Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kesehatan adalah bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan

kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting

dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia

Indonesia. Pembangunan Nasional Indonesia di bidang kesehatan adalah

memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, bermutu, dan

menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan pelayanan

kesehatan merupakan bagian dari pembangunan pelayanan publik.

Pelayanan kesehatan menjadi bagian pelayanan publik karena

pelayanan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat. Pelayanan kesehatan

merupakan kebutuhan dasar (basic needs) bagi masyarakat, sehingga

pemerintah baik pusat maupun daerah harus menyediakan sarana

pelayanan kesehatan, seperti poliklinik, puskesmas dan rumah sakit.

Mengingat masalah kesehatan menyangkut hajat hidup orang banyak,

maka di setiap daerah Kabupaten dan Kota perlu dibentuk Dinas

Kesehatan dalam rangka pemenuhan dan perlindungan kesehatan

masyarakat.
2

Pelayanan kesehatan semakin dibutuhkan sejalan dengan

banyaknya kasus kematian mendadak dan kematian di usia muda,

timbulnya kejadian luar biasa beberapa penyakit yang menimpa

masyarakat, lingkungan kumuh dan kurang sehat serta kurangnya

kesadaran masyarakat menjaga kesehatan, seperti pola makan tidak teratur,

kurang olah raga dan kurang istirahat yang berdampak pada ketahanan

tubuh menurun dan tingkat stres yang bertambah.1

Upaya pemerintah dalam menyediakan jasa atau layanan kesehatan

yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat umum menjadi penting

adanya. Maka sudah selayaknya pemerintah menerapkan program subsidi

untuk kesehatan, khususnya masyarakat kurang mampu, seperti pemberian

kartu Jaminan kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan. dengan demikian, perhatian pemerintah terhadap

kesehatan masyarakat mempunyai arti strategis dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang

dan terpadu. Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan garda depan dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, merupakan

landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas. Puskesmas sebagai

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas


1
M. Rifa’i1, Udaya Madjid, dan Ismunarta. 2016. ”Implementasi Kebijakan Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Puskesmas Garawangi Kabupaten Kuningan
Provinsi Jawa Barat”. Jurnal Politik Pemerintahan. Volume 9 No. 1, hlm. 26
3

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.2

Adapun visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya

Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni

masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.3

Kualitas pelayanan dinilai berdasarkan lima dimensi yaitu ; (1)

keandalan pelayanan (reliability) yaitu kemampuan puskesmas

memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya, (2) bukti langsung (tangibles) yaitu kemampuan puskesmas

menunjukkan eksistensinya kepada pehak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik puskesmas yang dapat diandalkan

keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa, (3) daya tanggap (responsiveness) yaitu

suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

2
Ira Susanti Ensha. 2018. “Pengaruh Implementasi Kebijakan Akreditasi Puskesmas
terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Mewujudkan Produktivitas Kerja”.
Jurnal Publik .Vol. 12 No. 01, hlm. 12
3
Ibid.
4

dan tepat kepada pasien ,dengan penyampaian informasi yang jelas, (4)

jaminan (assurance) yaitu pengetahuan, kesopansantuanan dan

kemampuan para pegawai puskesmas menumbuhkan rasa percaya para

pasien dan (5) empati (empathy) yaitu memberikan perhatian yang tulus

dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan

dengan berupaya memahami keinginan pasien.4

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota

Jambi terutama dalam upaya menyelengarakan pelayanan kesehatan yang

baik, pemerintah Kota Jambi mengeluarkan kebijakan Peraturan Daerah

Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan Masyarakat di Kota Jambi.5 Adapun Peraturan Daerah ini

bertujuan untuk:

a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang


baik dan bermutu.
b. Meningkatnya akses, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat Kota Jambi; dan
c. Meningkatnya cakupan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan pada Puskesmas beserta jaringannya dan
pada Rumah Sakit rujukan milik Pemerintah Kota Jambi.

Lahirnya regulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Jambi sebagai pemenuhan terhadap pelayanan kesehatan

yang baik, namun upaya tersebut tampaknya masih menjadi perhatian

khusus terhadap implementasi di lapangan. Masih ada keluhan masyarakat

terhadap pelayanan pihak Puskesmas terutama di Puskesmas 24 jam,

4
Nur Fajri Istiqomah, Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Minat Kunjungan Ulang
Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Ii Tambak Kabupaten Banyumas 2015, skripsi, 2015, hlm. 4
5
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kota Jambi
5

keluhan tersebut bukan untuk dokter Puskesmas, melainkan keluhan

terhadap petugas, dimana masyarakat yang ingin berobat di Puskesmas 24

jam disarankan oleh petugas untuk datang keesokan harinya.6

Permasalahan diatas memberi gambaran bahwa apa yang

diinginkan pemerintah tidak berjalan beriringan, diperlukan sebuah

komitmen yang kuat bagi pihak penyelenggara kesehatan untuk

memberikan mutu pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga

implementasi di lapangan sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

Pelayanan yang baik menjadi hal penting karena dapat

mempengaruhi minat berkunjung masyarakat, masyarakat merasa puas dan

masyarakat akan terus berobat ditempat tersebut. Seperti yang dijelaskan

oleh Nur Fajri Istiqomah dalam penelitiannya tentang “Hubungan Mutu

Pelayanan terhadap Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Di

Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas 2015” menunjukkan bahwa

pelayanan publik yang baik dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk

berkujung ulang.7 Selanjutnya Pradika Yezi Anggoro tahun 2013 dalam

penelitiannya tentang “Implementasi Regulasi Jaminan Sosial Terhadap

Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Miskin di Kota Semarang”,

menunjukkan pada pelaksanaanya Program Jamkesmaskot dirasakan oleh

6
https://metrojambi.com/read/2016/06/09/10829/masih-dengar-keluhan-fasha-minta-
kepala--puskesmas-tingkatkan-pelayanan. Diakses pada 25 Januari 2019 pukul 10.30 WIB.
7
Nur Fajri Istiqomah, Loc.Cit.
6

warga miskin Kota Semarang dan sangat bermanfaat bagi pemenuhan

kebutuhan pelayanan kesehatan.8

Apabila dibandingkan dengan dua penelitian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pelayanan yang baik di Pusat Kesehatan Mayarakat

dapat berdampak baik terhadap minat masyarakat untuk berkunjung

kembali, kemudian pelayanan yang baik juga membuat pengunjung

merasan nyaman dan tentram. Berdasarkan uraian kajian diatas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Putri Ayu di

Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi.”

1.2 Rumusan Masalah


Mengacu pada uraian latar belakang serta untuk menghindari

meluasnya pembahasan, maka peneliti membatasi rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kebijakan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan Puskesmas 24 jam di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi?

2. Bagaimana upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas 24

jam di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi ?

1.3 Tujuan Penelitian


Sehubungan dengan rumusan masalah penelitian yang telah

diungkapkan maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

8
Pradika Yezi Anggoro, Implementasi Regulasi Jaminan Sosial Terhadap Pelayanan
Kesehatan Bagi Warga Miskin Di Kota Semarang, skripsi, 2013.
7

1. Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi kebijakan

penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas 24 jam di

Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui upaya peningkatan pelayanan kesehatan Puskesmas

24 jam Danau Sipin Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan

informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya terkhusus bagi

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Hukum.

2. Manfaat Praktis

Untuk mengasah kemampuan peneliti dalam merespon suatu masalah,

pengumpulan data dan informasi kemudian menganalisa secara

ilmiah, serta dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi masukan dan bahan kajian bagi Puskesmas yang berada di

wilayah Danau Sipin Kota Jambi. Serta bisa menjadi rujukan untuk

penelitian selanjutnya.

1.5 Landasan Teori

Menurut Kerlinger sebagaimana dikutip Sugiyono, teori adalah

seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi

untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan


8

antar variabel, sehingga dapat berguna menjelaskan dan meramalkan

fenomena.9 Dalam melakukan analisis terhadap penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teori yang relevan dan tepat agar mempermudah

peneliti dalam meakukan penelitian. Teori yang peneliti gunakan yaitu:

1. Kebijakan Publik

Kebijakan sebagai ilmu pengetahuan secara filosofis dapat

membuktikan kehadirannya baik secara otologis, epistomologi maupun

secara aksiologi. Secara ontologis, kebijakan sebagai suatu konsep,

keberadaannya sangat abstrak, adanya dalam pemikiran yang mewujud

pada pernyataan kehendak sebagaimana dirumuskan oleh Mirian Budiarjo

didalam Faried Ali, dkk. Namun ketika pernyataan kehendak itu

diletakkan pada lokus dasar yang dijadikan pernyataan itu akan menjadi

konkret, yaitu adanya dalam suatu kenyataan, maka kebijakan dilakukan

atas dasar kehendak kekuasaan di mana kebijakan menjadi alat untuk

mengaktualkan kehendaknya melalui tata aturan yang akan diperlakukan.

Tata aturan adalah tata hukum yang tertulis yang berlakunya secara

hirarkis atau tata urutan perundang-undangan yang berlaku.10

Menurut Nugroho, ada dua karakteristik dari kebijakan publik,

yaitu:11

9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 41
10
Faried Ali dkk, Studi Analisa Kebijakan Konsep, Teori dan Aplikasi sampel Teknik
Analisa Kebijakan Pemerintah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hlm. 7
11
Ibid,
9

1) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah untuk

dipahami,karena maknanya adalah hal-hal yang dikerjakan untuk

mencapai tujuan nasional;

2) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah diukur, karena

ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-cita

sudah ditempuh.

Kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk

memecahkan masalah di tengah masyarakat, baik secara langsung maupun

melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Dari definisi para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

publik adalah serangkaian keputusan kebijaksanan yang diambil

seorangatau sekelompok orang untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu

di dalam masyarakat. Sementara itu menurut Thomas Dye, pakar

kebijakan publik mendefinisikan bahwa:

Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak


dikerjakan oleh pemerintah, mengapa suatu kebijakan harus
dilakukan dan apakah manfaat bagi kehidupan bersama harus
menjadi pertimbangan yang holistik agar kebijakan tersebut
mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak
kecil dan sebaiknya tidak menimbulkan persoalan yang merugikan,
walaupun demikian pasti ada yang diuntungkan dan ada yang
dirugikan, disinilah letaknya pemerintah harus bijaksana dalam
menetapkan suatu kebijakan. Untuk memahami kedudukan dan
peran yang strategis dari pemerintah sebagai public actor, terkait
dengan kebijakan publik maka diperlukan pemahaman bahwa
untuk mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang
berorientasi kepada kepentingan rakyat. Aminullah mengemukakan
bahwa kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk
mempengaruhi sistem pencapaian tujuan yang diinginkan, upaya
10

dan tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu berjangka panjang


dan menyeluruh.12

2. Pelayanan Publik

Menurut Kotler “pelayanan adalah setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik”.

Sementara istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti

umum, masyarakat, negara. Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditentukan.13 Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan

keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah

memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas

pelayanan prima yang tercermin dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakases oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang bias dipertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

12
Farid Ali dkk, Op.Cit, hlm,. 7-8
13
Lijan Poltak Sinambela. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, dan
Implementasi, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), hlm 5
11

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang

pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif, yaitu pelayan yang dapat mendorong peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi

dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan,

status social, dan lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan anatar pemberi dan penerima

pelayanan publik.14

Selanjutnya, Fitzsimmons dalam Budiman berpendapat terdapat

lima indikator pelayanan publik, yaitu reliability yang ditandai dengan

pemberian pelayanan yang tepat dan benar; tangibles yang ditandai dengan

penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya;

responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen

dengan cepat; assurance, yang ditandai dengan perhatian terhadap etika

dan moral dalam memberikan pelayanan, dan empati, yang ditandai

dengan kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.15

Layan sepenuh hati, juga bias membantu kita menyisihkan waktu

untuk memahami orang lain dan peduli terhadap perasaan mereka. Nilai

14
Ibid, hlm. 6
15
Ibid, hlm. 7
12

yang sebenarnyadalam layanan sepenuh hati menurut Patton terletak pada

kesungguhan empat sikap “P” yaitu:

Passionate (gairah). Ini menghasilkan semangat yang besar

terhadap pekerjaan, diri sendiri, dan orang lain. Progressive (progresif).

Menciptakan cara baru dan menarik untuk meningkatkan layanan dan gaya

pribadi. Proactive (proaktif). Melibatkan pekerjaan kita dan Positive

(positif). Senyum merupakan bhasa isyarat universal yang dipahami semua

orang dimuka bumi.16

Dalam Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2013 Pasal

12 Pelaksana dalam menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan senantiasa

mengedepankan hal – hal sebagai berikut :

a. Santun dan ramah;


b. Profesional;
c. Adil dan tidak diskriminatif;
d. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi
penyelenggara pelayanan kesehatan;
f. Merahasiakan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan
sesuai dengan kode etik profesi;
g. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat;
h. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
i. Memberikan informasi yang benar dalam menanggapi
permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat;
j. Tidak menyalahgunakan informasi, profesi, jabatan, dan/atau
kewenangan yang dimiliki;dan
k. Sesuai prosedur.

16
Ibid, hlm. 9
13

1.6 Kerangka Pikir

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

PELAYANAN PUBLIK

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2013


Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Keshatan Masyarakat Kota
Jambi

Lijan Poltak Sinambela, Kualitas Pelayanan


Prima:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Kondisional
4. Partisipatif
5. Kesamaan hak
6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Lima indikator pelayanan publik


1. Reliability 2. Tangibles 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empati

EVALUASI KEBIJAKAN

1.7 Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan

mengungkapkan keadaan yang sebenarnya untuk mendapatkan data-data

dan informasi dari objek-objek yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di


14

wilayah Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi khususnya di Puskesmas

Putri Ayu Jln. Slamet Riadi No. 02 Kel. Legok.

2. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian kualitatif pada dasarnya ialah mengamati orang dengan

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnaya. Penelitian kualitatif

ini bersifat deskriptif yang mana bertujuan untuk menggambarkan secara

tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala kelompok tertentu.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.17

3. Teknik Pengambilan Data

a. Observasi (pengamatan)

Teknik pengamatan dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif, kepecayaan, perhatian, perilaku tak sadar,

kebiasaan, dan sebagainya serta memungkinkan peneliti untuk melihat

dunia sebagimana dilihat oleh subjek penelitian dan memungkinkan

17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 6
15

peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga

memungkinkan peneliti menjadi sumber data18.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pemgumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Ada tiga macam

wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur dan

wawancara tak terstruktur. Dalam melakukan pengambilan data peneliti

akan menggunakan wawancara terstruktur dengan menyiapkan daftar

pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan kepada responden.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil

penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya jika didukung oleh dokumen-dokumen yang tepat, dukumen

terebut berupa foto dan tulisan.

4. Teknik Penentuan Informan

Dalam upaya untuk mendapat data yang valid maka peneliti

memilih informan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, dan

18
Ibid, hlm. 175
16

dengan metode purposive sampling, adapun informan yang akan diteliti

adalah sebagai berikut:

a. Kepala Puskesmas Putri Ayu Danau Sipin

b. Perawat dan Bidan Puskesmas Puti Ayu Danau Sipin

c. Pasien/Masyarakat yang berobat di Puskesmas Putri Ayu

5. Teknik Analisi Data

Selama di lapangan model analisis data yang digunakan yaitu

model analisis data oleh Miles and Huberman, yaitu :

1). Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di lapangan maka data

akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dan dicari tema dan polanya.

2). Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

benuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Biasanya yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data diarahkan agar

data hasil reduksi terorganisirkan, tersususn dalam pola hubungan,

sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian

selanjutnya.
17

3). Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data maka langkah

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data-data yang telah

diperoleh dan diolah dan verifikasi data. Kesimpulan awal dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berubah bila

ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data

berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut

dengan verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan diawal

didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi

yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang

diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

6. Keabsahan Data (Triangulasi Data)

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memamfaatkan sesuatu yang lain. Dalam hal ini melihat kecocokan antara

data yang diperoleh peneliti dengan kejadian yang menjadi fenomena yang

ingin diteliti.19

19
Amrisal. 2013. “Tahapan Konflik Agraria Antara Masyarakat Dengan Pemerintah
Daerah (Studi: Konflik Masyarakat Nagari Abai Dengan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan
Mengenai Hak Guna Usaha Pt. Ranah Andalas Plantation) “. Jurnal, hlm. 7
18

BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2.1 Kondisi Geografis Kota Jambi

Gambar 2.1 Peta Kota Jambi

Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal

dengan sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh

wilayah Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat

maupun di sebelah Timur. Secara geografi wilayah Kota Jambi terletak di

antara : 103°30’1,67’’ Bujur Timur sampai 103°40’0,22’’ Bujur Timur

01°30’2,98’’ Lintang Selatan sampai 01°40’1,07’’ Lintang Selatan dengan

luas wilayah 205,38 Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas Provinsi Jambi.
19

Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan

luas 20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi

terdiri atas wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang

dengan kemiringan 2 hingga 15 % dan curam dengan kemiringan 15

hingga 40 % dengan luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai

berikut :

a. Datar (1-2%) = 11.326 ha (55 %)

b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1%)

c. Curam (15 – 40%) = 41 ha (0,002%)

Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis. Musim hujan

jatuh pada bulan Oktober sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur

Selatan) dan musim kemarau pada bulan April sampai Oktober

(dipengaruhi oleh Musim Barat).

Suhu udara rata-rata terendah berkisar 22,70°C dan tertinggi

berkisar 32,40°C. Kelembaban udara rata-rata terendah berkisar 83,33 %

dan tertinggi berkisar 84,00 %. Curah hujan rata-rata terendah berkisar

143,50 mm/tahun dan tertinggi berkisar 231, 43 mm/tahun. Sedangkan

kecepatan angin rata-rata terendah berkisar 7,00 knot dan tertinggi berkisar

11,25 knot. Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kisaran 10 –

60 m dari permukaan laut. Berdasarkan kecamatan, sebagian besar wilayah

Kecamatan Pasar Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada

ketinggian 0 – 10 meter dari permukaan laut, sedangkan wilayah


20

Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi Timur dan Kotabaru

sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter dari permukaan laut.

Pemanfaatan lahan di Kota Jambi didominasi oleh kebun dengan

persentase sebesar 19,31% dari total luas Kota Jambi. Selain itu, Kota

Jambi juga memiliki hutan yang cukup luas yaitu sebesar 17,19% dari total

luas Kota Jambi. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat

diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai

kawasan budidaya sepertidengan suhu rata–rata minimum berkisar antara

22,1-23,3 °C dan suhu maksimum antara 30,8-32,6 °C, dengan

kelembaban udara berkisar antara 82-87%. Sementara curah hujan terjadi

sepanjang tahun sebesar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata 191,34 mm/bulan).

2.2 Kondisi Demografi Kota Jambi

Jumlah penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan

namun jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan peningkatan

kualitasnya justru dapat menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu

masalah kependudukan harus mendapat perhatian yang serius, sehingga

dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai modal pembangunan.

Berdasarkan data Proyeksi Penduduk, jumlah penduduk Kota

Jambi tahun 2015 adalah sebesar 576.067 orang, terdiri dari penduduk

laki-laki sebesar 289.713 dan perempuan 286.354 orang. Untuk melihat

perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan digunakan sebuah

rasio yang disebut Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio). Kecamatan dengan
21

jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Kotabaru, yaitu 164.030 jiwa

atau sekitar 28,47 persen dari penduduk Kota Jambi yang berjumlah

576.067 orang. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua adalah

Kecamatan Jambi Selatan, yaitu sebesar 135.530 jiwa atau sekitar 23,53

persen. Di urutan ketiga adalah Kecamatan Telanaipura, yaitu sebesar

96.798 jiwa atau sekitar 16,80 persen dari total penduduk Kota Jambi.

Luas wilayah Kota Jambi adalah 205,38 km2 dengan jumlah

penduduk tahun 2015 sebesar 576.067 jiwa, maka kepadatan penduduk

Kota Jambi tahun 2015 adalah 2.805 jiwa/km2. Kepadatan penduduk 2015

meningkat dibanding tahun 2014 yang sebesar 2.766 jiwa/km2. Ini terlihat

dari begitu banyak perumahan-perumahan yang dibangun di Kota Jambi

untuk memenuhi permintaan perumahan bagi masyarakat dan akan terus

meningkat dengan adanya program satu juta rumah yang

dicanangkan.Kepadatan penduduk per kecamatan cukup bervariasi sesuai

dengan kemudahan akses dan pusat pengembangan pembangunan daerah

Jambi. Kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah kecamatan Jelutung,

yakni 7.892 jiwa/km2. Luas wilayah Kecamatan Jelutung hanya sebesar

7,92 km2, terkecil kedua setelah Kecamatan Pasar Jambi yang hanya 4,02

km2. Kecamatan Jelutung ini terletak di lokasi yang strategis, di tengah

kota, dekat pusat perkantoran dan pertokoan sehingga menjadi primadona

tempat tinggal.Kecamatan Pasar Jambi merupakan kecamatan dengan luas

wilayah terkecil dan kecenderungan jumlah penduduk yang berkurang dari

tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan Kecamatan Pasar Jambi merupakan


22

pusat bisnis di Kota Jambi, perlahan penduduknya berpindah ke

Kecamatan lain.

Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah

Kecamatan Danau Teluk, yaitu hanya sekitar 764 jiwa/km2 dengan luas

wilayah sekitar dua kali lebih luas dibanding Kecamatan Jelutung, yakni

15,70 km2. Di Kecamatan Danau Teluk ini masih terdapat banyak

perkebunan dan sebagian penduduk di sini berpindah ke kecamatan lain

yang dekat dengan pusat kota. Ini salah satu penyebab kepadatan

penduduk yang rendah.

2.3 Puskemas Putri Ayu

1. Latar Belakang

Pemerintah telah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan

secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Salah satunya dengan

pemanfaatan Pusat kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) di berbagai daerah

sebagai Pusat pelayanan terdepan dan sebagai sarana pelayanan kesehatan

strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya.

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi sebagai salah satu unit pelayanan

teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Jambi dituntut menjadi ujung tombak

pembangunan kesehatan khususnya memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan

rehabilatif untuk mempertinggi derajat kesehatan dengan memberikan


23

prioritas pada upaya peningkatan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Putri Ayu, pelayanan kesehatan ini tertuang dalam 6 program pokok dan

program pengembangan Puskesmas yaitu :

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak &Keluarga Berencana

d. Perbaikan Gizi Masyarakat

e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan.

Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi,

masih banyak mengalami kendala dan hasil pencapaian yang belum

optimal, Hal ini dikarenakan perilaku masyarakat yang belum

mencerminkan pola hidup sehat serta sikap dan budaya kerja tenaga

kesehatan yang belum optimal.

Dengan adanya Laporan Tahunan Kinerja Puskesmas Putri Ayu ini

dapat dijadikan evaluasi sejauh mana program-program yang telah

dilaksanakan dan kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dimasa

datang untuk mencapai hasil optimal. Laporan Tahunan Kinerja ini juga

merupakan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian yang

diselenggarakan melalui mekanisme Strafikasi Puskesmas yang kemudian

menjadi penilaian kinerja Puskesmas.


24

2. Tujuan

Tujuan Umum :

Dengan adanya Laporan Tahunan Kinerja puskesmas diharapkan

dapat mengevaluasi kinerja Puskesmas Putri Ayu, keberhasilan serta

strategi pelaksanaan program berikutnya.

Tujuan Khusus :

a. Dapat mengindentifikasi hasil pencapaian per program di Puskesmas

Putri Ayu

b. Dapat mengindentifikasi keberhasilan ( Kegiatan yang mencapai target

) di Puskesmas Puteri Ayu

c. Dapat mengindentifikasi kegagalan ( Kegiatan yang tidak mencapai

target ) di Puskesmas Putri Ayu

d. Dapat mengindentifikasi penyebab dari keberhasilan dan kegagalan

dari kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Putri Ayu.

e. Dapat mengindentifikasi masalah dan antisipasi yang akan

dilaksanakan di Puskesmas Putri Ayu

3. Geografi

Puskesmas Putri Ayu secara administrasi terletak di wilayah

Kecamatan Danaau Sipin yang merupakan bagian wilayah kerja

Puskesmas Putri Ayu Kota jambi, wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

meliputi 5 kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Legok = 42 RT

b. Kelurahan Murni = 20 RT
25

c. Kelurahan Solok Sipin = 31 RT

d. Kelurahan Sungai Putri = 26 RT

e. Kelurahan Selamat = 32 RT

Dengan Jumlah : 151 RT ( Rukun Tetangga )

Letak dan luas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu ± 7,88 km2

yang terletak di kecamatan Danau Sipin terdiri dari daerah dataran tinggi

sebelah selatan dan dataran rendah disebelah utara, secara geografis

batas-batas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu adalah sebagai berikut :

a. Utara : Sungai Batang Hari, Wilayah Kerja Puskesmas

Koni

b. Selatan : Kecamatan Jelutung, Wilayah kerja Puskesmas

Simpang Simpang Kawat dan Handil

c. Timur : Kecamatan Pasar, Wilayah Kerja Puskesmas Koni

d. Barat : Kelurahan Suka Karya, Wilayah kerja Puskesmas

Simpang Kawat.

4. Demografi

Jumlah Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu berdasarkan

data akhir Tahun 2019 adalah : 47594 ,-Jiwa dengan perincian :

- Legok : Laki- Laki = 6.909 Perempuan = 6.532

- Murni : = 2.721 = 2.835

- Solok Sipin : = 5.399 = 5.160

- Sungai Putri : = 4.527 = 4.452

- Selamat : = 4.499 = 4.560


26

5. Gambaran Umum Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

a. Indentitas Puskesmas
Kode Puskesmas 0 5 0 7 0 1 0 1

Nama Puskesmas Putri Ayu

Nama Kecamatan Danau Sipin

Alamat Jalan Slamet Riyadi No.2

Kelurahan Legok

Kode Pos 36124

No.Telepon 0741-3066445

Karakteristik Wilayah kerja


* Letak Administratif * Letak Geografis

1. Ibu kota Kecamatan V 1. Pantai


2. Ibu Kota kabupaten 2. Kepulauan
3. Ibu Kota propinsi 3. Rawa Pantai
4. Kota Metropolitan 4. Dataran Rendah
5. Berbukit
6. Pegunungan

* Letak Strategis
1. Terpencil
2. Transmigrasi
3. Perbatasan Kabupaten
4. Perbatasan Propinsi

b. Karakteristik Puskesmas

1.Tanah dan Bangunan 1 1. Tanah Negara


Status Tanah 2. Tanah Depkes
3. Tanah Pemda
4. Milik Masyarkat
5. Tidak Jelas

Luas Tanah 1 2 3 0 M2
27

2.Bangunan Pelayanan
Puskesmas Luas 1 0 2 0 M2
Tahun Pembangunan 1 9 6 8
Rehabilitasi Terakhir 2 0 1 6
Kondisi Sekarang 1. Rusak Berat
2. Rusak Sedang
3. Rusak Ringan

3. Bangunan Perumahan
a. Rumah Dokter Luas 0 0 0 0 M2
Tahun Pembangunan 0 0 0 0
Rehabilitasi Terakhir 0 0 0 0
Kondisi Sekarang 1. Rusak Berat
2. Rusak Sedang
3. Rusak Ringan

b. Rumah Paramedis Luas 0 0 0 0 M2


Tahun Pembangunan 0 0 0 0
Rehabilitasi Terakhir 0 0 0 0
Kondisi Sekarang 1. Rusak Berat
2. Rusak Sedang
3. Rusak Ringan

c.Rumah Tenaga non Kesehatan Luas 0 0 0 0 M2


Tahun Pembangunan 0 0 0 0
Rehabilitasi Terakhir 0 0 0 0
Kondisi Sekarang 1. Rusak Berat
2. Rusak Sedang
3. Rusak Ringan

4 Bangunan Perawatan
Jumlah Tempat Tidur 0 9
Tahun Pembangunan 1 9 6 8
Rehabilitasi Terakhir 2 0 1 6
Kondisi Sekarang 3 1. Rusak Berat
2. Rusak Sedang
3. Rusak Ringan

5. Bangunan Pendukung
Puskesmas Pembantu 5 Unit
Polindes 0 Unit

6. Sarana Penunjang Sepeda Motor 8 Unit


Transportasi Operasional Roda 4 0 Unit
Pusling Roda 4 2 Unit
28

7. Prasarana
Air Bersih V
Listrik V
Sampah V
Limbah V

8. Peralatan Kondisi
Poli Klinik Set V 4 1. Baik dan lengkap
Minor Surgery V 2 2. Baik dan tidak lengkap
KIA : Bidan KIT V 1 3. Lengkap tidak baik
Partus set V 2 4. Tidak Lengkap dan Tidak baik
IUD Kit V 1
Sanitasi Kit V 0
Audio Visual set V 1
Dental Unit V 1
Frezzer V 1
Mikroskop V 1

c. Ketenagaan

1. Junis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah Orang


Dokter Umum V 0 5
Dokter Spesialis 0 0 0
Dokter Gigi V 0 2
Sarjana Kesehatan Masyarakat V 0 3
Bidan V 2 6
Ahli Gizi V 0 0
Sanitarian V 0 2
Perawat V 1 6
Apoteker V 0 0
Asisten Apoteker V 0 4
Analis Laboratorium V 0 2
Perawat Gigi V 0 4

2. Jenis dan Jumlah Tenaga Non Kesehatan


Administrasi Umum V 0 5
Keuangan 0 0 0
Pekarya 0 0 0
Pengelola Data 0 0 0
Pesuruh 0 0 0
Sopir 0 0 0
29

3. Organisasi Puskesmas
Nama Pimpinan Dr.H.Emildan Pasai
Nip 19731201 200604 1 013

4. Nama Kepala TU Saprizal.SKM


Nip. 19760611 200501 1 009

Tabel 2.1 Tenaga Pegawai

NO FUNGSI PENDIDIKAN DIKLAT LAMA


TERAKHIR BEKERJA
1 Ke Tata Usahaan SLTA - 24 th 7 Bln
2 Keuangan S.1 Keperawatan - 19 th 6 bln
3 Pelaksana KIA BIDAN - 18 th 1 bln
4 Pelaksana P2M Profesi Kep. - 14 th 10 bln
5 Pelaksana Gizi SPAG - 25 th 6 bln
6 Pelaksana promosi S.1 .Kes.Mas - 7 th 3 bln
7 Pelaksana Kesling SPPH - 20 th 7 bln
8 Pelaksana Pengobatan Dasar S.1.Kedokteran - 10 th 1 bln
Sumber data diolah oleh : Penulis
d. Program
1.POKOK 2.PENGEMBANGAN KHUSUS
a. Promosi Kesehatan V a. Upaya Kesehatan usia Lanjut V
b. KIA V b. Perkesmas V
c. Gizi V c. Upaya Kesehatan mata V
d. Kesehatan Lingkungan V d. Upaya Kesehatan Jiwa V
e. Pengobatan Dasar V e. Upaya Kesehatan Telinga V

e. Jangkauan Pelayanan
1.Wilayah Kerja
Jumlah Kelurahan 0 5 Kelurahan
Luas Wilayah 7.88 Km.2
Kepadatan Penduduk Per.Km.2

2. Distribusi Penduduk
Menurut kondisi wilayah kerja
Kepulauan
Pantai Kelurahan 4 7 9 5 4 Jiwa 1 1 3 2 2 KK
Rawa-Rawa
Dataran V
Berbukit
Pegunungan
30

3. Waktu Tempuh Perjalanan Jauh


a.Dari kelurahan terjauh ke Puskesmas
2 jam 0 5 Kelurahan 1. Jalan Kaki
2 – 6 Jam 2. Sepeda
3. Mobil
b. Dari Puskesmas ke fasilitas Rujukan terdekat
2 jam 0 5 Kelurahan 1. Jalan Kaki
2 – 6 Jam 2. Sepeda
3. Mobil

4.Sarana Transfortasi
a. Sepeda V
b. Sepeda Motor V
c. Kendaraan Roda 4 V
d. Kendaraan Umum V

f. Sasaran Kegiatan
INDIVIDU
Bayi 9 1 7 Pekerja 0 0 Miskin 2 2 8 6
Balita 4 5 7 5 Olah raga 0 0
Apras 1 8 2 2 Keagamaan 0 0
WUS 1 4 0 3 3 Sosial 0 0
PUS 7 6 1 5
Bumil 9 0 0
Bufas 8 5 9

INSTITUSI PENDIDIKAN KEAGAMAAN


1.Umum : SD Sederajat 1 8 Rumah Ibadah 4 3
Terminal 0 0 SLTP Sederajat 0 8 Pesantren 0 0
Pelabuhan Laut 0 0 SLTA Sederajat 1 4
TPA Sampah 0 0

2.Parawisata/rekreasi PERDAGANGAN SOSIAL


Hotel 0 6 Pasar 0 4 Panti Asuhan 0 0
Rumah Makan 1 7 Pertokoan 0 5 Panti Werda 0 0
Gedung Pertunjukan 0 3 Pabrik 0 0 Panti Sosial 0 0
Taman Wisata 0 0 Industri RT 6 7

3. Perkantoran 1 1
31

6. Kunjungan Puskesmas

Tabel. 2.2 Kunjungan Puskesmas Putri Ayu Berdasarkan Status pelayanan

No Status Pelayanan Jumlah Persentase


Kunjungan
2018 2019
1 Umum 18.423 18.032 29.14 %
2 Jamkesmas 16.840 17.481 28.25 %
3 Askes 7.305 5.491 8.87 %
4 BPJS 26.549 20.868 33.73 %
5 Gratis 98 - 0%
Jumlah 69.215 61.872 100 %
Sumber data diolah oleh : Penulis

Dari Tabel dapat dilihat bahwa kunjungan pasien secara keseluruhan

pada tahun 2019 Menurun dibandingkan tahun 2018. Kenaikan yang berarti

hanya pada pasien BPJS .Kunjungan yang terbesar pada Th.2019 adalah

pasien BPJS, sedangkan pasien umum Menurun dibanding tahun 2019

sebesar 29.14 % dari Jumlah Keseluruhan Pasien.

7. Urutan Sepuluh Penyakit Terbesar

Tabel 2.3 Urutan Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Putri Ayu


Tahun 2018

No Jenis Penyakit Jumlah %


1 J.00. Nassopharingitis Akut 14.287 39.50 %
2 I.10..Hipertensi Essensial 6.487 17.94 %
3 L.23.Dermatitis Kontak Alergi 2.965 8.20 %
4 K.29. Gastritis 2.692 7.44 %
5 R.50.Demam Tak Tahu Sebab 2.653 7.34 %
6 E.12. DM.Tak tergantung insulin 2.512 6.95 %
7 K.04.1. Nekrosis Pulpa 1.709 4.73 %
8 J.02. Pharingitis akut 1.304 3.61 %
9 K.06. Gangguan Jaringan Gigi 882 2.44 %
10 M.79 Myaglia 668 1.85 %
JUMLAH 36.159 100 %
Sumber data diolah oleh : Penulis
32

Tabel 2.4 Urutan Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Putri Ayu


Tahun 2019
No Jenis Penyakit Jumlah %
1 J.00. Nassopharingitis Akut 12.833 43.31 %
2 I.10..Hipertensi Essensial 4.258 14.37 %
3 R.50.Demam Tak Tahu Sebab 3.262 11.00 %
4 E.12. DM.Tak tergantung insulin 1.690 5.70 %
5 L.23.Dermatitis Kontak Alergi 1.378 4.65 %
6 J.02. Pharingitis akut 1.274 4.30 %
7 K.29. Gastritis 1.260 4.25 %
8 K.04.1. Nekrosis Pulpa 1.230 4.15 %
9 K.30.Dispepsia 1.227 4.15 %
10 M.30.Arteritis 1.220 4.12 %
JUMLAH 29.632 100.00 %
Sumber data diolah oleh : Penulis

Dari tabel 2.3 dan tabel 2.4 diatas dapat terlihat bahwa urutan

penyakit pertama pada tahun 2019 masih sama dengan tahun 2018, yaitu

penyakit infeksi saluran pernapasan (J.00) dan pada tahun 2019. Diagnosis

Penyakit hipertensi esensial masih termasuk urutan penyakit No.2, sama

dengan tahun 2018. Hal ini menunjukan bahwa Gaya Hidup masyarakat (

Kebiasaan Buruk ) seperti merokok,stress dan kurang beraktifitas, serta

kegemukan ( Obesitas ) serta faktor usia diatas 60 tahun, karena elastis

pembuluh darah tidak lagi stabil,, untuk itu dianjurkan secara rutin

meeriksakan diri agar dapat terkontrol tekanan darah dalam tubuh.

Sekarang telah terbentuk posbindu di masyarakat untuk mengontrol

tekanan darah lebih dekat dengan masyarakat, khususnya untuk penyakit

PTM ( Penyakit Tidak Menular )


33

8. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Tabel 2.5 Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan ibu dan Anak


Puskesmas Putri Ayu
No Kegiatan Taret Jumlah %
Puskesmas 2018 2019
1 Cakupan K4 900 929 892 99.11 %
2 Persalinan Oleh Nakes 859 872 855 99.53 %
3 Cakupan komplikasi kebidanan yang 180 187 180 100 %
Ditangani
4 Cakupan Kunjungan Neonatus 807 859 827 102.48
%
5 Penanganan dan rujukan neonatus 138 155 84 60.86 %
resti
6 Cakupan Kunjungan bayi 917 813 898 97.93 %
7 Pelayanan deteksi dan stimulasi dini 4575 2952 1654 36.15 %
tumbang Balita
8 Tumbang anak Pra sekolah 1822 1790 2085 114.43
%
9 Akseptor aktif MKET di Puskesmas 7615 6289 4891 64.23 %
Sumber data diolah oleh : Penulis

Untuk Program Kesehatan Ibu dan anak umumnya mencapai

target K4 ( 99.11 %), Kunjungan Bayi ( 97.93 % ) Balita ( 36.15 %) target.

Cakupan kunjungan Akseptor KB yang ditangani pada tahun 2019 tidak

mencapat target ( 64.23 % ) dikarenakan sasaran yang terlalu tinggi dan

juga banyaknya klinik di wilayah kerja, dan tidak melaporkan kegiatan ke

Puskesmas.

9. Program Usila
Tabel 2.6 Hasil Kegiatan Kesehatan Usila Lanjut
Puskesmas Putri Ayu
No Kegiatan Target Jumlah Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Kunjungan 7690 9655 7690 100 %
2 Pengobatan 7690 9655 7690 100 %
3 Konseling 7690 9655 7690 100 %
4 Penyuluhan Kelompok 6 6 6 100 %
5 Dirujuk 7690 1564 2018 26.24 %
Sumber data diolah oleh : Penulis
34

Dari table 2.7 dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan usila

pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun 2018 , hal ini mungkin

disebabkan karena Faktor Ekonomi dan penghasilan dan juga factor

Dukungan Keluarga.

10. Program Perbaikan Gizi

Tabel 2.7 Hasil Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu


No Kegiatan Target Pencapaian Persentase
Puskesmas 2018 2019
( Rill )
1 Pemberian Vit.A ( 4365 4796 4187 95.92 %
6-59 bln )
2 Pemberian Tablet 900 932 936 104 %
Fe Pada Bumil
3 Pemberian PMT 9 2 9 100 %
4 Balita naik BB nya 4574 2759 2325 50.83 %
5 Balita BGM 0 2 0 0
Sumber data diolah oleh : Penulis

Dari table 2.7 terlihat bahwa pemberian vitamin A menurun di

tahun 2019, tapi sudah mencapai target ( 95.92 %). Balita yang mengalami

BGM tidak ada ( 0 % ) dan balita yang naik BBnya hanya 50.83 %. Hal

ini perlu kerjasama lintas sektoral untuk memberdayakan masyarakat dan

pendidikan kesehatan kepada keluarga terutama tentang gizi keluarga.

11. Promosi Kesehatan

Tabel 2.8 Hasil Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu

No Kegiatan Target Pencapaian Persentase


Puskesmas 2018 2019
1 PHBS 1050 769 667 63,52 %
2 Posyandu Purnama 3 3 3 100 %
3 Posyandu Mandiri 1 1 1 100 %
4 Frek.Penyuluhan 20 x 20 x 20 x 100 %
Kespro
5 Frek.Penyuluhan 24 x 24 x 24 x 100 %
35

Kesehatan
Sumber data diolah oleh : Penulis

Dari tabel 2.9 terlihat bahwa frekuensi penyuluhan tetap. Strata

posyandu purnama tetap 3 ditahun 2018, dikarenakan jumlah kunjungan

balita berkurang , dan posyandu mandiri juga tetap 1, dikarenakan dana

untuk membuat posyandu mandiri belum bisa terlaksana,diharapkan

adanya lintas sektoral.

12. Kesehatan Lingkungan


Tabel 2.9 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Putri Ayu
No Kegiatan Target Pencapaian Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Pemeriksaan DAM 50 21 50 100 %
2 DAM yang memenuhi 50 16 26 52.00 %
syarat
3 Inspeksi TPM 128 130 128 100 %
4 TPM yang memenuhi syarat 128 93 95 74.22 %
5 Inspeksi TPS 21 21 100 %
6 TPS yang memenuhi syarat 21 15 10 47.62 %
7 Pemeriksaan Lingkungan 9984 9970 9984 100 %
rumah
8 Lingkungan perumahan 9984 8400 6000 60.09 %
yang memenuhi syarat
9 Inspeksi sanitasi TTU 110 155 110 100 %
10 Sanitasi TTU yang 110 92 35 31.82 %
memenuhi syarat
11 Inspeksi sanitasi sarana 2 2 2 100 %
pengelolaan petisida yang
memenuhi syarat
12 Tempat pengelolaan petisida 2 1 2 100 %
yang memenuhi syarat
13 Pnengawasan tempat 560 760 560 100 %
potensial perindukan vector
14 Pemberdayaan sasaran / 5 5 5 100 %
kelompok
15 Desa potensial yang 5 5 5 100 %
mendapat intervensi
pemberantasan vektor
Sumber data diolah oleh : Penulis
36

Dari tabel 2.9 diatas dapat terlihat bahwa ditahun 2019 semua

kegiatan kesehatan lingkungan sudah dapat dilaksanakan oleh petugas

sanitasi Puskesmas Putri Ayu.walaupun belum mencapai target

13. Program P2M

Tabel 2.10 Hasil kegiatan program Imunisasi di Puskesmas Putri Ayu

No Kegiatan Target Cakupan Persentase


Puskesmas 2018 2019
1 Imunisasi BCG 891 877 879 100.12
2 Imunisasi DPT/HB 891 872 853 95.74 %
3 Imunisasi Campak 891 660 855 95.96 %
4 Imunisasi Polio 891 872 853 95.74 %
5 Imunisasi HB 0-7 hari 891 703 876 98.32 %
6 Imunisasi TT I Bumil 900 22 252 28.00 %
7 Imunisasi TT II Bumil 900 58 10 1.11 %
8 Imunisasi Campak SD Kelas I 733 748 575 78.44 %
9 Imunisasi DT SD Kelas I 733 745 660 90.04 %
10 Imunisasi TD SD Kelas II.III 1500 823 1387 92.47 %
Sumber data diolah oleh : Penulis
Untuk kunjungan imunisasi tahun 2020 meningkat dibandingkan

dengan tahun 2019,namun untuk kegiatan sudah mencapai target , begitu

juga untuk imunisasi Anak SD sudah mencapai target, dan untuk TT I dan

TT II Bumil tidak mencapai Target dikarenakan ibu hamil yang 36ating

berkunjung sebelum diberikan imunisasi TT dilakukan screening status TT

yang dimulai dari status imunisasi saat bayi. Status T1 dan T2 ibu hamil

didapat saat imunisasi dasar lengkap.

14. Hasil Kegiatan Program Diare


Tabel 2.11 Hasil Kegiatan Program Diare di Puskesmas Putri Ayu
No Kegiatan Target Pencapaian Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Penemuan kasus Diare 986 1065 986 100 %
2 Kasus Diare yang ditangani 2 1065 2 100 %
dengan kasus rehidrasi
Sumber data diolah oleh : Penulis
37

15. Hasil Kegiatan Program Malaria

Tabel 2.12 Hasil Kegiatan Program malaria di Puskesmas Putri Ayu


No Kegiatan Target Pencapaian Persentase
Puskesmas 2017 2018
1 Pemeriksaan SD Malaria Klinis 580 408 580 100 %
2 Penderita malaria Klinis yang 0 00 0 0
diobati
3 Penderita Positif malaria yang 0 0 0 0
diobati
Sumber data diolah oleh : Penulis

16. Hasil Kegiatan program DBD

Tabel 2.13 Hasil Kegiatan program DBD di Puskesmas Putri Ayu


No Kegiatan Target Pencapaian Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Angka bebas jentik 1560 619 1170 75 %
2 Penyelidikan Epidemiologi 78 38 78 100 %
Sumber data diolah oleh : Penulis

17. Hasil Kegiatan Program Kusta

Tabel 2.14 Hasil Kegiatan Program Kusta di Puskesmas Putri Ayu


No Kegiatan Target Jumlah Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Penemuan Penderita Kusta 0 0 0 0
2 Pengobatan Penderita Kusta 0 0 0 0
Sumber data diolah oleh : Penulis

18. Hasil Kegiatan Program HIV/AIDS

Tabel 2.15 Hasil Kegiatan Program HIV/AIDS di Puskesmas Putri Ayu


No Kegiatan Target Jumlah Persentase
Puskesmas 2018 2019
1 Kasus PMS yang diobati 59 106 59 100 %
2 Klien yang dapat 271 27 271 100 %
penangganan HIV/AIDS
Sumber data diolah oleh : Penulis

19. Keuangan

Tabel 2.16 Laporan Keuangan di Puskesmas Putri Ayu Tahun 2018


No Sumber dana Pemasukan Pemakaian Keterangan
1
38

SETORAN R.JALAN Rp.208.873.000,- Rp.1.786.282.605,- Belanja Pegawai BLUD


SETORAN R,INAP Rp. 69.021.000,-
SETORAN UGD Rp. 18.490.000,- Belanja Barang dan Jasa
SETORAN PUSTU
a. Pustu Simpang Rp. 5.320.000,- Rp. 667.173.555,- Belanja Modal
Pulai Rp. 1.425.000,-
b. Pustu Legok Rp. 1.620.000,-
c. Pustu Danau Rp. 2.110.000,-
Sipin Rp. 4.000.000,- Rp. 528.747.814,-
d. Pustu Sungai
Putri
e. Pustu Selamat
Jumlah Rp. Rp.2.982.203.974,-
305.544.320.-
2
BPJS :
f. Kapitasi Rp.2.024.842.700
g. Non Kapitasi ,-
h. SKTM Rp.
i. Jampersal 82.210.000,-
Rp.
Silpa Th. Lalu 10.959.000,-
Rp.
15.395.000,-

Rp.1.225.835.194
,-
3 Jumlah Rp.3.670.100.894 Rp.2.982.203.974,-
,-
Saldo Rp.687.896.920,-
4

BOK Rp. 683.261.000,- Rp. 583.848.000,-

Jumlah Rp. 683.261.000,- Rp. 583.848.000,-


Saldo Rp. 99.413.000.-
Sumber data diolah oleh : Penulis

20. Laporan Keuangan

Tabel 2.17 Laporan Keuangan di Puskesmas Putri Ayu Tahun 2019


No Sumber dana Pemasukan Pemakaian Keterangan
1
SETORAN R.JALAN Rp. 266.319.000.- Rp.1.873.825.837.- Belanja
SETORAN R,INAP Rp. 94.350.000.- Pegawai
SETORAN UGD Rp. 27.640.000.- BLUD
39

SETORAN PUSTU
a. Pustu Simpang Pulai Rp. 5.385.000.- Rp. 639.886.230.- Belanja
b. Pustu Legok Rp. 1.400.000.- Barang dan
c. Pustu Danau Sipin Rp. 1.455.000.- Jasa
d. Pustu Sungai Putri Rp. 2.545.000.-
e. Pustu Selamat Rp. 2.932.000.- Rp. 510.374.980.- Belanja
Modal

Jumlah Rp. 402.026.000.- Rp.3.024.087.047.-

2 BPJS :
f. Kapitasi Rp.1.936.635.900.-
g. Non Kapitasi Rp. 243.211.000.-
h. SKTM Rp. 14.481.000.-
i. Jampersal Rp. 2.800.000.-

Silpa Th. Lalu Rp. 729.913.758.-


Silpa Th.ini Rp. 358.150.603.-
Jumlah Rp.3.285.192.261.- Rp.3.024.087.047.-
Saldo Rp. Rp. 261.105.214.-

3 BOK Rp. 728.890.000.- Rp. 569.672.000.-

Jumlah Rp. 728.890.000.- Rp. 569.672.000.-


Saldo Rp. 159.218.000.-
Sumber data diolah oleh : Penulis
40

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Pelayananan

Kesehatan Puskesmas 24 Jam Di Kecamatan Danau Sipin Kota

Jambi

Implementasi sebuah kebijakan akan didukung oleh berbagai

macam faktor, begitupun dengan implementasi kebijakan pelayanan

kesehatan masyarakat di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi. Sesuai

dengan tujuan awal penelitian ini, yaitu hendak melihat bagaimana

pelaksanaan implementasi kebijakan peyelenggaraan pelayanan kesehatan

masyarakat di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi

Pelayanan publik dibidang kesehatan merupakan fungsi

pemerintah dalam menjalankan dan menberikan hak dasar yang dipahami

seluruh komponen masyarakat sebagai hak untuk dapat menikmati

kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan

perundang-undangan, dalam peranannya pemerintah selaku penyedia

layanan publik harus secara profesional dalam menjalankan aktivitas

pelayanannya, tidak hanya menjalankan begitu saja tetapi dituntut harus

berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Hal yang paling

penting dalam proses pemenuhan hak dasar rakyat adalah masalah hak

untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan pemerintah.


41

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting ditinjau dari sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia. Peran puskesmas sebagai sarana

pelayanan kesehatan dasar dan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan

yang bermutu kepada masyarakat.

Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha

Puskesmas Putri Ayu menyampaikan:

Dalam hal memberikan layanan kepada masyarakat Puskesmas


memang seharusnya menjadi garda terdepan, Puskesmas
diharapkan mampu menjalankan tugasnya secara maksimal dalam
memberikan layanan. Seperti di Puskesmas Putri Ayu ini kami
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kami agar
masyarakat di Kota Jambi maupun yang berobat disini merasa puas
dengan layanan puskesmas Putri Ayu ini.20

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan

yang peduli dan terpusat pada pelanggan, kebutuhan, serta harapan. Hal

tersebut harus disertai dengan keinginan Pemerintah Daerah setempat

untuk membangun tingkat pelayanan kesehatan masyarakat.

3.1.1 Transparansi Pelayanan Di Puskesmas Putri Ayu

Transparansi, pengendalian, evaluasi, yang di dalamnya termasuk

penilaian kinerja organisasi dan pelaporan merupakan suatu fungsi

manajemen yang harus menjadi pendukung kompetensi seorang manajer

kesehatan. Transparansi, pengendalian, dan evaluasi diperlukan untuk

20
Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha Puskesmas Putri
Ayu pada tanggal 21 September 2020.
42

mengetahui dan menjamin kemajuan suatu program atau kegiatan

pelayanan, dan untuk menilai hasil akhir dari suatu program ataupun

kegiatan pelayanan. Sedang pelaporan adalah sarana untuk informasi dan

pertanggung jawaban pelaksanaan program.

Transparansi dalam pelayanan publik menunjukkan

penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka sehingga masyarakat dapat

mengetahui proses pelayanan tersebut secara mudah dan jelas. Dengan

demikian dapat disimpulkan transparansi adalah prinsip yang menjamin

hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan

tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan sebuah organisasi dan hasil-

hasil yang dicapai oleh organisasi dengan memperhatikan perlindungan

hak atas pribadi, golongan dan rahasia negara.

Hasil wawancara bersama Bapak Sukirman selaku masyarakat

pengunjung Puskesmas Putri Ayu mengatakan:

Saya termasuk pengunjung Puskesmas Putri Ayu yang sering


berobat disini, saya merasa senang berobat disini karena secara
pelayanan disini cukup baik. Disini banyak informasi yang saya
dapatkan secara tranparan dari pegawai terkait apa saja informasi
yang saya butuhkan misalnya terkait informasi tarif/ registrasi
puskesmas.21

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas Putri

Ayu telah memaksimalkan layanan mulai dari tariff registrasi awal, itu

semua dilakukan dengan sebaik mungkin. Selain transparansi yang

21
Wawancara bersama Bapak Sukirman selaku masyarakat pengunjung
Puskesmas Putri Ayu pada tanggal 24 September 2020.
43

disebutkan dalam temuan dan observasi peneliti dilapangan penulis

melihat sisi transparasi lainnya seperti adanya penyampaian biaya

tindakan medic, program pelayanan, prosedur pelayanan, jam pelayanan

puskesmas, prosedur rujukan, dan prosedur penggunaan askes.

3.1.2 Akuntabilitas Pelayanan Di Puskesmas Putri Ayu

Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang

sangat penting, Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam

mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju

peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem

pelayanan kesehatan dasar yang memiliki tanggung jawab serta mampu

memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari

pelayanan kesehatan dasar tersebut.

Dalam upaya menjalankan tanggung jawab di Puskesmas Putri

Ayu lama waktu pelayanan sebelum pasien dikirim ke ruang rawat inap

membutuhkan waktu hanya kurang dari 10 menit, Hal inilah yang

biasanya menjadi kebisaan dari pihak puskesmas untuk terus melakukan

pekerjaan secara cepat dan tanggap.

Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha

Puskesmas Putri Ayu menyampaikan:

Selaku pihak puskesmas sudah menjadi kewajiban kami untuk


memberikan layanan yang terbaik kepada setiap pasien yang
berobat disini. Kami berusahan mengerjakan tugas dengan penuh
tanggung jawab dn kami tidak akan membiarkan pasien lama
44

menunggu untuk berobat, ketika mereka datang kesini segera kami


tanggapi apa yang menjadi keluhan penyakitnya22.

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa pihak puskesmas telah

berupaya melaksanakan tanggung jawab pelayanan dengan baik di

Puskesmas Putri Ayu selain itu pelayanan petugas dalam melayani pasien

untuk masuk ke ruang rawat inap dirasakan cukup baik dan ramah. Ketika

ruang inap sudah siap untuk ditempati pasien maka petugas akan dengan

segera mengantar pasien ke ruang inap dan petugas akan memberikan

penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan hak-hak pasien dan fasilitas

fasiltas yang diberikan puskesmas.

Wawancara dengan Ibuk Een Nuraini masyarakat pengunjung

Puskesmas Putri Ayu mengatakan:

Saya melihat petugas-petugas di Puskesmas Putri Ayu ini bekerja


sudah maksimal, sepertinya mereka sangat bertanggung jawab
sekali dengan tugasnya. Mereka merespon dengan cepat setiap
kedatangan kami yang berobat kesini sehingga kami merasa
terlayani dengan baik, dokter dan pegawai lainnya juga sangat
ramah, kami senang23.

Pelayanan dokter terhadap pasien rawat inap sebagaimana aturan

yang telah ditetapkan adalah 2 kali sehari yaitu pagi sekitar 7-8 dan malam

hari juga sekitar jam 7-8. Dokter akan mengunjungi pasien untuk

memantau penyakit pasien dan menganjurkan makanan apa yang harus

dipantang dan makanan apa yang harus dianjurkan termasuk aturan

meminum obat-obatan dan menganjurkan pola hidup sehat. Pasien boleh

22
Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha Puskesmas Putri
Ayu pada tanggal 21 September 2020.
23
Wawancara dengan Ibuk Een Nuraini masyarakat pengunjung Puskesmas
Putri Ayu pada tanggal 24 September 2020.
45

menghubungi perawat untuk disampaikan ke dokter jika sewaktu-waktu

sakitnya kambuh atau pasien merasakan badan tidak enak untuk segera

mendapatkan pertolongan Dokter juga tidak henti-hentinya untuk

menyarankan makan dan minum secara teratur dan menanyakan

aktifitasnya sudah bisa tidur dengan nyenyak atau belum, juga selalu

menanyakan apakah aktifitas kencing dan bauang air besar sudah lancar

atau belum. Karena hal ini akan berkaiatan dengan boleh tidaknya pasien

untuk pulang atau masih perlu dirawat di puskesmas. Dokter juga tidak

segan-segan dan dengan ramah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

pasien atau keluarga pasien yang berkaiatan dengan kondisi sakit si pasien

maupun yang berkaiatan dengan institusi puskesmas, bahkan kadang-

kadang kala dokter juga dengan ramah bercengkerama dengan para pasien

maupupun keluarga pasien terhadap permasalahan di luar medis.

3.1.3 Kondisional Pelayanan Di Puskesmas Putri Ayu

Salah satu syarat terwujudnya suatu pelayanan kesehatan

masyarakat yang baik yaitu efisiennya biaya yang dapat dijangkau oleh

masyarakat dalam menunjang kebutuhan untuk memperoleh kesehatan.

Selain itu juga pelayanan dan kondisi di sebuah Puskesmas sangat

menetukan kualitas dari layanan itu sendiri.

Kondisi pelayanan makan untuk pasien dirasakan cukup memadai

di Puskesmas Putri Ayu, pasien diberi makan tiga kali sehari. Menu makan

yang dihidangkan meskipun terlihat sangat sederhana, namun sudah

memenuhi kadar gizi yang seimbang yaitu emapt sehat lima sempurna.
46

Wawancara bersama Bapak Sukirman selaku masyarakat

pengunjung Puskesmas Putri Ayu mengatakan: “Pelayanan seperti makan

dan minum disini Alhamdulillah sangat terpenuhi dengan baik dan

memenuhi gizi. Pihak puskesmas seperti sangat disiplin mengantakan

makanan kepada kami waktu di rawat.”24

Menu pagi biasanya pasien diberi makananan ringan dan minum

susu atau minum bubur kacang ijo, makan siang pasti terlihat ada sayur,

lauk (telur, daging ayam, tempe/tahu) dan tentunya nasi, juga tidak

ketinggalan pula ada sepotong buah (pisang, semangka, pepaya, melon).

Demikian juga makan malam harinya, menunya pasti berbeda pada saat

menu siang hari. Menu malam hari juga memenuhi kriteria makan sehat,

ada nasi, sayur dan lauk pauk, hanya saja menu malam hari tidak memakai

buah. Cara penyanjian makan kepada pasien, hamper sama dengan tempat-

tempat pelayanan kesehatan yang lain, makan pagi berkisar jam 7, makan

siang berkidar jam 12 dan makan malam berkisar jam 18.00. Petugas yang

mengantarkan makan pun terasa sangat sopan dan ramah, Petugas selalu

menawarkan kepada pasien untuk segera menikmati makan yang sudah

disiapkan mumpung masih hangat. Disamping itu beberapa peralatan

makan meskipun terlihat sangat sederhana, namun peralatan yang dipakai,

seperti sendok, piring, gelas, dan baki terlihat sangat bersih.

24
Wawancara bersama Bapak Sukirman selaku masyarakat pengunjung Puskesmas Putri
Ayu pada tanggal 24 September 2020.
47

3.1.4 Partisipatisi Pelayanan

Pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan, dan harapan masyarakat. Adanya pelayanan yang partisipatif

tentu akan hubungan yang baik antar pengunjung dengan pihak pemberi

layanan.

Penyedia pelayanan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan. Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas merupakan

kunci masyarakat merasa puas berobat di puskesmas, dan tingkat

kepercayaan masyarakat meningkat, dengan begitu masyarakat akan terus

menggunakan jasa dari puskesmas.

Kegiatan pelayanan merupakan suatu usaha untuk membantu

menyiapkan atau mengurusi apa yang diperlukan masyarakat yang

ditujukan dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat. Pelayanan

pada sektor kesehatan merupakan salah satu bentuk kegiatan nyata untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mengenai adanya pelayanan kesehatan dan beberapa fasilitas

kesehatan ada di Puskesma Putri Ayu cukup lumayan baik, tetapi ada juga

masyarakat yang menganggap masih kurang baik. Dari hasil observasi

yang dilakukan, diperoleh fakta bahwa masyarakat dalam merespon

adanya program pelayanan kesehatan gratis adalah sangat baik, tetapi tidak

dipungkiri, terdapat sebagaian masyarakat yang kurang puas dengan jenis

pelayanan yang disediakan. Beikut penuturan dari Informan yang ditemui,


48

Menurut salah satu warga yang di temui Ibu Een Nuraini mengatakan:

“Saya merasa lebih mudah pergi berobat di Puskesmas Putri Ayu karena

sebagian biaya kesehatan sudah digratiskan.”25

3.1.5 Keseimbangan hak dan kewajiban Pelayanan Di Puskesmas

Putri Ayu

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan tujuan memberikan yang terbaik untuk masyarakat,

karena itu ia merupakan proses untuk menuju tujuan tersebut dalam proses

pelayanan secara rutin dan berkesinambungan dalam masyarakat. Untuk

itu perubahan akan manajemen pelayanan kesehatan perlu dilakukan jika

rasa puas masyarakat akan suatu pelayanan kesehatan yang baik belum

terwujud.

Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk

meningkatkan kualitas manusia, dengan memperbaiki sumber daya

manusia, meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga

dapat mewujudkan karyawan yang memiliki disiplin dan kinerja yang

tinggi diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi. Dalam

meningkatkan kinerja pegawai diperlukan memperhatikan kebutuhan dari

para karyawan, diantaranya adalah upah atau gaji, insentif dan

kompensasi. Balas jasa adalah imbalan yang diberikan pada karyawan atas

jasa dan prestasi yang telah diberikan untuk kinerjanya sebagai bentuk

keseimbangan hak dan kewajiban.


25
Wawancara dengan Ibuk Een Nuraini masyarakat pengunjung Puskesmas
Putri Ayu pada tanggal 24 September 2020.
49

Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha

Puskesmas Putri Ayu menyampaikan:

Untuk terjaminnya keseimbangan hak dan kewajiban para pegawai


Puskesmas, dan agar mereka terjamin haknya, makan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku semua pegawai disini akan terjamin
haknya. Mulai dari gaji pegawai, fasilitas pegawai, keamanan
pegawai, kesehatan pegawai semuanya menjadi perhatian kita.
Jngan sampai apa yang mereka lakukan tidak menerima balas jasa
yang setimpal.26

Pegawai dalam memberikan pelayanan perlu mendapatkan

jaminan keamanan dari resiko kecelakaan dan resiko penularan penyakit

dari pasien. Dilihat dari resiko dan beban kerja yang dihadapi perawat agar

tetap dapat berkomitmen pada organisasi.

3.2 Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas 24 Jam

Di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan

kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang

umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya

adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas sangat dipengaruhi oleh

kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan alat kesehatan,

serta proses pemberian pelayanan. Oleh karena itu, peningkatan mutu

faktor-faktor tersebut termasuk sumber daya manusia dan profesionalisme

26
Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku Pegawai Tata Usaha Puskesmas Putri
Ayu pada tanggal 21 September 2020.
50

diperbolehkan agar pelayanan kesehatan yang bermutu dan pemerataan

pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pelayanan yang berkualitas harus dijaga dengan melakukan

pengukuran sejauh mana kualitas pelayanan kesehatan yang telah

diberikan secara terus menerus dan berkala serta melakukan upaya untuk

meningkatkan pelayanan, agar diketahui kelemahan dan kekurangan dari

jasa pelayanan yang diberikan dan dibuat tindak lanjut sesuai prioritas

permasalahan yang ada di lapangan.

3.2.1 Upaya Peningkatan Bukti Fisik Puskesmas Putri Ayu

Bukti fisik adalah penampilan fasilitas peralatan, personel, fisik

dan medis. Komunikasi yang menunjang kegiatan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinnya, Puskesmas Putri Ayu di lengkapi dengan sarana

dan prasarana berupa bangunan, tanah, kendaraan dan fasilitas lainnya

sebagian besar dalam kondisi baik, namun masi ada pula yang kurang

baik, tetapi dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari pihak pegawai

kesehatan yang ada juga menyatakan bahwa fasilitas yang dimiliki

termasuk lengkap dan sesuai dengan peralatan standar yang dimiliki di

Puskesmas Putri Ayu.

Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha

Puskesmas Putri Ayu menyampaikan:

Dalam upaya meningkatkan pelayanan yang lebih baik di


Puskesmas Putri Ayu, pihak puskesmas selalu meningkatkan segala
sesuatu yang berkaitan kepuasan pengunjung, yang kita mulai
tentunya dari saran fisik puskesmas. Alhamdulillah gedung
Puskesmas Putri Ayu saat ini sudah sangat mendukung dalam saran
fisik, dan boleh saya katakana gedung fisik Puskesmas Putri Ayu
51

merupakan gedung yang paling besar dan luasa dari puskesmas


yang lainnya.27

Dari hasil wawancara diatas dapat di pahami bahwa dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan maksimal di Puskesmas Putri Ayu,

pihak puskesmas telah memulai dengan melakukan pembenahan sarana

fisik gedung puskesmas yang sudah di perluas dan dilengkapi fasilitas

yang memadai.

Penampilan kantor dan karyawan, kemampuan sarana dan

prasarana fisik perusahaan (termasuk fasilitas komunikasi), serta

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pembeli jasa. Penampilan pelayanan tidak hanya sebatas pada

penampilan fisik bangunan yang megah tetapi juga penampilan petugas

dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang.

Beberapa hal yang mendukung bukti langsung pelayanan yang

sudah baik adalah kondisi ruang perawaatan yang bersih dan didukung

tersedianya fasilitas penunjang di ruang perawatan seperti WC,

kenyamanan ruang perawatan dan penampilan petugas kesehatan yang rapi

dan bersih.

Dengan kelengkapan fasilitas yang dimiliki mampu memberikan

pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, ini berarti dapat dijelaskan

dari aspek bukti fisik dengan penampilan fasilitas-fasilitas peralatan yang

ada baik itu personel, kerjasama dan media komunikasi serta kerapian

27
Wawancara dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha Puskesmas Putri
Ayu pada tanggal 21 September 2020.
52

pegawai sehatan cukup baik dalam melayani pasien untuk melaksanakan

pemeriksaan kesehatan dan pengobatan yang ada di Puskesmas Putri Ayu.

3.2.2 Peningkatan Daya Tanggap Pegawai Puskesmas

Responsiveness (daya tanggap) adalah suatu kemauan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

pelanggan melalui penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan

konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan

persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

Daya Tanggap merupakan suatu kemampuan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepatkepada pasien seperti halnya

kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan

keluhan-keluhan pasien, petugas kesehatan juga memberikan informasi

yang mudah dan dimengerti sehingga mendapatkan tindakan cepat

terhadap pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan, untuk mengetahui

daya tanggap tenaga kesehatan, penulis melakukan wawancara dengan

pasien yang datang berobat di Puskesmas.

Hasil wawancara dengan Ibuk Een Nuraini selaku pengunjung

Puskesmas Putri Ayu mengatakan:

Alhamdulillah ya, saya selaku pengunjung Puskesmas ini


mengucapkan terima kasih atas pelayanan dan cepar tanggapnya
pegawai disini terhadap kami. Pegawai disini sudah berupaya saya
lihat agar secepat mungkin agar tanggap terhadap setiap masalah
pasiennya/pengunjung. Kedepan saya harap hal ini bisa
dipertahankan dengan baik.28

28
Wawancara dengan Ibuk Een Nuraini selaku pengunjung Puskesmas Putri Ayu pada
tanggal 24 September 2020.
53

Memberi pertololongan kepada pasien yang membutuhkan.

Kecepatan petugas dalam melayani pasien juga dikeluhkan oleh sebagian

responden, mereka mengharapkan pelayanan yang lebih tanggap terhadap

keluhan yang mereka alami. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan

bahwa kepuasan pasien Puskesmas Putri Ayu terhadap daya tanggap

pelayanan mempunyai hubungan terhadap kepuasan pasien yang berobat

di Puskesmas Putri Ayu.

Daya tanggap pegawai Puskesmas Putri Ayu terhadap pasien

sangat tinggi, daya tanggap merupakan pertaggung jawaban sisi yang

menerima yang biasanya menjadi objek adalah pasien, dimana pasien

dapat menilai jasa kesehatan, kesehatan yang di berikan oleh pihak

pelayanan kesehatan yang ada. Petugas kesehatan dapat dikatakan

bertanggung jawab yang mempunyai resvonsivitas tehadap pasien dimana

terdapat permasalahan dan keluhan masyarakat akan mendapat suatu

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Tenaga kesehatan Puskesmas

Putri Ayu memiliki kemauan, kesadaran dan berusaha melayani pasiean

yang datang dalam pemeriksaan dan pengobatan sehingga dapat memenuhi

harapan masyarakat dalam bidang kesehatan.

3.2.3 Peningkatan Kehandalan Tenaga Medis Puskesmas Putri Ayu

Dibidang kesehatan pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk

menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan yang

berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar,

setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup


54

dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada

dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah

tanggungjawab setiap warga negara. Melalui pusat kesehatan masyarakat

(Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional dinas kesehatan

Kab/Kota diberi tanggungjawab sebagai pengelola kesehatan bagi

masyarakat tiap wilayah kecamatan untuk memenuhi kebutuhan dan

tuntutan tersebut dengan melakukan pelayanan kesehatan yang handal dan

sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagai penerima layanan.

Kualitas pelayanan kesehatan dapat di lihat dari aspek kehandalan

dimana tenaga medis yang ada di Puskesmas memiliki keahlian dan

kemampuan masing-masing dalam melakukan pengobatan dan

pemeriksaan sesuai dengan keluhan-keluhan terhadap masyarakat secara

ramah dan tepat kualitas dan kemampuan dapat dilihat dari latar belakang

pendidikan.

Di samping latar belakang pendidikan kehandalan dapat dilihat dari

pelayanan pasien, bagaimana dokter dan perawat memberi pelayanan

seperti memeriksa pasien yang sedang sakit, menyuntik pasien dan

memberikan resep obat sesui penyakit yang di derita oleh pasien.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Sukirman selaku

warga yang biasa berobat di Puskesmas Putri Ayu, mengatakan:

Selama saya berobat di Puskesmas Putri Ayu ini, dan juga keluarga
saya biasa juga berobat disini, bagi saya para pegawai disini cukup
handal dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian dalam
pelayanannya saya rasa Puskesmas ini sudah berupaya memberikan
pelayanan terbaik. Kedepan mungkin Puskesmas ini perlu
55

menambah dokter spesialis agar kami disini ketika berobat


semuanya sudah lengkap.29

Setelah di periksa oleh dokter umum dibuatkan resep obat sesuai

penyakit yang diderita pasien, artinya tenaga kesehatan yang ada di

Puskesmas Pulau Pandan dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan

yang baik, mampu menganalisis penyakit pasien dan memberikan resep

obat, namun masi ada keluhan masyarakat yang harus dibenahi yaitu

dsiplin petugas kesehatan masih kurang dalam hal waktu sehingga pasien

harus menunggu lama dalam menerima pelayanan kesehatan.

Dilihat dari sistem pengobatan pada Puskesmas Putri Ayu di atas

dapat dikatakan bahwa prosedur pelayanan kesehatan sangat sederhana,

karena masyarakat hanya perlu mendaftarkan diri pada loket antrian

kemudian menunggu kartu berobat, setelah di periksa lalu mengambil obat

sesuai dengan resep doter yang adadi apotik dan langsung pulang.

Masyarakat mengakui bahwa mereka tidak dihadapkan pada pelayanan

kesehatan yang susah dan mudah di pahami prosedur-prosedur yang

diberikan di Puskesmas Putri Ayu.

Kehandalan pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang

dibutuhkan. Petugas yang dimiliki Puskesmas Putri Ayu sudah memenuhi

kualifikasi dalam tingkat pendidikan khususnya tenaga medis, bidan,

paramedis/perawat. Namun bagian ketatausahaan, pendaftaran dan kasir

29
Wawancara dengan Bapak Sukirman selaku warga yang biasa berobat di Puskesmas
Putri Ayu pada tanggal 24 September 2020.
56

pendidikan masih rendah. Hampir semua petugas mempunyai tugas ganda

dan bekerja di luar bidang kerjanya, karena kurangnya petugas di beberapa

unit seperti pendaftaran, kasir, Tata Usaha, sopir ambulance, obat-obatan.

Dalam hal ini kehandalan petugas pemberi pelayanan publik harus

ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan,

sikap dan perilaku yang dibutuhkan. Puskemas Putri Ayu telah berupaya

semaksimal mungkin untuk melaksanakan tugas dengan baik selama jam

pelayanan. Apabila ada keluhan dari masyarakat maka Puskesmas Pulau

Pandan akan segera menindaklanjuti.

3.2.4 Pengawasan Puskesmas Putri Ayu

Pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus menerus

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan

mengadakan koreksi jika terjadi. Prinsip Pengawasan:

1. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh

staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-

tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf.

2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu

kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.

3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena

kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan

untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu

bekerja.
57

Hasil wawancara dengan dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata

Usaha Puskesmas Putri Ayu menyampaikan:

Untuk terciptanya profesionalitas kerja para pegawai Puskesmas


Putri Ayu kami terus melakukan pengawasan dalam segala hal,
mulai dari kedisiplinan pegawai, kinerja pegawai, pengawasan
terhadap alat kelengkapan pusksmas, dan lain sebagainya.
Sehingga kedepan apapun yang dilakukan oleh Puskesmas Putri
Ayu ini bisa teratur dan pelayanan kepada masyarakat bisa
terjamin.30

Monitoring, pengendalian, evaluasi, yang di dalamnya termasuk

penilaian kinerja organisasi dan pelaporan merupakan suatu fungsi

manajemen yang harus menjadi pendukung kompetensi seorang manajer

kesehatan. Monitoring, pengendalian, dan evaluasi diperlukan untuk

mengetahui dan menjamin kemajuan suatu program atau kegiatan

pelayanan, dan untuk menilai hasil akhir dari suatu program ataupun

kegiatan pelayanan. Sedang pelaporan adalah sarana untuk informasi dan

pertanggung jawaban pelaksanaan program.

Kepala Puskesmas dan para supervisor di puskesmas perlu

melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi seluruh kegiatan

pelayanan kesehatan yang dilakukan di puskesmas, namun sering karena

keterbatasan-keterbatasan yang ada di Puskesmas maka untuk evaluasi

biasanya difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan program pokok Puskesmas.

30
Wawancara dengan dengan Ibuk Rohana selaku pegawai Tata Usaha
Puskesmas Putri Ayu pada tanggal 21 September 2020.
58

Monitoring, pengendalian dan evaluasi sebenarnya merupakan bagian dari

fungsi pengawasan dan berkaitan erat dengan modul-modul lain yang

menguatkan pelaksanaan semua fungsi manajemen, mulai dari

poerencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan, pengawasan

(controlling) itu sendiri, Tidak menutup kemungkinan pada pelaksanaan

setiap fungsi manajemen tersebut sudah ditemukan penyimpangan yang

segera perlu diperbaiki/ diluruskan, maka modul ini sangat penting

dikuasai pimpinan Puskesmas untuk menunjang pelaksanaan tugas

kepemimpinan dan manajemen Puskesmas.


59

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Implementasi kebijakan penyelenggaraan pelayananan kesehatan

Puskesmas 24 Jam Putri Ayu di Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi

sudah berjalan cukup baik mulai dari transparansi pelayanan,

akuntabilitas pelayanan, kondisional pelayanan, partisipatif pelayanan,

dan keseimbangan hak dan kewajiban pelayanan. Pelayanan medis

yang diberikan dokter maupun perawat sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan di puskesmas tersebut.

2. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas 24 Jam

Putri Ayu Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi pihak Puskesmas telah

memaksimalkan pelayanan mulai dari upaya peningkatan bukti fisik

Puskesmas putri Ayu, peningkatan daya tanggap pegawai Puskesmas

Putri Ayu, peningkatan kehandalan tenaga medis Puskesmas Putri

Ayu, dan pengawasan Puskesmas Putri Ayu.

4.2 Saran

Berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan, maka saran untuk

pelayanan di Puskesmas Putri Ayu adalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan dari pelaksanaan kebijakan harus didukung oleh

sumberdaya yang memadai, dalam hal ini diharapkan pemerintah


60

Kota Jambi dapat menambah tenaga medis untuk ditempatkan di tiap-

tiap kelurahan khususnya yang ada di Kecamatan Danau Sipin.

2. Diharapkan kepada Pemerintah Kota Jambi bahwa bukan hanya

pelayanan kesehatan dasar yang di perhatikan tetapi juga pelayanan

kesehatan lanjutan.
61

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Faried Ali dkk, (2012). Studi Analisa Kebijakan Konsep, Teori dan
Aplikasi sampel Teknik Analisa Kebijakan Pemerintah, Bandung:
PT Refika Aditama

Lijan Poltak Sinambela, (2006). Reformasi Pelayanan Publik Teori,


Kebijakan, dan Implementasi, Jakarta: PT.Bumi Aksara

Leo Agustino, (2014). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Moleong, Lexy J, (2014). Metode Penelitian Kualitati. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Solichin Abdul Wahab, (2015). Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke


Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta:
PT.Bumi Aksara

Sugiyono, (2016). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

B. Jurnal dan Karya Tulis Ilmiah

Amrisal. 2013. “Tahapan Konflik Agraria Antara Masyarakat Dengan


Pemerintah Daerah (Studi: Konflik Masyarakat Nagari Abai
Dengan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan Mengenai Hak Guna
Usaha Pt. Ranah Andalas Plantation) “. Jurnal

Ira Susanti Ensha. 2018. “Pengaruh Implementasi Kebijakan Akreditasi


Puskesmas terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat
dalam Mewujudkan Produktivitas Kerja”. Jurnal Publik .Vol. 12
No. 01

M. Rifa’i1, Udaya Madjid, dan Ismunarta. 2016. ”Implementasi Kebijakan


Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Puskesmas Garawangi Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat”.
Jurnal Politik Pemerintahan. Volume 9 No. 1

Nur Fajri Istiqomah, Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Minat


Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Ii Tambak
Kabupaten Banyumas 2015, skripsi

Pradika Yezi Anggoro, Implementasi Regulasi Jaminan Sosial Terhadap


Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Miskin Di Kota Semarang,
skripsi, 2013
62

C. Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2013 Tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kota
Jambi. Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 11

D. Internet

https://metrojambi.com/read/2016/06/09/10829/masih-dengar-keluhan
fasha-minta-kepala--puskesmas-tingkatkan-pelayanan.Diakses pada
25 Januari 2019 pukul 10.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai