Dosen Pengampu:
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Ed.
Ulin Nuha, S. Pd., M. Pd.
Rusdianto, S. Pd., M. Kes.
Disusun oleh :
Kelompok 13
1. Anggita Wahyuni Rohma (190210104041)
2. Anjung Dwi Dewi Milini (190210104043)
3. Hajar Sahana Putri (190210104066)
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul ‘Tumbuhan Angiospermae’ dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur
Dasar dan Fungsi Tumbuhan. Materi tumbuhan Angiospermae menjadi salah satu
materi pada kuliah struktur dasar dan fungsi tumbuhan yang diampu oleh Bapak
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Ed., Ibu Ulin Nuha, S. Pd., M. Pd., dan Bapak
Rusdianto, S. Pd., M. Kes. Makalah tentang tumbuhan Angiospermae
menjelaskan mengenai ciri ciri morfologi dari tumbuhan anggota angiospermae,
siklus hidup dari angiospermae, ciri-ciri gametofit jantan dan betina pada
angiospermae, klasifikasi dari anggota angiospermae, manfaat dari anggota
angiospermae.
Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bisa memberikan
sumbangsih untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan berguna bagi
generasi-generasi selanjutnya. Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini tidak
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca,
agar makalah yang akan disusun selanjutnya menjadi lebih baik. Kami selau
penyusun mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Ciri Ciri Morfologi Angiospermae 3
2.2 Siklus Hidup Angiospermae 6
2.3 Ciri-Ciri Gametofit Jantan dan Betina pada Angiospermae 8
2.4 Contoh Klasifikasi Angiospermae 10
2.5 Manfaat dari Angiospermae 13
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui ciri ciri morfologi dari tumbuhan anggota
angiospermae.
1
2. Mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup dari angiospermae.
3. Mahasiswa dapat menentukan ciri-ciri gametofit jantan dan betina pada
angiospermae.
4. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan contoh dari anggota angiospermae.
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari anggota angiospermae.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bunga
Disebut tumbuhan berbiji tertutup karena bakal biji
tumbuah dilindungi oleh daun buah. Bunga asli juga terdapat
pada tumbuhan ini, dengan berbagai susunan atau bentuk urat
daun. Daunnya datar, sempit, atau, lebar, dan uratnya seperti
bulu, seperti jari, melengkung, atau sejajar pita. Alat
perkembangbiakan yang berkembag biak dalam bunga.
Adapun jenis-jenis bunga diantaranya :
a. Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki seluruh bagian bunganya
tanpa terkecuali yaitu tangkai bunga, kelopak, mahkota,
benang sari, dan ptik. Seperti mawar, melati, dan kembang
sepatu.
c. Bunga sempurna
Bunga sempuran merupakan bunga dengan benang sari dan
putik. Serta memiliki bagian bunga pada umumnya,
contohnya ialah bunga sepatu.
2. Benang sari
Benang sari jauh lebih ringa daripada organ bunga yang
memiliki fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu
umbi). Benang sari telah berevolusi untuk beradaptasi dengan
penyerbuk da mencega pembuahan sendiri. Adaptasi kea rah
ini juga memperluas cakupan ruang hidupnya.
6. Endosperma
Pembentukan endosperma dalam biji merupakan ciri khas
angiospermae, angiospermae sangat mudah beradaptasi karena
menyediakan cadangan makanan selama perkembangan
embrio atau kecambah. Secara fisiologis, endosperm juga
dapat meningkatkan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bibit oleh biji.
a. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang pada dalamnya
memiliki sel indukan mikrospora (2n).
d. Ovula berisi sel punca megaspore (2n). sel induk megaspore membelah
dengan meiosis untuk menghasilkan empat sel megaspore (n). namun
hanya satu sel megaspore yang hidup, sedangkan tiga lainnya
mengalami degradasi (mati).
g. Setelah bejana serbuk sari mencapai lubang kecil, inti nutrisi merosot.
Inti sperma I (n) membuahi sel telur (n) dan menghasilkan zigot (2n).
Inti sperma II (n) membuahi inti biologis organ sekunder (2n) dan
menghasilkan endosperm (3n). Pembuahan angiospermae payudara
disebut pembuahan ganda.
h. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) dapat
digunakan sebagai cadangan makanan bagi embrio. Struktur yang
meliputi embrio, endosperm dan selaput biji disebut benih. Ketika benih
tumbuh menjadi benih, ovarium tumbuh dan menghasilkan buah, yang
melindungi benih dan membantunya menyebar. Ketika benih jatuh ke
tempatnya, mereka akan tumbuh menjadi sporofit baru.
Butir serbuk sari (polen) yang sudah dewasa dan matang hasil
pembentukan gametofit jantan dari sari (anther) akan menyebar dan
menempel pada permukaan stigma yang melalui proses polinasi. Kemudian,
polen yang menempel pada permukaan stigma akan berkecambah,
selanjutnya akan membentuk sebuah tabung polen. Sesaat setelah terjadinya
penggabungan gamet jantan dan betina melalui proses fertilisasi
(pembuahan), maka setelah itu akan terbentuk zigot yang akan berkembang
menjadi embrio. Proses ketika zigot berkembang menjadi embrio
dinamakan embriogenesis.
A. Tahap Mikrosporogenesis:
1. Mikrosporogenesis pada tahap pertama yaitu diawali dengan
mikrospororsit atau sel induk serbuk sari yang akan membelah
secara meiosis I. Pada meiosis II terjadi pembelahan yang akan
menghasilkan satu pasang sel yang bersifat haploid (n).
B. Tahap Makrosporogenesis
1. Dua sel haploid dihasilkan sari sel induk megaspora dengan inti
haploid yang mengalami pembelahan meiosis I.
3.1 Kesimpulan
1. Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di
dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah ( karpel)
sehingga serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk
mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun dan
buah berdaging tebal. Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk
dan ukuran yang bervariasi.. Tubuh Angiospermae terdiri dari akar,
batang, daun dan bunga.
Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) memiliki bunga yang
sesungguhnya, Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga.
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi
serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus).
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan
hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu
antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina,
dan pembuahan. Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal
biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak
diinginkan. Ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi
hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Endosperma
secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang
diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
2. Generasi gametofit pada Angiospermae juga mengalami reduksi.
Angiospermae bersifat herospora. Bunga sporofit akan menghasilkan
megaspore dan mikrospora
3. Gametofit merupakan tahap seksual dari sebuah siklus hidup organize
tertentu. Terdapat dua jenis gametofit yaitu gametofit jantan dan
gametofit betina. Sel telur atau gamet betina dihasilkan gametofit
betina, sedangkan sel sperma atau gamet jantan. Pada pembentukan
gamet jantan disebut dengan mikrosprogenesis dan makrosporogenisis
merupakan pembentukan gamet betina. Mikrosporogenesis terjadi di
kepala sari dan makrosporogenesisi terjadi di bakal buah.
4. Famili monokotil yaitu Familia Agavaceae. Contohnya: Lidah Mertua
(Sansevieria trifasciata L.), Familia Alismataceae. Contohnya: Melati
Air (Echinodorus palaefolius L.), Araceae. Contohnya: Talas
(Colocasia gigantea), dll. Sedangkan famili dikotil yaitu Familia
Amaranthaceae. Contohnya: Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.),
Familia Anacardiaceae. Contohnya: Mangga (Mangifera indica L.),
Familia Annoaceae. Contohnya: Sirsak (Annona Muricata L.), dll.
5. Manfaat tumbuhan angiospermae yaitu sebagai penghasil bahan
pangan, sebagai bahan sandang, sebagai bahan bangunan, sebagai
hiasan, dan sebagai rempah-rempah atau obat-obatan.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
selaku penyusun makalah mengharapkan agar pembaca memberikan kritik
dan saran yang membangun, serta pembaca diharapkan mencari referensi lain
untuk menambah wawasan mengenai tumbuhan angiospermae
DAFTAR PUSTAKA
Fatehiyah, A., L. Estri., dan W. Sri Rahayu. 2011. Biologi Molekular, Prinsip
Dasar Analisis. Jakarta: Erlangga.
Hartanto, L.N. 2004. Biologi Dasar Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penebar Swadaya.
Hasanuddin. 2014. Botani Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Setiowati, T., dan D. Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.