Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KELOMPOK KERJA INDUSTRI

Disusun Oleh :

NAMA : EUIS TITI HERLINA

NIM: 17030047

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

TANGERANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih, rahmat, dan karunia-Nya sehingga Laporan Kelompok Kerja
Industri di “PT. Capri Farmindo” dengan “PT. Ultrajaya Milk Industri tbk” ini dapat
selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas akhir Study Tour. Melalui Laporan ini,
kami ingin mencoba menyajikan informasi tentang PT. Ultrajaya Milk Industry tbk.
Adapun laporan ini telah kami buat semaksimal mungkin dan tentunya dengan berbagai
referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Saya berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menghadapi berbagai hambatan dalam
memperoleh informasi, maka daripada itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan yang saya susun ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan
wawasan bagi teman-teman Mahasiswa Farmasi

Tangerang, 12 Agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Industri merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 dan
D3 Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah yang dikembangkan melalui kegiatan
survei ke dalam pabrik obat dalam berbagai macam pembuatan obat maupun cara
mensterilisasi alat tersebut. Pelaksanaan KKI ditujukan untuk menumbuh
kembangkan empati dan kepedulian civitas akademika STFM terhadap berbagai
permasalahan yang riil dihadapi mahasiswa dan pembangunan berkelanjutan yang
diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang sesuai dengan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Selain itu,
kegiatan KKI diharapkan melahirkan pribadi yang tangguh, unggul, berkepribadian
mulia, serta dapat menjadi pribadi yang luar biasa ketika sudah terjun dimasyarakat,
berjiwa kepemimpinan. Untuk itu, STFM telah mengembangkan kegiatan KKI, tidak
hanya berisi kegiatan kerja civitas akademika STFM untuk masyarakat tetapi berisi
rangkaian kegiatan integratif interdisipliner yang dikemas secara strategis untuk
menyelesaian permasalahan secara tuntas dan dilaksanakan bersama masyarkat
dengan memerankan masyarakat sebagai pelaku penting dan utama serta melibatkan
para pemangku kepentingan lain yang terkait. Dalam hal ini, mahasiswa diperankan
sebagai problem solver, motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam proses
penyelesaian masalah dan pembangunan/pengembangan masyarakat. Melalui
pembaruan konsep tersebut, kehadiran mahasiswa sebagai intelektual muda
diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai agen atau pemimpin perubahan yang
secara cerdas dan tepat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakatnya.
Pada dasarnya Kuliah Kerja Industri (KKI) merupakan bentuk pengabdian
nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang
senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan masyarakat itu sendiri.Dalam
kegiatan pengabdiannya pada masyarakat, mahasiswa memberikan pengalaman ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan agama untuk memberikan pengarahan agar dapat
memecahkan masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu, pembenahan
sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja
bagi mahasiswa. Dengan kata lain, melalui KKI ini, mahasiswa membantu
pembangunan dalam masyarakat/ pemberdayaan masyarakat.
B. TUJUAN KEGIATAN
a) Tujuan Kelompok Kerja Industri (KKI) PT ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui proses


pengolahan susu UHT (Ultra High Temperature) dengan proses pemanasan
pasteurisasi.

b) Tujuan Kelompok Kerja Industri (KKI) PT CAPRIFARMINDO

a) Mengetahui dan memahami peranan dan tanggung jawab apoteker di


industri farmasi.
b) Mengetahui dan memahami penerapan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) di PT. Caprifarmindo
c) Mengetahui dan memahami peranan dan tanggung jawab apoteker pada
bagian produksi di PT. Caprifarmindo
C. MANFAAT KEGIATAN
a. Mahasiswa mampu memahami tentang proses aseptis susu UHT mulai dari
bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi, sampai produk akhir.
b. Mahasiswa mampu memahami tentang proses aseptis Pembuatan obat mulai
dari bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi, sampai produk akhir.
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH PERUSAHAAN

a) SEJARAH PERUSAHAAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY


Pada awalnya perusahan ini merupakan perusahaan keluarga yang
memproduksi susu yang dipasteurisasi. Seiring dengan perkembangan perusahaan
pemilik perusahaan kemudian membenahi perusahaannnya dengan mengubah
status dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan berbadan hukum
(persekutuan komanditer). Pada tanggal 22 Oktober 1968 perusahaan resmi
bernama CV Djaja Murni Trading and Industry Company, yang didirikan oleh
Bapak Sabana Prawidjaja.

Pada tahun 1971, memasuki tahap pertumbuhan dan berubah menjadi


perseroan yaitu PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (PT UltraJaya
Industry Susu & persekutuan Dagang). Yaitu Perusahaan yang juga mempelopori
pengembangan minuman suci hama/aseptik untuk memenuhi banyaknya
permintaan untuk minuman refrigeration-free di Indonesia. PT Utrajaya sekarang
adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang menciptakan minuman
suci hama/aseptik, makanan yang dapat bertahan lama dan produk-produk
perusahaan susu untuk konsumen-konsumen diseluruh negeri, dan juga
merupakan pabrik besar di Indonesia yang mengelola keju.

PT Ultrajaya memiliki lokasi yang strategis yaitu terletak dipusat daerah


pedalaman Bandung yang subur akan hasil agrikulturnya serta menyediakan suatu
sumber bermutu yang dapat dipercaya dan berlimpah, bahan-bahan segar, dari
susu sampai teh dan buah-buahan tropis. Kesegaran bahan-bahan diproses melalui
proses temperatur teramat sangat tinggi/Ultra High Temperature (UHT) dan
terakhir menggunakan teknologi kemasan aseptik/suci hama.
Suatu alasan utama untuk menjadi perusahaan yang sukses besar dipasar
Indonesia adalah kemampuan untuk mengantisipasi perusahaan pasar dan
permintaan dari suatu populasi yang makmur lebih dari 200 juta orang dan
kemampuan untuk memberikan reaksi atau tanggapan terhadap permintaan
dengan keterampilan perkembangan produk dan strategi pemasarannya. Ini
tercermin oleh pertumbuhan Ultrajaya dari Perusahaan produk tunggal menjadi
suatu distributor diseluruh negara lebih dari 60 minuman dan produk makanan.
Ini meliputi susu UHT, jus buah, sari jus buah, teh minuman kesehatan, keju,
mentega, susu bubuk full cream dan susu kental manis. Sekarang ini, 90 persen
total volume produksi perusahaan dijual di dalam negeri diseluruh Indonesia,
sisanya diekspor untuk negara-negara terbatas seperti Asia, Eropa, Timur Tengah,
Australia dan Amerika Serikat.

PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (“Perseroan”) didirikan


berdasarkan Akta No.8 tanggal 2 November 1971, juncto Akta Perubahan No.71
tanggal 29 Desember 1971, yang dibuat dihadapkan Komar Andasasmita, S.H,
Notaris di Bandung. Kedua akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21
tanggal 20 Januari 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No.313.

Perseroan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 1990 dengan
menawarkan 6.000.000 sahamnya kepada masyarakat. Tahun 1994 melakukan
penawaran umum terbatas ke-1 (right issue I) sebanyak 66.020.160 saham. Tahun
1995 membagi 132.040.320 saham bonus yang berasal dari agio saham. Tahun
1999 melakukan penawaran umum terbatas ke-2 (right issue II) sebanyak
165.050.400 saham, dan pada tahun 2004 Perseroan telah melakukan penawaran
umum terbatas ke-3 (right issue III) sebanyak 962.794.000 saham. Seluruh saham
Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Perseroan ini bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, yaitu
rupa-rupa mentega (butter), susu bubuk (power milk), susu kental manis
(sweetned condensed milk), dan minuman aseptic yang diproses dengan teknologi
UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton seperti
minuman susu, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman untuk
kesehatan. Perseroan juga memproduksi teh celup (tea bags) dan konsetrat buah-
buahan tropis (tropical fruit juice concentrate). Dalam melakukan kegiatan
usahanya Perseroan melakukan kerjasama dengan Morinaga – Jepang untuk
memproduksi susu formula. Selain itu Perseroan menjalin kerjasama dengan
Kraft Foods International, Inc., USA, dengan mendirikan perusahaan patungan
PT Kraft Ultrajaya Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
keju.

Kantor pusat dan pabrik Perseroan terletak di jalan Cimareme No.131


Padalarang. Kabupaten Bandung. Lokasi ini sangat strategis karena terletak
didaerah lintasan dan hasil peternakan dan pertanian sehingga memudahkan
perseron untuk memperoleh pasokan bahan baku maupun untuk pengiriman hasil
produksinya.

Bahan baku susu murni diperoleh dari peternak sapi yang tergabung dalam
Koperasi Peternak Bandung selatan (KPBS)- Pangalengan, koperasi Peternak
Sapi Bandung Utara (KPSBU)-Lembang, dan koperasi Unit Desa Lainnya,
sedangkan bahan baku buah-buahan segar seperti jambu, mangga, nanas, sirsak,
dll, diperoleh dari petani buah yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa yang
berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Buah-buahan
lain seperti orange, lychee, dan grape masih diperoleh secara impor dari bentuk
konsentrat.

Untuk menjaga kelangsungan pasokan bahan baku ini perseroan membina


dan memelihara hubungan yang sangat baik dengan pemasok tersebut antara lain
denagn memberikan bimbingan dan penyuluhan baik dari segi teknik, manajemen
dan permodalan, khususnya kepada para peternak sapi perah dan petani buah
(Soekarno,1990).

b) SEJARAH PERUSAHAAN PT CAPRIFARMINDO


Secara resmi PT. SANBE FARMA secara resmi didirikan pada tanggal 28
Juni 1974 oleh Drs. Jahja Santoso, Apt., seorang farmasis yang lulus dengan
predikat cum laude dari ITB. Pada tahun 1975 pabrik pertama di Jl. Kejaksaan
no.35 Bandung mulai melakukan produksi sebagai industri rumah tangga (home
industry) dengan jumlah karyawan hanya 4 orang termasuk Bapak Jahja Santoso.
Produk pertama yang diproduksi adalah Kapsul Colsancetine®.

PT. Caprifarmindo terletak di Cimareme Industrial Estate, Padalarang, di


Bandung Barat. Luas area total 19,785m2, dengan total lahan 5,5 hektar.
Memiliki Good Manufacturing Practices (GMP) Sertifikat yang dikeluarkan oleh
Badan Nasional Untuk Pengendalian Obat & Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI), WHO GMP dan TGA Australia dan Pharmaceutical Inspection
Cooperation (PIC) untuk memproduksi Non-Betalactam dan Non-Cephalosporin
formulasi.

Pada tahun 1980, PT Sanbe Farma berpindah lokasi ke Jl. Industri 1 no.9
Cimahi dengan luas bangunan 8000 m2 dan luas lahan 10.000 m2. Hal ini
disebakan karena adanya larangan Pemda tentang lokasi industri di pusat kota dan
di tengah pemukiman penduduk. Bangunan ini dikenal dengan PT. Sanbe Farma
Unit I dan mulai memproduksi produk non penisilin, non sefalosporin, hormon,
dan obat hewan (veterinary) pada tahun 1982. PT. Sanbe Farma mulai
berkembang dengan memproduksi produk OTC (Over The Counter) pada tahun
1992. Salah satu produk OTC yang memenangkan grand price “The Most Popular
Brand “di Indonesia tahun 1997 dan 1999 adalah Sanaflu®, non- drowsy cold and
flu. Selain itu, pada tahun 2000 PT. Sanbe Farma memproduksi Poldan Mig®,
obat migrain non resep pertama di Indonesia. Divisi veterinary telah memasarkan
sekitar 64 produk kesehatan hewan unggas dan peternakan termasuk vaksin pada
tahun 1985.

Pada tahun 2005 veterinary mulai memproduksi beberapa obat hewan untuk
ikan dan udang Universitas Sumatera Utara 16 (aquaculture). Divisi ini telah
memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Practices) untuk 7 jenis
produk. Aktivitas di unit I terus berkembang sampai saat ini. Pada tahun 1996
bangunan PT. Sanbe Farma unit II didirikan untuk memenuhi tuntutan produksi
yang semakin besar dan sesuai dengan CPOB, dimana bangunan untuk produk
penisilin dan sefalosporin harus diproduksi di bangunan terpisah. Luas bangunan
unit II adalah 5.600 m2 (5 lantai) dan luas lahan 4.900 m2. Unit II memproduksi
khusus produk beta laktam dan sefalosporin dengan berbagai macam bentuk
sediaan. San-Qlin-Eq juga terdapat di unit II, sebagai laboratorium studi
bioavabilitas dan bioekivalensi untuk pengujian klinik dan preklinik
produkproduk PT. Sanbe Farma dan juga menerima order dari perusahan lain.

Gedung obat jadi (Finished Good Warehouse) dengan luas bangunan 6.160
m2 (3 lantai) dan luas lahan 5.980 m2 dibangun pada tahun 2003. Gedung Obat
Jadi (GOJ) adalah tempat menyimpan obat jadi hasil pengemasan dari unit I, II,
dan III. GOJ dilengkapi dengan cool storage untuk penyimpanan vaksin dan
lemari khusus untuk penyimpanan obat psikotropika. Bangunan unit III dan
Caprifarmindo Laboratories mulai difungsikan pada tahun 2005 dengan luas
bangunan 29.000m2 dan luas lahan ±200.000 m2. Pembangunan unit III mengacu
pada CPOB Australia, yang menjadikannya industri farmasi pertama yang
dikendalikan oleh SCADA (Supervisory Computer Automatization Data
Acquisition). Di unit III juga terdapat WWTP (Water Waste Treatment Plant) juga
untuk pengolahan limbah dari unit I dan II.

B. VISI / MISI/ MOTO PERUSAHAAN

a) Visi / Misi Perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company


Tbk
 Visi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk :

Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan


terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan
konsumen, menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan
mitra perusahaan.

 Misi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk :

Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk


senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta
kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan
secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud
pertanggungjawaban kepada para pemegang saham.
b) Visi / Misi Industri PT Caprifarmindo
 Visi PT Caprifarmindo :

Untuk menjadikan salah satu pelopor dari Indonesia untuk masuk ke


pasar yang diatur dan dikembangkan dan membuat formulas standar
internasional.

Untuk menawarkan tol atau dibawah lisensi pembuatan produk khusus


untuk produsen farmasi terkenal tidak hanya untuk pasar domestic tetapi
juga untuk ekspor.

 Misi PT Caprifarmindo :

Meningkatkan kehidupan masyarakat dengan menyediakan produk-


produk berkualitas dan solusi perawatan kesehatan dengan harga
terjangkau.

C. SUSUNAN ORGANISASI

a) Struktur Organisasi PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company


Tbk:
1. Rapat Umum Pemegng Saham (RUPS)

2. Dewan Komisaris

3. Dewan Direksi, membawahi :

1) Research And Development (R & D )

2) Departemen Administrasi (Andimistration Departement) membawahi:

a. Administrasi Umum (general accounting)

b. administrasi Keuangan (cost accounting)

c. Bagian Pajak (tax)

3) Departemen Pabrik (Plant Departement), membawahi :

a. UHT (Ultra High Temperature)

b. SCM/SPD (Sweet Condensed Milk/Spray Drier)


c. Juice Plant

d. Pengendalian Mutu (Quality Control)

e. PPIC (Production and Inventory Control)

f. Teknik

4) Departemen Proyek (Project Departement)

5) Departemen UMUM (General Affair Departement), membawahi :

a. Personalia

b. Keamanan

6) Departement Pemasaran (Marketing Departement)

7) Departemen Keuangan (Treasury Departement)

Job Description

Setiap bagian dari struktur organisasi memiliki berbagai jenis tugas sesuai

dengan posisinya masing-masing. Berikut ini adalah uraian tugas dari masing

masing bagian:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ tertinggi dalam perseroan dimana pemegang


saham mengambil keputusan menyangkut segala kewenangan yang
tidak diserahkan kepada direksi dan komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar.

2. Dewan Komisaris

Komisaris adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan


terhadap direksi dan memberikan saran dan pendapat kepada RUPS
menyangkut pelaksanaan Rencana Jangka Panjang, ketentuan
Anggaran Dasar serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sedangkan tugas dan
wewenangnya dalam berinteraksi dengan direksi dan RUPS maka:

1) Komisaris yang bertugas mengawasi kebijakan Direksi dan


memberikan nasehat wajib didasari dengan pemahaman yang
cukup, itikad baik dan penuh tanggung jawab demi kepentingan
usaha dan perseroan.

2) Dalam melaksanakan tugasnya, komisaris harus mematuhi


anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3) Komisaris harus ikut serta dalam menciptakan efektifitas


praktek Good Coorporate Governance yang diterapkan
perusahaan.

3. Dewan Direksi

Direksi adalah organ yang bertugas melaksanakan pengurusan untuk


kepetingan dan tujuan perusahaan, termasuk pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja, dan Anggaran Perusahaan, ketentuan
Anggaran Dasar, Ketentuan perundangan-undangan yan berlaku, serta
mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Dalam berinteraksi dengan komisaris dan RUPS maka:

1) Anggota direksi wajib melaporkan kepada komisaris mengenai


kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perseroan
tersebut dan perseroan lain.

2) Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan


perundang-undangan yang berlaku serta wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
pemegang saham melalui RUPS.

3) Direksi harus sebesar-besarnya meningkatkan produktivitas aset


yang dikelolanya.
4) Direksi harus melakukan tanggung jawab sosialnya serta
memperhatikan kepentingan dari berbagai stockholders sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5) Direksi harus memperkerjakan, menetapkan besarnya gaji,


memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta
menentukan persyaratan kerja lainnya tanpa memperhatikan
latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, caca
tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya
yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.

6) Direksi dapat memberikan insentif ke semua jajaran perusahaan


sebagai imbalan tercapainya tingkat keberhasilan tertentu.

7) Direksi wajib memastikan bahwa semua asset, fasilitas dan


lokasi usaha memenuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku berkenaan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja.

Pengelolaan perusahaan secara langsung dijalankan oleh Presiden Direktur


(direksi) yang membawahi tujuh departemen, yaitu:

1) Reserch And Development (R & D)

Departemen ini bertugas melakukan penelitian dan pengembangan produk


baru dan peningkatan efisiensi pengolahan produk yang telah diproduksi
yang membantu memajukan dan mengembangkan perusahaan.

2) Departemen Administrasi (Administration Departement)

Departemen ini dipimpin oleh seorang administrasi yang bertugas


mengawasi pelaksanaan administrasi, menyusun anggaran pembelanjaan
perusahaan, melindungi harta perusahaan, mengelola data produksi,
administrasi pengadaan bahan baku dan keperluan pabrik. Serta membuat
laporan-laporan yang dibutuhkan oleh lembaga pemerintah. Departem ini
membawahi bagian:
a) Administrasi umum (general accounting), bertanggung jawab
terhadap pengadaan barang dan jasa untuk korporasi, kearsipan,
dan kerumahtanggaan serta hubungan masyarakat yang mencakup
tapi tidak terbatas pada pembangunan citra perusahaan dan
kebijakan promosi.

b) Administrasi keuangan (cost accounting), bertanggungjawab


terhadap urusan akuntansi, loparan manajemen, anggaran dan
verifikasi, serta pengembangan sistem akuntansi dan keuangan.

c) Bagian pajak (tax), bertanggungjawab terhadap perhitungan


besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan sampai dengan
pembayaran dan pelaporannya.

3) Departemen Pabrik (Plant Departement)

Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer pabrik (plant manajer).


Manjer pabrik bertangungjawab atas kelangsungan kegiatan produksi
secara keseluruhan dan mengatur keseimbangan antara investasi dan
produksi.

Manajer pabrik membawahi enam bagian, yaitu:

a) UHT (Ultra High Temperature), bertanggungjawab terhadap


keseluruhan proses produksi minuman UHT dan pengendalian
mutu selama proses.

b) SCM/SPD (Sweet Condensed Milk/Spray Drier), bertanggung


jawab terhadap proses pembuatan susu kental manis dan susu
bubuk.

c) Juice Plant, bertanggung jawab terhadap proses pembuatan


konsentrat buah dan support produk Nestle.

d) Pengendalian Mutu (Quality Control), bertanggungjawab terhadap


pengendalian mutu bahan baku dan produk akhir, serta sanitrasi
produk, peralatan karyawan dan lingkungan.
e) PIC (Production and Inventory Control), bertanggung jawab
merencanakan dan mengendalikan kegiatan bahan baku menjadi
optimal.

f) Teknik, bertanggung jawab terhadap perbaikan dan pemeliharan


mesin dan peralatan, penyediaan utilitas dan penanganan limbah.

4) Departemen Proyek (Project Departement)

Departemen ini bertugas untuk merencanakan pengembangan atau


ekspansi perusahaan di masa mendatang.

5) Departement Umum (General Affair Departement)

Depertemen umum membawahi bagian:

a) Personalia, bertanggung jawab terhadap urusan ketenagakerjaan,


kebersihan.

b) Keamanan, bertanggung jawab terhadap keamanan di lingkungan


pabrik. Departemen ini juga bertugas mengatur hubungan
perusahaan dengan pihak luar, seperti perjanjian dan pemberian
sumbangan melalui public relation.

6) Departemen Pemasaran (Marketing Departement)

Departemen ini dipimpin oleh manajer pemasaran (marketing manajer)


yang bertugas menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran, monitor
penjualan, mengevaluasi kebutuhan pasar, mengevaluasi kebutuhan pasar,
mengatur pemasaran produk serta membuat laporan administrasi
pemasaran.

7) Departemen Keuangan(Treasury Departement)

Departemen keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan. Manajer


keuangan bertugas mengelola dana perusahaan, melakukan pembayaran,
dan melakukan penagihan dengan perusahaan lain diluar dan dalam
negeri.
b) Struktur Organisasi PT Caprifarmindo :
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan memegang peranan penting yang
menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab setiap
departemen atau bidang yang dapat memudahkan penetapan kebutuhan informasi
dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu unsur yang menentukan


suksesnya suatu perusahaan, melalui struktur organisasi yang baik segala kegiatan
operasional perusahaan akan menjadi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk
membuat struktur organisasi yang baik dapat dilakukan dengan menempatkan orang
yang tepat di dalam posisi yang tepat pula. Proses dalam penempatan tersebut
didasarkan kepada kemampuan dan keahlian yang dimiliki dengan demikian akan
memudahkan wewenang serta fungsi yang diberikan sehingga akan menghindarkan
perusahaan dari misorganisasi, kesimpangsiuran wewenang dan kekacauan tugas yang
pada akhirnya akan menghambat seluruh tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Penentuan struktur oganisasi dipengaruhi dan disesuaikan dengan jenis


perusahaan, situasi dan kondisi diri masing-masing perusahaan. PT. Sanbe Farma
sendiri memiliki struktur oganisasi berbentuk Line Staf. Dalam struktur ini kekuasaan
dan tanggung jawab berasal dari pimpinan sampai bagian paling bawah sesuai garis
vertical dan bagian yang satu dengan yang lainnya berhubungan meskipun memiliki
tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

Bagian divisi dari industri caprifarmindo :

1) Gudang

2) Produksi

Produksi merupakan tahap penting dalam suatu pembuatan obat dan perlu
diperhatikan dengan baik dan dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan sehingga dapat menjamin produk yang menghasilkan obat jadi
yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan Didalam ruang produksi
tidak ada pipa-pipa yang menempel didinding kecuali pipa untuk mengalirkan
air untuk produksi steril yang terbuat dari stainless steel. bergerak.

a. Bahan Awal
b. Pencegahan Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat mempengaruhi


kualitas suatu produk tidak dapat diterima. Perhatian khusus diberikan
pada masalah pencemaran silang karena tidak sesuai dengan CPOB.

c. Sistem Penomoran Batch dan Lot

Sistem penomoran batch dan lot di PT. Sanbe Farma secara rinci
diperlukan untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan, atau
produk jadi dapat dikenali dengan nomor batch atau lot.

d. Pengembalian

Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ke gudang penyimpanan harus diperiksa lagi kebenaran
jumlah dan identitasnya oleh bagian IPC (In Process Control).

e. Pengolahan

Semua bahan yang dipakai dalam pengolahan diperiksa kesesuaian


dengan catatan pengolahan dalam batch terlebih dahulu sebelum
digunakan oleh pengawas produksi, meliputi nomor analisa, nomor
batch, nama produk, bentuk sediaan dan kode-kode bahan baku.
Sebelum pengolahan dimulai, kondisi daerah pengolahan telah dipantau
dan dikendalikan sampai tingkat yang disyaratkan untuk kegiatan yang
akan dilakukan misalnya pemeriksaan suhu dan kelembaban ruangan.

1) Pengemasan

Kegiatan pengemasan di PT. Sanbe Farma dilakukan dengan pengawasan ketat


untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang yang sudah dikemas.

a. Kesiapan Jalur Pengemasan

Sebelum menempatkan bahan pengemas dan produk yang akan dikemas


pada jalur pengemasan telah diadakan pemeriksaan kesiapan jalur
pengemasan yang bersangkutan oleh petugas yang ditunjuk, sesuai
dengan prosedur tertulis.
b. Pengawasan Selama Proses

Pengawasan dilakukan berdasarkan prosedur tertulis yang menjelaskan


mengenai titik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel,
jumlah sampel yang diambil, serta batas-batas hasil pemeriksaan yang
diperbolehkan.

c. Pelaksanaan Pengemasan

Untuk menghindari terjadinya campur baur selama proses, di bagian


pengemasan beta laktam telah dibuat ruangan terpisah untuk
pengemasan kapsul atau kaplet, sirup kering, dan injeksi kering.
Sedangkan di bagian pengemasan sefalosporin dilakukan di ruangan
yang sama tetapi dilakukan pemisahan dengan sekat partisi.

d. Penyelesaian Proses Pengemasan

Pada pengemasan terakhir produk, bagian QA melakukan kembali


pemeriksaan antara lain kelengkapan dan kesesuaiannya dengan
persyaratan dalam prosedur pengemasan produk.

2) Quality control

Area laboratorium QC dipisahkan dari kegiatan produksi dan pengemasan.


Laboratorium QC khusus diletakkan pada unit II lantai III. Terdapat ruangan
khusus untuk instrumen, ruang uji disolusi, spektrofotometer, dan ruang
insrumen HPLC. Ruangan dilengkapi dengan penyaluran udara untuk asap,
exhaust fan, AC dan terdapat pengendalian udara terpisah untuk masing-
masing laboratorium (kecuali laboratorium pengujian potensi). Pada
laboratorium kimia terdapat lemari asam yang memiliki sistem penghisap
udara tersendiri. Untuk instalasi pipa diberi penandaan yang jelas untuk
menghindari kekeliruan.
BAB III

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Kegiatan Kunjungan Perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading


Company Tbk

a) Prosedur Kunjungan Industri PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading


Company Tbk :

1. Kondisi sehat

2. Lokasi yang diizinkan

3. Tidak menggunakan jam tangan

4. Memakai baju lab yang telah disediakan

5. Menjaga kebersihan

6. Tidak berfoto

b) Aktivitas Perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

Perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk bukan
merupakan industri padat karya karena sebagaian besar proses yang ada
dilakukan secara komputerisasi dan otomatisasi. Perusahaan memproduksi
beberapa jenis makanan dan minuman. Selain memproduksi susu yang menjadi
produk utama PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk juga
memproduksi beberapa jenis minuman yang dikemas dengan kardus dan kaleng.

Bahan baku utama yang digunakan untuk proses produksi susu adalah susu
sapi segar yang didatangkan dari para peternak sapi yang tergabung dalam KPBS
Pangalengan. Selain dari Pangalengan bahan baku ini juga di datangkan dari
daerah lain seperti Cisarua, Tasikmalaya, dan Ciparay. Setiap hari, perusahaan
menerima sekita 30.000 sampai 60.000 liter susu sapi segar yang diangkut dengan
truk tangki. Pada hari munggu, kiriman bahan baku (susu sapi segar) disimpan
dan tangki penyimpanan untuk mencegah terjadinya kerusakan karena
mikroorganisme. Untuk pembuatan susu UHT ini PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk mempunyai spesifikasi tertentu, jika susu segar yang
diterima oleh perusahaan dibawah standar maka susu tersebut akan dikirim ke
perusahaan lain yang memproduksi susu bubuk atau susu formula.

c) Produk-Produk PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

1. ULTRA MILK Murni Coklat Stroberi Mokka Madu

2. ULTRA MIMI Coklat Stroberi Vanila

3. SUSU SEHAT Murni Coklat Stroberi

4. JUS BUAVITA Jeruk Apel Jambu Leci Mangga Sirsak Stroberi

5. GOGO Jeruk Apel Jambu Leci Anggur Stroberi

6. TEH KOTAK Teh Melati Apel Blackcurrant Jeruk

7. TEH BUNGA Teh Krisantium Minuman Kesehatan

8. SARI KACANG IJO Kacang HIjau

9. SARI ASEM ASLI Murni Asam Makanan Mentega

10. ULTRA Tawar Susu Kental Manis

11. ULTRA MILK Full Cream Coklat

12. CAP SAPI Creamer Lain-lain The Celup

13. TEH KOTAK Teh Melati Teh Hitam

d) Uji Kualitas

a) Uji Fisik : Bersih dan suhunya sesuai

b) Uji Kimia : Berat jenis dan PH.

c) Uji Mikrobiologi : Jumlah partikel


d) Uji Keaslian Susu Sapi : Mengetahui ada atau tidaknya kandungan air dan
tidak boleh dicampur air.

e) Uji Antibiotika,: Proses pembuatan susu tidak boleh dari sapi yang sakit

e) Proses Pembuatan Dan Pengemasan

1. Mixing (pencampuran)

2. Homogenitas

3. Disterilkan dengan teknologi Ultra High Temperature (UHT) pada suhu 140
°C selama 4 detik.

4. Pengemasan, menggunakan 6 lapis yang telah disterilkan (kemasan


tetrapack)

a. Polyethylene plastic

b. Paper

c. Polyethylene plastic

d. Aluminium

e. Polyethylene plastic

f. Polyethylene plastic

Pengemasan

a) Pengemasan 8000 kotak dalam 1 jam

b) Pengemasan sedotan / tutup plastic

c) Pengepakan ke dalam box / dus

d) Stacking, robot palletizer

e) Wrapping (pembungkusan)

f) Penyimpanan digudang selama 6 hari, untuk memastikan susu


tersebut steril.
B. Kegiatan Kunjungan Perusahaan PT Caprifarmindo

a) Klasifikasi Ruang industri Farmasi

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga
kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau


retakan, tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah
dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.

b. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.

c. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.

d. Tahan terhadap bahan pembersih. Area pabrik dibagi menjadi 4 zona


dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu.

Empat zona tersebut meliputi:

1) Unclassified Area

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area)


tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau.
Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol),
gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor,
kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

2) Black Area

Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan
area pr
oduksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap
karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan
penutup kepala).

3) Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang
pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang.
Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning
(pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang
ganti pakaian grey dan airlock.

4) White area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk
penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi
steril, background ruang filling. Laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas).

5) Airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas
kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas
kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan
menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki
persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara
dan tingkat perubahan udara.

Zonasi Kebersihan :

Kelas Jumlah partikel / m3 Di Istirahat Dalam Operasional

0,5 (µm) 5,0 (µm) 0,5 (µm) 5,0 (µm)

A 100 ≤ 3.520 ≤ 20 ≤ 3.520 ≤ 20

B 100 ≤ 3.520 ≤ 29 ≤ 352.000 ≤ 2.900

C 10.000 ≤ 352.000 ≤ 2.900 ≤ 3.520.000 ≤ 29.000

D 100.000 ≤ 3.520.000 ≤ 29.000 NS NS


E1 UC NS NS NS NS

E2 UC NS NS NS NS

E3 UC NS NS NS NS

Batas Kelas Zonasi Hygine untuk kontaminasi Mikroba (Dalam Operasi)


Sampel udara (cfu / m3) Setel pelat diam. 90mm (cfu / 4 jam) Cetak sarung
tangan, 5 jari (cfu / sarung tangan).

A 100 < 1 < 1 < 1


B 100 10 5 5
C 10.000 100 50 NS
D 100.000 200 100 NS
E1 UC NS NS NS
E2 UC NS NS NS
E3 UC NS NS NS

Keterangan:

UC = Tidak Diklasifikasikan

NS = Tidak ada spesifikasi

Kondisi saat istirahat yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di
dalam ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi ini
operational yaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam
ruangan dan kondisi mesin sedang beroperasi

b) Klasifikasi Seragam Karyawan

Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
seragam (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Pembagian seragam
ada 5 diantaranya yaitu:

1) Coklat : warna coklat untuk karyawan bagian divisi gudang


2) Merah muda/pink : warna pink/merah muda untuk karyawan bagian divisi
IPC

3) Biru : warna biru untuk karyawan bagian divisi solid

4) Hijau : warna hijau untuk karyawan bagian divisi strip

5) Merah : warna merah untuk karyawan bagian divisi semi solid

c) MANAJEMEN MUTU

Manajemen mutu bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui


suatu Kebijakan Mutu, yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua
jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para
distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan
diperlukan manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan
secara benar (BPOM, 2006).

Kebijakan mutu hendaklah disosialisasikan kepada semua karyawan dengan


cara yang efektif, tidak cukup dengan cara membagikan fotokopinya dan/atau
menempelkan pada dinding. Untuk melaksanakan Kebijakan Mutu dibutuhkan 2
unsur dasar yaitu :

1) Sistem mutu yang mengatur struktur organisasi, tanggung jawab dan


kewajiban semua sumber daya yang diperlukan, semua prosedur yang
mengatur proses yang ada.

2) Tindakan sistematis untuk melaksanakan system mutu, yang disebut


dengan pemastian mutu atau Quality Assurance (QA) (BPOM 2009).

PT Caprifarmindo ketat mengikuti aspek Lingkungan, Kesehatan dan


Keselamatan. Memiliki semua fasilitas untuk menjaga lingkungan yang sehat dan
aman.

1. Imflammable Area
Bahan yang mudah terbakar disimpan di daerah terbakar. Daerah ini
menggunakan bukti ledakan konstruksi & desain. Menggunakan detektor
kebakaran, ledakan lampu bukti dan koneksi. Di daerah ini, alkohol
disimpan dalam Alkohol Storage Tank dengan kapasitas 20.000 L.
2. Proteksi Kebakaran
Automatic Sprinkler digunakan untuk proteksi kebakaran. Kami juga
menggunakan hidran dengan 500 meter kubik laguna dan pompa
kebakaran vertikal yang sesuai dengan NFPA (National Fire Protection
Association) standar.
3. Genset
Untuk memenuhi aspek EHS, genset dengan kapasitas 1.500 kVA
dikerahkan dengan peredam dan kedap suara.

d) JENIS OBAT YANG DIPRODUKSI DAN BENTUK SEDIAAN


e) PROSES PENGELOLAAN BAHAN BAKU
Bahan baku yang sudah disimpan di stagging kemudian langsung di produksi
sesuai dengan sediaan yang diinginkan dalam proses produksi tersebut.

f) PROSES PRODUKSI
PT Caprifarmindo terdiri dari 17 apoteker 28 ahli kimia dan 11 asisten farmasi
dalam pengolahan produksi obat. PT Caprifarmindo dibagi menjadi 5 departemen
formulasi yaitu tablet, capsul, syrup, semisolid, dan suppositoria.

Metode standarisasi R dan D adalah : Solid & Semisolid Analytical Development,


Liquid Sterile & Non Sterile Analytical Development, Packaging Development
and Stability of New Launched Products. Dalam proses produksi obat,
disesuaikan dengan forecasting atau ramalan perecanaan di pasaran yang dibuat
oleh managemen produksi. Proses produksi dipimping oleh satu apoteker.

g) PROSES PENGEMASAN
Obat-obat yang telah di produksi kemudian dilanjutkan dalam proses packaging
atau pengemasan, obat-obat seperti suspensi langsung dilanjutkan dlam proses
packaging primer dan skunder selain itu juga suppo langsung mengalami proses
packaging dan proses pelabelan, kecuali obat-obat padat atau OTC .
32 Jalur Pengemasan:
o 20 Baris untuk bentuk sediaan padat
o 2 Baris untuk sirup dan suspensi cair
o 1 Baris untuk sirup kering
o 2 Baris untuk tabung / krim
o 7 Baris untuk OTC

h) QUALITY CONTROL
Fasilitas tersebut adalah:
o Laboratorium Kimia
Dilengkapi dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi, Kromatografi Gas, Penganalisis Karbon Organik Total,
Penghitung Partikel, dll.
o Laboratorium Mikrobiologi
Dilengkapi dengan Endotoxin Meter, Kabinet Aliran Udara Laminar, Kabinet
Keselamatan Biologis, Autoclave dan Spektrofotometer.
o Ruang Instrumentasi
o Ruang Sampel Tersimpan
o Di Ruang Kontrol Proses
o Kamar Iklim
i) QUALITY ASSURANCE
 Untuk memastikan bahan yang digunakan dalam produksi mematuhi
spesifikasi yang ditentukan
 Untuk memastikan proses pembuatan dilakukan sesuai dengan proses yang
divalidasi dan GMP saat ini
 Untuk memastikan produk yang dipasarkan dirilis berdasarkan spesifikasi
yang ditentukan Spesifikasi yang ditentukan didasarkan pada ringkasan resmi
saat ini (USP, EP, BP, JP, IP) dan pedoman resmi lainnya.
j) RODUCT, PLANNING & INVENTORY CONTROL (PPIC)
Berikut adalah tugas-tugas PPIC secara umum, meliputi:
1. Membuat jadwal produksi dengan berpedoman pada sales forecast (dari
pihak marketing) dengan berkoordinasi dengan bagian produksi.
Merencanakan pengadaan bahan baku dan pengemas berdasarkan kondisi
stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar
stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia).
Memantau semua inventory untuk proses produksi, stock yang ada di
gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan
pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang.
2. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana, realisasi produksi, sales
serta data inventory serta membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan
maupun kondisi inventory.
3. Memantau perubahan rencana produksi dan bertanggungjawab dalam
pencapaian target produksi.

Production Planning Control (PPC)


Merupakan bagian perencanaan dan pengendalian produksi. Supervisor
bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPC) melakukan analisa data
stock produk obat jadi dan stock bahan awal dari data yang dilaporkan oleh pihak
gudang obat jadi maupun MO (marketing order) dari marketing. Tugas lain dari
bagian PPC yaitu memantau terhadap perubahan rencana produksi dalam batas
yang masih wajar dan diperbolehkan serta bertanggung jawab terhadap
pencapaian target produksi (apabila bagian produksi tidak sanggup memenuhi
target produksi sesuai permintaan pasar maka bagian PPIC akan segera
berkoordinasi dengan pihak marketing).
Forecasting dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku,
produk, maupun kebutuhan lain, misalnya butuh tambahan SDM sebagai akibat
perubahan permintaan pasar. Forecasting yang buruk dapat menyebabkan
timbulnya inventory yang terlalu tinggi, biaya penyimpanan yang tinggi, efisiensi
yang rendah atau permintaan tak terpenuhi, dan kehilangan kesempatan.
Supervisor bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPC) membuat
rencana produksi bergulir untuk tiga bulanan dalam bentuk draft rencana produksi
tiga bulan dengan mempertimbangkan kondisi penjualan terakhir dan forecast
penjualan dari bagian marketing, stock produk jadi yang ada, dan realisasi
kapasitas pencapaian produksi pada bulan sebelumnya. Setelah itu diminta
persetujuan draft rencana produksi tiga bulanan kepada PPIC Manager dan Plant
Manager.
Rencana produksi 3 bulanan tersebut kemudian masih dijabarkan lagi dalam
rencana produksi bulanan dan mingguan (berkoordinasi langsung dengan bagian
produksi). Rencana produksi bulanan maupun mingguan didistribusikan kepada
Plant Manager, Production Manager, Quality Control Manager, Maintenance
(Engineering) Manager, Production Supervisor, Warehouse Supervisor. Staf
bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPC) membuat perintah
produksi sesuai dengan jadwal produksi yang disetujui. Perintah produksi terdiri
dari perintah untuk pengambilan bahan awal, pengambilan bahan kemas primer
dan pengambilan bahan kemas sekunder yang diserahkan kepada manager
produksi untuk produksi dalam satu minggu, baru setelah itu dikoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait. Untuk meminimalkan terjadinya revisi jadwal
bulanan yang telah ditetapkan dan disetujui, dilakukan rapat koordinasi
mingguan.
k) Kelas dalam Industri Farmasi

Dalam pembuatan obat, setiap ruang memiliki kelasnya masing – masing. Hal ini
ditentukan dari efesiensi saringan udara. Antara setiap ruang dirancang khusus
untuk menghindari kontaminasi. Kelas dalam industri farmasi meliputi:

 Kelas A atau kelas 100, berada di bawah aliran udara laminer dan
memiliki efisiensi saringan udara akhir sebesar 99.995%.

 Kelas B atau kelas 100, merupakan ruangan steril, kelas ini adalah
lingkungan latar belakang untuk zona kelas A dan memiliki efisiensi
saringan udara akhir sebesar 99.995%.

 Kelas C atau kelas 10.000, merupakan ruang bersih, memiliki efisiensi


saringan udara sebesar 99.95 %.
 Kelas D atau kelas 100.000, adalah ruangan bersih, memiliki efisiensi
saringan udara sebesar 99.95 % bila menggunakan sistem resirkulasi
ditambah make-up air (10-20 % fresh air).

 Kelas E adalah ruangan umum dan ruangan khusus, memiliki efisiensi


saringan udara sebesar 99.95% bila menggunakan sistem resirkulasi
ditambah make-up air (10-20 % fresh air).

 Kelas F adalah ruangan pengemasan sekunder.

 Kelas G adalah ruang gudang.

Dalam bangunan suatu industri farmasi permukaan bagian dalam ruangan


seperti dinding, lantai dan langit-langit hendaklah licin, bebas dari keretakan dan
sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan bila perlu mudah didesinfeksi.
Lantai di daerah pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air, permukaan
yang rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan efisien. Dinding juga
hendaklah kedap air dan memiliki permukaan yang mudah dicuci. Sudut-sudut
antara dinding, lantai dan langit-langit dalam daerah-daerah kritis hendaklah
berbentuk lengkungan.

l) Sanitasi dan Hygiene dalam Industri Farmasi

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi pada PT. Sanbe Farma telah diterapkan
pada berbagai aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan hygiene
melingkupi antara lain:

personalia, bangunan, dan peralatan. Sumber pencemaran dihilangkan melalui


suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.Setiap
karyawan PT. Sanbe Farma harus menjalani pemeriksaan kesehatan baik sebelum
diterima menjadi karyawan maupun selama bekerja. Pemeriksaan secara berkala
dilakukan oleh dokter pribadi perusahaan. Pemeriksaan terhadap karyawan baru
berupa pemeriksaan bersifat umum dan khusus (pemeriksaan buta warna dan
mata). Untuk setiap staf dan karyawan, diperlukan hasil pemeriksaan rontgen.
Pemeriksaan terhadap karyawan lama berupa pemeriksaan secara visual. Semua
karyawan telah menerapkan hygiene perorangan dengan baik. Pelatihan mengenai
penerapan hygiene perorangan dilakukan pada saat karyawan mulai masuk kerja
dan diulangi setiap tahun untuk mengingatkan kembali.
m) Pembersihan dan Sanitasi Peralatan
Setelah selesai digunakan, pada peralatan yang akan dibersihkan
ditempelkan label “UNTUK DIBERSIHKAN”, kemudian oleh operator alat atau
mesin tersebut dibersihkan sesuai dengan protap. Setelah bersih, pada peralatan
tersebut ditempelkan label “BERSIH”. Sebelum digunakan kembali, peralatan
diperiksa kembali kebersihannya oleh pengawas untuk memastikan bahwa
peralatan benar-benar bersih dan siap untuk dipakai.

Kebersihan umumnya dilakukan dengan cara vakum dan lap basah


(kanebo). Metode pembersihan dilakukan sesuai instruksi dalam protap untuk
masing-masing peralatan. Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat
dipindah-pindahkan dan penyimpanan bahan pembersih telah dilakukan dalam
ruangan yang terpisah dari ruang produksi.

Prosedur tertulis untuk pembersihan dan sanitasi peralatan serta wadah yang
digunakan dalam pembuatan obat telah dibuat cukup rinci dan ditaati. Prosedur
initelah dirancang dengan tepat agar pencemaran oleh bahan pembersih dan
sanitasi dapat dicegah. Prosedur ini meliputi penanggung jawab kebersihan,
jadwal, metode, peralatan dan bahan yang dipakai dalam pembersihan serta
metode pembongkaran dan perakitan kembali peralatan yang diperlukan untuk
memastikan terlaksananya pembersihan yang tepat. Prosedur juga meliputi
sterilisasi peralatan, penghilangan identifikasi batch sebelumnya. Pencatatan
mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi telah
dilakukan.

Pembersihan di PT. Caprifarmindo untuk kelas A dan B pembersihan


dilakukan setiap selesai produksi, hal ini dilakukan agar tidak tercampur zat
aktifnya, karena obat yang diproduksi tidak hanya satu macam. Kelas C
dilakukan seminggu sekali, sedangkan untuk kelas D dan E Dan yang lainnya
dilakukan pembersihan setiap satu bulan sekali, karena tidak kontak langsung
dengan produk. Pembersihan ini dilakukan agar tetap terjaga sterilisasinya.

n) PENGELOLAAN LIMBAH DAN AIR

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat mempengaruhi


kualitas suatu produk tidak dapat diterima. Perhatian khusus diberikan pada
masalah pencemaran silang karena tidak sesuai dengan CPOB. Cemaran dicegah
dengan cara pembersihan setiap selesai melakukan proses produksi, sterilisasi alat
untuk bagian produk steril, udara yang masuk ke ruang produksi difiltrasi,
pengukuran jumlah mikroba dilakukan secara rutin, dan sebagainya. Untuk
mencegah kontaminasi silang karena penggunaan peralatan, maka setiap ruangan
hanya terdapat satu alat untuk melakukan satu tahap produksi.

Air limbah proses produksi, langsung dialirkan ke kolam pengolahan


limbahan, semua limbah dicampur menjadi satu untuk dihomogenkan, setelah
homogen kemudian dinetralkan dengan prose asam-basa dengan pH 6,5-8,5.
Setelah dinetralkan limbah dimasukkan kedalam aeroyion tank, dimana air
bercampur dengan lumpur, kemudian limbah ditambah dengan caporit 1 % dan
air ditambah dengan carbo adsorben.

CAPRIFARMINDO ketat mengikuti aspek Lingkungan, Kesehatan dan


Keselamatan. Memiliki semua fasilitas untuk menjaga lingkungan yang sehat dan
aman.

1. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


Limbah Pengolahan Air menggunakan sistem biologi dengan kapasitas
250 kubik meter / hari.
2. Penanganan Limbah Padat
Debu yang dikumpulkan dari Dust Collector & HEPA Filter di Main
AHU. Semua limbah padat yang berasal dari proses produksi dikirim ke
PPLI (Waste Management Indonesia).
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negara ini memiliki populasi besar dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang
luar biasa. Meningkatnya daya beli konsumen telah membuat produk-produk
makanan menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat luas. Sebagai perusahaan
makanan dan minuman yang terkemuka di Indonesia, PT Ultrajaya berada pada posisi
yang sangat menguntungkan dengan kondisi tersebut.

Dengan beberapa teknik yang digunakan seperti kemasan yang disusun dengan
rapih untuk menjaga kualitas barang dan pemasaran yang digunakan selalu mengikuti
era digital dengan begitu PT Ultrajaya akan dapat mempertahankan mutu kulitas
sebagai Market Label.

B. SARAN
Dengan Majunya perkembangan zaman diharpkan PT Ultrajaya tetap
mempertahakan kualitas barang semakin baik, dan menambah inovasi baru dalam
pembuatan produknya.
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1995. Petunjuk Praktis Berternak Sapi Perah, Kanisius; Yogyakarta.

Badan Standarisasi Nasional-BSN. SNI 01-3950-1998 - Susu UHT (Ultra High


Temperature), Jakarta.

Budiyanto Haris. 2009. Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan
Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Paradigma. Vol X. No. 2. Hal: 198.
http://www.ultrajaya.co.id/
http://www.ultrajaya.co.id/uploads/AR2014Ultrajaya.pdf
Hariyadi, Purwiyatno. 2011. Faktor Kritis Susu UHT (Ultra High Temperature).
Foodreview Indonesia.

Soekarto, S. T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan dan


Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai