Penelitian ini cukup menarik, karena dilihat dari segi paham yang dibawakannya, yaitu Wahdat
al-Wujud telah menimbulkan kontroversi dikalangan para ulama, karena paham tersebut dinilai
membawa paham reinkamasi, atau paham serba Tuhan, yakni Tuhan menjelma dalam berbagai
ciptaan-Nya, sehingga dapat mengganggu keberadaan zat Tuhan.

Paham wahdat al-Wujud ini timbul dari paham bahwa Allah sebagaiman diterangkan
dalam uraian tentang hulul, ingin melihat diri-Nya diluar diri-Nya. Oleh karena itu dijadikan-
Nya ala mini. Maka ini merupakan cerminbagi Allah. Dikala ia ingin melihat diri-Nya, ia
melihat kepada alam, pada benda-benda yang ada dalam alam, karena dalam tiap-tiap benda
itu terdapat sifat Tuhan mekihat diri-Nya.Dari sini timbullah paham kesatuan. Yang ada dalam
alam ini kelihatan banyak, tetapi sebenarnya itu satu. Tak ubahnya halini sebagai orang yang
melihat dirinya dalam beberapa cermin yang diletakkan disekelilingnya. Didalam tiap cermin
ia lihat dirinya, dalam cermin itu dirinya kelihatan banyak, tetapi dirinya sebenarnya
satu. Inilah yang selanjutnya menimbulkan perdebatan yang menghebohkan, karena dapat
membawa paham seolah-olah Tuhan ada di mana-mana, menyatu dengan benda-benda alam,
padahal yang sesungguhnya bukanlah demikian. Tuhan tetap satu, yang banyak itu hanyalah
sifat Tuhan, bukan zat- Nya. Dengan demikian mereka yang mengira Ibn Arabi membawa
paham banyak Tuhan, tidaklah tepat. Tuhan dalam arti zat-Nya tetap satu, namum sifat-Nya
banyak. Sifat Tuhan yang banyak itu pun dalam arti kualitas atau mutunya berbeda dengan sifat
yang dimiliki manusia. Tuhan misalnya, Maha Mengetahui, dan pengetahuannya itu meliputi
segala sesuatu dan tidak terbatas, sedangkan sifat manusia tidak mencakup segala hal, dan
sifatnya amat terbatas.

7
4. Model Harun Nasution

Harusn Nasution, Guru Besar dalam bidang Teologi dan Filsafat islam juga menaruh
perhatian terhadap penelitian dibidang tasawuf ia tuangkan antara lain dalam bukunya
berjudul Falsafat dan Mistismedalam Islam, yang diterbitkan oleh Bulan Bintang, Jakarta,
terbitan pertama tahun 1973. Penelitian yang dilakukan Harun Nasution pada bidang tasawuf
ini mengambil pendekatan tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan
untuk dekat pada Tuhan,zuhud dan station-station lain, al-mahabbah, al-ma’rifah, al-fan dan
al-baqa, al-ittihad, al-hulul dan wahdat al-wujud. Pda setiap topikl tersebut selain dijelaskan
tentang isi ajaran dari tiap topic tersebut dengan data-data yang didasarkan pada literature
kepustakaan, juga dilengkapi dengan tokoh yang memperkenalkannya. Selain itu Harun
Nasution mencoba mengemukakan latar belakang sejarah timbulnya paham tasawuf dalam
Islam.

Penelitian yang menggunakan pendekatan tematik tersebut terasa lebih menarik karena
langsung menuju kepada persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan yang bersifat
tokoh. Penelitian tersebut sepenuhnya dersifat deskriptif eksploratif, yakni menggambarkan
ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa walaupun hanya
dalam garis besarnya saja. Dengan penelitian seperti ini peneliti mengemukakan apa adanya
dengan sedikit melakukan perbandingan antar satu ajaran dengan ajaran tasawuf lainnya,
namun hal ini pun bukan ditujukan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari ajaran-ajaran
tersebut, tetapi sekedar intuk memperjelas ajaran tersebut.Hal ini biasanya dilakukan dalam
suatu penelitian deskripitif, karena tidak ada problema atau teori tertentu yang akan diuji
kebenarannya.

5. Model A.J.Arberry

Arberry, salah seorang peneliti barat kanamaan banyak melalukan studi keislaman,
termasuk dalam bidang tasawuf. Dalam bukunya berjudul Pasang surut Aliran Tasawuf,
Arberry mencoba menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik dan
pendekatan tokoh. Dengan pendekatan demikian ia coba kemukakan tentang firman tuhan,
kehudupan nabi, para Zahid, para sufi, para ahli teori tasawuf, struktur teori tasawuf dan amalan
tasawuf, Terikat sufi,teosofi dalam aliran tasawuf serta runtuhnya aliran tasawuf. Dari isi
penelitian tersebut, Nampak bahwa Arberry menggunakan Analisa kesejarahan, yakni berbagai
tema tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarahnya, dan tidak dilakukan proses aktualisasi
nilai atau mentransformasikan ajaran-ajaran tersebut kedalam makna kehidupan modern yang
lebih luas.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tasawuf dari segi kebahasaan terdapat sejumlah istilah yang dihubungkan orang dengan
Tasawuf,diantaranya:
1. Al-suffah(ahl al-suffah) yaitu orang yang ikut pindah nabi dari Makkah kemadinah
2. Shaf yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjamaah
3. Sufi yaitu bersih dan suci
4. Shopos (Bahasa Yunani yang artinya hikmah) dan,
5. Shuf (kain wol kasar).
Dari segi istilah menggambarkan keadaan yang selalu beroreantasi kepada kesucian jiwa,
mengutamkan panggilan Allah , berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela
berkorban demi tujuan-tujuan yang lebih mulia disisi Allah SWT.
Berbagai bentuk dan model penelitian tasawuf secara ringkas dapat dikemukan sebagai
berikut:
1. Model sayyed husein nasr
2. Model Mustafa zabri
3. Model kautsar azhari noor
4. Model harun nasution
5. Model arberry

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini kami berharap bisa menyampaikan ilmudan memberikan
manfaat bagi pembaca. Apabila dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan, baik dalam
penyusunan kata-kata maupun materi, kami mohon masukan. Dengan demikian akan lebih
baik dan lebih menyempurnakan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Ahmad. 2013. Memahami metodologi studi islam. Yogyakarta:Teras.


Endang, Saifuddin. 1986. Kuliah islam. Jakarta; Rajawali press, hlm 121.
Nata, Abuddin. 1998. Metodologi studi islam. Jakarta:PT raja grafindo persada, hlm 240.
Ibid, 246

10

Anda mungkin juga menyukai