PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu yang berbeda terhadap
pertumbuhan bakteri dan jamur.
2. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri dan
jamur.
3. Untuk mengetahu pengaruh tekanan somitik terhadap pertumbuhan
bakteri dan jamur.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba ini ialah:
1. praktikan dapat mengetahu pengaruh suhu terhadap pertumbuhan
mikroba
2. praktikan dapat mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan
mikroba
3. praktikan dapat mengetahui pengaruh tekanan osmotic terhadap
perumbuhan mikroba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada
juga yang dapat hidup diatas 50 0C (termotoleran). Contoh bakteri termotoleran
adalah Methylococcus capsulatus. Contoh bakteri termofil adalah Bacillus,
Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri pereduksi sulfat/sulfur. Bakteri yang hidup di
laut (fototrof) dan bakteri besi (Gallionella) termasuk bakteri psikrofil.
A. Suhu tinggi
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan
memberikan beberapa macam reaksi.
(1) Titik kematian thermal, adalah suhu yang dapat memetikan spesies mikroba
dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
(2) Waktu kematian thermal, adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu
spesies mikroba pada suatu suhu yang tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik
kematian thermal ialah waktu, suhu, kelembaban, spora, umur mikroba, pH dan
komposisi medium.
Tabel 2.1 Waktu kematian thermal (TDT/ thermal death time) untuk beberapa jenis
bakteri
(1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan kematian
bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik
(2) Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air
intraseluler
(3) Lyofilisasi , adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam keadaan vakum
secara bertingkat. Proses ini dapat digunakan untuk mengawetkan mikroba
karena air protoplasma langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi).
Faktor tekanan osmotik berkaitan dengan seberapa tinggi konsentrasi zat terlarut,
seperti garam, gula, dan substansi lain, berada dalam suatu zat pelarut (air). Pengaruh
tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroba adalah substansi yang terlarut
mempunyai afinitas kepada air, membuat air berasosiasi dengannya sehingga lebih
sedikit tersedia untuk organisme. Jika konsentrasi larutan pada suatu lingkungan
melebihi yang berada dalam sitoplasma, air di dalam sel akan keluar. Hal tersebut
akan memberikan ancaman yang serius karena sel bisa dehidrasi sehingga sel tidak
dapat tumbuh. Berdasarkan bentuk adaptasi terhadap tekanan osmotik, mikroba
dikelompokkan menjadi halophile, osmophile, dan xerophile (Madigan dkk., 2011).
III. METODE
Faktor-faktor yang pH
mempengaruhi
pertumbuhan mikroba 7
NaCl 0,5%
NaCl 5%
Tekanan Osmotik
NaCl 15%
NaCl 25%
3.3 Prosedur Kerja
4.1 HASIL
Pertumbuhan
Hari Hari ke-
kelompok Nama Isolat Suhu ke-2 7 Kontaminasi
24-11- 29-11-
2019 2019
1 Staphylococcus Oven(37°C) + + Tidak
epidermidis
Ruang(25°) + ++ Tidak
Refrigerator ++ ++ Tidak
(16°C)
2 Staphylococcus Oven(37°C) + + Tidak
epidermidis
Ruang(25°) + ++ Tidak
Refrigerator + + Tidak
(16°C)
3 Staphylococcus Oven(37°C) + + Tidak
epidermidis
Ruang(25°) + + Tidak
Refrigerator - - Tidak
(16°C)
4 Pseudomonas Oven(37°C) --- --- Tidak
aeruginosa
Ruang(25° --- Tidak
C) --
Tidak
Refrigerator
(16°C)
+ +
5 Pseudomonas Oven(37°C) + + Tidak
aeruginosa
Ruang(25° + ++ Tidak
C)
Tidak
Refrigerator + +
(16°C)
6 Pseudomonas Oven(37°C) + ++ Tidak
aeruginosa
Ruang(25°C) + +++ Tidak
Refrigerator + + Tidak
(16°C)
Refrigerator - - Tidak
(16°C)
8 Trichoderma sp Oven(37°C) - - Tidak
Refrigerator - - Tidak
(16°C)
Pertumbuhan
Hari Hari ke-
kelompok Nama Isolat pH ke-2 7 Kontaminasi
24-11- 29-11-
2019 2019
1 Staphylococcus + + Tidak
epidermidis
Trichoderma sp + +++ Tidak
Pseudomonas 3
aeruginosa - - Tidak
2 Staphylococcus 5 + + Tidak
epidermidis
Trichoderma sp + + Tidak
Pseudomonas
aeruginosa + + Tidak
3 Staphylococcus 7 + ++ Kontam
epidermidis
Trichoderma sp + + Kontam
Pseudomonas
aeruginosa + --- Tidak
4 + __
9 Kontam
Staphylococcus ++ ---
epidermidis
Trichoderma sp Kontam
Pseudomonas
aeruginos
++ - Kontam
5 Staphylococcus 3 - + Tidak
epidermidis
Trichoderma sp - - Tidak
Pseudomonas
aeruginosa - - Tidak
6 Staphylococcus 5 + + Tidak
epidermidis
Trichoderma sp + + Tidak
Pseudomonas
aeruginosa + ++ Tidak
7 Staphylococcus ++ ++ Tidak
epidermidis
Trichoderma sp + +++ Kontam
Pseudomonas 7
aeruginosa ++ ++ Kontam
8 Staphylococcus 9 ++ ++ Tidak
epidermidis
Trichoderma sp ++ ++ Kontam
Pseudomonas
aeruginosa ++ ++ Kontam
4.1.3 Tabel hasil pengaruh tekanan osmotic terhadap pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan
Hari Hari ke-
kelompok Nama Isolat Konsentrasi ke-2 7 Kontaminasi
NaCl 05-12- 29-11-
2019 2019
1 Trichoderma sp - + Tidak
Staphylococcus + + Tidak
epidermidis 0,5%
+ +++ Tidak
Escherichia coli
Tidak
Pseudomonas + +
aeruginosa
2 Trichoderma sp 5% _ + Tidak
Staphylococcus _ _ Tidak
epidermidis
_ - Tidak
Pseudomonas
aeruginosa
_ - Tidak
Escherichia coli
Staphylococcus - - Tidak
epidermidis
- - Tidak
Escherichia coli
- +
Pseudomonas Tidak
aeruginosa
4 - -
Trichoderma sp 25% Tidak
- -
Staphylococcus Tidak
epidermidis
- - Tidak
Escherichia coli
- -
Pseudomonas Tidak
aeruginosa
Staphylococcus + + Tidak
epidermidis
- + Tidak
Escherichia coli
++ Tidak
Pseudomonas +
aeruginosa
6 Trichoderma sp 5% - + Tidak
Staphylococcus - - Tidak
epidermidis
- - Tidak
Escherichia coli
- - Tidak
Pseudomonas
aeruginosa
7 Trichoderma sp - - Tidak
Staphylococcus - - Tidak
epidermidis 15%
- - Tidak
Escherichia coli
+ + Tidak
Pseudomonas
aeruginosa
8 Trichoderma sp 25 % - - Tidak
Staphylococcus - - Tidak
epidermidis
- - Tidak
Pseudomonas
aeruginosa
- - Tidak
Escherichia coli
4.2 pembahasan
Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan
parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum
pengendalian luas). Populasi Trichoderma sp. dapat tumbuh baik pada kisaran suhu
rata-rata 17°C-34°C Berdasakan tabel pengamatan yang didapat , untuk pertumbuhan
jamur trichoderma sp mulai dari pengamatn hari kedua dan pengmatan ketujuh tidak
memberikan hasil, baik pada suhu oven,suhu ruang, dan suhu refrigenerator.
Pada percobaan ini prosedur yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh tekanan
osmosis pada pertumbuhan mikroba adalah dengan menyiapkan cawan petri yang
dibagi tiga dengan konsesntrasi NaCl yangng berbeda-beda yaitu 0,5%, 5%, 15% dan
25%. Selanjutnya, kultur biakan bakteri dan jamur Trichoderma sp, Staphylococcus
epidermidis, Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa , diinokulasi kedalam
masing-masing bagian cawan petri yang sudah dibagi tersebut . Inokulasi dilakukan
secara aseptic agar tidak ada bakteri atau mikroba yang dapat mengkontaminasi
kultur biakan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Percobaan ini bakteri
diinokulasi dengan konsentrasi NaCl yang berbeda-beda untuk mengetahui reaksi dan
pengaruh tekanan osmosis terhadap pertumbuhan bakteri. Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan pada bakteri Staphylococcus epidermidis diperoleh hasil
bahwa pada konsesntrasi NaCl 0,5% terdapat cukup(tidak terlalu banyak) bakteri
yang tumbuh bahkan bakteri yang tumbuh hanya terdapat pada dua kelompok yaitu
pada kelompok 1dan 5, sedangkan pada kelompok yang lain bakteri tidak ada
tumbuh,dan pada jamur trichoderma sp pada kelompok 3 mengalami kontaminasi,
hal ini terjadi mungkin praktikan kurang berhati hati dalam menginokulasikan isolate
kedalam mediuam sehingga bakteri dari ruangan/bakteri yang lain ikut masuk dan
menyebabkabkan kontaminasi . Konsentrasi yang lebih tinggi yaitu konsesntrasi
NaCl 5%,15%, dan 25% bakteri yang tumbuh semakin sedikit. Pada percobaan
menggunakan bakteri Escherichia Coli diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi NaCl
0,5% jumlah bakteri yang tumbuh mengalami peningkatan pada pengamatan dihari
ke7, dan pada konsentrasi HCL yang semakin tinggi yakni 5%,15% dan 25%dimana
pada pengamatan bakteri hari kedua(2x24 jam) bakteri tumbuh itupun tidak
optimal(sangat sedikit) dan ketika dilakukan pengamatan di hari ketujuh
(7x24jam)bakteri tidak tumbuh lagi.Sedangkan pada bakteri staphylococcus
epidermidis dengan konsentrasi HCL 0,5% bakteri dapat tumbuh baik pada
pengamatan hari kedua dan hari ketujuh, akan tetapi semakin tinggi konsentrasi HCL
jumlah bakteri yang tumbuh semakin berkurang bahkan sama sekal tidak terjadi
pertumbuhan. Untuk bakteri pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi HCL 0,5%
masih terdapat bakteri yang tumbuh akan tetapi pertumbuhannya pun tidak terlalu
banyak/optimal, Namun, pada konsentrasi NaCl 5% ,15% hanya terdapat sediki
bakteri yang tumbuh dan lebih dominan pada bakteri yang tidak tumbuh. , sedangkan
pada konsentrasi 25% tidak terdapat bakteri yang tumbuh.
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh , pengaruh tekanan osmosis pada
pertumbuhan bakteri disebabkan karena adanya perbedaan tekanan osmosis didalam
dan diluar sel yang akan menyebabkan gangguan pada sistem metabolism sel bakteri
jika lingkungan mempunyai tekanan osmosis yang besar.. Jika bakteri ditempatkan
pada larutan hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan mengalami plasmolysis.
Dimana plasmolysis ini adalah proses mengerutnya protoplasma dan diikuti dengan
penarikan sitoplasma dari dinding sel karena gerakan air keluar dari sel. Proses
plasmolysis dalam praktikum ini ditunjukkan dengan penambahan konsesntrasi NaCl
yang terlalu besar, sehingga menyebabkan bakteri dehidrasi dan mati.
Hasil praktikum yang dilakukan terhadap ketiga bakteri dan jamur tersebut sesuai
dengan beberapa referensi yang diperoleh, salah satunya yaitu dari (Dwidjosepoetro,
1995) bahwa Medium yang paling cocok bagi kehidupan bakteri adalah medium yang
isotobik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam suatu larutan
hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Larutan garam
atau larutan gula yang agak pekat mudah benar menyebabkan terjadinya plasmolisis
ini. Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di dalam air suling akan kemasukan air
sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri dengan kata lain bakteri dapat
mengalami plasmoptisis. Jika perubahan nilai osmosis larutan medium tidak terjadi,
akan tetapi perlahan – lahan sebagai akibat dari penguapan air, maka bakteri dapat
menyesuaikan diri, sehingga tidak terjadi plasmolosis secara mendadak. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa bakteri Staphylococcus epidermidis, Escherichia Coli ,
pseudomonas aeruginosa dan jamur trichoderma merupakan golongan bakteri dan
jamur haldurik yang tahan atau dpat tumbuh pada kondisi dengan tekanan osmosis
tertentu namun tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA