Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMAN DAN TAQWA SEBAGAI IMPLEMENTASI DALAM


KEHIDUPAN
MATA KULIAH : AGAMA
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. SOIM.M.PD.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Muhammad Aditya Pratama


2. Muhammad Irmanur Adibulakrom
3. Afan Risqi Ardiansyah

UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Konsep Masyarakat Madani .

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang Konsep Masyarakat Madani ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tulungagung, 19 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2

2.1 Pengertian Iman Dan Taqwa............................................................2


2.2. Proses Terbentuknya Iman Dan Taqwa...........................................4
2.3 Korelasi Keimanan Dan Ketaqwaan.................................................4
2.4 Iman Dan Taqwa Sebagai Implentasi Kehidupan ...........................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................6


3.1 Kesimpulan .....................................................................................6
3.2 Saran................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini kami tunjukkan khususnya untuk kalangan remaja, pelajar dan
generasi muda yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita
semua mengenal akan Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern.
Seiring perkembangan informasi yang begitu pesat yang selain bersifat positif
atau negatif. Demikianlah seorang manusia yang ingin sukses harus dapat
bersikap profesional dan proforsonal dalam mencapai tujuan tersebut, sebab
sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujudkan peribadatan
kepada Allah dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling sukses
dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengaruh iman dan taqwa terhadap kehidupan manusia ?
2.  Bagaimanakah peran iman dan taqwa dalam menjawab masalah dan
tantangan kehidupan modern ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tantangan dan resiko orang beriman dalam kehidupan
modern.
2. Untuk mengetahui peran iman dan taqwa dalam menjawab problem dalam
kehidupan modern.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman dan Taqwa

2.1.1 Pengertian Iman


Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti,
atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama
Islam.

Iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak
dalam hati.

Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh
karena iu beriman kepada Allah berarti amat sangat terhadap ajaran Allah yaitu
Al-Quran dan sunnah rasul.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman


didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa’amalun bil arkaan)

Istilah iman dalam al-qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentanhg suatu yang diimani, seperti dalam surat
an-Nisa’: 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan
kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.

2
3

Iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai) Allah dan
segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasul-rasul-Nya
dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan perbuatan.

2.1.2 Pengertian Taqwa


Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).

Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang
aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang
muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan
menjauhi segala larangannya dalam kehidupan ini.
Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu:

A). Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan
memelihara fitrah iman.

B). Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –
orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang
meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang
kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.

C). Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.

D). Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.

E). Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain
memiliki semangat perjuangan.
4

2.2 Proses Terbentuknya Iman dan Taqwa


Proses terbentuknya iman di awali dengan proses perkenalan, mengenal
ajaran Allah adalah langkah dalam mencapai iman kepada Allah. Jika
seseorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin
beriman kepada Allah.
Selain proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan,
karena tanpa pembiasaan. Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi larangan Allah agar kelak nanti terampil
melaksanakan ajaran Allah.

2.3 Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan


Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi
menjadi dua yaitu, tauhid teoristis dan tauhid praktis.

2.3.1 Tauhid Teoristis

Tauhid yang membahas tentang keesaan zat, sifat dan perbuatan tuhan.

2.3.2 Tauhid Praktis

Tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah berhubungan dengan amal
dan ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan penerapan dari tauhid
teoritis.
Seperti dengan kata lain, tidak ada yang di sembah selain Allah, atau yang
wajib disembah hanyalah Allah semata yang menjadikan-Nya tempat
tumpuan hati dan tujuan gerak langkah. Oleh karena itu, seseorang baru
dinyatakan beriman dan bertaqwa apabila sudah mengucapkan kalimat
tauhid dan dengan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi
larangannya.
5

2.4 Iman dan Taqwa Sebagai Implementasi dalam Kehidupan

2.4.1 Pemantapan Iman dan Taqwa


Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan budaya yang
dominan.Generasi pelopor penyumbang dibidang pemikiran dan
pembaruan perlu dibentuk di era pembangunan. Keunggulan generasi
pelopor akan di ukur ditengah masyarakat dengan pengetahuan dan
pemahaman permasalahan yang dihadapi umat. Mantapnya pemahaman
agama dan adat budaya dalam perilaku seharian jadi landasan. Usaha
kearah pemantapan metodologi pengembangan melalui program
pendidikan dan pelatihan, pembinaan keluarga, institusi serta lingkungan
mesti sejalin dan sejalan dengan pemantapan Akidah Agama pada generasi
mendatang.

2.4.2 Melemahnya Jati Diri


Kelemahan mendasar ditengah perkembangan zaman adalah melemahnya
jati diri,dan kurangnya komitmen kepada nilai luhur agama yang menjadi
anutan. Kurangnya kemampuan dalam penguasaan teknologi dasar yang
akan menopang perekonomian bangsa, dipertajam oleh kurangnya minat
menuntut ilmu, menjadikan diri masyarakat bertambah tertutup. Kondisi
ini akan menjauhkan peran di eraglobalisasi, dan akhirnya membuka
peluang menjadi jajahan di negeri sendiri.
Melibatkan generasi muda secara aktif menguatkan jalinan hubungan
timbal balik antara masyarakat dalam tata kehidupan sehari-hari. Aktifitas
ini mendorong lahirnya generasi yang bertanggung jawab.

2.4.3 Arus Globalisasi


Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses
menjadikan sesuatu mendunia (universal),. Era globalisasi adalah era
perubahan cepat. Dunia akan transparan, terasa sempit seakan tanpa
batas.Globalisasi juga menjanjikan harapan dan kemajuan.Kejelian dalam
menangkap zaman mampu menjaring peluang-peluang yang ada, sehingga
memiliki visi jauh ke depan. Diantara yang menjanjikan itu adalah
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pesatnya pertumbuhan ekonomi
menjadi alat untuk menciptakan kemakmuran masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman
adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh
setiap pemeluk agama Islam.
Taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten. Problem-problem
manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif, mulai dari
berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran
lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa
penyakit.
Sebagai umat Islam hendaknya nilai modern jangan kita ukur dari
modernnya pakaiannya, perhiasan dan penampilan. Namun modern bagi umat
Islam adalah modern dari segi pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan yang
dijiwai akhlakul karimah, dan disertai terwujudnya masyarakat yang adil,
makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.

3.2 Saran
Permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sekarang yang banyak
menyimpang dari aturan agama khususnya di Indonesia sangat miris sekali.
Yang diperlukan sekarang adalah generasi muda yang handal, dengan daya
kreatif, innovatif, kritis, dinamis, tidak mudah terbawa arus, memahami
nilai-nilai budaya luhur, siap bersaing dalam knowledge based society, punya
jati diri yang jelas, memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam
sebagai kekuatan spritual. Kekuatan yang memberikan motivasi emansipatoris
dalam mewujudkan sebuah kemajuan fisik-material, tanpa harus
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.

6
DAFTAR PUSTAKA
http://myseainah.blogspot.com/2017/09/makalah-11-pai-fakultas-hukum.html

https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-04

Anda mungkin juga menyukai