Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SWAMEDIKASI

HEMOROID (WASIR)

Disusun oleh:

1. Putri Haryani (10115064)


2. Zahriyatus Sa’diyah (10115065)
3. Nila Agustina (10115066)
4. Rona Durrotul Hikmah (10115067)
5. Amalia Ralita Lanuru (10115068)
6. Tiffany Eka Fitri (10115069)
7. Eka Afidatul Khoirurroh (10115070)
8. Tiara Dewanti (10115072)
9. Anisa Erfani (10115012)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan karunia-Nya
dan memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Makalah Swamedikasi : Hemoroid (Wasir)”. Makalah ini disusun tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak tersebut, diantaranya :
1. DR. Bambang Harsono, .MBA selaku Direktur Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
3. Dra. Prihardini, M.Kes, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
4. Ibu Indah Tri Pujiati, M. Farm, Apt selaku dosen Swamedikasi yang memberikan
bantuan pemikiran dalam penyusunan makalah.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Akhir
kata, semoga makalah Swamedikasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik
mahasiswa maupun masyarakat sebagai tambahan wawasan pengetahuan.

Kediri, 8 Juli 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
D. Manfaat................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi....................................................................................................
B. Etiologi....................................................................................................
C. Patofisiologi............................................................................................
D. Manifestasi Klinik...................................................................................
E. Penatalaksanaan.......................................................................................
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus.......................................................................................................
B. Penatalaksanaan Terapi Secara Farmakologi
1. Secara Farmakologi.............................................................................
2. Non Farmakologi.................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemoroid atau wasir adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena
daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).
Hemoroid adalah struktur normal dari tubuh manusia yang terdiri dari 3 unsur,
yaitu mukosa, stroma yang terdiri dari pembuluh darah, otot polos, dan
jaringan penunjang, serta jaringan ikat (Makmun, 2011).
Hemoroid merupakan penyebab umum dari perdarahan rektum dan
ketidaknyamanan anal, namun keakuratan insiden sulit untuk ditentukan karena
pasien cenderung mencari pengobatan sendiri, bukan penanganan medis.
Hemoroid diderita oleh 5% seluruh penduduk dunia (Slavin, 2008). Insiden
hemoroid terjadi pada 13%-36% populasi umum di Inggris (Lohsiriwat, 2012).
Berdasarkan data dari The National Center of Health Statistics di
Amerika Serikat, prevalensi hemoroid sekitar 4,4% (Buntzen et al., 2013). Di
Mesir, hemoroid dianggap penyakit daerah anus tersering dengan prevalensi
tinggi hampir 50% dari kunjungan proctological di Unit Kolorektal (Ali et al., 2011).
Belum banyak data mengenai prevalensi hemoroid di Indonesia. Namun dari
penelitian yang telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah pasien
yang didiagnosis hemoroid pada tahun 2009-2011 berjumlah 166 orang dengan
prevalensi 69,17% (Wandari, 2011). Sedangkan, pasien yang menderita hemoroid
di RSUD Dokter Soedarso Pontianak pada tahun 2009-2012 berjumlah 113 orang
(Putra, 2013).
Berdasarkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun
2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia, hemoroid merupakan
penyakit dengan kompetensi 4A untuk derajat I dan II, sedangkan derajat III dan IV
adalah 3A. Hemoroid derajat I dan II merupakan penyakit yang harus tuntas di
fasilitas kesehatan (faskes) primer seperti puskesmas, klinik, dan dokter keluarga.
Sedangkan untuk hemoroid derajat III dan IV dapat dilakukan rujukan ke
faskes sekunder (dokter spesialis) maupun tersier (dokter subspesialis).
Rumah sakit tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan spesialis terbatas dan merupakan penyedia faskes tingkat dua
(sekunder). Terdapat tujuh rumah sakit tipe C di Padang. Dari tujuh rumah
sakit tersebut, RS Tk. III Reksodiwiryo memiliki jumlah pasien hemoroid
terbanyak. Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medik RS Tk. III
Reksodiwiryo Padang, jumlah pasien hemoroid untuk rawat inap pada tahun 2015
sebanyak 84 orang dan rawat jalan sebanyak 213 orang. Pada tahun 2016,
jumlah pasien hemoroid dari bulan Januari – Agustus sebanyak 51 orang rawat
inap dan 111 orang rawat jalan.
Hemoroid merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan dalam
praktik sehari-hari, namun sudah dalam keadaan lanjut. Hemoroid merupakan
jaringan normal pada setiap orang. Namun, hemoroid dapat menimbulkan gejala
dan ketidaknyamanan karena banyak faktor (Riwanto, 2010). Beberapa faktor
risiko terjadinya hemoroid antara lain adalah keturunan, kurangnya makan
makanan yang berserat, kurang minum air, proses mengedan yang sulit, pola
buang air besar yang salah (lebih menggunakan jamban duduk & terlalu lama
duduk di jamban), adanya tekanan intraabdomen yang meningkat karena
kehamilan, usia tua, konstipasi kronik, kurang olahraga dan pergerakan minimal
(Simadibrata, 2009).
Faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat diubah, dengan
bertambahnya usia terjadi banyak perubahan-perubahan pada saluran
gastrointestinal seperti jaringan ikat pada kanalis anal melemah sehingga
hemoroid menonjol ke dalam lumen kanalis anal. Selain itu, riwayat hemoroid
pada keluarga merupakan faktor risiko terjadinya hemoroid, namun belum
diketahui hal apa yang mendasari. Hal ini dihubungkan dengan kebiasaan yang
sama di keluarga tersebut (Makmun, 2011).
Feses lebih sulit dieliminasi akibat konsumsi serat yang rendah, diikuti
dengan konsumsi air yang kurang dapat menyebabkan feses menjadi kering dan
keras. Hal ini menyebabkan terjadinya konstipasi yang merupakan risiko
terjadinya hemoroid karena harus mengejan lebih kuat saat defekasi (Kusharto,
2006; Makmun, 2011).
Faktor risiko kejadian lainnya adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat
dipengaruhi oleh pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan terlalu lama duduk,
terlalu lama berdiri atau pekerjaan berat seperti kuli berada pada risiko tinggi
untuk kejadian hemoroid (Ansari et al, 2014). Seseorang dengan pekerjaan yang
berat tentu akan memiliki aktivitas fisik yang berat pula. Aktivitas fisik berat
memiliki risiko 2,79 kali terhadap kejadian hemoroid (Nugroho, 2014).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan swamedikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan wasir?
3. Bagaimana etiologi wasir?
4. Bagaimana patofisiologi wasir?
5. Bagaimana manifestasi klinis wasir?
6. Bagaimana tatalaksana dan pengobatan dari wasir?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari swamedikasi.
2. Untuk mengetahui pengertian dari wasir.
3. Untuk mengetahui etiologi wasir.
4. Untuk mengetahui patofisiologi wasir.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis wasir.
6. Untuk mengetahui tatalaksana dan pengobatan dari wasir.

D. MANFAAT
1. Institusi, dapat memberikan informasi mengenai bagaimana etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pencegahan serta terapi dari kejadian hemoroid.
2. Masyarakat, dapat memberikan informasi kepada bagaimana etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pencegahan serta terapi kejadian hemoroid,
sehingga masyarakat dapat mencegah terjadinya gejala hemoroid dengan
menghindari faktor risiko tersebut.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, sebagai penelitian awal untuk
mengembangkan penelitian tentang faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya hemoroid.

BAB II
TINJAUHAN PUSTAKA
A. Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen
individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid
(Smeltzer, 2002).
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di
daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau diluar linea
dentate pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid
eksterna. Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang
berada di bawah mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna (Sudoyo, 2006).
Hemoroid adalah vena-vena yang berdilatasi, membengkak di lapisan rektum
(Potter, 2006).
B. Etiologi
Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada
buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak
memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca,
merokok), peningkatan tekanan intra abdomen, karena tumor (tumor usus, tumor
abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut yang
berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang makanmakanan
berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi (Sudoyo, 2006).
Faktor penyebab hemoroid dapat terjadi karena kebiasaan buang air
besar tidak tentu dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama duduk
sepanjang tahun, infeksi, kehamilan dapat merupakan faktor-faktor penyebab
hemoroid (Oswari, 2003).
Faktor predisposisi terjadinya hemoroid adalah herediter, anatomi,
makanan, pekerjaan, psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitasi 12
adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya faktor etiologi tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi saling berkaitan (Mansjoer, 2000).

C. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu
konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronis yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis
superior mengalirkan darah ke sistem portal. Selain itu sistem portal tidak
mempunyai katup, sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna.
Hemoroid eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan suatu hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis
eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujungujung
saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang
trombus dengan anestesi lokal, atau dapat diobati dengan “kompres duduk” panas
dan analgesik. Hemoroid eksterna kronis atau skin tag biasanya merupakan
sekuele dari hematom akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah (Price, 2005).
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas : derajat 1,
bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus, hanya
dapat dilihat dengan anorektoskop. Derajat 2, pembesaran hemoroid yang prolaps
dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan. Derajat 3,
pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan
bantuan dorongan jari. Derajat 4, prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan
cenderung untuk mengalami thrombosis dan infark (Sudoyo, 2006).

D. Manifestasi Klinik
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh thrombosis. Thrombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal 14
tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan
menimbulkan perdarahan atau prolaps (Smeltzer, 2002).
E. Penatalaksanaan
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan
hygiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama
defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin
satusatunya tindakan yang diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yang
berfungsi mengabsorpsi air saat melewati usus dapat membantu.Rendam duduk
dengan salep, dan supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel)
dan tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.
Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid.
Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru
yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.Injeksi
larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Prosedur ini membantu mencegah prolaps.
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat
hemoroid dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu
sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri,
prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas
yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya.
Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas,
yang harus diatasi dengan bedah lebih luas. Hemoroidektomi atau eksisi bedah,
15 dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam
proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital
dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian
dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui
sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan
atau kasa Oxygel dapat diberikan diatas luka kanal (Smeltzer, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN

A. KASUS
Nn.Nina 22 tahun datang ke apotek mengeluhkan bengkak di sekitar anus dan
seperti ada benjolan yang sensitif atau nyeri disekitar anus. Tindakan yang sudah
dilakukan yaitu mengompres anus dengan menggunakan es untuk meredakan
bengkak.
B. PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Secara Farmakologi
Obat Utama

Nama Kapsul Ambeven


Obat
Golongan Obat herbal
Obat
Komposis a. Graptopyllum pictum – folia 30%
b. Sophora japonica – flos 15%
i
c. Rubia cordifolia – radix 15%
d. Coleus artropurpureus – folia 10%
e. Sanguisorba officinalis – radix 10%
f. Kaempferia angustifolia – rhizoma 10%
g. Curcuma heyneana – rhizoma 10%

Indikasi a. Untuk mengobati benjolan ambeien atau wasir yang


terdapat di daerah dubur. Benjolan ambeien atau wasir
dapat dikecilkan, disusutkan atau bahkan dihilangkan
dengan menggunakan obat ini.
b. Dapat menghilangkan gejala penyerta lainnya seperti
rasa sakit atau nyeri, bengkak serta mencegah timbulnya
darah pada daerah dubur
Dosis dan
3x sehari 2 - 3 kapsul tiap minum
aturan
pakai
Efek Obat ambeven ini sudah diuji melalui penelitian
sampi toksisitas yang memperhatikan bahwa jamu tradisional
ng yang dibuat menggunakan ramuan campuran dari bahan
tanaman alami ini aman tanpa menimbulkan efek
samping yang mengganggu meskipun obat ini digunakan
dalam waktu jangka panjang.

KontraInd Pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas


ikasi atau alergi terhadap obat Ambeven atau komponen
obatnya yaitu Graptopyllum pictum, Sophora japonica,
Rubia cordifolia, Coleus artropurpureus, Sanguisorba
officinalis, Kaempferia angustifolia, Curcuma heyneana.

Peringata a. Ambeven sebaiknya tidak digunakan oleh ibu hamil


n dan dan menyusui.
b. Penggunaan untuk anak anak harus sesuai dengan
Perhat petunjuk yang diberikan dokter.
c. Apabila terjadi reaksi alergi atau efek samping
ian
setelah pemakaian obat segera hubungi dokter.

Penyimpa Disimpan dalam wadah tertutup rapat terhindar dari


nan sinar matahari langsung, ditempatkan ditempat yang
obat kering dan sejuk.

Alternatif obat lain


Nama Kapsul Venaron
Obat
Golongan Obat herbal
Obat
Komposis Sophora Japonica extract 300 mg.
i
Indikasi Membantu mengurangi dan mengobati gejala-gejala
wasir seperti rasa gatal, panas dan iritasi.

Dosis dan
2-3 kali sehari 1 kapsul, Diberikan sesudah makan.
aturan
pakai
KontraInd Pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas atau
ikasi alergi terhadap obat Venaron atau komponen obatnya
yaitu Sophora Japonica extract.

Peringata  Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya berkonsultasi


n dan dengan dokter.
Perhat  Jika ada gejala alergi segera hubungi dokter.
ian

Penyimpa Disimpan dalam wadah tertutup rapat terhindar dari sinar


nan matahari langsung, ditempatkan ditempat yang kering
obat dan sejuk.
2. Secara Non Farmakologi
a. Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat.
b. Banyak minum minimal 8 gelas sehari
c. Olahraga secara teratur.
d. Pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen penambah serat.
e. Jangan duduk terlalu lama, sering pindah posisi duduk.
f. Hindari mengejan, jangan menunda buang air besar karena menyebabkan feses
mengeras.
g. Jangan suka menggosok dan menggaruk dubur berlebihan
h. Tidak menunda kencing atau buang air besar

Anda mungkin juga menyukai