PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pencampuran sediaan intravena / steril harus dilakukan secara terpusat di
instalasi farmasi rumah sakit untuk menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya
kesalahan pemberian obat. Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian
perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker di
sarana pelayanan kesehatan (ASHP, 1985).
Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan sebagai
prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat
mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan terbawa ke
dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi penting
untuk mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis.
Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dari
kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk penanganan sediaan sitostatika selain
kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk dan
lingkungan. Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin
dan hati-hati untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar
sediaan sitostatika bersifat:
a) Karsinogenik yang berartidapat menyebabkan kanker.
b) Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
c) Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.
Kemungkinan pemaparan yang berulang terhadap sejumlah kecil obat-obat
kanker akan mempunyai efek karsinogenik, mutagenik dan teratogenik yang tertunda
lama di terhadap petugas yang menyiapkan dan memberikan obatobat ini.
Adapun mekanisme cara terpaparnya obatkanker ke dalam tubuh adalah :
a) Inhalasi →Terhirup pada saat rekostitusi
b) Absorpsi →Masuk dalam kulit jika tertumpah
c) Ingesti →Kemungkinan masuk jika tertelan
Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam transportasi, penyimpanan,
pendistribusian, rekonstitusi dan pemberian sediaan sitostatika.
1.2Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IV Admixture
Pemberian obat-obatan melalui rute intravena dapat diberikan secara tersendiri (dalam
bentuk obat tunggal) maupun bentuk iv admixture. IV admixture adalah suatu larutan steril
yang dimaksudkan untuk penggunaan parenteral (diberikan melalui intervana) yang dibuat
dengan cara mencampurkan satu atau lebih produk parenteral ke dalam satu wadah.
Keuntungan IV admixture
1. Lebih praktis karena larutan infus yang telah dicampur obat dapat sekaligus berfungsi
ganda yaitu larutan infus sebagai pemelihara keseimbangan cairan tubuh dan obat
yang berada didalamnya dapat berfungsi mempertahankan kadar terapetik obat dalam
darah
2. Pada pemberian banyak obat (multiple drugs therapy), dimana cara ini merupakan
altenatif yang paling baik karena terbatasnya pembuluh vena yang tersedia, sehingga
lebih nyaman bagi pasien
Kerugian penggunaan IV
1. Air embolus
2. Bleeding (perdarahan)
3. Reaksi alergi
4. Phlebitis / iritasi vena
5. Pirogen
6. Ekstravasasi
• Area persiapan
• Kebijakan dan prosedur
• Personil
• Ruang penyimpanan
• Sistem pencampuran
Ruangan
Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus
untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan
lingkungannya.
a. Ruang persiapan Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat
kesehatan dan bahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).
b. Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian Sebelum masuk ke ruang antara, petugas
harus mencuci tangan, ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).
c. Ruang antara (Ante room) Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu
ruang antara
d. d. Ruang steril (Clean room)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
2) 2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter 11
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat sebelum
dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan
dan ruang steril.
Peralatan
Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi
tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai
Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.
Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
a. Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow).
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi dari
partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk
pencampuran obat steril non sitostatika.
b. Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow).
Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga memberikan
lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk penanganan sediaan sitostatika
menggunakan LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat
tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan udara di ruangan.
Penyimpanan
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan pencampuran tergantung
pada stabilitas masing masing obat. Kondisi khusus penyimpanan:
a) a). Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan kertas karbon/kantong
plastik warna hitam atau aluminium foil.
b) Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari pendingin (bukan freezer).
Pakaian yang dikenakan petugas pada saat menangani obat-obat berbahaya harus
mampu melindungi petugas dari debu maupun aerosol obat berbahaya . Pakaian pelindung
yang harus dikenakan oleh petugas meliputi :
- Baju panjang terbuat dari kain yang bebas dari serat.
- Sarung tangan steril bebas partikel rangkap dua. Cara memakainya sarung tangan
pertama (bagian dalam) di masukkan ke dalam baju dan sarung tangan kedua (bagian
luar) dibiarkan diluar baju.
- Respirator
- Pelindung mata
- Penutup sepatu dan penutup rambut
Obat-obat sitostatika dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan jaringan bila terjadi
kontak langsung dengan kulit atau mata. Apabila hal mi terjadi maka tindakan pengobatan
harus segera diberikan pada petugas tersebut.
Label untuk sediaan farmasi yang mengandung obat sitostatika harus mencantumkan :
1. Nama jenis sitostatika yang terdapat dalam sediaan
2. Jumlah total obat dan jumlah total volume
3. Wakfu kadaluwarsa
4. Kondisi penyimpanan
Obat-obat berbahaya disimpan dalam tempat kliusus yang terpisah dengan
penyimpanan bahan obat lainnya, serta seminimal mungkin lalu-lintas menuju ruangan
tersebut. Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan untuk mendistribusikan obat-obat
tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalkan rusaknya kemasan obat-
obat berbahaya.
Pembuatan larutan nutrisi parenteral 3-in 1 baik menggunakan metode gravity fill
maupun automated compounding harus dilakukan secara hati-hati karena larutan emulsi
lemak dapat menjadi rusak, sebagai contoh penambahan larutan deksrrose secara langsung ke
dalam emulsi lemak. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan cara "FAD" yaitu lemak
dimasukkan lebih dahulu ke dalam wadah akhir, kemudian ditambah asamamino dan terakhir
baru ditambahkan larutan dekstrose. Dalam hal ini asam amino berfungsi sebagai buffer bagi
emulsi lemak sehingga stabilitas larutan nutrisi parenteral lebih terjamin. Hasil akhir
pencampuran nutrisi parenteral harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi partikel,
kemungkinan kerusakan dan kebocoran pada kemasan, serta tanda-tanda inkompatibilitas.
DAFTAR PUSTAKA
American Society Hospital Pharmacists, Safe Handling of Cytotoxic and Hazardous Drugs
Study Guide, Am.J.Hosp.Pharm.,1990,47:1033-49
Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2009. Pedoman dasar dispensing sediaan steril
Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2009. Buku Pedoman Pencampuran Obat
Suntik Dan Penanganan Sediaan Sitostatika
Hicks, W.E., Practice Standards of ASHP1994-1995: 201-217