Anda di halaman 1dari 9

Formulasi Serbuk Minuman Instan Berbahan Baku Pektin Kulit Pisang Kepok

(Musa x paradisiaca) Dan Bekatul.


Restiani Sastika Putri 1), Mira Miranti 2), Ike Yulia W 3)
1) 2)
dan 3) Program Studi Farmasi FMIPA Universitas pakuan Bogor
Universitas Pakuan, Bogor

ABSTRAK

Kulit pisang dan bekatul merupakan limbah yang memiliki potensi besar sebagai sumber serat
pangan. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui formula terbaik dari serbuk
minuman instan pada perbandingan pektin kulit pisang kepok dengan bekatul yang memiliki kadar serat
tinggi dan disukai oleh panelis. Formulasi yang digunakan sebagai perlakuan dengan perbandingan pektin
kulit pisang kepok dan bekatul adalah F1 (1,5g:2,5g), F2 (2g:2g) dan F3 (2,5g:1,5g). Pektin kulit pisang
kepok (Musa x paradisiaca) dengan lama ekstraksi 120 menit memiliki rendemen 5%, kadar air 7,96,
kadar abu 8,5199%, berat ekivalen 705,08, kadar metoksi 4,8538%, dan derajat esterifikasi 54,218%,
kadar serat F1 21,39%, kadar serat F2 18,79%, kadar serat F3 16,20%, kadar serat pektin 8,41%, kadar
serat bekatul 35,87%.Hasil analisis menunjukkan bahwa warna pada formula 1 dan 2 lebih disukai
dibandingkan formula 3. Hasil analisis sidik ragam minuman serbuk minuman instan formula 1 dan 2
berbeda nyata dengan formula 3. Aroma serbuk minuman instan formula 3 lebih disukai dan berbeda
nyata dibandingkan dengan formula 1 dan 2. Rasa serbuk minuman instan formula 1, formula 2 dan
formula 3 tidak berbeda nyata.
Kata Kunci : Serbuk Minuman Instan, Pektin, Bekatul, Serat Pangan

ABSTRAC
The banana shell and ricebrand are waste that have great potential as a source of dietary fiber. The
formulation that used to a treatment with pectin ratio shell of kepok banana and ricebrand and were F1
(1.5G: 2.5G), F2 (2g: 2g) and F3 (2.5G: 1.5G). Pectin kepok banana shell (Musa x paradisiaca) with 120
minutes extraction has a yield 5%, water content 7,96%, ash content 8.5199%, equivalent weight 705.08,
a methoxy content 4.8538%, and the degree of esterification 54.218% , the fiber content F1 21.39%,
18.79% fiber content F2, F3 fiber content 16.20%, pectin fiber content 8.41%, fiber content of ricebrand
35.87%. The result of analysis showed that the color on the formula 1 and 2 were preferred than formula
3. The results of analysis of variance instant beverage powder formula 1 and 2 are significantly different
with the formula 3. The aroma of instant beverage powder formula 3 preferably and significantly different
compared to Formula 1 and 2. The taste of instant powder formula 1, formula 2 and formula 3 were not
significantly different

Keyword : Instant Powder, Pectin, Ricebrand, Dietary fiber

PENDAHULUAN Buah pisang banyak dimanfaatkan oleh


Latar Belakang masyarakat untuk membuat olahan makanan,
Pisang merupakan jenis buah dengan sedangkan kulit pisang hanya dianggap sebagai
tingkat produksi yang tinggi di Indonesia. limbah yang sudah tidak dapat digunakan. Kulit
Berdasarkan Badan Pusat Data dan Sistem pisang merupakan limbah yang memiliki
Informasi Pertanian tahun 2011-2014 produksi potensi besar sebagai sumber serat pangan.
pisang mencapai 6,28 juta ton. Untuk wilayah Hasil penelitian Djunaedi (2015) menyatakan
Asia, Indonesia termasuk penghasil pisang bahwa kulit pisang kepok memiliki kandungan
terbesar karena 50% produksi pisang Asia serat pangan yang cukup tinggi yaitu sebesar
dihasilkan oleh Indonesia. Hampir seluruh 32,73%.
wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
pisang karena didukung oleh iklim yang sesuai. rata asupan serat masyarakat Indonesia masih
jauh dari kebutuhan serat yang dianjurkan yaitu Serbuk minuman instan yang memiliki
25 gram/hari, konsumsi serat rata-rata antara 9,9 serat banyak dijual di pasaran secara bebas.
– 10,7 gram/hari (Jahari dan Sumarno, 2002 Contoh nya yaitu serbuk minuman vegeta, pada
dalam Nainggolan dan Adimunca 2005). serbuk minuman serat ini terdapat dua varian
Beberapa manfaat serat pangan (dietary fiber) saja yaitu jeruk dan anggur serta memiliki
untuk kesehatan yaitu mengontrol berat badan kandungan serat sebesar 2 gram. Berdasarkan
(obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, nutrition facts yang tertera pada setiap produk
mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah minuman serat memiliki kandungan serat yaitu
kanker kolon (usus besar) dan mengurangi sekitar 1-2 gram pertakaran saji.
tingkat kolesterol serta penyakit kardiovaskular Penelitian ini dilakukan inovasi yang
(Santoso, 2011). menggunakan bekatul dalam pembuatan serbuk
Pada dasarnya komponen-komponen minuman instan yang dicampurkan dengan
dinding sel tanaman terdiri dari selulosa, bahan lain seperti pektin dari ekstrak kulit
hemiselulosa, pektin, lignin, mucilago yang pisang kepok yang bertujuan untuk
kesemuanyanya termasuk dalam serat pangan. memanfaatkan kulit pisang kepok dan bekatul
Serat pangan terbagi menjadi dua kelompok, yang masih belum dimanfaatkan secara optimal.
yaitu serat pangan larut air (soluble dietary Selain itu, kedua bahan tersebut memiliki
fiber), termasuk dalam serat ini adalah pektin kandungan serat yang cukup tinggi, sehingga
dan gum merupakan bagian dalam dari sel apabila dikombinasikan antara keduanya akan
pangan nabati. Serat ini banyak terdapat pada dihasilkan produk serbuk minuman instan yang
buah dan sayur, dan serat tidak larut (insoluble membantu untuk memenuhi kebutuhan serat
dietary fiber), termasuk dalam serat ini adalah harian.
selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang banyak METODE PENELITIAN
ditemukan pada seralia, kacang-kacangan dan Bahan
sayuran (Santoso, 2011). Bahan-bahan yang digunakan dalam
Pektin adalah bagian dari serat larut serta penelitian ini yaitu kulit pisang kepok, sorbitol,
merupakan polisakarida kompleks yang bersifat bekatul, aquadestilata, pepsin (Merck),
asam yang terdapat dalam jumlah bervariasi, pankreatin (Merck), natrium hidroksida
terdistribusi secara luas dalam jaringan (NaOH), asam klorida (HCl), buffer phospat pH
tanaman. Pektin dapat diperoleh dari proses 6.8 , sodium dodesilsulfat, pasir, etanol 95%,
ekstraksi salah satu sumber tanaman yang cupri sulfat (CuSO4), isoamilalkohol, kristal
menghasilkan pektin adalah kulit pisang kepok. timol, Ca sitrat, asam sitrat, asam oksalat.
Kulit pisang kepok memiliki rendemen yang Alat
baik dengan pelarut HCl pada suhu 90oC pH 1,5 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
selama 80 menit yaitu 52,1%, dengan kadar air ini yaitu timbangan digital, kain batis, kertas
11,85%, kadar abu 0,98% dan kadar metoksi saring, lemari pengering, ayakan mesh 30 ,
3,72% (Farida dkk, 2012). Moisture balance , krus, cawan uap, magnetic
Serat pangan lain seperti serat tidak larut stirrer, tanur, corong buchner, penangas air,
dalam air banyak terkandung dalam bekatul buret, statif, baskom, wajan dan alat-alat gelas
yang merupakan bahan pangan yang memiliki lainnya.
kandungan serat sebesar 9,84% serta banyak Prosedur
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara Determinasi
dibuat tepung sebagai bahan tambahan pada Determinasi tanaman dilakukan di
pembuatan kue atau penambahan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat
minuman. Bekatul dipilih sebagai bahan pengisi Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Bogor.
dalam pembuatan serbuk minuman instan untuk Jalan Ir. H. Juanda No. 13, P.O.BOX 309 Bogor
memenuhi kebutuhan serat harian karena 16003, Indonesia.
bekatul memiliki kandungan serat pangan yang Perlakuan
cukup tinggi sekitar 20,0% - 25,0% (Eprianti,
1. Pembuatan simplisia
2014).
Bahan Kulit dari buah pisang kepok yang dimasukkan dalam tabung reaksi dan
telah matang sebanyak 7 kg dibersihkan dan ditambahkan 1 ml air. Campuran ekstrak pektin-
dicuci dengan air mengalir sampai bersih lalu air dalam tabung dipanaskan dalam penangas air
ditiriskan. Kulit pisang kepok dipotong kecil- selama 15 menit. Kemudian ditambahkan Ca
kecil membujur dengan tebal sekitar 1 mm Sitrat dan diamati. Gel yang kaku sebagai ciri
untuk mempercepat pengeringan. Potongan kulit adanya pektin dilakukan setelah campuran
pisang kepok dikeringkan di dalam oven pada dingin.
suhu kurang lebih 50oC, simplisia kering Uji Karakteristik Pektin
dibersihkan kembali dari kotoran yang mungkin
tercemar pada saat pengovenan (sortasi kering). 1. Uji Organoleptik Pektin
Selanjutnya simplisia kering dihaluskan dan Pengujian pektin dilakukan dengan cara di
diayak menggunakan ayakan mesh 30 sehingga analisis secara fisik dari mulai warna, bau dan
diperoleh simplisia serbuk, dan disimpan dalam tekstur dari serbuk pektin yang diperoleh.
wadah bersih tertutup rapat. 2. Rendemen Pektin
2. Rendemen Simplisia Perhitungan rendemen dilakukan dengan
Perhitungan rendemen dilakukan dengan menimbang pektin kering yang dihasilkan
menimbang bobot serbuk yang dihasilkan
kemudian dibagi dengan berat bahan baku yang
kemudian dibagi dengan berat bahan baku yang
telah dikeringkan. Perhitungan : telah dikeringkan. Perhitungan : Rendemen
Rendemen Pektin % ( )
Pektin % = x 100%
( )
( )
= x 100%
( )
3. Penetapan Kadar Air Pektin
3. Isolasi Pektin (Nurviani dkk 2014) Penetapan kadar air dilakukan dengan
Tahap ekstraksi dilakukan dengan cara menggunakan alat moisture balance.
sebanyak 80 gram sampel serbuk kulit pisang 4. Penetapan Kadar Abu Pektin
kepok ditambahkan air sebanyak 5 kali nya Penetapan kadar abu pektin dilakukan
yaitu sekitar 400 ml, ditambahkan asam sitrat dengan menggunakan metode gravimetri.
60% sampai pH yang dihasilkan 2,5 kemudian
di ekstraksi diatas hot plat dan dilakukan ( )
Pektin % = x 100%
pengadukan menggunakan magnetic stirrer ( )

dengan suhu 90oC, selama 120 menit.


Setelahnya, ekstrak disaring menggunakan kain 5. Penentuan Berat Ekivalen (Sudirman
saring rangkap 8 dan disaring kembali dkk 2012)
menggunakan kertas saring. Filtrat yang
diperoleh diuapkan pada suhu 90oC sampai Bobot ekuivalen digunakan untuk
volume mencapai setengahnya, selanjutnya melihat ukuran terhadap kandungan gugus asam
didinginkan. Ditambahkan dengan etanol 96 % galkturonat bebas dalam rantai molekul pektin.
dan diendapkan pada suhu ruang selama 24 jam Cara mengukur Bobot ekuivalen adalah pektin
selanjutnya dilakukan pemisahan antara filtrat sebanyak 0,5 gram dibasahi dengan 2 ml etanol
dan residunya. Residu yang diperoleh 70% dan dilarutkan dalam 100 ml air suling
dikeringkan dengan oven pada temperatur bebas karbonat yang berisi satu gram NaCl.
50oCsampai kering. Pektin dihaluskan sehingga Larutan hasil campuran tersebut dititrasi
diperoleh bubuk pektin. perlahan-lahan dengan 0,1N NaOH yang sudah
4. Uji Kualitatif Pektin (Nurviani dkk distandarisasi dengan indikator phenofthalein
sampai terjadi perubahan warna menjadi merah
2014) kekuningan (pH 7,5) yang bertahan sedikitnya
Tahap selanjutnya dilakukan uji kualitatif 30 detik.
yang dilakukan dengan cara menimbang bubuk ( )
Perhitungan : BE =
pektin sebanyak 0,01 gram. Kemudian
6. Penentuan Kadar Metoksi Pektin Keterangan :
F1 = Formula 1, pektin : bekatul (30:50)
(Sudirman dkk 2012)
F2 = Formula 2, pektin : bekatul (40:40)
Larutan netral dari penentuan BE ditambah F3 = Formula 3, pektin : bekatul (50:30)
20 ml larutan HCl 1%, dikocok dan dibiarkan
selama 15 menit pada suhu kamar dalam Pengujian Mutu Serbuk Instan
keadaan tertutup. Selanjutnya dititrasi dengan 1. Uji Organoleptik
0,1N NaOH dengan indikator phenofthalein Pada pengujian ini meliputi warna, bau dan
sampai titik akhir seperti pada penentuan BE. rasa yang dihasilkan sesuai dengan karakteristik
Perhitungan : KM = bahan yang digunakan.
( )
2. Uji Kadar Air dan Kadar Abu
Nilai 31 didapatkan dari bobot molekul metoksil
Pengujian mutu ekstrak meliputi uji
yang berupa CH3O.
organoleptik, penetapan kadar abu dengan tanur
7. Penentuan Kadar Galakturonat dan penetapan kadar air menggunakan alat
(Sudirman dkk 2012) moisture balance serta perhitungan rendemen.
Prosedurnya sama dengan pengujian kadar air
Kadar galakturonat dihitung dari mek
dan kadar abu pada pektin kulit pisang kepok.
(miliekuivalen) NaOH yang diperoleh dari
3. Uji waktu pengendapan
penentuan bobot ekuivalen dan kandungan
metoksi. Formula serbuk instan sebanyak 5 gram
( ) dituang ke dalam 25 ml air dengan suhu 60-
Perhitungan : KG (%) =
( ) 70oC, kemudian dihitung waktu terdispersi
Nilai 176didapatkan dari bobot molekul serbuk (perhitungan waktu ditandai dengan
galakturonat. terbasahinya seluruh serbuk oleh air). Kemudian
serbuk diaduk hingga merata dan kembali
8. Penentuan Derajat Esterifikasi
dihitung waktu pengendapannya (perhitungan
(Sudirman dkk 2012) waktu selesai ditandai dengan tidak ada lagi
Derajat esterifikasi dihitung dari kadar endapan yang terbaik).
metoksi dan kadar galakturonat yang diperoleh. 4. Uji Hedonik (Uji Kesukaan)
Perhitungan : DE (%) = Uji hedonik merupakan uji yang dilakukan
terhadap 20 orang panelis yang terdiri dari 10
Formulasi Serbuk Instan orang laki-laki dan 10 orang perempuan dengan
Minuman serbuk dibuat sebanyak 5 gram usia diatas 20 tahun yang sebelumnya panelis
per sachet. Kandungan zat aktif ekstak pektin tidak mengkonsumsi makanan ataupun
dari kulit pisang kepok dan bekatul sebagai minuman yang dapat mempengaruhi penilaian.
bahan pengisi. Data perhitungan dosis terdapat Para panelis diminta untuk mencicipi dan
pada Lampiran 3. Penambahan sorbitol menilai rasa, bau, dan warna dari sampel serbuk
dilakukan dengan cara mengonversi kebutuhan minuman instan pada kertas kuisioner yang
dengan sukrosa pada formula yang dilakukan telah disediakan.
pada penelitian sebelumnya. Formula dapat Pengujian Kadar Serat Pangan
dilihat pada Tabel.5. Pengujian ini dilakukan menggunakan
Tabel.5. Formulasi Serbuk Instan metode enzimatis. Pertama sejumlah contoh
Formula dibuat suspensi sebanyak 1 L dengan
Jenis zat Bahan ditambahkan beberapa tetes isoamil alcohol dan
F1 F2 F3
Kristal timol. Suspensi tersebut diambil 50 mL
Eks.kulit
Pektin 30% 40% 50% dimasukan kedalam gelas piala 250 mL dan
pisang
Pemanis Sorbitol 16% 16% 16% ditambahkan 50 mL HCl 0,2N dan 100 mg
Aroma pepsin, diaduk merata kemudian diinkubasi
Pengaroma 4% 4% 4%
tiramisu pada suhu 40oC selama 18 jam.
Pengisi Bekatul 50% 40% 30%
Dinetralkan campuran tersebut dengan Uji karakteristik yang dilakukan meliputi
larutan NaOH 4 N dan 50 mL larutan buffer pH identifikasi awal pada hasil ekstraksi pektin
6,8, ditambahkan 100 mg Pankreatin dan 300 yang dilakukan. Hasil dari identifikasi yang
mg sodium dodesilsulfat, lalu diinkubasi dilakukan yaitu pektin kulit pisang berbentuk
kembali pada suhu 40oC selama 1 jam sambil serbuk berwarna coklat, rasa sedikit asam
diaduk. karena masih terdapat sisa-sisa asam sitrat pada
Campuran tersebut kemudian proses ekstraksi.
diasamkan dengan HCl 4N sampai mencapai pH 2. Hasil Rendemen Pektin
3-5, lalu disentrifus selama 30 menit pada 3000 Rendemen pektin adalah persentase
rpm. Supernatan selanjutnya disaring dengan pektin yang dihasilkan setelah proses
filter gelas yang berisi pasir setebal 15 nm. pengeringan. Hasil yang diperoleh dari
Endapan tersebut dicuci dengan air suling dan penelitian ini adalah 5% pada suhu ekstraksi
disentrifuse kembali. Dicuci residu yang 90oC selama 120 menit dan pH 2,5. Perhitungan
diperoleh dan disaring dengan gelas filter, rendemen dapat dilihat pada Lampiran 11.
dibilas 3 kali dengan air serta tiga kali dengan 3. Hasil Penetapan Kadar air Pektin
aseton.
Kadar air merupakan salahsatu parameter
Filter gelas yang mengandung residu
penting yang menentukan daya tahan produk
dikeringkan pada suhu 105oC selama 1 malam
pangan dan terkait dengan aktifitas
dan ditimbang. Berat residu kering menyatakan
mikroorganisme selama penyimpanan. Produk
kandungan serat. Rumus yang digunakan :
yang mempunyai kadar air tinggi lebih mudah
KSP = x 100%
rusak karena produk tersebut dapat menjadi
media yang kondusif bagi pertumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN mikroorganisme, sedangkan produk dengan
Determinasi Tanaman kadar air yang rendah relatif lebih stabil dalam
penyimpanan jangka panjang. Hasil yang
Berdasarkan hasil determinasi yang
diperoleh bahwa pektin mengandung kadar air
dilakukan di Kebun Raya Bogor (LIPI)
sebesar 7,96%. Menurut standar IPPA (2001)
diketahui bahwa pisang kapok yang digunakan
kadar air pektin maksimum yaitu 12%, hal ini
dalam penelitian ini termasuk ke dalam Mussa x
berarti bahwa kadar air pektin hasil penelitian
paradisiaca.
masih berada di bawah batas maksimum kadar
Hasil Rendemen Simplisia
air pektin yang diperbolehkan. Perhitungan
Rendemen simplisia yang dihasilkan kadar air pektin dapat dilihat pada Lampiran 11.
dari penelitian ini adalah %. Perhitungan 4. Hasil Penetapan Kadar Abu Pektin
rendemen dapat dilihat pada Lampiran 10.
Kadar abu pektin yang dihasilkan pada
Hasil Uji Kualitatif Pektin
penelitian ini adalah 8,519% dengan suhu
Uji kualitatif pada pektin kulit pisang ekstraksi 90oC selama 120 menit. Hasil yang
kepok diperoleh hasil yang positif yaitu ditandai diperoleh dari penelitian masih berada di bawah
dengan adanya pembentukan gel ketika batas maksimum kadar abu pektin menurut
ditambahkan Ca sitrat sebanyak 4-5 tetes. Kodeks Makanan Indonesia (1979) dan menurut
Tujuan dari penambahan Ca sitrat yaitu standar IPPA (2001) kadar abu pektin
berperan sebagai mineral yang dapat membantu maksimum 10,00%. Perhitungan kadar abu
proses pembentukan gel pada pektin yang pektin dapat dilihat pada Lampiran 11.
bermetoksi rendah. Ca sitrat merupakan 5. Hasil Penetapan Berat Ekivalen Pektin
senyawa yang bersifat asam sehingga sifat
Berat ekivalen yang dihasilkan pada
asamnya akan berfungsi dalam proses
penelitian ini adalah 705,080, hasil yang
pembentukan gel pada pektin (Nurviani dkk,
diperoleh masih dalam batas standar yang
2014).
ditetapkan sesuai dengan data standar mutu
Hasil Karakteristik Pektin
IPPA (2001), dimana berat ekivalen pektin
1. Uji Organoleptik berkisar antara 600-800. Perhitungan penetapan
berat ekivalen pektin dapat dilihat pada Sediaan serbuk minuman instan dibuat
Lampiran 11. dari ekstrak pektin kering kulit pisang kepok
6. Hasil Penetapan Kadar Metoksi Pektin dengan tiga formula F1, F2 dan F3 dimana
Kadar metoksi didefinisikan sebagai setiap formula terdapat perbedaan konsentrasi
jumlah mol metanol yang terdapat di dalam 100 pektin dan bahan pengisi yang digunakan
mol asam galakturonat. Memiliki peranan yang sehingga menghasilkan perbedaan warna pada
sangat penting dalam penentuan sifat fungsional setiap formula, tetapi dari segi rasa dan aroma
larutan pektin dan dapat mempengaruhi struktur sediaan relatif sama. Sediaan minuman serbuk
dan tekstur dari gel pektin (Constela Lozano, ini dibuat dari campuran pektin kulit pisang
2003). kepok, sorbitol, bekatul, dan essens
Nilai kadar metoksi yang diperoleh pada tiramisu.perhitungan formulasi serbuk minuman
penelitian ini adalah 4,853%. Menurut data dapat dilihat pada Lampiran 12.
standar mutu IPPA (2001), pektin dengan kadar
metoksi kurang dari 7,12% termasuk pektin Uji Mutu Serbuk Minuman
1. Uji Organoleptik
bermetoksi rendah. Pektin yang memiliki
Sediaan minuman serbuk yang dihasilkan
metoksi rendah lebih menguntungkan karena
dari keempat formulanya memiliki bentuk
pektin bermetoksi rendah dapat langsung
serbuk yang hampir seragam, berwarna coklat,
diproduksi tanpa melalui proses demetilasi.
rasa tidak terlalu manis dan aroma khas
Perhitungan penetapan kadar metoksi pektin
tiramisu. Seperti tertera pada Gambar 9 dan
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tabel 6.
7. Hasil Penetapan Kadar Galakturonat
Pektin
Kadar galakturonat memiliki peranan
penting dalam menentukan sifat fungsional
larutan pektin, dimana akan mempengaruhi
struktur dan tekstur dari gel pektin. Hasil yang Formula 1 Formula 2 Formula 3
diperoleh dalam penelitian ini adalah 52,52%.
Gambar 9. Serbuk Minuman Instan
Perolehan kadar galakturonat ini sudah masuk Berdasarkan Formula
dalam standar mutu pektin yang ditetapkan oleh
IPPA, yaitu kadar galakturonat minimal sebesar Tabel 6. Hasil uji organoleptik serbuk
35%. Perhitungan penetapan galakturonat pektin minuman pektin kulit pisang-bekatul
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Pengujian Organoleptik
Formula
8. Derajat Esterifikasi Pektin Warna Rasa Aroma
Derajat esterifikasi merupakan persentase Sedikit
F1 Cokelat Tiramsu
asam
jumlah residu asam D-galakturonat yang gugus
Sedikit
karboksilnya teresterifikasi dengan etanol, serta F2 Cokelat Tiramisu
asam
diperoleh dari perbandingan antara kadar Cokelat Sedikit
metoksi dengan kadar galakturonat. Besarnya F3 Tiramisu
tua asam
derajat esterifikasi yang diperoleh dari Keterangan :
penelitian ini adalah 54,153%. Pektin berester F1 = Formula 1, pektin : bekatul (30:50)
rendah memiliki derajat esterifikasi di bawah F2 = Formula 2, pektin : bekatul (40:40)
F3 = Formula 3, pektin : bekatul (50:30)
50%, dan hasil yang diperoleh merupakan
pektin berester tinggi karena nilai nya lebih dari Formula 3 memiliki warna yang lebih
50% (IPPA, 2001). Perhitungan derajat pekat dibanding dengan formula 1 dan formula
esterifikasi pektin dapat dilihat pada Lampiran 2 karena memiliki kandungan pektin lebih
11. banyak dibandingkan dengan bekatul, sehingga
Formulasi Serbuk Minuman Instan warna yang ditimbulkan lebih pekat.
2. Hasil Penetapan Uji Kadar Air dan lebih banyak karena kandungan bekatul lebih
Kadar Abu Serbuk Minuman banyak dari kedua formula yang lainnya.
Penetapan rata – rata kadar air formula 4. Uji Hedonik
serbuk minuman instan berbahan baku pektin
Uji hedonik ini dilakukan terhadap 20
kulit pisang kepok dan bekatul yang diperoleh
panelis dengan cara memberikan 3 sampel
adalah 7%. Berdasarkan standar yang ditetapkan
kepada panelis untuk dicicipi. Uji hedonik yang
oleh SNI (1996), nilai kadar air untuk serbuk
dilakukan adalah untuk parameter warna, rasa,
minuman yaitu tidak lebih dari 5%. Kandungan
dan aroma. Untuk mengetahui hasil uji hedonik
air dalam minuman serbuk yang didapat rata-
tersebut dari data 20 orang panelis. Hasil
rata lebih dari 5% diduga hal ini dipengaruhi
analisis ragam dapat dilihat pada Tabel 7 dan
oleh komponen yang berada dalam serbuk
Lampiran 5-10.
minuman instan ini yaitu bekatul yang
Tabel 7. Hasil Analisis Ragam serbuk
digunakan mengandung kadar air 6,73% dan
minuman pektin kulit pisang-bekatul.
kadar air pektin kulit pisang 7,96%.
Penetapan kadar abu yang diperoleh Rata-rata
Formula
adalah 0,2%. Nilai kadar abu untuk sediaan Warna Aroma Rasa
serbuk minuman yaitu tidak lebih dari 1,5% SNI F1 3,30 b
3,20 a
3,25a
(1996), dimana masih dalam batas aman yang F2 3,40 b
3,15 a
3,15a
sudah ditentukan. Perhitungan kadar air dan F3 2,45a 4,05b 3,55a
kadar abu serbuk minuman dapat dilihat pada Ket : huruf yang sama pada subsite
Lampiran 11. menunjukkan tidak ada perbedaan antara
3. Hasil Waktu dan Tinggi Endapan formula berdasarkan uji Duncant pada taraf
Uji laju endapan dan tinggi endapan 0,05.
formula serbuk minuman instan pektin kulit Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan
pisang dan bekatul yang diperoleh dapat dilihat bahwa warna pada formula 1 dan 2 lebih disukai
pada Tabel 8. dibandingkan formula 3. Aroma serbuk
Tabel 8. Hasil Uji Waktu Endapan dan minuman instan formula 3 lebih disukai dan
Tinggi Endapan berbeda nyata dibandingkan dengan formula 1
Waktu Tinggi dan 2. Rasa serbuk minuman instan formula 1,
Formula Ulangan formula 2 dan formula 3 tidak berbeda nyata.
Endapan Endapan
1 menit 39 Data hasil uji hedonik dan hasil output spss
1 0,5 cm
detik dapat dilihat pada Lampiran 4-9.
1
1 menit 52
2 0,4 cm
detik 5. Uji Kadar Serat Pangan Serbuk
1 menit 20 Minuman Instan Berbahan Baku Pektin
1 0,2 cm Kulit Pisang Kepok dan Bekatul
detik
2 Kandungan serat pangan sangat berguna
1 menit 28
2 0,4 cm
detik untuk kesehatan tubuh. Menurut Zaimah (2009)
1 menit 19 salahsatu manfaat serat pangan adalah
1 0,3 cm
detik memperlambat absorpsi karbohidrat yang dapat
3
1 menit 20 membantu penderita diabetes mellitus dalam
2 0,1 cm
detik mengatur kadar gula darahnya, serat pangan
juga dapat mencegah gangguan saluran
Komponen serbuk terdiri dari bahan
pencernaan, penyakit jantung, kanker kolon dan
yang larut air seperti pektin kulit pisang kepok
mammae. Efek kenyang yang ditimbulkan
dan bahan yang tidak larut air seperti bekatul.
setelah mengkonsumsi serat juga membantu
Berdasarkan tabel di atas pada pengujian waktu
untuk mengontrol berat badan. Data hasil
dan tinggi endapan untuk masing-masing
analisis serat pangan total dapat dilihat pada
formula minuman serbuk dengan penambahan
Tabel 9.
variasi pektin:bekatul memberikan hasil yang
Tabel 7. Hasil Uji Serat Total Serbuk
berbeda-beda. Formula 1 memiliki waktu
Minuman Instan pektin-bekatul.
endapan lebih lama dan tinggi endapan yang
Bekatu Pekti
F1 F2 F3 gangguan konstipasi, diare, wasir dan kanker
l n
Kadar kolon. Serat makanan juga dapat mencegah
serat terjadi gangguan metabolisme sehingga tubuh
21,3 18,79 16,2 35,87 8,41
panga terhindar dari kegemukan dan kemungkinan
n (%) terserang penyakit diabetes mellitus, jantung
Keterangan : coroner, hipertensi (tekanan darah tingga)
F1= Formula 1, pektin : bekatul (30:50)
(Sulistijani, 2002).
F2= Formula 2, pektin : bekatul (40:40)
F3= Formula 3, pektin : bekatul (50:30)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan tabel diatas hasil
1. Ekstrak pektin kulit pisang kepok (Musa x
pengujian serat total yang diperoleh menyatakan
paradisiaca) dan bekatul dapat
bahwa formula 1 lebih banyak mengandung
dikombinasikan sebagai sediaan serbuk
serat dibandingkan formula 2 dan formula 3,
minuman instan yang memiliki kandungan
sehingga formula 1 dapat digunakan sebagai
serat yang cukup tinggi terdapat 3 formula
sumber serat tambahan yang dibutuhkan oleh
dengan perbandingan pektin:bekatul F1
tubuh setiap harinya.
(30:50), F2 (40:40) dan F3 (50:30). Kadar
Dari data Puslitbang Gizi DepKes RI
serat larut yang diperoleh dari masing-
(2001) dalam Jahari (2012) konsumsi serat
masing formula serbuk minuman instan
penduduk Indonesia kurang dari 10,5 gram
yaitu F1 21,39%, F2 18,79%, F3 16,20%.
setiap hari. Apabila mengonsumsi minuman ini
2. Berdasarkan analisis sidik ragam formulasi
sebanyak 3 bungkus setiap hari, dimana setiap
serbuk minuman instan yang disukai oleh
bungkusnya mengandung 1 gram serat,
panelis yaitu formula 1 dan formula 2
sehingga ada tambahan konsumsi serat sejumlah
dengan perbandingan pektin:bekatul
3 gram. Asupan serat harian ini dapat membantu
(30:50) dan pektin bekatul (40:40).
untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
Serat total terdiri dari serat larut dan Saran
serat tidak larut. Efek kelarutannya dalam air
Perlu dilakukan uji stabilita serbuk
akan mempengaruhi beberapa sifat serat yang
minuman instan berbahan baku pektin kulit
lain. Serat larut biasanya akan memperlambat
pisang kepok dan bekatul agar dapat diketahui
waktu pengosongan lambung, meningkatkan
lama waktu penyimpanannya.
waktu transit melalui usus (karena gerakannya
lebih lambat) dan akan mengurangi penyerapan
beberapa zat gizi. Sebaliknya serat tak larutakan DAFTAR PUSTAKA
memperpendek waktu transit dan akan Amelia. 2015. Spesifikasi Pektin Hasil Ekstraksi
memperbesar feses (Zaimal, 2009). Kulit Jeruk Nipis Dengan Kombinasi
Asupan serat tidak larut bersama-sama Pelarut Ammonium Oksalat, Asam
dengan serat larut diduga dapat menurunkan Oksalat, Asam Sitrak dan Asam
resiko penyakit kanker usus besar atau kanker Klorida. Skripsi. Program Studi Kimia.
Universitas Pakuan. Bogor.
kolon. Diketahui bahwa keberadaan serat tidak
larut akan memperpendek waktu transit feses di Badan Standar Nasional. 1996. Syarat Mutu
dalam usus, sehingga mempersingkat waktu Minuman Serbuk Tradisional. Dalam
kontak antara sel-sel mukosa usus dengan sisa- Standar Nasional Indonesia No. 01-
sisa pencernaan termasuk komponen 4320-1996.
karsinogenik yang terbentuk selama
Constela, D dan J.E. Lozano. 2003. Kinetik
pencernaan. Ukuran feses yang besar dengan Model of Prctin Demrthylation. Latin
jumlah air yang lebih banyak akan American Applied Research 33: 91-96.
membungkus dan mengencerkan komponen
karsinogenik yang terkandung di dalam feses. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Secara garis besar kegunaan serat makanan 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta.
adalah sebagai perlindungan kolon dari
Dewati R. 2008. Limbah Kulit Pisang Kepok Nainggolan O dan Adimunca A, 2005. Diet
Sebagai Bahan Baku Pembuatan Sehat Dengan Serat. Cermin Dunia
Etanol. Skripsi. UPN “Veteran” Jatim. Kedokteran No. 147, 2005 Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Djunaedi E. 2015. Pemanfaatan Limbah Kulit
Pisang Sebagai Sumber Pangan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Alternatif Dalam Pembuatan Cookies. 2014. Outlook Komoditi Pisang.
Skripsi. Program Studi Kimia. Fakultas Sekretariat Jenderal. Kementrian
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Pertanian.
Alam. Universitas Pakuan Bogor.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber)
Eprianti.L. 2015. Formulasi Nutrasetikal dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Jurnal
Granul Instan Bekatul Sebagai Sumber Magistra No.75 Th. XXIII Maret 2011.
Serat Pangan. Skripsi. Program Studi
Farmasi. Fakultas Matematika dan Sudirman MA, Ahmad U, Nugraha ES. 2012.
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Karakteristik Edible Film dari Pektin
Pakuan Bogor. Hasil Ekstraksi Kulit Pisang. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 26 : 1.
IPPA (International Pectins Procerures
Association). 2001. What is Pectin. Sulistijani, A.D. 2002. Sehat dengan Menu
http://www.ippa.info/applications_for_ Berserat. Jakarta. Trubus Agiwijaya
pectin.html
Zaimah, Z, Tala. 2009. Manfaat Serat Bagi
Jahari, dkk. 2001. Epidemiologi Konsumsi Serat Kesehatan. Departemen Ilmu Gizi
di Indonesia. PUSLITBANG Gizi Fakultas Kedokteran. Sumatera Utara.
DepKes RI

Nurviani, Syaiful B, Ni Ketut S. 2014. Ekstraksi


dan Karakterisasi Pektin Kulit Buah
Pepaya (Carica papaya L) Varietas
Cibinong, Jinggo dan Semangka. Online
Jurnal of Natural Science. Vol.3(3) :
322-330

Anda mungkin juga menyukai