Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AGAMA

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


DOSEN PENGAMPU : NUR KHOLIS, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Nawada Aqilah Arifin (P032315401026)
2. Nuraiza (P032315401028)
3. Rika Estevani Sagala (P03232415401033)
4. Winda Mariani Br Tarigan (P032315401041)

1A KEBIDANAN
SEMESTER 2
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Agama tepat pada
waktu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing Bapak NUR KHOLIS, M.Pd
selaku dosen pengajar mata kuliah agama jurusan kebidanan yang selalu memberikan dukungan
dan bimbingannya. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Agama
dengan materi “Ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Tidak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah Agama ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima
kami kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Pekanbaru, 22 Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Iman..................................................................................................................... 5
2.2 Pengertian IPTEK ................................................................................................................. 7
2.3 Pengertian Amal .................................................................................................................... 9
2.4 Kewajiban menuntun dan mengamalkan ilmu .................................................................... 10
BAB III......................................................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................................................... 13
BAB IV ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian IPTEK sebagai singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK juga
sebagai ilmu yang mempelajari mengenai perkembangan teknologi berdasarkan kepada
pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi juga berjalan secara beriringan untuk membangun
sebuah kemajuan dalam perkembangan global. Dengan kata lain, perkembangan IPTEK akan
selalu mengikuti perkembangan zaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan iman?
2. Apa yang dimaksud dengan iptek?
3. Apa yang dimaksud dengan amal?
4. Bagaimana kewajiban menuntun dan mengamalkan ilmu?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian iman dan ciri-cirinya
2. Memahami perkembangan Iptek
3. Mengetahui pengertian amal
4. Mempelajari kewajiban menuntun dan mengamalkan ilmu

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman

Iman Dalam Islam


A. Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab, yaitu amina-yukminu- imanan. Secara etimologi, Iman
berarti ‘pengakuan atau pembenaran’. Secara terminologi, berarti pembenaran dan pengakuan
yang mendalam tentang adanya Allah SWT. Yang tidak mempunyai sekutu apapun. Pengertian
lain Iman menurut bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang
yang membenarkan itu. Sedangkan menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui
adanya Allah dan membenarkan adanya sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang
diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan dan kemaksiatan. Iman adalah
keterikatan antara hati (qalbu), lisan, dan arkan. Ma’rifat artinya mengetahui. Qolbu adalah hati,
lisan artinyaucapan, dan arkan artinya perbuatan. Istilah iman identik dengan kepribadian
manusia seutuhnya, atau pendirian yang konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang
memilliki kecerdasan, kemauan, dan ketrampilan.

B. Ciri-ciri Iman
Jika iman diartikan percaya, maka ciri-ciri orang yang beriman tidak ada yang diketahui
kecuali Allah saja, karena yang mengetahui isi hati seseorang hanyalah Allah. Karena pengertian
iman yang sesungguhnya adalah meliputi aspek qalbu, ucapan dan perilaku, maka ciri-ciri orang
yang beriman akan dapat diketahui, antara lain:
1. Tawakal
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah (Alqur’an), kalbunya terangsang untuk
melaksanakanya. Tawakal, yaitu senntiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang
diperintahkan oleh Allah19. Dengan kata lain, orang yang bertawakal adalah orang yang
menyandarkan berbagai aktifitasnya atas perintah Allah. Seorang mukmin, makan bukan
didorong oleh perutnya yang lapar akan tetapi karena sadar akan perintah Allah al-Qur’an
Surat al-Baqarah (2): 172
2. Mawas Diri dan Bersikap Ilmiah
Mawas diri yang berhubungan dengan alam pikiran, yaitu bersikap kritis dalam menerima
informasi, terutama dalam memahami nilai-nilai dasar keislaman. Hal ini diperlukan,
agar terhindar dari berbagai fitnah. Qs. Ali Imran (3): 7. Atas dasar itulah hendaknya
seseorang tidak dibenarkan menyatakan suatu sikap, sebelum mengetahui terlebih dahulu
permasalahannya, sebagaimana dinyatakan di dalam Al-qur’an antara lain Qs. al-Isra’

5
(17): 36. Dalam Agama Islam, kita dilarang untuk menerima informasi begitu saja tanpa
dicek atau dikonfirmasi terlebih dahulu.
3. Optimis
Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk selalu bersikap optimis
karena pada hakikatnya tantangan, merupakan pelajaran bagi setiap manusia. Hal tersebut
dinyatakan dalam Qs. Al-Insyirah (94): 5-6. Jika seseorang telah merasa melaksanakan
sesuatu perbuatan dengan penuh perhitungan, tidak perlu memikirkan bagaimana
hasilnya nanti, karena hasil adalah akibat dari suatu perbuatan.
4. Konsisten dan Menepati Janji
Seorang mukmin senantiasa akan menepati janji, baik dengan sesama manusia, Allah
maupun lingkungannya. Seorang mukmin adalah seorang yang telah berjanji untuk
berpandangan dan bersikap dengan yang dikehendaki Allah.23 Setiap insan wajib
beramal dengan syariat Islam secara sempurna berlandaskan Al-qur’an dan sunnah.
Walau bagaimanapun amalan seseorang dianggap mati tanpa Iman. Iman berkaitan erat
dengan kepercayaan dan keyakinan dan ia adalah nyawa dan hanya dia yang menentukan
sesuatu amalan diterima ataupun ditolak oleh Allah.

Iman Dalam Kristen


A. Pengertian Tentang Iman Dalam Kristen
Iman dalam Kekristenan adalah suatu keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri
dalam kaitannya dengan injil. Iman sebagai 'dasar dari segala sesuatu yang di harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak terlihat' (Ibrani 11:1). Iman sejati ialah percaya pada apa yang
telah Kristus kerjakan buat kita. Ada dalam Alkitab, Sebab itu, kita yang dibenarkan karena
iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus
(Roma 5:1). Jadi, karena kita telah dibenarkan oleh iman dalam janji-Nya, kita dapat memiliki
damai sejati dengan Dia berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus
Tuhan kita (TLB). Iman adalah bersandar atau mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Ada
dalam Alkitab, Dan mereka yang oleh imannya telah dijadikan baik dalam pemandangan Allah
haruslah hidup oleh iman, sambil mengandalkan Dia dalam segala sesuatu. Atau kalau mereka
mundur, Allah tidak akan berkenan kepada mereka (Ibrani 10:38). Iman yang lemah dapat
menjadi kuat dengan pertolongan Allah. Ada dalam Alkitab, Segera ayah anak itu berteriak:
"Aku percaya, Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (Markus 9:24).

B. Ciri-Ciri Iman
Ciri atau tanda biasanya digunakan untuk mengenali atau menandai sesuatu supaya mudah
diingat. Sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah kita juga memiliki ciri atau tanda atas

6
keimanan kita. Ciri ini harusnya dapat dilihat dalam tindakan dan tingkah laku kita sehari-hari.
Ciri-ciri tersebut yaitu :

1. Teguh di Dalam Tuhan (filip4:1)

Memiliki iman yang teguh kepada Allah, berarti kita juga mengakui kemahakuasaan Allah.
Kita tidak akan mudah menjadi lemah dan putus asa sekalipun ada banyak masalah dan
tantangan yang harus kita hadapi.

2. Selalu Bersukacita (filipi 4:4)

Banyak hal-hal yang terjadi dalam hidup kita, tetapi seringkali kita tidak menyadari bahwa
sebenarnya itu adalah berkat dan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Salah satu tanda
orang beriman adalah selalu bersukacita. Dengan selalu bersukacita, kita akan membuat
persekutuan atau hubungan kita dengan Allah semakin indah dan menggairahkan.

3. Tidak Takut dan Kuatir (filipi 4:6)

Allah akan menepati semua janji-janji-Nya yang telah diberikan kepada umat-Nya yang
percaya kepada-Nya. Kita dapat memegang dan mempercayai janji-janji-Nya itu dalam
hidup kita, sehingga kita tidak perlu kuatir. Kita hanya tinggal menyatakan segala
keinginan kita kepada Allah di dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

4. Memiliki Pikiran yang Positif (Filipi 4:8)

Pikiran positif adalah pikiran yang membangun dan selalu menghasilkan hal-hal yang baik.
Hal tersebut tidak saja berguna bagi diri kita sendiri, tetapi juga akan berguna bagi orang
lain. Adakah ciri atau tanda-tanda tersebut di dalam hidup kekristenan kita? Jika belum, ini
berarti banyak hal yang perlu kita perbaiki agar hidup kita semakin berkenan kepada
Tuhan, dan kebaikan hati kita diketahui oleh semua orang.

2.2 Pengertian IPTEK

A. Pengertian Iptek Dalam Islam


IPTEK singkatan Ilmu Pengetahuan teknologi. Berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni telah banyak diberikan oleh para filosof, ilmuan dan budayaan sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing. Ilmu pengetahuan atau sains adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar atau dapat
diterima oleh akal. dengan kata lain, sains dapat didefinisikan sebagai kumpulan rasionalisasi
kolektif insani atau sebagai yang sudah sisematis (sciencie is systematic knowledge). Dalam
pemikiran sekuler sains mempunyai tiga karakteristik, yaitu objektif, netral dan bebas nilai,
sedangkan dalam pemikiran Islam, sains tidak boleh bebas nilai, baik nilai lokal maupun nilai
universal. IPTEK dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam rangka mencapai
7
kesejahteraan hidup di dunia dan memberi kemudahan pada peningkatan ubudiyah kepada Allah.
Karena itu Islam memandang IPTEK sebagai bagian pelaksanaan kewajiban manusia sebagai
makhluk Allah yang berakal. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “ilmu” yang berarti
pengetahuan. Dari segi bahasa, ilmu berarti jelas, baik dari arti maupun obyeknya. Ilmu yang
berarti pengetahuan yang jelas itu ada dua macam, yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan
ilmiah.

B. Pengertian Iptek Dalam Kristen


Pandangan Alkitab Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi “IPTEK sudah dimulai sejak
zaman Alkitab atau sejak awal sejarah manusia. Secara filosofis, setelahnya kegagalan ke dalam
dosa, ide dan pemikiran manusia selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan: manusia dengan ide dan
pemikiran yang telah disampaikan oleh Allah atau ide dan pemikiran yang tetap dalam dosa. Dua
pengaruh ini akan tampak terlihat pada tujuan dan karya-karya manusia dalam IPTEK. Beberapa
contoh dapat ditengahkan sebagai berikut:
1. Dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuatkapa
luntuk Menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrokan
moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun bahan telah ditentukan
oleh Allah (Kejadian 6:14-15).
2. Ketika Musa diperintahkan untuk menjadikan Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah
sendiritelah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk
kemah sucitersebut (Keluaran 25:1-27:21). Kemudian kita membaca bahwa kemuliaan
Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).
3. Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 7-8). Dari
contoh-Contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun
menutup segala sesuatuperkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam contoh-contoh ini
bahwa setiap teknologi selalu ada kaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah
terhadap manusia dan dunia. Akan tetapi di sisi lain, terlihat bahwa Allah juga menentang
setiap pencipta teknologi yang bermotivasikebesaran diri, kelompok, ataupun bangsa.
4. Ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kejadian 11:1-9), yang ditentang
bukanlahpendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari nama
dan keinginanmenyamai Allah (Kej 11:4).
5. Kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan banyak
halmengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh ke penyembahan berhala (1
Raja-raja11:1-13).
6. Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan
bahwabangunan tersebut akan diruntuhkan (Matius 24:1-2).
7. Tuhan Yesus juga menghalangi fungsi Bait Suci yang dibangun selama ini empat
puluh enam tahun menjadi arena komersil (Yohanes 2:16). Dari pengamatan Alkitab ini

8
dapat disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.Manusia
memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai
pribadi yang berakal budi. Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan
pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah
tukang kayu (Markus 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah
(Matius 7:24-27).Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan
IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK danproduknya
oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia
danalam semesta.

2.3 Pengertian Amal

A. Pengertian Amal Dalam Islam


Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa, baik berupa ucapan,
perbuatan angota badan ataupun perbuatan hati. Amal harus berdasarkan niat, tiada amal tanpa
niat. Setiap amal dinilai Tuhan berdasarkan niatnya. Diantara pengertian amal yang dikenal
adalah amal jariyah, amal Ibadah, dan amal saleh. Syarat sahnya suatu amal ada dua, yaitu :
1. amal harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih.
2. untuk amal ibadah dalam arti khusus, dilakukan sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan
Hadits, sedangkan untuk amal dalam arti umum, syarat tersebut ditambah dengan
berdasarkan dengan Ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zumar (39):
2
Islam mengajarkan bahwa setiap pekerjaan dan kenikmatan yang baik dapat berubah
menjadi ibadah jika disertai niat tulus untuk menjaga anugrah hidup dan
memanfaatkannya, serta menghormati niat pemberinya. Jika iman merupakan ruh dan
rahasia amal, maka amal merupakan tubuh dan bentuk iman. Dan memisahkan keduanya
akan menghasilkan bentuk kehidupan yang timbang. Orang yang beriman tetapi tidak
bekerja, maka ia hidup dalam kehampaan dan kelumpuhan, tidak ada hasil kongkret
dalam hidupnya, dan tidak ada tanda-tanda keimanannya. Sebaliknya orang yang bekerja
tanpa imankan hidup seperti robot dan tidak mampu merasakan eksistensi nilai-nilai di
balik penciptaannya. Islam menetapkan amal tanpa iman adalah perjuangan sia-sia,
bagaikan debu yang yang berhamburan ditiup angin kencang. Allah Swt berfirman dalam
QS. Furqan: 23. Dalam pengertian umum, amal dalam Islam merupakan aktivitas
terpenting bagi seorang muslim dalam kehidupam didunia.

9
B. Pengertian Amal Dalam Kristen

Di dalam Alkitab, sama seperti apa yang kita yakini saat ini, kasih disamakan dengan memberi.
Menjadi dermawan, secara harafiah berarti menjadi pemberi. Dalam konteks 2 Korintus 9, Rasul
Paulus berbicara tentang uang; namun, amal tidak pernah terbatas pada uang sesuai dengan
Alkitab. Bagaimanapun juga, Alkitab memerintahkan kita untuk memberkati orang lain sebanyak
yang kita bisa. Namun, hal itu harus dilakukan dengan riang, jika tidak maka tidak ada artinya.
Kita tidak boleh merasa berkewajiban untuk beramal—kita seharusnya menginginkannya!
Bagaimanapun juga, Yesus sangat bermurah hati kepada kita.

Amal melibatkan membantu mereka yang membutuhkannya. Seringkali, hal itu dilakukan dengan
memberikan persepuluhan kepada gereja atau dengan memberikan sejumlah uang kepada
seseorang yang membutuhkan. Namun, ada juga cara lain untuk beramal kepada mereka yang
kurang beruntung. Jika kita mengenal seseorang yang membutuhkan, kita selalu dapat membeli
bahan makanan, memberikan beberapa jenis kartu hadiah, atau membayar tagihan yang kita tahu
akan segera tiba.

Untuk melihat seperti apa amal kasih dalam Alkitab, lihat saja Yesus Kristus. Melalui kehidupan-
Nya Anda melihat lambang kasih amal. Dia tidak mengkhawatirkan kehidupan, karier, atau
popularitasnya sendiri. Namun, yang dia pedulikan adalah manusia. Dalam Yohanes 15:13, Yesus
bahkan menyatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Itu adalah amal kasih terbesar yang diketahui manusia, dan
Yesus melaksanakannya dengan mati di kayu salib demi kita semua. Cinta itulah yang mendorong
amalnya. Tanpa kasih, amal tidak lebih dari sekedar perbuatan baik yang dilakukan karena alasan
egois ( 1 Korintus 13) menunjukkan hal itu dengan indah). Jadi, jika Anda benar-benar ingin tahu
apa definisi amal menurut Alkitab, lihatlah Yesus!

2.4 Kewajiban menuntun dan mengamalkan ilmu

A. Kewajiban Menuntun Dan Mengamalkan Ilmu Dalam Islam

Sudarno Shobron (2011: 52-53) menyatakan, al- Qur'an dengan jelas mengisyaratkan akan
pentingnya ilmu pengetahuan, dalam al-Qur'an minimal ditemukan tujuh i'tibar tentang IPTEKS,
yang tidak dapat difahami secara komprehensif, kecuali dengan penguasaan IPTEKS itu sendiri,

1.Bagaimana menyelesaikan sebuah masalah manusia (problem solring), untuk dapat


diantaranya: menyelesaikan masalah secara tepat, maka harus dengan ilmu pengetahuan.

2.Membuat perahul kapal yang dapat berlayar di lantan, hal ini tidak dapat difahami hanya
mengandalkan teks wahyu, tetapi perlu adanya ilmu pengetahuan tentang perkapalan untuk
dapat memahaminya.

10
3. Membuat bangunan yang kokoh (kabab) sebagaimana perintah Allah S.W.T., kepada
nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahum meninggikan fondasi
Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa).

4) Pengelolaan sumber daya alam dan basil bami, hanya dapat dilakukan dengan ilmu
pengetahuan 5) Pengolahan besi menjadi barang berguna bagi kehidupan manusia

6) Komunikasi dengan burung, semut, dan jin, pemanfaatan tenaga angin antak,
transportasi, tenaga burung untuk berkomunikazi, mata-mata untuk tentara, penyelaman
lant, membangun konstruksi bangunan, patung kolam, dan pencairan tembaga.

Ilmu adalah alat utama dan fundamental untuk dapat memahami dan menjalankan ajaran Islam,
karena tanpa ilmu seorang muslim tidak dapat menjalankan ajarannya dengan baik dan benar. Ayat
al-Qur'an pertama yang diturunkan kepada Rasulullah saw., adalah perintah membaca
sebagaimana terdapat pada Q.S. al-Alaq. Membaca adalah pintu utama untuk dapat menguasai
ilmu pengetahuan. Dengan demikian menuntut ilmu adalah kewajiban bagi manusia untuk
menguasainya, hal ini sejalan dengan hadits nabi dan beberapa ungkapan bijak.

Setelah manusia menguasai ilmu pengetahuan maka tidak cukup, karena ilmu bersifat dinamis,
maka manusia harus terus berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan, terlebih bahwa ilmu
Allah S.W.T., sangatlah luas, sebagaimana diibaratkan dalam firmanNya, "katakanlah
(Muhammad)!, "seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku (Ilmu
dan kebesarannya), maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai menuliskan kalimat-kalimat
Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (Q.S. al-Kahfi (18): 109).
Bahkan dalam ayat lain, digambarkan, "dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan
lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya
tidak akan habis- habisnya dituliskan kalimat-kalimat Allah (ilmu dan kebesaran Nya).
Sesusungguhnya Allah maha perkasa, maha bijaksana". (Q.S. Lukman (31): 27). Menguasai, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan pun tidak cukup, tetapi harus diamalkan sebagai bentuk
peribadatan dan kepatuhan manusia kepada Sang pencipta. Seorang bijak menyatakan, "bahwa
ilmu tanpa amal, seperti pohon tanpa buah".

B. Kewajiban Menuntun Dan Mengamalkan Ilmu Dalam Kristen

Pandangan Alkitab Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK sudah dimulai sejak
zaman Alkitab atau sejak awal sejarah manusia. Secara filosofis, setelahnyakegagalan ke dalam
dosa, ide dan pemikiran manusia selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan: manusia dengan ide dan
pemikiran yang telah disampaikan oleh Allah atau ide dan pemikiran yang tetap dalam dosa. Dua
pengaruh ini akan tampak terlihat pada tujuan dan karya-karya manusia dalam IPTEK. Beberapa
contoh dapat ditengahkan sebagai berikut:

1.Dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuat kapal
untuk Menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrokan

11
moraldunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun bahan telah ditentukan
oleh Allah (Kejadian 6:14-15).

2. Ketika Musa diperintahkan untuk menjadikan Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah
sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk
kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-27:21).Kemudian kita membaca bahwa kemuliaan
Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).

3. Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 7-8). Dari contoh-
contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun menutup segala
sesuatu perkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam contoh-contoh ini bahwa setiap
teknologi selalu ada kaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah terhadap manusia dan
dunia. Akan tetapi di sisi lain, terlihat bahwa Allah juga menentang setiap pencipta
teknologi yang bermotivasi kebesaran diri, kelompok, ataupun bangsa.

4. Ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kejadian 11:1-9), yang ditentang bukanlah


pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari nama dan
keinginan menyamai Allah (Kej 11:4).

5. Kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan banyak


halmengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh ke penyembahan berhala (1 Raja-
raja11:1-13).

6. Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa
bangunan tersebut akan diruntuhkan (Matius 24:1-2).

7. Tuhan Yesus juga menghalangi fungsi Bait Suci yang dibangun selama ini empat puluh
enam tahun menjadi arena komersil (Yohanes 2:16).

Dari pengamatan Alkitab ini dapat disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah
manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan
sebagai pribadi yang berakal budi. Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan
pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu
(Markus 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Matius 7:24-27).
Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga
dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi
oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan Iptek, manusia mampu dengan mudah mengelola dunia sesuai dengan kedudukan
manusia sebagai makhluk sosial. Berkembang tidaknya iptek sangat bergantung pada keaktifan
manusia dalam mengkaji fenomena alam dan mengkaji ayat-ayat pada kitab setiap agama sesuai
dengan ajaran dan pemahaman masing-masing kita.

3.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Hal tersebut
bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

13
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny.2020.islam dan ipteks.jawa barat.edu publisher

Hamsah Hasan, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2005

Wahyuddin, Achmad dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk PerguruanTinggi, Jakarta: Grasindo,
2011.

Wahyuddin, Achmad dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo,
2011

Yani, Ahmad, Be Excellent Menjadi Pribadi Terpuji, Jakarta: Al Qalam, 2007.

Lois, Kata Alkitab, Jakarta: Cahaya Bagi Negri, 30 January 2014.

Putri, Lisa dkk, Stie Fakta Alkitab, Tanggerang: Bible Info, 26 Maret 2020.

14

Anda mungkin juga menyukai