Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dibuat makalah ini adalah agar
lebih memahami materi mengenai sediaan galenika terutama mengenai sirup yang akan saya
bahas dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi.
Dalam penyusunan makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagai hambatan dan
kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya punya. Saya menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik seara penyajian ataupun kelengkapannya. Oleh
karena itu, saya siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya makalah-makalah yang
lainnya.
Tak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan bidang
kesehatan pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A . Metode Kerja :
1. Melarutkan bahan- bahan dengan bantuan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila :
a. Dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin
b. Komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh pemanasan
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan dan dipanaskan sampai
larut. Contoh : sirup akasia, sirup cokelat
2. Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan
Metode ini dilakukan untuk menghindari panas yang merangsang inverse sukrosa.
Prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang maksimal.
Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah dengan melarutkannya
dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke dalam sirup. Contoh :
sirup ferro sulfat
3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa (Colatura)
Ada kalanya cairan obat seperti tingtur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat
dalam pembuatan sirup. Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan-bahan yang
larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol. Jika komponen
yang larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan obat dalam pembuatan sirup, beberapa cara
kimia umum dapat dilakukan agar bahan-bahan tersebut larut dalam air, campuran dibiarkan
sampai zat-zat yang tidak larut dalam air terpisah sempurna dan menyaringnya dari campuran.
Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan
sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan
berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atau sirup pemberi rasa sebagai obat.
Contoh : Sirup sena
4. Maserasi dan Perkolasi
a. Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam
cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae
sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang simplisianya
terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes
secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Contoh :Sirupus
cinnamomi, sirup aurantii corticis.
C. Penjernihan Sirup
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup . Didihkan sambil diaduk, zat putih
telur akan menggumpal karena panas.
2 Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke
kertas saring.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah cara ketiga.
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
1. Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.
2. Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex
Corigensia odoris, misalnya : sirupus aurantii
Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
3. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi
mencegah pertumbuhan bakteri.
C = 300 x ( 1 - 2 )
( 144 - 0,5 t )
B. Kerugian
1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
2. Volume dan bentuk larutan lebih besar
3. Ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan sirup harus diperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
hasil akhir dari sediaan yang dihasilkan. Berbagai aspek itu antara lain pemahaman dasar
mengenai sediaan sirup, komponen dalam sirup, sifat kimia fisika, dan prinsip-prinsip dalam
pengerjaan mulai dari pemilihan metode kerja yang sesuai dengan bahan yang digunakan sampai
pada uji mutu dan kestabilan obat dalam penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://belongtomahsumi.blogspot.com/2011/06/sirup.html
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6d31
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http: