Oleh :
SHINTA DIA NUR
Oleh :
SHINTA DIA NUR
NRP 56203213111
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Tanggal Pengesahan:....................................
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Praktik Akhir untuk Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Analisis
Mutu dan Kandungan Formalin pada Ikan Asin Di Pasar Tradisional Kota
Pemalang, Jawa Tengah”. Proposal ini disusun dan diajukan sebagai salah satu
syarat untuk melakukan praktik akhir pada Program Studi Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Proposal Praktik Akhir ini menjadi acuan penulis dalam melakukan praktik
akhir. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna perbaikan proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................3
2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Ikan Asin.................................................................................................5
2.2 Formalin.................................................................................................9
3 METODE PENELITIAN...............................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................11
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................11
3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................13
3.4 Alur Proses Penelitian..........................................................................13
3.5 Metode Analisis Data...........................................................................15
4 RENCANA KEGIATAN...............................................................................17
4.1 Rencana Kegiatan Praktik....................................................................17
4.2 Biaya Rincian Anggaran.......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1.2 Tujuan
1) Mengetahui alur proses pengolahan ikan asin di Pasar6 Tradisional
Pemalang, Jawa Tengah;
2) Mengetahui mutu ikan asin di Pasar Tradisional Kota Pemalang, Jawa
Tengah;
3) Mengetahui kandungan formalin pada ikan asin di Pasar Tradisional
Pemalang, Jawa Tengah;
4) Mengetahui karakteristik dan pengetahuan pedagang mengenai formalin
pedagang ikan asin.
1.4 Manfaat
1) Memberikan pengetahuan mengenai pengolahan ikan asin;
2) Memberikan informasi mengenai mutu ikan asin asin yaitu sensori produk
akhir, kadar garam, kadar air dan kadar abu serta ALT dan Escherichia
coli;
3) Memberikan informasi mengenai kandungan formalin pada ikan asin di
Pasar Tradisional Pemalang, Jawa Tengah;
4) Memberikan informasi mengenai karakteristik pedagang ikan asin.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Formalin
2.2.1 Pengertian formalin
Formalin dikenal sebagai formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid,
oxomethane, polyxymethylene glycools, methanal, formofrom, superlysoform,
foemaldehyde, dan formalith. Adapun pengertian dari formalin adalah larutan
tidak berwarna dan sangat bau. Didalam formalin itu mengandung sekitar 37%
formaldehid dalam air, biasanya ada penambahan metanol 15% untuk pengawet,
formalin dikenal sebagai bahan yang banyak digunakan diindustri kecil untuk
mengawetkan produk makanan karena hargannya murah sehingga menekan
biaya produksi, dapat membuat kenyal, tidak rusak, praktis dan efektif (Widowati
& Sumy di dalam Mardiana et al., 2020).
2.2.2 Penggunaan formalin
Penggunaan formalin adalah sebagai pembasmi kuman sehingga
digunakan sebagai pembersih gudang, kapal, lantai, dan kapal, pembasmi
hewan seperti lalat dan serangga, zat pewarna, dan bahan peledak. Dalam
didunia potografi biasanya digunakan untuk mengeras lapisan gelatin, kertas
bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan produk, pencegah
korosi untuk sumur minyak, bahan perekat untuk produk kayu, dalam konsentrasi
yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet pembersih rumah rumah
tangga, cairan pencuci piring, shampo mobil, lilin dan karpet (Sriyono, 2015).
Dicek lagi
2.2.3 Bahaya formalin
Pada industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri
yang biasa hidup disisik ikan, formalin banyak digunakan dalam pengawetan
sampel ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi (sitasi). Adapun bahaya
yang utama pada formalin apabila tertelan akibat yang ditimbukan adalah berupa
kanker pada manusia (Sajiman & Mah polah, 2015). Menurut Budianto (2011),
apabila mengonsumsi makanan yang mengandung formalin secara terus
menerus dan dalam jangka yang panjang maka formadehide dapat masuk organ
dalam tubuh bisa merusak hati, ginjal, dan menimbulkan kanker. Keracunan
formalin akut juga dapat menimbulkan vertigo mual di sertai muntah.
2.2.4 Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin
Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin antara lain (gambaran
pengetahuan pedagang dalam penggunaan formalin pada ikan asin di
pasar tradisional kedungprahu):
1) Berwarna bersih dan lebih cerah, ciri fisik tersebut memungkinkan
pedagang menganggap bahwa ikan asin memiliki kualitas yang baik;
2) Ikan yang mengandung formalin tidak berbau khas ikan asin;
3) Ikan asin tidak dikerumuni oleh lalat;
4) Ikan asin tidak rusak sampai 3 hari dengan suhu kamar 25 0C, warna insang
merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar, warna daging ikan
putih, sisiknya mengkilat dan dagingnya kenyal.
3 METODE PENELITIAN
No Jenis ikan
1 Tiga wajan
2 Kacangan
3 Teri asin
4 Teri medan
5 Layur
6 Peda
7 Ikan asin kasapana
s s
p ¿ – (1,96. ) ≤ μ ≤ ¿ + (1,96. ) ≅ 95 %
√n √n
n
X =
∑ Xi
i=1
n
n
S2 = i∑ ¿¿¿
i=1
S = √s
n = Banyaknya panelis
S2 = Keragaman nilai mutu
1,96 = Koefisien standar deviasi pada taraf 95%
X = Nilai mutu dari panelis ke-1, dimana i=1 sampai n
S = Simpangan baku nilai mutu
2. Pengujian kimia
a Kadar air
Menurut SNI-01-2354.2-2006, prosedur kadar air dengan cara kondisikan
oven pada suhu 1050C hingga mencapai kondisi stabil setelah itu masukan
cawan kosong kedalam oven selama 2 jam, pindahkan cawan kosong kedalam
desikator selama 30 menit sampai mencapai suhu ruang dan ditimbang bobot
kosong (A) kemudian contoh yang telah dihaluskan sebanyakan ± 2 gram
kedalam cawan (B) lalu masukan cawan yang telah diisi dengan contoh kedalam
oven vakum pada suhu 1050C selama 24 jam lalu pindahkan cawan dengan
menggunakan alat penjepit kedalam desikator selama ± 30 menit kemudian di
timbang (C), lakukan pengujian minimal 2 kali ulangan (kadar air sni).
b Kadar garam
Pengujian kadar garam dengan cara menimbang sampel dengan berat
0,500 gram yang telah dihaluskan, kemudian dimasukan kedalan erlenmeyer,
setelah itu ditambahkan 15 mL akuades yang telah dipanaskan dengan suhu
1000C. Lalu diarkan selama 15 menit hingga semua garam NaCl larut dan terpisah
dari sampel. Setelah itu dimasukan cairan hasil ekstraksi kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan 3 mL kalium khromat 5% titrasi dengan AgNO3 0.05 N secara
berlahan lahan sampai warnannya menjadi merah bata, setelah itu lakukan
replikasi sebanyak 3 kali (Rini et al., 2017).
c Kadar abu
Pengujian kadar abu dilakukan dengan cara menyiapkan sampel yang
akan diuji, panaskan cawan kosong selama 30-60 menit pada suhu 525±25 0C,
lalu pindahkan cawan kosong kedalam oven dengan suhu 105±3 0C selama 1
jam, setelah itu dinginkan cawan kosong dalam desikator selama 15 menit,
kemudian menimbang cawan kosong dan sampel uji yang telah diketahui kadar
airnya. Masukan cawan yang telah berisi sampel kedalam tanur dan abukan
dengan suhu 525±250C selama 3 jam, pindahkan cawan yang telah berisi abu
kedalam oven bersuhu 105±30C selama 1 jam, dinginkan cawan yang berisi abu
dalam desikator dengan suhu 250C selama 15-30 menit, timbang cawan yang
berisi abu sampai berat yang diperoleh berat tetap dengan beda berat
penimbangan maksimal 0,2 mg (BSN, 2009).
3. Pengujian mikro
a Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)
Pengujian ALT dilakukan dengan cara timbang 1 gram sampel yang telah
dihaluskan setelah itu masukan sampel dalam tabung reaksi tambahkan 9 ml
larutan fisiologi untuk mendapatkan pengenceran 10-1 lalu pada pengenceran 10-
2
diambil 1 ml suspensi sampel tabung pengenceran 10-1 dan masukan kedalam
tabung reaksi yang homogen lalu hal yang sma dilakukan sampai mendapatkan
pengenceran 10-7 ambil 1 ml suspensi sampel pada pengenceran 10-5 10-6, 10-7
lalu dimasukan kedalam cawan petri dikuti 15 ml medium natrium agar yang
telah steril lalu goyangkan cawan petri agar sampel menyebar merata, lalu
diinkubasi selama 24-48 jam pada temperatur 30 0C selanjutnya diamati jumlah
coloni yang tumbuh kemudian dihitung jumlahnya untuk memperoleh ALT (Rini
et al., 2017).
b Pengujian Escherichia coli
Pengujian Escherichia coli dengan cara menyiapkan sampel yang akan
diuji, sampel dipotong kecil-kecil untuk homogenkan, lalu masukan sampel
kedalam wadah yang steril setelah itu dihomogenkan selama 2 menit
pengenceran 101, siapkan pengenceran 2 dengan cara melarutkan 1 ml larutan
101 kedalam 9 ml larutan pengencer butterfied’s phosphate buffered setelah itu
dikocok, pindahkan menggunakan pipet sebanyak 1 ml larutan setiap
pengenceran ke dalam 3 seri atau 5 seri tabung lauryl tryptose broth yang berisi
tabung durham, setelah itu di inkubasi tabung-tabung tersebut selama 48 jam ± 2
jam pada suhu 300C ± 10C, tabung yang negatif akan di inkubasi kembali, tabung
yang positif ditandai dengan kekeruhan dan gas dalam tabung durham, setelah
itu lanjutkan uji penegasan coloform, inokulasi tabung tabung ltb yang positif
kedalam tabung BGLB broth yang berisi tabung durham menggunakan jarum ose
inkubasi selama 48 jam ± 2 jam dengan suhu 35 0C±10C, periksa tabung yang
menghasilkan gas selama di inkubasikan, setelah inokulasikan setiap tabung
LTB yang positif ke tabung EC broth yang berisi tabung durham mengunakan
jarum ose, inkubasi EC broth dalam waterbath sirkulasi selama 48 jam ± 2 jam,
setelah itu tentukan nilai APM. Setelah uji pendugaan kemudian ke uji
penegasan dengan cara dari tabung EC broth yang positif dengan menggunakan
jarum ose gores ke LEMB agar inkubasi selama 24 jam ± 2 jam dengan suhu
350C±10C koloni escherichia cili mempunyai ciri yaitu hitam pada bagian tengah
atau hijau metalik, setelah itu ambil lebih dari 1 koloni dari masing-masing cawan
LEMB agar dan goreskan ke media PCA miring dengan menggunakan jarum
tanam lalu di ikubasi selama 24 jam ± 2 jam suhu 35 0C±10C, jika koloni yang
khas tidak ada pindahkan 1 koloni yang tidak khas ke media PCA miring (BSN,
2006).
3.4.5 Pengujian kuantitatif
Pengujian kuantitatif ikan asin yang positif mengandung formalin dilakukan
dengan cara bembuatan larutan berstandar,formalin 37% diambil sebanyak
0,027 mL, tambahkan aquades sebanyak 500 mL, buat konsentrasi yang
berbeda 0; 0.05; 0.1; 0.5; 0,75; 1.0; 1.5; dan 2, kemudian dimasukan kedalam
tabung reaksi yang sudah di beri label, tambahkan asam fosfat sebanyak 5 ml
pada tiap kosentrasi yang berbeda, panaskan tabung reaksi selama 30 menit,
dengan kompor pada suhu 1000C, terbuatlah larutan standar.
Pembuatan larutan uji dengan cara homogenkan sampel sebanyak 20 ml
dengan aquades, panaskan sampel yang telah di uji dengan kompor sampai
mendidih, disaring lalu didinginkan, ambil filtrat sebanyak 20 ml kedalam tabung
reaksi, tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada masing-masing tabung
reaksi , panaskan selama 20 menit lalu didinginkan, ukur absorbansinya dengan
spektrometer dengan panjang gelombang 520 nm (S. Hastuti, 2010).
3.4.6 Wawancara pedagang
Wawancara pedagang ini dengan metode pengumpulan data yang
dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan,
dan perikaku pedagang. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk dan
pernyatan atau dukungan dapat dilihat pada Lampiran 2 cara yang digunakan
untuk melakukan survei kepedagang dengan wawancara pedagang ikan asin
berdasarkan kuisioner, lalu data berasal dari jawaban pedagang ditulis di
kuisioner.