Anda di halaman 1dari 12

SEDIAAN VIAL

Nama Kelompok :
◦ Riska Alfianitasari
• Riskayana Grace Pricillia Bangun
• Sintia Amalia Soge’
• Siti Nurhalizah
• Siti Fathul Jannah
• Sulistiawati
• Sumriani
• Tria Safitri
• WD. Indah Dwi Puspitasari
• Yana Citra Tri Puspitasari
• Muh Jafar
Apa Itu Vial ?

◦ Vial merujuk pada wadah kecil multidosis berisi cairan,


serbuk, serum dan berbagai obat lainnya tergantung konten
obatnya. Biasanya terbungkus dengan kaca dan tidak
tersegel. Vial mempunyai tutup berupa karet.
Pengertian Vial
◦ Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril
yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki
kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa
takaran tunggal atau ganda.
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan
injeksi dalam wadah vial ?
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan
adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya
2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung
isotonis (0,6% – 0,2%) (FI IV hal. 13).
3. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya.
4. Zat pengawet (FI IV hal 17), kecuali dinyatakan lain, adalah zat pengawet
yang cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam
wadah ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang
mepunyai bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet.
Keuntungan Sediaan Vial
1. Bekerja cepat, misalnya injeksi adrenalin pada syok anafilaktik. 
2. Dapat digunakan untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambu
ng,
merangsang jika masuk ke cairan lambung atau tidak diabsorpsi b
aik oleh cairan lambung.
3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin.
4. Digunakan sebagai depo terapi.
Kerugian Sediaan Vial
1. Karena bekerja cepat, jika teadi kekeliruan sukar dilakukan pence
gahan.
2.  Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
4. Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan sediaan yang
digunakan per oral.e.Kemungkinan terkontaminasi pada waktu
pengambilan obat berulang.
Metode perhitungan tonisitas
1. Metode ekuivalensi NaCl
◦ Cara ini dengan mengkonversi nilai zat ke NaCl, harga ekuivalennya
ditunjukkan nilai E (Nilai E bisa dilihat di farmakope : Daftar Tonisitas
NaCl). 
◦ Misalkan penisilin E = 0,18 artinya 1 gram Penisilin setara/senilai 0,18
gram NaCl. Agar isotonis, tonisitas sediaan harus = tonisitas tubuh
yaitu  0,9% (b/v)
◦ NaCl 0,9% artinya 0,9 gram NaCl yang terlarut dalam volume total 100
mL.
Jadi, RUMUS nilai ekuivalensi terhadap NaCl = W x E, dimana W dalam
satuan gram
2. Metode  Penurunan Titik Beku
Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku
sebesar 0,52 Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila
mengalami penurunan titik beku 0,52 C.
Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah sesuai
RUMUS :

keterangan :
B                      = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2 ...    = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep
Ptb                   = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
C1, C2 ..     = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) % ,
titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya
sama (C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau
seterusnya.
3. Metode Penentuan Volume Isotonis
Berdasarkan ekuivalensi
Volume isotonis (V.Isot.) adalah volume akhir
larutan agar larutan tersebut menjadi larutan
yang isotonis. 
Volume Isotonis dihitung dg cara :
Evaluasi Sediaan Vial
◦ Uji Kebocoran
◦ Uji pH
◦ Uji Kejernihan dan Warna
◦ Uji Keseragaman Sediaan/Bobot
◦ Uji Partikulat
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA 

Anda mungkin juga menyukai