Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Perbedaan Persentase .......

(Silfia dkk)

PENGARUH PERBEDAAN PERSENTASE PENAMBAHAN GLISERIN DAN


KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK GAMBIR TERHADAP BEBERAPA
SIFAT FISIKA DAN KADAR TANIN TINTA STEMPEL

Influence of Difference Percentage of Glycerin and Concentration of Solutions


of The Gambir Extract on Physical Properties and Content of Tannins Stamp Ink

Silfia*, Hendri Muchtar, dan Failisnur


Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
Jl. Raya LIK No. 23, Ulu Gadut, Padang
*e-mail: silfiabintiarsul@yahoo.com

Diterima: 9 Februari 2015, revisi akhir: 20 Mei 2015 dan disetujui untuk diterbitkan: 25 Mei 2015

ABSTRAK

Gambir berasal dari ekstrak daun tanaman Uncaria Gambier Roxb, mengandung senyawa
katechin dan tanin yang termasuk golongan senyawa polifenol. Ekstrak gambir jika
ditambahkan dengan garam ferosulfat akan membentuk senyawa komplek yang dapat
memberikan warna hijau sampai hitam dan dapat digunakan sebagai pewarna pada tinta
stempel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana pengaruh penambahan gliserin dan
konsentrasi larutan ekstrak gambir terhadap beberapa sifat fisika dan kadar tanin tinta stempel.
Pembuatan tinta dilakukan melalui proses pencucian gambir, penyaringan, pembuatan cube
black, pelarutan dan formulasi. Pembuatan tinta stempel dilakukan dengan rancangan acak
lengkap non faktorial dengan variasi konsentrasi gliserin (0%, 15%, 20%, 25%, dan 30%) dan
konsentrasi ekstrak gambir (25%, 30%, 35%, 40%, dan 45%). Hasil penelitan menunjukkan
bahwa penambahan gliserin dapat meningkatkan beberapa sifat fisika terutama terhadap
homogenitas tinta. Perlakuan terbaik diperoleh pada penggunaan ekstrak gambir 35% dengan
pH 3,27, padatan total 41,33%, kadar tanin 2,58%, pengamatan visual terhadap kekuatan
pewarnan jelas dan rata, kekentalan sedang, tidak mengembang dan tidak lengket serta
homogen.

Kata Kunci: Ekstrak gambir, konsentrasi gambir, gliserin, tinta stempel

ABSTRACT

Gambier extract derived from leaves of Uncaria Gambier Roxb contain catechin and tannin
which belonged to polyphenolic compounds. Gambier extract when added with ferosulfat salt
will form a complex compound that can give a green color to black and can be used as a dye in
the stamp ink. This study aims was to see how far the effect of adding glycerin and concentration
of the Gambier extract solution against some physical properties and levels of tannin stamp ink.
The ink manufacturing was done through a washing process of gambier, filtering, cube black
manufacture, dissolution and formulation. The making of the stamp ink was done by a non
factorial completely randomized design with a variation of the concentration of glycerin (0%,
15%, 20%, 25%, dan 30%) and the concentration of the extract gambier (25%, 30%, 35%, 40%,
dan 45%). Results of the research showed that the addition of glycerin could increase some
physical properties, especially against the homogenity of the ink. The best treatment was
obtained on the use of gambier extracts 35% with pH 3.27, total solids 41.33%, tannin content
2.58%, visual observation of color strength was clear and flat, viscosity was medium, not expand
and not sticky, and homogeneous.

Keywords: Gambier extract, gambier concentration, glycerin, stamp ink

53
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: 53-59

PENDAHULUAN antara 500 -3.000 dan mempunyai gugus


hidroksi fenolik (Yerimadesi, 2001).
Gambir merupakan salah satu komoditi Pengembangan penggunaan pewarna
unggulan Propinsi Sumatera Barat, bahkan alami saat ini semakin meluas, diantaranya
juga termasuk produk unggulan Indonesia adalah sebagai tinta stempel. Penggunaan
dengan produksi tahun 2013 adalah 14.220 tinta stempel masih diperlukan pada
ton dan luas lahan 23.537 Ha. Gambir administrasi perkantoran.
diekspor ke India, Pakistan, Bangladesh, Tinta adalah cairan yang dapat diguna-
Singapore dan negara lainnya dalam bentuk kan untuk menulis, mencetak, menggambar
gambir mentah (Badan Pusat Statistik, atau keperluan lainnya dan sering juga
2014). disebut dengan dawat. Umumnya terbuat
Komposisi utama gambir adalah dari larutan atau suspensi dengan berbagai
senyawa tanin sebagai asam katechu tannat zat warna hitam, biru, merah dan lain-lain.
(20-55%) dan katekin (7-33%). Kedua Awalnya tinta ini terdiri dari bahan karbonat
senyawa ini merupakan senyawa yang yang telah dibakar atau campuran jelaga
digolongkan ke dalam golongan fenol alam dengan pigmen binatang atau minyak
dengan struktur flavonoid, sedangkan tumbuhan. Tinta tulis berbeda dengan tinta
senyawa lain dalam jumlah kecil yaitu cetak, karena untuk tinta cetak lebih banyak
pyrocatecol (20-30%) seperti quersetin dipakai diindustri grafis. Tinta cetak adalah
(2–4%), katechu merah (3-5%), gambir campuran dari bahan berwarna yang terlarut
berfluoresensi (1-3%) fixed oil (1–2%) dan dan berbentuk cairan atau pasta yang dapat
sedikit lilin (1-2%) (Muchtar, 2007, 2012; dicetak pada subtrat dan dikeringkan
Nazir, 2000; Noveri et al., 2012). (Muchtar, 2012).
Zat warna alam tumbuh-tumbuhan Berdasarkan Standar Nasional
pada dasarnya adalah tanin. Ada dua jenis Indonesia no.06-1567-1999 Tinta Cap atau
golongan tanin yang dapat dihidrolisa dan tinta stempel merupakan cairan berwarna
tanin yang tidak dapat dihidrolisa atau tanin khusus yang digunakan untuk pencapan
kondensasi. Tanin yang terdapat dalam pada kertas dengan menggunakan stempel
gambir adalah jenis tanin yang tidak dapat karet.
dihidrolisa dengan asam ataupun basa. Peneltian tinta stempel berbahan baku
Senyawa tanin memberikan rasa sepat dan gambir dengan menggunakan senyawa
menimbulkan warna kuning, kecoklatan dan pengomplek FeCl3 dan FeSO4 menghasilkan
bahkan sampai hitam sehingga dapat tinta bewarna biru sampai kehitaman
digunakan sebagai pewarna alam pada (Muchtar, 2007; 2012). Dalam penelitian
industri tekstil (Failisnur dan Sofyan, 2014). pembuatan tinta stempel tersebut perlu
Tanin gambir juga dapat digunakan sebagai ditingkatkan terutama terhadap tingkat
penyamak kulit (Ardinal et al., 2013). Zat homogenitasnya yang masih kurang. Untuk
warna yang terbentuk dari hasil melihat tingkat homogenitas tinta dilakukan
pembentukan senyawa komplek dapat dengan meneteskan tinta pada kaca akan
digunakan sebagai bahan baku dalam terlihat bintik-bintik pada kaca tersebut.
pembuatan tinta (Yerimadesi, 2001; Pada tinta yang homogennya baik tidak
Muchtar, 2012; Lucida, 2007). terdapat bintik-bintik kecil pada gelas atau
Semakin tinggi kandungan tanin maka kaca, sehingga untuk itu perlu ditambahkan
semakin tua warna yang dihasilkan. Tanin dengan zat pengemulsi atau wetting agent.
dalam suasana basa dapat memberikan Menurut Bonajaya (2010) beberapa zat
warna merah, sedangkan dalam suasana memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah
asam dapat memberikan warna kuning. untuk dibasahi. Oleh karena itu diperlukan
Apabila ditambahkan FeSO4 alkoholik jenuh suatu zat pembasah (wetting agent). Wetting
dan NaOH jenuh akan memberikan warna agent sebagai salah satu bahan tambahan
biru sampai hitam (Rahmi dan Burhan, yang berfungsi sebagai zat pendispersi
2000). Tanin merupakan senyawa kimia seperti propilen glikol, polietilen glikol dan
yang komplek yang terdiri dari beberapa gliserin.
senyawa polifenol yang tersebar luas pada Dalam penelitian ini digunakan gliserin
seluruh bagian tumbuhan terutama daun, sebagai wetting agent guna mendapatkan
buah dan kulit kayu dengan bobot molekul tinta yang lebih homogen. Gliserin adalah

54
Pengaruh Perbedaan Persentase .......(Silfia dkk)

senyawa gliserida yang paling sederhana, gambir dipanaskan pada suhu ±70ºC sambil
dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan diaduk sampai larutan mengental. Selama
higroskopik, merupakan cairan kental, pemanasan, suhu dijaga konstan dan
berasa manis, tidak beracun, tidak berbau, sedang, bila suhu terlalu tinggi maka akan
memiliki titik didih tinggi dan membeku terjadi pembuihan berlebihan.
dalam bentuk pasta. Bahan ini banyak Gambir yang telah dikentalkan
digunakan sebagai campuran membuat kemudian dituang dalam loyang, didinginkan
ramuan, bahan kosmetik, obat-obatan. semalam dan dipotong-potong. Kemudian
Senyawa ini juga digunakan dal am dikeringkan dalam suhu ruang sehingga
pengawetan buah-buahan, lotion dan dihasilkan cube black gambir.
sebagai pelumas (Prasetio et al., 2012; Cube black gambir dilarutkan dalam
Pagliaro et al., 2008). etanol teknis, diaduk dan didiamkan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka semalam dan disaring. Filtrat ditambahkan
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk dengan larutan ferro sulfat jenuh dalam
melihat sejauh mana pengaruh gliserin dan e t a no l . Se l a n j ut n y a d i ad u k de n ga n
konsentrasi larutan ekstrak gambir terhadap menggunakan magnetic stirer selama 3 jam,
beberapa sifat fisika dan kadar tanin tinta. tambahkan kristal violet dan gliserin sesuai
dengan variasi, pengadukan dilanjutkan
METODOLOGI PENELITIAN selama 2 jam sampai diperoleh larutan tinta
homogen.
Bahan yang digunakan adalah gambir
(Uncaria gambier roxb) diambil dari Analisis dan pengamatan
Kenagarian Siguntur Kabupaten Pesisir
Selatan, Propinsi Sumatera Barat dari petani Analisis gambir sebagai bahan baku
pengolah gambir dalam bentuk kering tinta dilakukan berdasarkan SNI 01-3391-
(gambir asalan). Bahan penolong yang 2000, yaitu kadar air, kadar abu, kadar
digunakan adalah kristal violet (kv), etanol katechin, kadar bahan tak larut dalam air dan
teknis, NaOH teknis, gliserin, etanol, fero alkohol. Pengamatan yang dilakukan
sulfat dan air suling. terhadap tinta stempel dengan parameter uji
Peralatan yang digunakan adalah pH, padatan total, dan kadar tanin,
magnetic stirrer, saringan, wadah plastik, sedangkan pengamatan secara visual
stempel, bantalan stempel dan peralatan adalah kekuatan pewarnaan, kelengketan,
pengujian. kekentalan dan homogenitas.

Rancangan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan penelitian adalah Analisis Bahan Baku Gambir


Rancangan Acak Lengkap non faktorial,
dengan perlakuan Penambahan gliserin (A) Hasil analisis bahan baku gambir yang
yaitu; 0%, 15%, 20%, 25% dan 30% serta diperoleh dari daerah Siguntur adalah
konsentrasi ekstrak gambir (B) yaitu; 25%, sebagai berikut : kadar air sebesar 9,1%,
30%, 35%, 40% dan 45%. kadar abu 4,3 %, kadar katechin 73%, kadar
bahan tak larut dalam alkohol sebesar 12%
Pembuatan tinta stempel dan kadar bahan tak larut dalam air adalah
5,14%. Gambir yang digunakan sebagai
Pembuatan tinta stempel didahului bahan baku dalam pembuatan tinta stempel
dengan pembuatan cube black gambir. ini memenuhi persyaratan standar mutu SNI
Gambir direndam dalam air panas dengan 01-3391 dengan kategori mutu 1.
perbandingan 1:1, lalu diaduk sampai
homogen kemudian disaring dengan pH Tinta Stempel
saringan halus untuk membuang kotoran-
kotoran yang terbawa sewaktu proses Derajat keasaman atau pH digunakan
pembuatan gambir. Kemudian larutan untuk menyatakan tingkat keasaman atau

55
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: 53-59

kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. tinta stempel menyebabkan meningkatnya
Penetapan pH tinta ditujukan untuk pH tinta. Begitu juga sebaliknya terjadi pada
mencegah terjadinya iritasi pada jari tangan peningkatan konsentrasi larutan ekstrak
jika pH tinta rendah dan juga dan tinta gambir akan menurunkan nilai pH tinta
digunakan untuk sidik jari. Hasil analisis pH stempel.
tinta stempel pada beberapa konsentrasi
gliserin dan konsentrasi larutan ekstrak Padatan Total Tinta Stempel
gambir adalah seperti pada Gambar 1.
Padatan total merupakan jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam larutan.
Persyaratan minimal padatan total
berdasarkan persyaratan standar SNI 06-
1567-1999 adalah 10,0%. Hasil analisis
padatan total tinta stempel dari gambir pada
beberapa persentase gliserin dan
konsentrasi larutan ekstrak gambir adalah
seperti pada Gambar 2. Analisis padatan
total tinta stempel dari gambir pada
beberapa beberapa konsentrasi gliserin,
berkisar antara 33,27%-38,66%. Padatan
Konsentrasi Konsentrasi ekstrak total tinta stempel perlakuan konsentrasi
gliserin (%) gambir (%)
gliserin 15% adalah paling tinggi yaitu
Gambar 1. pH tinta stempel dari gambir 38,66% dibandingkan dengan perlakuan
pada beberapa persentase lainnya.
gliserin dan konsentrasi larutan Hal ini disebabkan karena pada kondisi
ekstrak gambir asam senyawa katekin lebih reaktif
dibandingkan kondisi lain. Gugus fungsional
Hasil analisis pH tinta stempel dari hidroksil ( OH ) katekin gambir dapat
gambir pada beberapa konsentrasi gliserin membentuk ikatan kompleks dengan
berkisar antara 3,39-3,98, pH tinta stempel senyawa lain dalam formula tinta stempel,
perlakuan persentase gliser in 30%, sehingga padatan total perlakuan
memberikan pH paling tinggi dari semua penambahan gliserin 15% paling tinggi
perlakuan 3,98. Menurut Lucida et al., (2007) dibandingkan dengan perlakuan lainnya
yang menjelaskan bahwa katekin mudah (Zhu et al., 1997).
teroksidasi pada pH mendekati netral (pH
6,9). Sedangkan menurut Bonajaya, (2010)
bahwa gliserin mempunyai pH netral atau pH
7. Semakin banyak gliserin yang
ditambahkan berarti formula tinta stempel
mudah teroksidasi sehingga pH tinta
stempel semakin tinggi.
Analisis pH tinta stempel dilakukan
diberbagai perlakuan konsentrasi ekstrak
gambir berkisar antara 25%-45%,
didapatkan pH tinta stempel pada perlakuan
konsentrasi larutan ekstrak gambir 25%
paling tinggi yaitu 3,29, karena esktrak
Konsentrasi Konsentrasi ekstrak
gambir mengandung senyawa asam gliserin (%) gambir (%)
katechutannat sebagai komponen
terbesarnya (20-55%) (Kasim, 2012), yang Gambar 2. Padatan total stempel dari
bersifat asam dan memberikan pH yang gambir pada beberapa
rendah. Perbedaan persentase persentase gliserin dan
penambahan gliserin dapat memberikan konsentrasi larutan ekstrak
nilai pH yang berbeda dimana dengan gambir
meningkatnya penggunaan giserin pada

56
Pengaruh Perbedaan Persentase .......(Silfia dkk)

Hasil analisis padatan total tinta Kekuatan Pewarnaan


stempel dari perlakuan beberapa ekstrak
gambir seperti pada Gambar 2 padatan total Pengamatan secara visual terhadap
berkisar antara 37,63%-42,42%. Padatan kekuatan pewarnaan tinta stempel pada
total tinta stempel perlakuan konsentrasi perlakuan beberapa persentase gliserin dan
ekstrak gambir 45% (B5), adalah paling konsentrasi larutan ekstrak gambir adalah
tinggi yaitu 42,42%, karena pH paling seperti Tabel 1.
rendah. Semakin tinggi ekstrak gambir maka
kond isi f or mu la sem aki n asa m dan Tabel 1. Pengamatan kekuatan pewarnaan
kereaktifan gugus fungsional OH katekin secara visual tinta stempel pada
beberapa persentase gliserin dan
semakin meningkat. Hal ini akan meningkat-
konsentrasi larutan ekstrak gambir
kan kompleksitas dengan senyawa lain
dalam formula tinta stempel, sehingga Perlakuan (%)
Kekuatan
padatan total perlakuan penambahan Pewarnaan
ekstrak gambir 45% paling tinggi. 0 Kurang Jelas
Konsentrasi 15 Jelas
Gliserin 20 Jelas
Kadar Tanin dalam Tinta Stempel 25 Jelas
30 Kurang Jelas
Tanin merupakan senyawa polifenol 25 Kurang Jelas
Ekstrak 30 Jelas
dari tanaman gambir dengan rasa pahit Gambir 35 Jelas
(sepat) yang larut dalam air. Analisis kadar 40 Jelas
tanin ditujukan untuk melihat sejauhmana 45 Kurang Jelas
optimalisasi konsentrasi larutan ekstrak
gambir yang digunakan. Hasil analisis tanin Dari Tabel 1 terlihat bahwa penggunaan
tinta stempel dari gambir pada beberapa konsentrasi gliserin 15%-25% menghasilkan
konsentrasi larutan ekstrak gambir adalah kekuatan pewarnaan tinta stempel yang
seperti pada Tabel 3. jelas dan merata, dan perlakuan 35% dan
Hasil analisis kadar tanin tinta stempel 40% konsentrasi larutan ekstrak gambir
dari gambir pada beberapa konsentrasi kekuatan pewarnaan jelas dan rata, hal ini
ekstrak gambir, berkisar antara 1,86%- sesuai dengan sifat kimia tanin semakin
2,78%. Kadar tanin tinta stempel perlakuan besar konsentrasi senyawa organik yang
konsentrasi larutan ekstrak gambir 45%, ditambahkan semakin encer sehingga
paling tinggi yaitu 2,78%. Semakin tinggi kekuatan pewarnaan kurang jelas dan tidak
larutan ekstrak gambir yang ditambahkan merata.
akan memberikan kadar tanin yang semakin
besar. Kadar tanin yang terdeteksi dalam Kekentalan
tinta stempel merupakan tanin yang tidak
bereaksi membentuk senyawa komplek Pengamatan secara visual terhadap
dengan FeSO4 (Yerimadesi, 2001). kekentalan tinta stempel pada perlakuan
beberapa konsentrasi gliserin dan ekstrak
gambir adalah seperti Tabel 2.
Tabel 2. Pengamatan kekentalan tinta stempel
pada beberapa persentase gliserin dan
konsentrasi larutan ekstrak gambir
Perlakuan (%) Kekentalan
0 Encer
Konsen- 15 Agak Encer
trasi 20 Sedang
Gliserin 25 Sedang
30 Kental
25 Encer, Mengembang
Gambar 3. Kadar Tanin tinta stempel pada 30 Cukup Encer, Mengembang
Ekstrak 35 Cukup Kental,
beberapa konsentrasi larutan Gambir Tdk Mengembang
ekstrak gambir 40 Kental, Tdk Mengembang
45 Kental, Tdk Mengembang

57
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: 53-59

Dari Tabel 2 terlihat bahwa penggunaan Tabel 4. Pengamatan homogenitas tinta stempel
gliserin 15% menghasilkan tinta stempel pada beberapa konsentrasi gliserin dan
yang agak encer sedangkan pada larutan ekstrak gambir
konsentrasi 30% tinta stempel yang Perlakuan (%) Homogenitas
dihasilkan sudah mulai kental. Pada 0 Tidak Homogen
perlakuan konsentrasi larutan ekstrak Konsen- 15 Kurang Homogen
gambir diperoleh pada penggunaan ekstrak trasi 20 Homogen
Gliserin 25 Homogen
gambir 35% dan 40% dihasilkan tinta 30 Homogen
stempel dengan kekentalan yang cukup dan 25 Homogen
tidak mengembang bila dicetak pada kertas. Ekstrak 30 Homogen
Gambir 35 Homogen
Kelengketan 40 Kurang Homogen
45 Kurang Homogen
Pengamatan kelengketan dilakukan
dengan cara mencap tinta pada kertas Dari hasil pengamatan homogenitas
m e n g g u n a k a n s t e m p e l k a r e t . Ti n t a tinta diperoleh bahwa tinta yang ditambah
dinyatakan tidak melengket jika kertas tidak dengan gliserin dengan konsentrasi diatas
terbawa oleh karet stempel ketika ditarik. 15% memberikan hasil yang lebih homogen
Pengamatan secara visual terhadap jika dibandingkan dengan tanpa
kelengketan tinta stempel pada perlakuan penambahan gliserin. Untuk menentukan
beberapa konsentrasi gliserin dan larutan homogenitas tinta dilakukan pengujian
ekstrak gambir adalah seperti Tabel 3. Pada dengan melihat ada tidaknya butiran pada
penggunaan gliserin 15% sampai dengan kaca. Pada tinta yang kurang homogennya
25% dihasilkan tinta stempel yang tidak terdapat bintik-bintik kecil pada gelas atau
melengket bila dicetak pada kertas, namun kaca seperti halnya perlakuan penambahan
bila konsentrasi dinaikkan menjadi 30% gliserin pada konsentrasi kecil Ao dan A1,
maka hasil cetakan mulai agak melengket. serta penambahan konsentrasi larutan
Per lakuan konsentrasi gambir yang ekstrak yang tinggi.
menghasilkan tinta stempel yang tidak
melengket pada kertas adalah konsentrasi KESIMPULAN
larutan ekstrak gambir 25% dan 35%,
sedangkan perlakuan lainnya tinta agak Dari hasil penelitian dapat diambil
melengket pada kertas. Pada konsentrasi kesimpulan bahwa perbedaan persentase
gliserin dan konsentrasi ekstrak larutan penambahan gliserin dan konsentrasi
gambir tinggi menyebabkan kelengkatan larutan ekstrak gambir dapat mempengaruhi
tinta stempel meningkat. Hal ini disebabkan beberapa sifat fisika tinta terutama terhadap
semakin tingginya kekentalan tinta. homogenitas tinta. Tinta yang ditambah
dengan gliserin diatas 15% dan penggunaan
Tabel 3. Pengamatan kelengketan tinta stempel ekstrak gambir kurang dari 45% memberi-
pada beberapa konsentrasi gliserin dan kan hasil tinta stempel yang lebih homogen
larutan ekstrak gambir
dan tidak melengket. Semakin tinggi
Perlakuan (%) Kelengketan konsentrasi gliserin maka pH tinta juga
0 Tidak Melengket semakin semakin tinggi, sebaliknya
Konsen- 15 Tidak Melengket persentase padatan total menjadi turun.
trasi 20 Tidak Melengket
Gliserin 25 Tidak Melengket
Pada perlakuan konsentrasi larutan ekstrak
30 Agak Melengket gambir diperoleh kadar tanin berbanding
25 Tidak Melengket lurus dengan konsentrasi larutan ekstrak
Ekstrak 30 Tidak Melengket gambir dan berbanding terbalik dengan
Gambir 35 Tidak Melengket konsentrasi gliserin. Kekuatan pewarnaan
40 Agak Melengket yang terbaik adalah pada penambahan
45 Melengket
gliserin antara 15 - 25 dan penambahan
ekstrak larutan gambir antara 35 - 40.
Homogenitas tinta
Sedangkan untuk kekentalan, kelengketan
dan homogenitas adalah pada penggunaan
Pengamatan terhadap homogenitas
ekstrak gambir 35%.
dari tinta dapat dilihat pada Tabel 4.

58
Pengaruh Perbedaan Persentase .......(Silfia dkk)

DAFTAR PUSTAKA Noveri, R., Bakhtiar, A., Deddi, P. 2012.


Isolasi katekin dari gambir(Uncaria
Ardinal, Kasim, A., dan Mutiar, S. 2013. gambir Roxb) untuk sediaan farmasi
Karakter isti k penyamakan kuli t dan kosmetik, Jurnal penelitian
menggunakan gambir pada pH 4 dan farmasi Indonesia 1(1), September
8. J. Biopropal Industri, Vol.4 No.2, 2012, 6-10 ISSN 2302. 187X.
2013.
Pagliaro, Mario., Rossi, Michele. 2008. The
Badan Pusat Statistik. 2014. Sumatera Barat Future of Glycerol: New Uses of a
Dalam Angka. Badan Perencanaan Versatile Raw Material. RSC Green
dan Pembangunan Daerah Sumbar. Chemistry Book Series.
Padang.
Prasetio A.E, Widhi, A., Widayat, 2012.
Badan Standar Nasional Indonesia No.06- Potensi gliserol dalam pembuatan
1567-1999, Tinta Cap. turunan gliserol melalui proses
esterfikasi, Jurnal Ilmu Lingkungan
Badan Standar Nasinal Indonesia No. 01- Vol. 10 No 1 26-31 ISSN 1829-8907.
3391-2000, Gambir.
Rahmi dan Burhans. 2000. Pemanfaatan
Bonajaya, A. 2010, Zat pembasah, Jurnal gambir dan limbahnya sebagai
Farmasi, Fak. MIPA, ISTN , Jakarta. pembuatan tinta, Laporan Penelitian
Tekhnik Kimia, Universitas Bung
Failisnur dan Sofyan, 2014. Sifat tahan Hatta.
luntur dan intensitas warna kain sutera
dengan pewarna alam gambir Risfaheri dan Yanti, L. 1993. Pengaruh
(Uncaria gambir roxb) pada kondisi ketuaan dan penanganan daun
pencelupan dan jenis fiksator yang sebelum pengempaan terhadap
berbeda. Jurnal Litbang Industri Vol.4 rendemen dan mutu gambir. Bud Littro
No.1, 2014. VIII (I): 46-51.

Kasim, A. 2012. Proses produksi dan industri Santoso, B., Tampubolon, H.S., Wijaya, A.,
hilir gambir, Universitas Andalas Pabayun. R. 2014. Interaksi pH dan
Press. ekstrak gambir pada pembuatan
edible film antibakteri. Program studi
Lucida, H., Bakhtiar, A. dan Putri, W.A. THP Fak Pertanian Universitas
(2007). Formulasi sedian antiseptik Sriwijaya, J. Agritech, Vol 34 No.1 Feb
mulut dari katekin gambir. Jurnal Sain 2014.
Teknologi Farmasi 12(1): 1-7.
Yerimadesi. 2001. Pengaruh penambahan
Muchtar, H dan Silfia. 2007. Pemanfaatan Zn (II), Ni dan Cu ( II) terhadap
gambir sebagai bahan baku tinta pembentukan kompleks Fe-tanin.
stempel, Bulletin BIPD Vol XV no.1 hal Tesis Program Pasca Sarjana
1-12, Padang. Universitas Andalas. Padang.

Muchtar, H. 2012. Pengaruh jenis senyawa Zhu, Q.Y., Zhang, A., Tsang, D., Huang, Y.
pengomplek terhadap beberapa sifat dan Chen, Z.Y. 1997. Stability of green
fisika dan pH tinta gambir, Prosiding tea catechin. Journal of Agriculture
Seminar Nasional Resatek II-2012, and Food Chemistry 45: 4624-4638.
Univ Bung Hatta.

N a z i r N . 2 0 0 0 . G a m b i r, b u d i d a y a ,
pengolahan dan prospek
diversifikasinya. Padang. Yayasan
Hutanku.

59
60

Anda mungkin juga menyukai