Anda di halaman 1dari 19

ILMU TAUHID

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu:
Tauhid, S.Pd .I,MA

Disusun oleh:
1. Asnarul Hoji Hasibuan (23190011)
2. Bella Khairani (23190009)
3. Dina Mayasari (23190007)
4. Wahyu Lestari (23190003)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI MANDAILING NATAL
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Konsep dasar Iman,Kufur,Nifaq dan
Syirik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih


dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi


seluruh pembaca.

Panyabungan,31 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Iman............................................................................... 2
B. Konsep Kufur.............................................................................. 4
C. Konsep Nifaq............................................................................... 6
D. Konsep Syirik.............................................................................. 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang
benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan
akhirat.

Tauhid yang tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam


kesyirikan. Kesyirikan merupakan dosa yang akan membawa kecelakaan di
dunia serta kekekalan di dalam azab neraka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep iman ?
2. Apa pengertian konsep kufur ?
3. Apa pengertian konsep nifaq ?
4. Apa pengertian konsep syirik ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang konsep iman
2. Menjelaskan tentang konsep kufur
3. Menjelaskan tentang konsep nifaq
4. Menjelaskan tentang konsep syirk

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Iman
Kata iman berasal dari bahasa arab yang berarti tasdiq (membenarkan).
Iman ialah kepercayaan dalam hati menyakini dan membenarkan adanya
Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
Karena iman, seseorang mengakui adanya hal-hal yang wajib dan hal-hal yang
mustahil bagi Allah Swt.

Iman menjadikan seorang mukmin berbahagia dan berhak untuk


mendapatkan surga tuhan kelak dihari akhir nanti.Dalam pembahasan ilmu
kalam atau ilmu tauhid, konsep iman terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Iman adalah tasdiq didalam hati akan wujud Allah Swt. dan keberadaan
Nabi atau Rasul Allah Swt. Menurut konsep ini, iman dan kufur
sematamata adalah urusan hati, bukan terlihat dari luar, jika seseorang
sudah tasdiq akan adanya Allah Swt., maka ia sudah disebut telah
beriman, sekalipun perbuatannya belum sesuai dengan tuntunan ajaran
agamanya. Konsep iman ini banyak dianut oleh madzab murji’ah,
sebagian penganut jahamiyah, dan sebagai kecil Asy’ariyah.
2. Iman adalah tasdiq didalam hati dan diikrarkan dengan lidah.
3. Iman adalah tasdiq didalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan
dengan perbuatan. Antara iman dan perbuatan manusia terdapat
keterkaitan karena keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal
perbuatannya. Dalam agama islam, adanya kepercayaan harus
mendorong pemeluknya dengan keyakinan dan kesadarannya untuk
berbuat baik dan menjauhi larangan Tuhan. Oleh sebab itu, seseorang
baru dianggap sempurna imannya.

Pembahasan masalah keimanan dalam ilmu tauhid juga menyangkut


persoalan apakah iman seseorang dapat bertambah atau sebaliknya. Dalam hal
ini, ada dua pendapat yaitu golongan yang menyatakan bahwa iman tidak dapat

2
3

bertambah atau berkurang, dan golongan lain yang menyatakan bahwa iman
seseorang dapat bertambah atau berkurang. Golongan yang berpendapat bahwa
iman itu dapat bertambah atau berkurang menyatakan bahwa iman itu dapat
bertambah atau berkurang pada tasdiq dan amalnya. Tasdiq yang bertambah
tentu diikuti oleh bertambahnya frekuensi amal perbuatan dan ketaatannya
bertambah atau berkurangnya tasdiq seseorang bergantung kepada:

1. Wasilahnya. Kuat atau lemahnya dalil(bukti) yang sampai dan diterima


oleh seseorang dapat menguatkan atau melemahkan tasdiqnya.
2. Diri pribadi seseorang itu sendiri, dalam arti kemampuannya menyerap
dalil-dalil keimanan. Makin kuat daya serapnya, maka kuat pula
tasdiqnya. Sebaliknya, jika daya serapnya lemah atau tidak baik,
tasdiqnya pun bisa lemah pula.
3. Pengamalan terhadap ajaran agama. Seseorang yang melaksanakan
kewajiban-kewajiban agama dengan baik dan benar dan frekuensi
amaliahnya tinggi, akan merasakan kekuatan iman atau tasdiq yang
tinggi pula. Makin baik dan tinggi frekuensi amaliahnya, makin
bertambah kuat iman atau tasdiqnya.

Karateristik Iman
Jika iman diartikan percaya, maka ciri-ciri orang yang beriman tidak ada
yang diketahui kecuali Allah saja, karena yang mengetahui isi hati seseorang
hanyalah Allah Swt. Adapun sebagai ciri-ciri orang yang sempurna imannya
antara lain adalah:

1. Apabila mendengar sebutan AllahSwt, hati mereka merasa gemetar akut


karenanya.
2. Apabila mendengar bacaan ayat-ayat AllahSwt, bertambahlah iman
mereka karenanya.
3. Senantiasa bertawakkal (berserah diri) kepada AllahSwt.
4. Mendirikan shalat, dan berseru kepada orang lain untuk ikut juga
melaksanakannya.
5. Menafkahkan rizkinya di jalan AllahSwt.
4

6. Senantiasa besabar terhadap apa yang menimpa mereka dan termasuk juga
orang yang berjihad fisabilillah.
B. Konsep Kufur
Arti Kufur Secara etimologi, kufur artinya menutupi, sedangkan menurut
terminologysyariat, kufur artinya ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak.
Perbedaannya, kalau mendustakan berarti menentangdan menolak, tetapi kalau
tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.

Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan itu lebih berat dari pada
kufur sekedar kufur.Kufur ditinjau dari berat tidaknya dosa ada dua macam ;
yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah kufur yang bisa
mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan kufur besar ini ada lima macam, yaitu:

1. Kufur karena mendustakan. Allah SWT berfirman:”Dan siapakah yang


lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan
terhadapAllah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang
kepadanya ? Bukankah dalam nerakaJahannam itu ada tempat bagi orang-
orang yang kafir ?” (QS. 29:68)
2. Kufur karena enggan dan sombong, padahal ia tahu dan membenarkannya.
3. Kufur karena ragu. Allah SWT berfirman:‘Dan dia memasuki kebunnya
sedang ia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata :”Akukira kebun ini
tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat
ituakan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, pasti
aku akanmendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun
itu.’ (QS. 18:35-36)Kawannya (yang mu’min) berkata kepadanya sedang
dia bercakap-cakap dengannya : “Apakahkamu kafir kepada (Rabb) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, laluDia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna”. Tetapi aku (percaya
bahwa): DialahAllah, Rabbku, dan aku tidak mempersekutukan
seorangpun dengan Rabbku”. (QS. 18:37-38)
5

4. Kufur karena berpaling, dalilnya adalah firman Allah swt :‘Kami tiada
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkandengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.
Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada
mereka.’(QS. 46:3)
5. Kufur karena nifaq, dalilnya firman Allah SWT:‘Yang demikian itu adalah
karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudianmenjadi
kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat
mengerti.’(QS. 63:3)

Kufur kecil, adalah kufur yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam,
dan ia adalah kufur amali. Kufur amali adalah dosa-dosa yang disebut dalam al-
Quran dan as-sunnah sebagaidosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat
kufur besar. Contohnya seperti kufur nikmatsebagaimana disebutkan dalam
firman-Nya:‘Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakanmereka adalah orang-orang yang kafir.’ (QS.
16:83).

Termasuk juga membunuh orang muslim, Rasulullah SAW


bersabda :”Mencaci seorang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya
adalah kekufuran”.Termasuk juga bersumpah dengan selain Allah, Rasulullah
SAW bersabda :”Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia
telah kafir atau musyrik”.

Para pelaku dosa-dosatersebut bukan menjadi kafir, walaupun dalam


redaksi hadits disebut kafir, karena Allah SWT berfirman:‘Hai orang-orang yang
beriman, di wajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orangyang
dibunuh.’ (QS. 2:178)Allah tidak mengeluarkan si pembunuh dari golongan
orang-orang beriman, bahkanmenjadikannya sebagai saudara bagi wali yang
berhak melakukan qishosh, lihatlah firman AllahSWT:‘Maka barangsiapa yang
mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yangmemaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf)membayar
(diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).’ (QS.
6

2:178).Bahkan dalam ayat lain, lebih jelas lagi Allah menyebut kelompok yang
saling bunuh dengansebutan mukmin, “Dan jika ada dua golongan dari orang-
orang mu’min berperang makadamaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari
kedua golongan itu berbuat aniaya terhadapgolongan yang lain maka perangilah
golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan kembali, kepada perintah
Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
makadamaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berlaku adil. (QS. 49:9).
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudarakarena itu damaikanlah
antara kedua sauda ramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamumendapat
rahmat. (QS. 49:10)

C. Konsep Nifaq
Kata An-Nifaq secara istilah syara‟ berarti menutup kekufuran dan
memperlihatkan keimanan. Dengan kata lain, orang yang munafik ucapannya
berbeda dengan perbuatannya, lahirnya tidak sama dengan batinnya dan yang
tampak darinya bertentangan dengan apa yang disembunyikannya dalam hati.

Dinamakan demikian karena dia masuk pada syara‟ dari satu pintu dan
keluar dari pintu yang lain. Karena itu Allah SWT memperingatkan dengan
firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik”. (QS. At-Taubah [9]: 67).

Kata nifaq adalah suatu term baru yang diperkenalkan oleh Al-Qur’an.
Oleh karena itu, masyarakat Arab tidak mengetahui makna lain selain makna
yang dimaksud oleh al-Qur’an itu sendiri.

Sementara itu, menurut Quraish Shihab, kata munafiq terambil dari kata
nafiqa’ yang bermakna sejenis lubang tikus, semacam terowongan yang
memiliki dua lubang tempat ia keluar masuk. Jika dikejar di sini ia keluar di
sana, demikian pula sebaliknya.
7

1. Jenis-Jenis Nifaq
Terdapat dua jenis nifaq (kemunafikan), yakni nifaq Akbar yang disebut
juga Nifaq I'tiqadi (keyakinan) dan Nifaq Amali (perbuatan).

a. Nifaq I'tiqadi (Keyakinan)

Nifaq I'tiqadi adalah nifaq besar, dimana pelakunya menampakkan


keislaman tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini
menjadikan keluar dari agama dan pelakunya berada di dalam kerak
Neraka.

Allah menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan


seperti kekufuran ketiadaan iman, mengolok-olok agama dan
pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk
bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam.

Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk dalam agama Islam


untuk melakukan tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara
sembunyi-sembunyi juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam
dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Nifaq jenis
ini ada empat macam:

Mendustakan Rasulullah SAW. atau mendustakan sebagian dari


pada apa yang Beliau bawa. Membenci Rasulullah SAW atau
membenci sebagian apa yang Beliau bawa. Merasa gembira dengan
kemunduran agama Islam. Tidak senang dengan kemenangan Islam.

b. Nifaq Amali (Perbuatan)

Nifaq Amali adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan


orang-orang munafik tetapi masih tetap ada iman di dalam hatinya.
Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu, jika perbuatan nifaqnya
banyak, maka bisa menjadi sebab terjerumusnya dia kedalam nifaq
yang sesungguhnya.
8

Berdasarkan sabda Nabi SAW: “Dari Abdullah ibn 'Amr bahwa


Nabi Saw bersabda: "Empat sifat yang barang siapa mengerjakannya,
maka ia menjadi munafik tulen, dan barang siapa yang melakukan salah
satu dari empat sifat itu, maka di dalam dirinya terdapat sifat nifaq
sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila dipercaya, ia
berkhianat, (2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak
menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia curang (mau menang sendiri)."
(H.R. Bukhari, Muslim)

2. Sejarah Kemunculan Nifaq


Pada dasarnya Nifaq muncul bersamaan dengan kehadiran
Rasulullah menyebarkan dakwah Islam di Mekah. Menurut Ibnu alQayyim
al-Jauzi,1 nifaq sudah muncul ketika Nabi masih berada di Mekah.

Fenomena murtad pada sebagian kaum muslimin akibat dari


penindasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kafir Quraisy
menunjukkan bahwa murtad merupakan bagian dari kemunafikan. Hal ini
disebabkan oleh lemahnya iman orang-orang yang menyatakan masuk
Islam ketika itu.

Meskipun sudah ada gejala nifaq di Mekah, namun belum begitu


kuat dan nyata, sebab jumlah umat Islam saat itu masih sedikit. Demikian
juga dakwah Islam masih dalam kondisi lemah dan terbatas.

Setelah Nabi hijrah ke Madinah, dakwah Islam mengalami


kemajuan dan perkembangan yang sangat signifikan. Dengan semakin
kuatnya fondasi Islam, maka semakin kuat pula tantangan yang
dihadapinya dalam menyebarkan dakwah.

Di Madinah, umat Islam tidak hanya berhadapan dengan orang-


orang kafir yang terdiri atas Quraisy Mekah dan Ahli kitab, tetapi juga
berhadapan dengan orang-orang yang menyatakan dirinya masuk Islam
namun menyimpan sifat nifaq yang akan merongrong dakwah Islam dari
dalam.
9

3. Sifat-Sifat Munafik
Mengutip dari Musa Nasr Muhammad dalam Munafik menurut Al-
Qur'an dan As Sunnah (2011), sifat-sifat munafik terdiri dari beberapa hal,
yaitu:

a. Berbuat kerusakan dimuka bumi. Allah SWT berfirman: “Ingatlah,


Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar”. (QS. Al-Baqarah [2]: 12). Membuat was-
was (bimbang) dan selalu manis dalam bertutur kata. Allah SWT
berfirman: “Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). (QS. AlAn‟am [6]:112.
b. Menipu dan mengecoh. Allah SWT berfirman: “Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya
menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah
[2]: 9). Mengejek dan tidak punya pendirian. Allah SWT berfirman:
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali
kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya
Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok." (QS.
Al-Baqarah [2]: 14).
c. Malas, Riya‟ dalam ibadah dan lalai berdzikir kepada Allah SWT.
Hal ini menunjukkan lemahnya tekad dan cita-cita. Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah,
dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri
untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya
(dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa‟ [4]: 142).
d. Tidak mensyukuri atas karunia panca indera. Allah SWT berfirman:
“Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. Al Baqarah [2]: 18). Meraka selalu
10

mengawasi dan mengintai orang-orang beriman dan bersekongkol


untuk menghantam mereka setiap kali ada kesempatan. Allah SWT
berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa)
yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika
terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah
Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir
mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah
Kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang
mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di
hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada
orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”
(QS. An Nisa‟ [4]: 141).
e. Menghalangi dan menyimpang hukum Allah SWT dan Rasul-Nya
dan tidak mau tunduk kepada syari‟at islam. Allah SWT berfirman:
“Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu
mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka
mendapat azab yang menghinakan.” (QS. Al-Mujȃdalah [58]:16).
Membenarkan perbuatannya yang keji, ketika terungkap dalam
sumpah palsunya. Mereka menyembunyikan niat buruknya dengan
sumpahnya itu sebagai tameng. Perhatikanlah Firman Allah SWT:
“Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik)
ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka
sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah:
"Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain
penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna.” (QS. An-
Nisa‟ [4]: 62).
f. Memperhatikan penampilan luar dan mengabaikan isi. Mereka
memperindah kata-kata namun tidak membaguskan amal. Keadaan
mereka seperti akar yang kering di bumi yang tidak bermanfaat lalu
roboh dan disandarkan ke dinding kemudia dilalaikan dan diluapkan.
Allah SWT berfirman: “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-
11

tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata


kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan
kayu yang tersandar. mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang
keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang
sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah
membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan
(dari kebenaran)?.” (QS. Al-Munȃfiqȗn [63]: 4). Mereka gembira
dan senang ketika orang-orang mukmin tertimpa musibah dan sedih
ketika orang-orang mukmin mendapatkan kemenangan atau
kebaikan. Allah SWT berfirman: "Jika kamu mendapat suatu
kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu
ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami
sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)"
dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” (QS. At-Taubah [9]:
50).
g. Mencari ridha manusia sekalipun dibenci oleh Allah Swt.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT: “Mereka akan bersumpah
kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. tetapi jika Sekiranya
kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha kepada
orang-orang yang fasik itu.” (QS. At-Taubah [9]: 96). Mengejek
orang beriman dengan mata dan isyarat serta mengolok-olok mereka.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an: “(orang-orang munafik itu)
Yaitu orang-orang yang mencela orangorang mukmin yang memberi
sedekah dengan sukarela dan (mencela) orangorang yang tidak
memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya,
Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan
membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang
pedih.” (QS. At-Taubah [9]: 79). Melemahkan semangat orang
beriman untuk perang, menyebar fitnah dan membuat kerusakan,
sehingga Allah SWT tidak menyukai langkah mereka dan Allah
SWT menetapkan kepada mereka untuk duduk bertopang dagu
12

bersama kaum wanita dan anak-anak. Allah SWT berfirman: “Dan


jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan
untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan
mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan
kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal
itu." jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka
tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu
mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,
untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara
kamu ada orang-orang yang Amat suka mendengarkan Perkataan
mereka. dan Allah mengetahui orangorang yang zalim.” (QS. At-
Taubah [9]: 46-47).
h. Mengutamakan dunia atas akhirat dan mementingkan kesenangan
yang fana dari pada kenikmatan abadi. Mereka bersegera mengambil
ghanimah (harta rampasan perang) kalau sedang dibagi, padahal
mereka tidak ikut berjuang menghadapi musuh Allah SWT. Allah
SWT berfirman: “Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu
Keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak
seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang
dituju itu Amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah
dengan (nama) Allah: "Jikalau Kami sanggup tentulah Kami
berangkat bersama-samamu." mereka membinasakan diri mereka
sendiri dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka
benarbenar orang-orang yang berdusta.” (QS. At-Taubah [9]: 42).

Pada hakikatnya dari semua sifat Nifaq (munafik), intinya adalah mereka
sedang menunggu kesempatan yang baik untuk menipu sesamanya dan
mengeruk keuntungan material bagi kepentingan diri sendiri.
13

D. Konsep Syirik
Pengertian syirik dalam bahasa Arab harus benar-benar dipahami umat
Islam. Pasalnya, orang-orang yang melakukannya akan mendapatkan dosa yang
besar. Apalagi Allah SWT sangat membenci perbuatan ini.

Kata syirik sendiri berasal dari kata syarikah atau persekutuan. Pengertian
syirik yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain
selain dari ajaran/hukum Allah SWT. Pengertian syirik adalah akhlak yang
melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan
mengabdi, tunduk, taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah
selain dari ajaran Allah.

Orang-orang yang syirik disebut dengan musyrik. Dalam Islam, syirik


adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan
meninggalkan kemusyrikan tersebut.

“Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai
tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah.
Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat
azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa
Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqarah
165)

1. Syirik dalam ketaatan


Selain dilarang lebih mencintai sesuatu selain Allah, sebagai umat
muslim juga dilarang lebih taat kepada selain Allah karena tindakan
tersebut mirip dengan perbuatan menyembah berhala. Dalam surat At
Taubah ayat 31, Allah berfirman yang artinya:

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka


sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih
putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang
14

Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan."

2. Syirik dalam Ketakutan


Umat muslim dilarang lebih takut dari apapun kecuali dengan Allah.Swt
3. Syirik Ashghar
Jenis syirik selanjutnya adalah syirik ashghar. Pengertian syirik
Ashgar adalah syirik yang dihasilkan dari perbuatan maupun ucapan yang
dinyatakan sebagai perbuatan syirik oleh syara’, namun tidak sampai
menyebabkan keluar daripada agama Islam. Namun jenis syirik ini bisa
menjadikan pengantar melakukan syirik akbar.

Syirik Zhahir adalah syirik nyata yang dilakukan oleh seseorang


dengan menggunakan benda-benda atau jimat seperti gelang atau kalung
yang dipakai sebagai penangkal bahaya atau penyakit.

4. Syirik Khafi
Syirik Khafi adalah syirik yang tersembunyi. Syirik ini bersumber
dalam hati seseorang, bisa saja berupa niatan semata atau memang
kepercayaan namun tak ditunjukkan oleh perbuatan (hanya di dalam hari),
misalnya riya’ yang tersembunyi dalam hati.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian iman menurut, etimologi berarti pembenaran hati. Secara
terminologi iman berarti pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota badan.Pengertian iman menurut Khawarij ialah, beriktikad dalam
hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.
2. Kufur secara bahasa berarti menutupi.
3. Menurut syar’i, makna nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan
serta menyembunyikan kekafiran dan keburukan.
4. Syrik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang
seharusnya ditujukan khusus untuk Allah.
B. Saran
Semoga dalam pembahasan makalah ini dapat menambah wawasan bagi
penulis dan pembaca. Kritik dan saran akan pemakalah terima demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Irfan. 2011. Penggambaran malaikat dalam Al-Quran Jakarta:
UIN
Anfin, Samsul 2018, Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Deepublish.
Ar-Rozi, Muhammad bin Umar bin Husain, 1981, Tafsir Al-Kabir, Cet. 1,
Beirut:
Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rincka
Cipta Burham Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
RajaGrafindo persada
Danim, Suwardan. 2010. Profesionalitas dan Etika Profesi Guru. Bandung:
Alfabeta.
Darul Fikr. Azmar, Syaifudin, 2010, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Efendi, Nur. 2014. Studi al-Qur'an: Memahami Wahyu Allah Swt Secara lebih
Integral dan Komprehensif. Yogyakarta: Teras.
Gusmian, Islah. 2003. Khazanah Tafsir Indonesia. Jakarta: Teraju.Syarif
Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai