Disusun Oleh :
NIM: 17030047
TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih, rahmat, dan karunia-Nya sehingga Laporan Kelompok Kerja
Industri di “PT. Capri Farmindo” dengan “PT. Ultrajaya Milk Industri tbk” ini dapat
selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas akhir Study Tour. Melalui Laporan ini,
kami ingin mencoba menyajikan informasi tentang PT. Ultrajaya Milk Industry tbk.
Adapun laporan ini telah kami buat semaksimal mungkin dan tentunya dengan berbagai
referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Saya berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menghadapi berbagai hambatan dalam
memperoleh informasi, maka daripada itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan yang saya susun ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan
wawasan bagi teman-teman Mahasiswa Farmasi
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Industri merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 dan
D3 Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah yang dikembangkan melalui kegiatan
survei ke dalam pabrik obat dalam berbagai macam pembuatan obat maupun cara
mensterilisasi alat tersebut. Pelaksanaan KKI ditujukan untuk menumbuh
kembangkan empati dan kepedulian civitas akademika STFM terhadap berbagai
permasalahan yang riil dihadapi mahasiswa dan pembangunan berkelanjutan yang
diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang sesuai dengan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Selain itu,
kegiatan KKI diharapkan melahirkan pribadi yang tangguh, unggul, berkepribadian
mulia, serta dapat menjadi pribadi yang luar biasa ketika sudah terjun dimasyarakat,
berjiwa kepemimpinan. Untuk itu, STFM telah mengembangkan kegiatan KKI, tidak
hanya berisi kegiatan kerja civitas akademika STFM untuk masyarakat tetapi berisi
rangkaian kegiatan integratif interdisipliner yang dikemas secara strategis untuk
menyelesaian permasalahan secara tuntas dan dilaksanakan bersama masyarkat
dengan memerankan masyarakat sebagai pelaku penting dan utama serta melibatkan
para pemangku kepentingan lain yang terkait. Dalam hal ini, mahasiswa diperankan
sebagai problem solver, motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam proses
penyelesaian masalah dan pembangunan/pengembangan masyarakat. Melalui
pembaruan konsep tersebut, kehadiran mahasiswa sebagai intelektual muda
diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai agen atau pemimpin perubahan yang
secara cerdas dan tepat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakatnya.
Pada dasarnya Kuliah Kerja Industri (KKI) merupakan bentuk pengabdian
nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang
senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan masyarakat itu sendiri.Dalam
kegiatan pengabdiannya pada masyarakat, mahasiswa memberikan pengalaman ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan agama untuk memberikan pengarahan agar dapat
memecahkan masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu, pembenahan
sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja
bagi mahasiswa. Dengan kata lain, melalui KKI ini, mahasiswa membantu
pembangunan dalam masyarakat/ pemberdayaan masyarakat.
B. TUJUAN KEGIATAN
a) Tujuan Kelompok Kerja Industri (KKI) PT ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY
GAMBARAN UMUM
A. SEJARAH PERUSAHAAN
Perseroan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 1990 dengan
menawarkan 6.000.000 sahamnya kepada masyarakat. Tahun 1994 melakukan
penawaran umum terbatas ke-1 (right issue I) sebanyak 66.020.160 saham. Tahun
1995 membagi 132.040.320 saham bonus yang berasal dari agio saham. Tahun
1999 melakukan penawaran umum terbatas ke-2 (right issue II) sebanyak
165.050.400 saham, dan pada tahun 2004 Perseroan telah melakukan penawaran
umum terbatas ke-3 (right issue III) sebanyak 962.794.000 saham. Seluruh saham
Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Perseroan ini bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, yaitu
rupa-rupa mentega (butter), susu bubuk (power milk), susu kental manis
(sweetned condensed milk), dan minuman aseptic yang diproses dengan teknologi
UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton seperti
minuman susu, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman untuk
kesehatan. Perseroan juga memproduksi teh celup (tea bags) dan konsetrat buah-
buahan tropis (tropical fruit juice concentrate). Dalam melakukan kegiatan
usahanya Perseroan melakukan kerjasama dengan Morinaga – Jepang untuk
memproduksi susu formula. Selain itu Perseroan menjalin kerjasama dengan
Kraft Foods International, Inc., USA, dengan mendirikan perusahaan patungan
PT Kraft Ultrajaya Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
keju.
Bahan baku susu murni diperoleh dari peternak sapi yang tergabung dalam
Koperasi Peternak Bandung selatan (KPBS)- Pangalengan, koperasi Peternak
Sapi Bandung Utara (KPSBU)-Lembang, dan koperasi Unit Desa Lainnya,
sedangkan bahan baku buah-buahan segar seperti jambu, mangga, nanas, sirsak,
dll, diperoleh dari petani buah yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa yang
berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Buah-buahan
lain seperti orange, lychee, dan grape masih diperoleh secara impor dari bentuk
konsentrat.
Pada tahun 1980, PT Sanbe Farma berpindah lokasi ke Jl. Industri 1 no.9
Cimahi dengan luas bangunan 8000 m2 dan luas lahan 10.000 m2. Hal ini
disebakan karena adanya larangan Pemda tentang lokasi industri di pusat kota dan
di tengah pemukiman penduduk. Bangunan ini dikenal dengan PT. Sanbe Farma
Unit I dan mulai memproduksi produk non penisilin, non sefalosporin, hormon,
dan obat hewan (veterinary) pada tahun 1982. PT. Sanbe Farma mulai
berkembang dengan memproduksi produk OTC (Over The Counter) pada tahun
1992. Salah satu produk OTC yang memenangkan grand price “The Most Popular
Brand “di Indonesia tahun 1997 dan 1999 adalah Sanaflu®, non- drowsy cold and
flu. Selain itu, pada tahun 2000 PT. Sanbe Farma memproduksi Poldan Mig®,
obat migrain non resep pertama di Indonesia. Divisi veterinary telah memasarkan
sekitar 64 produk kesehatan hewan unggas dan peternakan termasuk vaksin pada
tahun 1985.
Pada tahun 2005 veterinary mulai memproduksi beberapa obat hewan untuk
ikan dan udang Universitas Sumatera Utara 16 (aquaculture). Divisi ini telah
memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Practices) untuk 7 jenis
produk. Aktivitas di unit I terus berkembang sampai saat ini. Pada tahun 1996
bangunan PT. Sanbe Farma unit II didirikan untuk memenuhi tuntutan produksi
yang semakin besar dan sesuai dengan CPOB, dimana bangunan untuk produk
penisilin dan sefalosporin harus diproduksi di bangunan terpisah. Luas bangunan
unit II adalah 5.600 m2 (5 lantai) dan luas lahan 4.900 m2. Unit II memproduksi
khusus produk beta laktam dan sefalosporin dengan berbagai macam bentuk
sediaan. San-Qlin-Eq juga terdapat di unit II, sebagai laboratorium studi
bioavabilitas dan bioekivalensi untuk pengujian klinik dan preklinik
produkproduk PT. Sanbe Farma dan juga menerima order dari perusahan lain.
Gedung obat jadi (Finished Good Warehouse) dengan luas bangunan 6.160
m2 (3 lantai) dan luas lahan 5.980 m2 dibangun pada tahun 2003. Gedung Obat
Jadi (GOJ) adalah tempat menyimpan obat jadi hasil pengemasan dari unit I, II,
dan III. GOJ dilengkapi dengan cool storage untuk penyimpanan vaksin dan
lemari khusus untuk penyimpanan obat psikotropika. Bangunan unit III dan
Caprifarmindo Laboratories mulai difungsikan pada tahun 2005 dengan luas
bangunan 29.000m2 dan luas lahan ±200.000 m2. Pembangunan unit III mengacu
pada CPOB Australia, yang menjadikannya industri farmasi pertama yang
dikendalikan oleh SCADA (Supervisory Computer Automatization Data
Acquisition). Di unit III juga terdapat WWTP (Water Waste Treatment Plant) juga
untuk pengolahan limbah dari unit I dan II.
Misi PT Caprifarmindo :
C. SUSUNAN ORGANISASI
2. Dewan Komisaris
f. Teknik
a. Personalia
b. Keamanan
Job Description
Setiap bagian dari struktur organisasi memiliki berbagai jenis tugas sesuai
dengan posisinya masing-masing. Berikut ini adalah uraian tugas dari masing
masing bagian:
2. Dewan Komisaris
3. Dewan Direksi
1) Gudang
2) Produksi
Produksi merupakan tahap penting dalam suatu pembuatan obat dan perlu
diperhatikan dengan baik dan dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan sehingga dapat menjamin produk yang menghasilkan obat jadi
yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan Didalam ruang produksi
tidak ada pipa-pipa yang menempel didinding kecuali pipa untuk mengalirkan
air untuk produksi steril yang terbuat dari stainless steel. bergerak.
a. Bahan Awal
b. Pencegahan Pencemaran
Sistem penomoran batch dan lot di PT. Sanbe Farma secara rinci
diperlukan untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan, atau
produk jadi dapat dikenali dengan nomor batch atau lot.
d. Pengembalian
Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ke gudang penyimpanan harus diperiksa lagi kebenaran
jumlah dan identitasnya oleh bagian IPC (In Process Control).
e. Pengolahan
1) Pengemasan
c. Pelaksanaan Pengemasan
2) Quality control
1. Kondisi sehat
5. Menjaga kebersihan
6. Tidak berfoto
Perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk bukan
merupakan industri padat karya karena sebagaian besar proses yang ada
dilakukan secara komputerisasi dan otomatisasi. Perusahaan memproduksi
beberapa jenis makanan dan minuman. Selain memproduksi susu yang menjadi
produk utama PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk juga
memproduksi beberapa jenis minuman yang dikemas dengan kardus dan kaleng.
Bahan baku utama yang digunakan untuk proses produksi susu adalah susu
sapi segar yang didatangkan dari para peternak sapi yang tergabung dalam KPBS
Pangalengan. Selain dari Pangalengan bahan baku ini juga di datangkan dari
daerah lain seperti Cisarua, Tasikmalaya, dan Ciparay. Setiap hari, perusahaan
menerima sekita 30.000 sampai 60.000 liter susu sapi segar yang diangkut dengan
truk tangki. Pada hari munggu, kiriman bahan baku (susu sapi segar) disimpan
dan tangki penyimpanan untuk mencegah terjadinya kerusakan karena
mikroorganisme. Untuk pembuatan susu UHT ini PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk mempunyai spesifikasi tertentu, jika susu segar yang
diterima oleh perusahaan dibawah standar maka susu tersebut akan dikirim ke
perusahaan lain yang memproduksi susu bubuk atau susu formula.
d) Uji Kualitas
e) Uji Antibiotika,: Proses pembuatan susu tidak boleh dari sapi yang sakit
1. Mixing (pencampuran)
2. Homogenitas
3. Disterilkan dengan teknologi Ultra High Temperature (UHT) pada suhu 140
°C selama 4 detik.
a. Polyethylene plastic
b. Paper
c. Polyethylene plastic
d. Aluminium
e. Polyethylene plastic
f. Polyethylene plastic
Pengemasan
e) Wrapping (pembungkusan)
Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga
kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Unclassified Area
2) Black Area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan
area pr
oduksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap
karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan
penutup kepala).
3) Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang
pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang.
Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning
(pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang
ganti pakaian grey dan airlock.
4) White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk
penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi
steril, background ruang filling. Laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas).
5) Airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas
kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas
kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan
menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki
persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara
dan tingkat perubahan udara.
Zonasi Kebersihan :
E2 UC NS NS NS NS
E3 UC NS NS NS NS
Keterangan:
UC = Tidak Diklasifikasikan
Kondisi saat istirahat yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di
dalam ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi ini
operational yaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam
ruangan dan kondisi mesin sedang beroperasi
Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
seragam (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Pembagian seragam
ada 5 diantaranya yaitu:
c) MANAJEMEN MUTU
1. Imflammable Area
Bahan yang mudah terbakar disimpan di daerah terbakar. Daerah ini
menggunakan bukti ledakan konstruksi & desain. Menggunakan detektor
kebakaran, ledakan lampu bukti dan koneksi. Di daerah ini, alkohol
disimpan dalam Alkohol Storage Tank dengan kapasitas 20.000 L.
2. Proteksi Kebakaran
Automatic Sprinkler digunakan untuk proteksi kebakaran. Kami juga
menggunakan hidran dengan 500 meter kubik laguna dan pompa
kebakaran vertikal yang sesuai dengan NFPA (National Fire Protection
Association) standar.
3. Genset
Untuk memenuhi aspek EHS, genset dengan kapasitas 1.500 kVA
dikerahkan dengan peredam dan kedap suara.
f) PROSES PRODUKSI
PT Caprifarmindo terdiri dari 17 apoteker 28 ahli kimia dan 11 asisten farmasi
dalam pengolahan produksi obat. PT Caprifarmindo dibagi menjadi 5 departemen
formulasi yaitu tablet, capsul, syrup, semisolid, dan suppositoria.
g) PROSES PENGEMASAN
Obat-obat yang telah di produksi kemudian dilanjutkan dalam proses packaging
atau pengemasan, obat-obat seperti suspensi langsung dilanjutkan dlam proses
packaging primer dan skunder selain itu juga suppo langsung mengalami proses
packaging dan proses pelabelan, kecuali obat-obat padat atau OTC .
32 Jalur Pengemasan:
o 20 Baris untuk bentuk sediaan padat
o 2 Baris untuk sirup dan suspensi cair
o 1 Baris untuk sirup kering
o 2 Baris untuk tabung / krim
o 7 Baris untuk OTC
h) QUALITY CONTROL
Fasilitas tersebut adalah:
o Laboratorium Kimia
Dilengkapi dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi, Kromatografi Gas, Penganalisis Karbon Organik Total,
Penghitung Partikel, dll.
o Laboratorium Mikrobiologi
Dilengkapi dengan Endotoxin Meter, Kabinet Aliran Udara Laminar, Kabinet
Keselamatan Biologis, Autoclave dan Spektrofotometer.
o Ruang Instrumentasi
o Ruang Sampel Tersimpan
o Di Ruang Kontrol Proses
o Kamar Iklim
i) QUALITY ASSURANCE
Untuk memastikan bahan yang digunakan dalam produksi mematuhi
spesifikasi yang ditentukan
Untuk memastikan proses pembuatan dilakukan sesuai dengan proses yang
divalidasi dan GMP saat ini
Untuk memastikan produk yang dipasarkan dirilis berdasarkan spesifikasi
yang ditentukan Spesifikasi yang ditentukan didasarkan pada ringkasan resmi
saat ini (USP, EP, BP, JP, IP) dan pedoman resmi lainnya.
j) RODUCT, PLANNING & INVENTORY CONTROL (PPIC)
Berikut adalah tugas-tugas PPIC secara umum, meliputi:
1. Membuat jadwal produksi dengan berpedoman pada sales forecast (dari
pihak marketing) dengan berkoordinasi dengan bagian produksi.
Merencanakan pengadaan bahan baku dan pengemas berdasarkan kondisi
stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar
stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia).
Memantau semua inventory untuk proses produksi, stock yang ada di
gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan
pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang.
2. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana, realisasi produksi, sales
serta data inventory serta membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan
maupun kondisi inventory.
3. Memantau perubahan rencana produksi dan bertanggungjawab dalam
pencapaian target produksi.
Dalam pembuatan obat, setiap ruang memiliki kelasnya masing – masing. Hal ini
ditentukan dari efesiensi saringan udara. Antara setiap ruang dirancang khusus
untuk menghindari kontaminasi. Kelas dalam industri farmasi meliputi:
Kelas A atau kelas 100, berada di bawah aliran udara laminer dan
memiliki efisiensi saringan udara akhir sebesar 99.995%.
Kelas B atau kelas 100, merupakan ruangan steril, kelas ini adalah
lingkungan latar belakang untuk zona kelas A dan memiliki efisiensi
saringan udara akhir sebesar 99.995%.
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi pada PT. Sanbe Farma telah diterapkan
pada berbagai aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan hygiene
melingkupi antara lain:
Prosedur tertulis untuk pembersihan dan sanitasi peralatan serta wadah yang
digunakan dalam pembuatan obat telah dibuat cukup rinci dan ditaati. Prosedur
initelah dirancang dengan tepat agar pencemaran oleh bahan pembersih dan
sanitasi dapat dicegah. Prosedur ini meliputi penanggung jawab kebersihan,
jadwal, metode, peralatan dan bahan yang dipakai dalam pembersihan serta
metode pembongkaran dan perakitan kembali peralatan yang diperlukan untuk
memastikan terlaksananya pembersihan yang tepat. Prosedur juga meliputi
sterilisasi peralatan, penghilangan identifikasi batch sebelumnya. Pencatatan
mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi telah
dilakukan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negara ini memiliki populasi besar dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang
luar biasa. Meningkatnya daya beli konsumen telah membuat produk-produk
makanan menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat luas. Sebagai perusahaan
makanan dan minuman yang terkemuka di Indonesia, PT Ultrajaya berada pada posisi
yang sangat menguntungkan dengan kondisi tersebut.
Dengan beberapa teknik yang digunakan seperti kemasan yang disusun dengan
rapih untuk menjaga kualitas barang dan pemasaran yang digunakan selalu mengikuti
era digital dengan begitu PT Ultrajaya akan dapat mempertahankan mutu kulitas
sebagai Market Label.
B. SARAN
Dengan Majunya perkembangan zaman diharpkan PT Ultrajaya tetap
mempertahakan kualitas barang semakin baik, dan menambah inovasi baru dalam
pembuatan produknya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto Haris. 2009. Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan
Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Paradigma. Vol X. No. 2. Hal: 198.
http://www.ultrajaya.co.id/
http://www.ultrajaya.co.id/uploads/AR2014Ultrajaya.pdf
Hariyadi, Purwiyatno. 2011. Faktor Kritis Susu UHT (Ultra High Temperature).
Foodreview Indonesia.