MIKROBIOLOGI SAYURAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan
Dosen Pengampu : Agustina Senjayani, M.Si
Disusun oleh :
Kelompok 4 (4P3)
Alisa Sandrina Ramadhani (11190920000044)
Aldira Larasati (11190920000046)
Aini Fakhirah Khalda (11190920000062)
Robby Muhammad Zein (11190920000116)
4.2. Pembahasan
a) Sayuran berlubang karena telat digigit oleh ulat. Sayur yang berlubang akan lebih mudah
membusuk karena sudah terkontaminasi oleh bakteri atau kuman yang berasal dari tubuh
ulat yang memakannya.
b) Sayuran menjadi kering dan layu karena kehilangan kadar air akibat kelembabannya yang
berkurang selama diletakkan didalam kulkas. Selain membuat layu, kehilangan kadar air
juga menyebabkan warna sayur menguning.
c) Kubis memiliki masa simpan yang singkat dan cepat mengalami penurunan mutu. Bercak
coklat timbul akibat terlalu lama disimpan pada suhu ruangan (4 hari) dan terkena paparan
sinar matahari langsung.akibatnya, terjadi penurunan mutu kubis yang ditandai dengan
terjadinya penurunan bobot dan kesegaran.
d) Kerusakan yang terjadi pada pakcoy yang disimpan dalam kondisi suhu rendah terjadi
karena jaringan penyusunnya menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh proses metabolisme
yang tidak berjalan normal. Kerusakan terjadi akibat proses fisik dan biokimia dalam sel
yang mengalami gangguan fungsi sehingga mengakibatkan permukaan pakcoy luka dan
rentan mengalami pembusukkan. Alternaria spp. merupakan salah satu jenis patogen yang
tumbuh pada jaringan yang rusak dan akan menyerang jaringan yang sudah lemah pada
suhu rendah.
e) Suhu ruangan yang cukup tinggi membantu bakteri busuk lunak untuk dapat berkembang
di dalam kubis. Bagian yang terinfeksi bakteri busuk lunak akan berwarna coklat, melunak
dan mengeluarkan bau yang khas.
f) Suhu penyimpanan yang panas membuat penurunan pH semakin cepat selama
penyimpanan, sedangkan suhu penyimpanan yang dingin membuat penurunan pH semakin
lambat selama penyimpanan. Hal ini disebabkan temperatur tinggi meningkatkan laju
penurunan pH selama penyimpanan, begitupun sebaliknya. Penurunan pH selama
penyimpanan disebabkan karena aktivitas mikroba yang menggunakan zat-zat gizi untuk
kebutuhan energinya dan hasil sampingan zat-zat gizi ini diubah menjadi asam organik
sehingga menyebabkan penurunan pH. Penurunan pH selama penyimpanan disebabkan
oleh perubahan natrium benzoat menjadi asam benzoat dan juga aktivitas bakteri asam
laktat (Rahmi dkk, 2016).
g) Tinggi rendahnya kadar air juga memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada bahan
pangan, misalnya pada tomat, yang merupakan salah satu bahan pangan dengan kandungan
air yang cukup banyak. Semakin banyak air yang diserap, maka akan meningkatkan water
activity (Aw)-nya, dan bahan pangan jadi lebih mudah dirusak oleh mikroorganisme.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dijabarkan dari waktu yang sudah ditentukan
yaitu H1dan H4, dapat disimpulkan bahwa beragam kerusakan sayuran adanya akibat
sayuran tersebut sudah digigit oleh ulat sehingga sayuran berlubang dan mudah membusuk
karena sudah terkontaminasi oleh bakteri atau kuman yang berasal dari tubuh ulat yang
memakannya, dan ada pula faktor yang menyebabkan kerusakan pada sayuran akibat
kehilangan kadar air akibat kelembabannya yang berkurang selama diletakkan didalam
kulkas, serta suhu ruangan yang cukup tinggi membantu bakteri busuk lunak untuk dapat
berkembang di dalam sayuran. Bagian yang terinfeksi bakteri busuk lunak akan berwarna
coklat, melunak dan mengeluarkan bau yang khas.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran untuk mengurangi atau
mencegah terjadinya kerusakan mikrobiologis pada sayuran, diantaranya yaitu:
Hari ke-4
Hari ke-4
Aldira Larasati
Hari ke-1
Hari ke-4
Hari ke-4
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, Moch. Agus Krisno. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan ke Delapan
Belas Edisi IV. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Prosiding Jurnal Litbang
Pertanian. Hlm. 124 – 130.
Rahayu, W. P., C. C. Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
Rahmi, dkk. 2016. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Produk
Cabai Merah Giling. Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
Tambunan, Rolina Zahhara. 2014. Kontaminasi mikroba pada sayuran. Diakses pada 29 Maret
2021 melalui https://www.slideshare.net/rolinazahharatambunan/tugas-1-mikrobiologi-
keamanan-pangan.