Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU TAUHID

“NAIK TURUNNYA IMAN”

Disusun Oleh : Kelompok 2


TEDDY R. KURNIAWAN
TIARA SHALINA

Dosen Pengampu:
ULFA PIRMANI, S.S.i, M. Sy

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
2022
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat Menyelesaikan tugas ini tanpa adanya halangan
apapun sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
para pembaca. Aamiin

Sungai penuh, Februari 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 1
C. TUJUAN............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN IMAN ....................................................................................................... 2
A. HAL HAL YANG MENDUKUNG NAIKNYA IMAN SESEORANG ...................... 2
B. HAL HAL YANG MENJADIKAN IMAN SESEORANG MENURUN ..................... 3
C. SOLUSI DAN CARA MEMELIHARA IMAN .......................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya ialah
keimanannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya bahwa apapun peristiwa yang
terjadi di alam ini dan apa pun yang terjadi pada diri manusia adalah berkat qadha’ dan taqdir
Allah. Iman ialah melindungkan diri dibawah naungan Allah SWT dengan teguh memegang
aqidah yang tersurat di dalam Al Qur’an dan Hadits atau sunnah.
Keimanan kepada Allah SWT itu merupakan hubungan yang semulia-mulianya antar
manusia dengan dzat yang Maha menciptakan. Keimanan bukanlah semata-mata ucapan yang
keluar dari bibir dan lidah saja ataupun semacam keyakinan dalam hati belaka, tetapi keimanan
yang sebenar-benarnya adalah merupakan suatu akidah atau kepercayaan yang memenuhi
seluruh isi hati nurani dan dari situ akan muncul pulalah bekas-bekas atau kesan-kesannya.
Iman yang ada dalam hati kita dapat mengalami kenaik dan turunan sehingga iman
tersebut bisa bertambah kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari. Naik turunnya iman
yang kita miliki tergantung kepada diri kita sendiri dalam menjaganya. Sebagai seorang
muslim, tentunya kita menginginkan agar iman yang kita miliki tidak berkurang, tapi justru
bertambah kuat. Karenanya, kita harus mengetahui apa saja yang mempengaruhi naik turunnya
kadar keimanan dalam diri kita.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengkaji dan mengulas tentang naik dan turunnya iman, maka diperlukan
bahasan yang penulis buat dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja hal hal yang mendukung naiknya iman seseorang?
2. Apa saja hal hal yang menjadikan iman seseorang menurun?
3. Bagaimana solusi dan cara memelihara iman?
C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah ilmu tauhid dan;
2. Menambah referensi mengenai naik dan turunnya iman.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN IMAN
Iman secara etimologi berasal dari Bahasa arab amana yu’minu-imanan. Artinya
percaya atau membenarkan. Secara terminology, iman adalah keyakinan atau pembenaran
dalam hati, diucapkan dalam perkataan (lisan), dan diamalkan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan, dan berkurang dengan melakukan kemaksiatan.1
Seseorang dapat dikatakan memiliki iman sempurna ketika dirinya bisa memenuhi tiga
unsur keimanan, yakni membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan perbuatan.
Beriman kepada Allah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang.
Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
swt dalam Al-Quran yang artinya:
َٰٓ َّ
ِ ‫ِى أَنزَ َل مِ ن َق ْب ُل ۚ َو َمن َي ْكفُ ْر ِب‬
‫ٱّلل َو َم َل ِئ َك ِتِۦه‬ ِ َ ‫سو ِلِۦه َو ْٱل ِكت‬
َٰٓ ‫ب ٱ َّلذ‬ ِ َ‫سو ِلِۦه َو ْٱل ِكت‬
َ ‫ب ٱ َّلذِى ن ََّز َل‬
ُ ‫ع َلى َر‬ ِ َّ ‫ََٰٓيأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓوا َءامِ نُوا ِب‬
ُ ‫ٱّلل َو َر‬
‫ضلَ ًل بَعِيدًا‬ ۢ َ ‫ض َّل‬ َ ْ‫ٱل َءاخِ ِر فَقَد‬ ْ ‫س ِلِۦه َو ْٱليَ ْو ِم‬ ُ ‫َو ُكت ُ ِبِۦه َو ُر‬
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)2

A. HAL HAL YANG MENDUKUNG NAIKNYA IMAN SESEORANG

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as
Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu
menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas.
Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di
antaranya:
1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu
4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya
5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka.3

1
Latif Muhammad, Pendidikan agama islam dan budi pekerti, Hlm 8.
2
(Q.S. An Nisa : 136)
3
Syamhudi Kholid, “Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman” https://muslim.or.id/1998-sebab-bertambah-
dan-berkurangnya-iman.html (diakses pada 18 februari 2022, pukul 20.38).

2
Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan
keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan
merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.
Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Di antara sebab dan faktor
pendorong keimanan adalah tafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi
serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat
yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.
Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas,
memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang
dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan
pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan,
“Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah
sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan,
semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan
mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka
yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan
utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga
penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan,
sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya
amalan.”4

B. HAL HAL YANG MENJADIKAN IMAN SESEORANG MENURUN


Ada banyak hal yang dapat menurunkan kadar keimanan yang ada dalam diri kita. Secara
garis besar, sebab-sebab yang menurunkan kadar keimanan dapat datang dari dalam diri kita
sendiri, dan dari pihak luar.
➢ Hal-hal yang menurunkan kadar keimanan, yang berasal dari dalam diri kita
diantaranya adalah:
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu hal yang mengakibatkan berbagai perbuatan
buruk. Boleh jadi seseorang berbuat buruk karena ia tidak mengetahui bahwa
perbuatannya itu dilarang oleh agama.
Bahkan bisa jadi ia tidak tahu akan balasan atas perbuatannya kelak di akhirat.
Karena itu, marilah kita berupaya semaksimal mungkin untuk mencari dan
menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sehingga terhindar dari perbuatan-perbuatan
yang buruk, sebagai akibat dari kebodohan kita sendiri.5

4
Syamhudi Kholid, “Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman” https://muslim.or.id/1998-sebab-bertambah-
dan-berkurangnya-iman.html (diakses pada 18 februari 2022, pukul 20.38).
5
Cahya islam, “Naik Turunnya Iman” https://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/12/naik-turunnya-iman/
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

3
2. Ketidak-pedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban
Keengganan seseorang dalam ketika berurusan dengan hal-hal yang berbsifat
ukhrowi membuatnya sulit untuk dapat melakukan kebaikan. Padahal berbuat baik
sudah merupakan salah satu hal yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa
ta’alaa. Melupakan kewajibannya sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu wa ta’alaa dapat pula menyebabkan kadar iman kita berkurang. Padahal,
kita sebagai manusia diciptakan Allah Subhanahu wa ta’alaa semata-mata untuk
beribadah kepadanya. Nafsu duniawi membuat orang lupa kewajiban utamanya ini.
Akibatnya, ia akan semakin jauh dari cahaya Allah Subhanahu wa ta’alaa.

3. Menyepelekan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa ta’alaa


Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah
diperintahkan dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa. Sebagai akibatnya,
orang yang menganggap sepele perintah dan larangan-Nya akan senang sekali
melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sering juga ia menganggap bahwa apa yang
dilakukannya hanyalah dosa kecil. Padahal, jika dilakukan terus menerus, dosa-
dosa kecil tersebut akan semakin besar. Karena terbiasa melakukan dosa-dosa kecil,
maka ia sudah tidak ada perasaan takut dan ragu lagi untuk melakukan dosa-dosa
besar.

4. Berbuat dosa
Dosa sangat mempengaruhi lemahnya iman,sekalipun pengaruh bertingkat
tingkat sesuai dengan jenis apakah dosa kecil atau besar. Waktunya,ukurannya,
pelakunya dan lain sebagainya. Dan sebagai penopang seorang hamba agar tidak
terjerumus dalam dosa hendaknya dia selalu ingat bahwa dosa akan menimbulkan
bahaya dan dampak negative bagi orang lain6.

5. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat


Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah Subhanahu wa ta’alaa
menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam
diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat
salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung
terus hingga si punya jiwa meninggal dunia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “..barang siapa yang diberi


petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang
disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”.

Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan
beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan
sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan
cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita7.

6
Mujahidin Rizal, “Naik Turunnya Iman” https://id.scribd.com/document/384479654/Naik-Turunnya-Iman
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54)
7
Cahya islam, “Naik Turunnya Iman” https://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/12/naik-turunnya-iman/
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

4
➢ Sedangkan dari luar diri kita, ada beberapa hal yang dapat menurunkan kadar keimanan
kita, diantaranya adalah:
a. Syaithan
Syaithan adalah musuh manusia. Tujuan syaithan adalah untuk merusak keimanan
orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah Subhanahu
wa ta’alaa, maka ia menjadi sarang syaithan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak
patuhan terhadap Allah Subhanahu wa ta’alaa, membujuknya melakukan dosa.
b. Bujuk rayu dunia
Allah Subhanahu wa ta’alaa berfirman dalam Al Quran:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbanggabangga tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid: 20).
Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia adalah untuk akhirat. Dunia ini merupakan
tempat kita untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan kita di akhirat kelak. Segala
kesenangan yang ada di dunia ini merupakan kesenangan semu.
Namun tidak sedikit orang yang tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela
melakukan apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus mrnyalahi perintah Allah
SWT sekalipun.
c. Pergaulan yang buruk
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama
teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia
mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana
pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai nilai agama Islam.
Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing
bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan
aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak
sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan
ketika hendak melakukan sholat.8

C. SOLUSI DAN CARA MEMELIHARA IMAN


Agar kadar iman dalam diri kita tidak menurun, kita harus selalu menjaga dan memelihara
keimanan kita dengan baik. Bahkan sebisa mungkin, kita harus berupaya untuk meningkatkan
kadar keimanan yang kitamiliki. Namun, meningkatkan kadar keimanan bukanlah hal yang

8
Cahya islam, “Naik Turunnya Iman” https://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/12/naik-turunnya-iman/
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

5
mudah. Ada banyak usaha yang harus kita lakukan, terlebih lagi dengan begitu banyaknya
godaan yang mampu meruntuhkan keimanan kita.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mempertebal kadar iman kita:
1. Mempelajari ilmu agama islam yang bersumber pada Al Quran dan hadist.
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk dapat mempelajari ilmu agama,
yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadist.
Beberapa cara untuk menambah pengetahuan kita tentang agama islam
diantaranya adalah:

• Memperbanyak membaca Al Quran dan merenungkan maknanya


Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan
masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat
Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan
Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau
membuat tenang seorang pencari ketenangan.

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orangorang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad: 29)
”Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’: 82)

• Mempelajari sifat-sifat Allah SWT


Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat
dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan
hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha
Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat
sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah
untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan
Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang
karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

• Mempelajari sejarah kehidupan (Siroh) Rasulullah SAW


Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian
berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi
pesan-pesan beliau selaku utusan Allah Subhanahu wa ta’alaa9.

9
Mujahidin Rizal, “Naik Turunnya Iman” https://id.scribd.com/document/384479654/Naik-Turunnya-Iman
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

6
Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan
bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik
bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si
sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama
ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat
mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat
kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim)

Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga,
dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah
memahami dan mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

• Mempelajari kualitas agama islam


Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang
diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap
kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan
etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada
adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan
suami -istri pun ada aturannya.

• Mempelajari kehidupan orang-orang sholeh


Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang
yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman
kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud.
Umar ra pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika
tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain
menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu
kali sholatnya.
Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya
berturutturut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau
seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah
ceritacerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang
meningkatkan keimanannnya.

2. Merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa ta’alaa yang ada di Alam


(ma’rifatullah)
Renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada
kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur
dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon
dan sel-sel atom. 10

10
Mujahidin Rizal, “Naik Turunnya Iman” https://id.scribd.com/document/384479654/Naik-Turunnya-Iman
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

7
Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu keajaiban Al Qur’an
adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun
ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal “hari” disebut
sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata
jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan.

Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama
dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali
sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat
dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah.

Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang
lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula
mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang
sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya.

Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah
diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri
kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam
semesta ini.

3. Melakukan amal kebaikan dengan ikhlas


Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap
melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha
dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a. Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu
menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan
harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.

b. Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar,
mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain
kepada kebaikan, melarang kemungkaran.

c. Amalan Anggota Tubuh


Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk
bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di
mesjid (khususnya bagi pria).11

11
Mujahidin Rizal, “Naik Turunnya Iman” https://id.scribd.com/document/384479654/Naik-Turunnya-Iman
(diakses pada 18 februari 2022, pukul 20:54).

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iman adalah keyakinan atau pembenaran dalam hati, diucapkan dalam perkataan
(lisan), dan diamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan, dan
berkurang dengan melakukan kemaksiatan.
Keimanan seseorang harus dipelihara karena kadar iman tersebut dapat bertambah juga
dapat berkurang. Banyak hal yang dapat dilakukan agar keimanan tersebut dapat bertambah,
salah satunya amar ma’ruf nahi munkar yaitu berbuat kebaikan dan mencegah pada keburukan.
Keimanan seseorang juga dapat berkurang jika seseorang itu tidak mau beribadah kepada
Allah, dzat yang Maha Menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Untuk itu sudah
selayaknya sebagai hamba Allah harus memelihara kadar keimanan yang telah dimiliki
diantaranya adalah sholat tepat waktu dan lain sebagainya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/384479654/Naik-Turunnya-Iman

https://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/12/naik-turunnya-iman/

https://muslim.or.id/1998-sebab-bertambah-dan-berkurangnya-iman.html

10

Anda mungkin juga menyukai