Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MATA KULIAH STRUKTUR DASAR DAN FUNGSI TUMBUHAN


“TUMBUHAN ANGIOSPERMAE”

Dosen Pengampu:
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Ed.
Ulin Nuha, S. Pd., M. Pd.
Rusdianto, S. Pd., M. Kes.

Disusun oleh :
Kelompok 13
1. Anggita Wahyuni Rohma (190210104041)
2. Anjung Dwi Dewi Milini (190210104043)
3. Hajar Sahana Putri (190210104066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul ‘Tumbuhan Angiospermae’ dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur
Dasar dan Fungsi Tumbuhan. Materi tumbuhan Angiospermae menjadi salah satu
materi pada kuliah struktur dasar dan fungsi tumbuhan yang diampu oleh Bapak
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Ed., Ibu Ulin Nuha, S. Pd., M. Pd., dan Bapak
Rusdianto, S. Pd., M. Kes. Makalah tentang tumbuhan Angiospermae
menjelaskan mengenai ciri ciri morfologi dari tumbuhan anggota angiospermae,
siklus hidup dari angiospermae, ciri-ciri gametofit jantan dan betina pada
angiospermae, klasifikasi dari anggota angiospermae, manfaat dari anggota
angiospermae.
Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bisa memberikan
sumbangsih untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan berguna bagi
generasi-generasi selanjutnya. Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini tidak
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca,
agar makalah yang akan disusun selanjutnya menjadi lebih baik. Kami selau
penyusun mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan.

Jember, Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Ciri Ciri Morfologi Angiospermae 3
2.2 Siklus Hidup Angiospermae 6
2.3 Ciri-Ciri Gametofit Jantan dan Betina pada Angiospermae 8
2.4 Contoh Klasifikasi Angiospermae 10
2.5 Manfaat dari Angiospermae 13
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan angiospermae juga disebit dengan tumbuhan berbiji
tertutup. Tumbuhan yang termasuk bagian dari angiospermae memiliki baka
biji yang tertutup oleh bakal buah. Tumbuhan ngiospermae memiliki banyak
jenis dalam hal karakteristik. Banyaknya jenis yang dimiliki oleh
angiospermae memungkinkan untuk penyebaran sangat luas terutama di
Indonesia. Tumbuhan angiospermae banyak dikonsumsi atau digunakan
oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, seperti dalam hal pangan,
sandang.
Tumbuhan ini juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah kotiledonnya.
Perbedaan tersebut yaitu dikotil dan monokotil. Tumbuhan monokotil
banyak dijumpai dilingkungan masyarakat, sehingga memungkinkan untuk
pemanfaatann tumbuhan tersebut sangat tinggi begitu juga dengan
tumbuhan dikotil. Perbedaan yang terlihat dari kedua jenis tumbuhan
tersebut yaitu pada tulang daun, batang, akar, dan juga mahkota bunga.
Contoh tumbuhan dikotil yaitu karet, jarak, kacang tanah, turi. Sedangkan
contoh tumbuhan monokotil yaitu padi, jagung, jahe, anggrek, kelapa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah ciri ciri morfologi angiospermae?
2. Bagaimanakah siklus hidup angiospermae?
3. Bagaimanakah ciri-ciri gametofit jantan dan betina pada angiospermae?
4. Bagaimanakah contoh klasifikasi angiospermae?
5. Bagaimanakah manfaat dari angiospermae?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui ciri ciri morfologi dari tumbuhan anggota
angiospermae.

1
2. Mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup dari angiospermae.
3. Mahasiswa dapat menentukan ciri-ciri gametofit jantan dan betina pada
angiospermae.
4. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan contoh dari anggota angiospermae.
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari anggota angiospermae.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri Ciri Morfologi Angiospermae

Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, benih berada pada tumbuhan


megaspore yang telah dimodifikasi dengan daun berbuah (pericarp), maka
dari itu serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk bisa
mencapai ovarium dan membuahi sel telur. Hal ini biasa terjadi pada daun
dan buah yang berdaging tebal, seperti pada manga, jeruk, serta semangka.
Adapun kacang-kacangan seperti kacang panjang, kacang polong, dan daun
buahnya berbentuk polong tipis. Saat benih dalam keadaan dorman (tidak
aktif), daun daun buah melindungi benih agar tidak mongering. Dorman
dalam hal ini mengacu pada masa dormansi, yaitu peristiwa dimana benih
mengalami masa istirahat. Dormansi benih berkaitan dengan upaya benih
untuk menunda perkecambahan hingga waktu dan kondisi lingkungan
memungkinkan untuk terus berproses. Dormansi dapat terjadi pada klit biji
atau embrio. Benih yang telah matang dan siap berkecambah membutuhkan
kondisi iklim dan tempat tumbuh yang cocok untuk memecah dormansi dan
memulai proses perkecambahan. (Elisa, 2009).

Bentuk tubuh serta ukuran angiospermae memiliki berbagai variasi


dalam bentuk serta ukuran. Beberapa spesies berkisar dari tanaman
berbunga kecil dengan diameter sekitar 2 mm (seperti rumput serigala)
hingga pohon raksasa (seperti pohon getah) setinggi lebih dari 100 meter.
Tubuh angiospermae terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga. Beberapa
akar memiliki serat, beberapa bersirkulasi, beberapa memiliki cambium, dan
beberapa tidak memiliki cambium. Angiospermae memiliki pembuluh darah
xylem, yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel bainin yang tebal. Ada
pula beberapa jenis daun, antara lain lurus, menyirip, dan menjari.

2.1.1 Ciri Khusus Angiospermae


Perbedaan antara tumbuhan berbunga dengan tumbuhan lain adalah
memiliki ciri reproduksi aseksual (ciri genetic). Sebagian besar ciri-
ciri ini ada di bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut :

1. Bunga
Disebut tumbuhan berbiji tertutup karena bakal biji
tumbuah dilindungi oleh daun buah. Bunga asli juga terdapat
pada tumbuhan ini, dengan berbagai susunan atau bentuk urat
daun. Daunnya datar, sempit, atau, lebar, dan uratnya seperti
bulu, seperti jari, melengkung, atau sejajar pita. Alat
perkembangbiakan yang berkembag biak dalam bunga.
Adapun jenis-jenis bunga diantaranya :

a. Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki seluruh bagian bunganya
tanpa terkecuali yaitu tangkai bunga, kelopak, mahkota,
benang sari, dan ptik. Seperti mawar, melati, dan kembang
sepatu.

b. Bunga tidak lengkap


Bunga tidak lengkap yaitu bunga tanpa bagian yang utuh,
sehingga daa beberapa atau salah satu bagian bunga yang
tidak ada. Contohnya adalah rumput yang tanpa mahkota
bunga.

c. Bunga sempurna
Bunga sempuran merupakan bunga dengan benang sari dan
putik. Serta memiliki bagian bunga pada umumnya,
contohnya ialah bunga sepatu.

d. Bunga tidak sempurna


Jenis bunga yang hanya memiliki benang sari atau ptikdi
samping bagian tubuh lainnya. Contohnya bunga salak,
binga kelapa, jagung. Bunga yang hanya memiliki benang
sari disebut bunga jantan, dan bunga yang hanya memiliki
putik disebut bunga betina.

2. Benang sari
Benang sari jauh lebih ringa daripada organ bunga yang
memiliki fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu
umbi). Benang sari telah berevolusi untuk beradaptasi dengan
penyerbuk da mencega pembuahan sendiri. Adaptasi kea rah
ini juga memperluas cakupan ruang hidupnya.

3. Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi


Gametofit jantan yang sangat memiliki ukuran kecil (hadir
dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat
membantu mempersingkat waktu antara penyerbukan( saat
serbuk sari mencapai organ betina) dalam pembuahan. Interval
waktu normal antara kedua tahap biasanya 12-24 jam. Di
gymnospermae, bisa memakan waktu hingga satu tahun.

4. Karpela menutup rapat bakal biji


Karpella atau daun buah membungkus erat bakal biji,
sehingga mencegah pembuahan yang tidak perlu. Ptik akan
mengotrol sel sperma untuk membuahi sel telur. Setelah
pembuahan, beberapa jaringan di sekitarnya akan berkembang
dan berbuah. Buah-buahan memiliki fungsi adaptif dengan
melindungi benih dari perkecambahan yang berbahaya dan
membantu penyebarannya ke area yang lebih luas.

5. Ukuran gametofit betina sangat tereduksi


Seperti gametofit jantan, ukran gametofit betina hanya
tujuh sel dan dilindungi dalam bakal biji. Ukuran ini diperkecil
membantu mempercepat perkembangan umur tumbuhan.
Dalam perjalanan hidupnya, hanya kelompok angiospermae
yang memiliki perilaku musiman. Perilaku ini membuatnya
sangat mudah untuk menjelajahi tempat penampungan yang
lebih luas.

6. Endosperma
Pembentukan endosperma dalam biji merupakan ciri khas
angiospermae, angiospermae sangat mudah beradaptasi karena
menyediakan cadangan makanan selama perkembangan
embrio atau kecambah. Secara fisiologis, endosperm juga
dapat meningkatkan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bibit oleh biji.

2.2 Siklus Hidup Angiospermae


Tanaman berbunga yang sering kita jumpai setiap hari merupakan
generasi utama gametofit (2n). seperti gymnospermae, produksi gametofit
dalam angiospermae juga berkurang. Angiospermae adalah herospora.
Bunga sporofit akan menghasilkan megaspore dan mikrospora. Siklus hidup
angiospermae sebagai berikut ,

a. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang pada dalamnya
memiliki sel indukan mikrospora (2n).

b. Sel induk mikrospora(2n) akan mengalami pembelahan yang dilakuka


secara meiosis menghasilkan mikrospora haploid (n).

c. Mikrospora(n) mengalami pembelahan mitosis dan menghasilkan


gametofit jantan yang berupa butir serbuk sari yang hapoid(n).

d. Ovula berisi sel punca megaspore (2n). sel induk megaspore membelah
dengan meiosis untuk menghasilkan empat sel megaspore (n). namun
hanya satu sel megaspore yang hidup, sedangkan tiga lainnya
mengalami degradasi (mati).

e. Megaspore hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung


kemih institusional atau sel kantung embrio). Inti lembaga terpecah
oleh mitosis tiga kali berturut-turut. Setelah jenis pembelahan inti ini,
tidak ada sitokenesis yang disebut pembelahan inti. Dari awal
pergerakan inti, delapan inti diproduksi, yang akan tumbuh menjadi
telur (n), dua rekan anak (n), tiga badan antipodal (n) dan dua buah inti
kutub, kedua inti ini digabungkan bersama-sama, disebut inti
penahanan sekunder (2n).

f. Ketika penyerbukan terjadi, serbuk sari (n) akan berkecambah


membentuk buluh serbuk sari (tabung) yang intinya mengalami
pergerakan inti dan menghasilkan dua buah inti, yaitu inti
pembangkitan (n) dan inti unsur hara (n), yang kembali terpecah
menjadi inti. jadi dalam dua inti, yaitu inti sperma I (n) dan inti sperma
II (n).

g. Setelah bejana serbuk sari mencapai lubang kecil, inti nutrisi merosot.
Inti sperma I (n) membuahi sel telur (n) dan menghasilkan zigot (2n).
Inti sperma II (n) membuahi inti biologis organ sekunder (2n) dan
menghasilkan endosperm (3n). Pembuahan angiospermae payudara
disebut pembuahan ganda.

h. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) dapat
digunakan sebagai cadangan makanan bagi embrio. Struktur yang
meliputi embrio, endosperm dan selaput biji disebut benih. Ketika benih
tumbuh menjadi benih, ovarium tumbuh dan menghasilkan buah, yang
melindungi benih dan membantunya menyebar. Ketika benih jatuh ke
tempatnya, mereka akan tumbuh menjadi sporofit baru.

2.3 Ciri-Ciri Gametofit Jantan dan Betina pada Angiospermae

Pada tumbuhan biji atau pada biji tertutup (Angiospermae), proses


pembentukan sel-sel gamet dinamakan dengan gametogenesis yang
didalamnya terdapat gametofit. Gametofit merupakan tahap seksual dari
sebuah siklus hidup organize tertentu. Terdapat dua jenis gametofit yaitu
gametofit jantan dan gametofit betina. Gametofit memiliki organ kelamin
yang menghasilkan gamet untuk reproduksi seksual. Sel telur atau gamet
betina dihasilkan gametofit betina, sedangkan sel sperma atau gamet jantan.
Pada pembentukan gamet jantan disebut dengan mikrosprogenesis.
Sedangkan untuk pemebentukan gamet betina disebut dengan
mikrosporogenesis. Pembentukan secara mikrosporogenesis terjadi di
kepala sari dan makrosporogenesisi terjadi di bakal buah.

Menurut definisi pada literature yang asudah dijelaskan sebelumnya


mikrosporogeneisis merupakan pembentukan gamet jantan pada tumbuhan
berbiji (Angiospermae). Tempat berlangsungnya pembentukan gametofit
jantan yaitu terjadi pada sari (anther) dan nantinya akan dihasilkan butir
serbuk sari (polen). Sedangkan tempat berlangsungnya pembentukan gamet
betina yaitu berlangsung di dalam biji (ovule) dan hasilnya berupa sel telur
(ovum).

Gamet jantan atau sperma akan dihasilkan oleh gametofit jantan.


Gamet betina dibentuk di dalam biji. Untuk menghasilkan megaspora,
proses pembentukan gamet ini diawali dengan proses yang dinamakan
megasporogenesis, kemudian proses selanjutnya yakni melalui pembelahan
mitosis (megagametogenesis) ketika membentuk gametofit betina (kantung
embrio).

Butir serbuk sari (polen) yang sudah dewasa dan matang hasil
pembentukan gametofit jantan dari sari (anther) akan menyebar dan
menempel pada permukaan stigma yang melalui proses polinasi. Kemudian,
polen yang menempel pada permukaan stigma akan berkecambah,
selanjutnya akan membentuk sebuah tabung polen. Sesaat setelah terjadinya
penggabungan gamet jantan dan betina melalui proses fertilisasi
(pembuahan), maka setelah itu akan terbentuk zigot yang akan berkembang
menjadi embrio. Proses ketika zigot berkembang menjadi embrio
dinamakan embriogenesis.

A. Tahap Mikrosporogenesis:
1. Mikrosporogenesis pada tahap pertama yaitu diawali dengan
mikrospororsit atau sel induk serbuk sari yang akan membelah
secara meiosis I. Pada meiosis II terjadi pembelahan yang akan
menghasilkan satu pasang sel yang bersifat haploid (n).

2. Kemudian sepasang sel haploid (n) akan menghasilkan empat


mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu yang disebut
dengan tetrad yang didapat melalui proses meiosis II.

3. Masing-masing dari keempat mikrospora mengalami kariokinesis


yaitu pembagian inti yang mendistribusikan materi dengan sama,
akan menghasilkan dua inti haploid. Dua inti tersebut yaitu
nukleus generatif dan vegetatif (saluran serbuk sari).

4. Mitosis adalah proses yang digunakan ketika mendapatkan inti


generatif. Sedangakn inti vegetativf (saluran serbuk sari) tidak
mengalami pembelahan.

B. Tahap Makrosporogenesis
1. Dua sel haploid dihasilkan sari sel induk megaspora dengan inti
haploid yang mengalami pembelahan meiosis I.

2. Kemudian didapatkan 4 megaspora hasil dari pembelahan meiosis


II pada kedua sel haploid.

3. Tiga dari keempat megaspora tersebut akan mengalami


degenerasi dalam artian tidak dapat bertahan (mati) .

4. Satu megaspora yang masih hidup mengalami mitosis sebanyak 3


kali yang diikuti dengan kariokinesis tanpa adanya sitokinesis,
kemudian dihasilkan sel besar (kandung lembaga besar) dan juga
delapan inti haploid

5. Rincian untuk delapan anakan inti haploid yaitu 2 kandung


lembaga sekunder, 3 antipoda, 2 sel sinergid, dan 1 ovum.

2.4 Contoh Klasifikasi dari Angiospermae

Beberapa family atau anggota yang termasuk dalam kelompok


monokotil pada Angiosperma adalah sebagai berikut:

1. Familia Agavaceae. Contohnya: Lidah Mertua (Sansevieria


trifasciata L.)

2. Familia Alismataceae. Contohnya: Melati Air (Echinodorus


palaefolius L.)
3. Familia Araceae. Contohnya: Talas (Colocasia gigantea)

4. Familia Arecaceae. Contohnya: Kelapa (Cocos Nucifera L.)

5. Familia Asphodelaceae. Contohnya: Lidah Buaya (Aloe vera L.)

6. Familia Bromeliciaceae. Contohnya: Nanas (Ananas comosus L.)

7. Familia Cannaceae. Contohnya: Ganyong (Canna coccinea L.)

8. Familia Commelinaceae. Contohnya: Nanas Kerang (Rheo discolor


L.)

9. Familia Cyperaceae. Contohnya: Rumput Teki (Cyperus


compressus L.)

10. Familia Lilliceae. Contohnya: Amarilis (Hyppeastrum reticulatum


L.)

11. Familia Musaceae. Contohnya: Pisang (Musa paradisiaca L.)

12. Familia Orchidaceae. Contohnya: Anggrek Larat (Dendrodium


phalaenopsis L.)

13. Familia Poaceae. Contohnya: Jagung (Zea mays L.)

14. Familia Zingiberaceae. Contohnya: Kunyit (Curcuma longa L.)

Sedangkan untuk beberapa family atau anggota dari kelompok


dikotil pada Angiospermae diantaranya adalh sebagai berikut:

1. Familia Amaranthaceae. Contohnya: Bayam Duri (Amaranthus


spinosus L.)

2. Familia Anacardiaceae. Contohnya: Mangga (Mangifera indica L.)

3. Familia Annoaceae. Contohnya: Sirsak (Annona Muricata L.)

4. Familia Apiceae. Contohnya: Seledri (Apium gravelons L.)

5. Familia Apocynaceae. Contohnya: Kamboja Jepang (Adenum


obesum)
6. Familia Asterceae. Contohnya: Bunga Matahari (Helianthus
Annuus L.)

7. Familia Cactaceae. Contohnya: Kaktus (Echinocactus grusani L.)

8. Familia Amaranthaceae. Contohnya: Bayam Duri (Amaranthus


spinosus L.)

9. Familia Caricaceae. Contohnya: Pepaya (Carica papaya L.)

10. Familia Convolvulaaceae. Contohnya: Kangkung Darat (Ipomoea


reptans)

11. Familia Cucurbitaceae. Contohnya: Labu Kuning (Cucurbita


moschata)

12. Familia Fabaceae. Contohnya: Putri Malu (Mimosa pudica L.)

13. Familia Lamiaceae. Contohnya: Tanaman Kumis Kucing


(Orthosipon stamineus)

14. Familia Molvaceae. Contohnya: Kembang Sepatu (Hibiscus rasa-


sinensis L.)

15. Familia Mirtaceae. Contohnya: Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

16. Familia Moraceae. Contohnya: Nangka (Arthocapus heterophylius


L.)

17. Familia Nyctaginaceae. Contohnya: Bugenvil (Bougainvillea


spectabillis L.)

18. Familia Oxalidaceae. Contohnya: Belimbing Wuluh (Averrhoa


bilimbi L.)

19. Familia Piperaceae. Contohnya: Lada (Piper nigrum L.)

20. Familia Rosaseae. Contohnya: Mawar (Rosa hybrida L.)

21. Familia Rubiceae. Contohnya: Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

22. Familia Rutaceae. Contohnya: Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)


23. Familia Solanaceae. Contohnya: Cabai (Capsicum annum L.)
2.5 Manfaat dari Angiospermae
Tumbuhan yang ada di bumi banyak memiliki manfaat, terutama bagi
manusia. Tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup menjadi
salah satu contoh tumbuhan yang memberi manfaat bagi manusia. Selain
memberikan manfaat, tumbuhan Angiospermae juga memberikan dampak
negatif bagi manusia. Manfaat yang diberikan oleh tumbuhan kepada
manusia dapat berupa manfaat dalam bahan pangan, sandang, obat, atau
bangunan. Berikut ini manfaat Angiospermae bagi kehidupan manusia,
antara lain:
1. Tanaman penghasil bahan pangan.
Tanaman ini menjadi bahan penting dalam kehidupan manusia, karena
dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam mendapatkan energi.
Contoh dari tanaman yang menhasilkan bahan pangan yaitu jagung
(Zea Mays), padi (Oryza Sativa), kedelai (Glycine Max), kelapa (Cocos
Nucifera)
2. Tanaman penghasil bahan sandang
Tanaman ini menjadi bermanfaat bagi manusia dikarenakan dapat
memenuhi kebutuhannya, seperti dalam pembuatan kain. Contoh
tumbuhan ini yaitu kapas (Gossypium sp.), rami (Boehmeria sp.)
3. Tanaman penghasil bahan obat-obatan rempah, dan minuman
Tanaman ini sering digunakan oleh masyarakat untuk membuat
rempah-remoah yang tentunya dapat menyehatkan manusia, contohya
yaitu dalam pembuatan jamu tradisional. Contoh tumbuhan ini yaitu
jahe (Zingiber Officinalis), teh (Cammelia sp.), kopi (Coffea sp.), lada
(Piper Nigrum), cengkih (Eugenia Caryophillus)
4. Tanaman penghasil bahan bangunan
Tanaman yang bermanfaat dalam bidang bangunan, masyarakat banyak
menggunakan dalam pembuatan rumah, dan tentu mengguankan jenis
tanaman yang berbeda dengan yang lain. Contoh tanaman ini yaitu jati
(Tectona Grandis), meranti (Shorea sp.), dan mahoni (Swietenia
Mahagoni)
5. Tanaman hias
Tanaman ini banyak dimiliki oleh masyarakat terutaman dalam keadaan
pandemi yang memungkinkan masyarakat banyak melakukan aktifitas
di rumah. Salah satu aktifitas yang dapat dilakukan oleh masyarakat
yaitu menanam tanaman hias. Contoh tanaman hias yaitu mawar (Rosa
sp.), melati (Jasminum Sambac), pisang hias (Heliconia Collinsiana),
bugenvil (Bougainvillea Spectabilis).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di
dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah ( karpel)
sehingga serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk
mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun dan
buah berdaging tebal. Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk
dan ukuran yang bervariasi.. Tubuh Angiospermae terdiri dari akar,
batang, daun dan bunga.
Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) memiliki bunga yang
sesungguhnya, Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga.
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi
serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus).
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan
hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu
antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina,
dan pembuahan. Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal
biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak
diinginkan. Ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi
hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Endosperma
secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang
diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
2. Generasi gametofit pada Angiospermae juga mengalami reduksi.
Angiospermae bersifat herospora. Bunga sporofit akan menghasilkan
megaspore dan mikrospora
3. Gametofit merupakan tahap seksual dari sebuah siklus hidup organize
tertentu. Terdapat dua jenis gametofit yaitu gametofit jantan dan
gametofit betina. Sel telur atau gamet betina dihasilkan gametofit
betina, sedangkan sel sperma atau gamet jantan. Pada pembentukan
gamet jantan disebut dengan mikrosprogenesis dan makrosporogenisis
merupakan pembentukan gamet betina. Mikrosporogenesis terjadi di
kepala sari dan makrosporogenesisi terjadi di bakal buah.
4. Famili monokotil yaitu Familia Agavaceae. Contohnya: Lidah Mertua
(Sansevieria trifasciata L.), Familia Alismataceae. Contohnya: Melati
Air (Echinodorus palaefolius L.), Araceae. Contohnya: Talas
(Colocasia gigantea), dll. Sedangkan famili dikotil yaitu Familia
Amaranthaceae. Contohnya: Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.),
Familia Anacardiaceae. Contohnya: Mangga (Mangifera indica L.),
Familia Annoaceae. Contohnya: Sirsak (Annona Muricata L.), dll.
5. Manfaat tumbuhan angiospermae yaitu sebagai penghasil bahan
pangan, sebagai bahan sandang, sebagai bahan bangunan, sebagai
hiasan, dan sebagai rempah-rempah atau obat-obatan.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
selaku penyusun makalah mengharapkan agar pembaca memberikan kritik
dan saran yang membangun, serta pembaca diharapkan mencari referensi lain
untuk menambah wawasan mengenai tumbuhan angiospermae
DAFTAR PUSTAKA

Fatehiyah, A., L. Estri., dan W. Sri Rahayu. 2011. Biologi Molekular, Prinsip
Dasar Analisis. Jakarta: Erlangga.

Hartanto, L.N. 2004. Biologi Dasar Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Hasanuddin. 2014. Botani Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.

Mukhsin, Yamin. 2006. Karakteristik Pohon Karet di Kawasan Hutan Sumatra


Indonesia. Jurnal Ilmu Tumbuh-Tumbuhan. Vol. 4 (1): 30-33.

Rahmayani., M. Palennari., dan Rachmawaty. 2020. Flora Angiospermae.


Bandung: Ellunar Publisher.

Setiowati, T., dan D. Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Anda mungkin juga menyukai