“ROTI TALAS”
KELOMPOK 17
Disusun oleh : - Angel Apriliana
- Rista Rismawati Nurpratiwi
XII MIA 2
SMAN 1 RANCAEKEK
2019/2020
I. Tujuan
Untuk menerapkan konsep bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui cara pembuatan roti dengan bantuan ragi
Untuk mengetahui pengaruh ragi dalam pembuatan roti
II. Dasar Teori
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi diterapkan dalam banyak aspek kehidupan manusia, seperti
aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
Salah satu produk bioteknologi di bidang pangan adalah roti.
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang
difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia membuat roti diolah dengan
berbagai bahan lainnya seperti garam, minyak, mentega, telur ataupun bahan
lainnya seperti talas untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga
didapat tekstur dan rasa tertentu.
Dilihat dari cara pengolahan, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
roti yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao
adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang
digoreng. Sedangkan roti tawar, roti manis, pita bread, dan baguette adalah
roti yang dipanggang.
Tepung terigu sebagai bahan dasar roti mengandung dua macam protein
yang memegang peranan penting dalam pembuatan roti. Protein gluten yang
bersifat kedap udara berfungsi memberi kekuatan pada adonan untuk
menahan gas dari aktivitas ragi sehingga dapat meningkatkan volume adonan
pada pembuatan roti. Gluten juga berfungsi menentukan struktur produk roti
dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas
ragi. Sedangkan glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk
perenggangan terhadap gluten.
Selain itu, pembuatan roti juga memerlukan ragi roti. Ragi adalah
mikroorganisme hidup yang berkembang biak dengan cara memakan gula.
Ragi merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Umumnya jenis yeast
yang digunakan adalah ragi roti Saccharomyces cereviceae. Ragi ini mudah
ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi sederhana, laju pertumbuhan cepat,
sangat stabil dan aman digunakan.
Fungsi utama ragi adalah untuk mengembangkan adonan dalam pembuatan
roti. Ragi melakukan fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi alkohol
dan karbon dioksida atau asam amino organik. Proses fermentasi merupakan
proses respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen
sebagai penerima elektron akhir dalam pembentukan ATP. Fermentasi terjadi
pada kondisi miskin oksigen.
Proses fermentasi pada roti disebut juga fermentasi alkohol karena hasil akhir
yang dihasilkan berupa alkohol. Glukosa adalah substrat pada tahap awal
fermentasi yang kemudian dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2NADH,
dan 2 ATP. Akan tetapi, reaksi fermentasi tidak secara sempurna memecah
glukosa menjadi karbon dioksida dan air, sehingga ATP yang dihasilkan lebih
sedikit dari jumlah ATP oleh glikolisis. Selanjutnya molekul piruvat
difermentasi menjadi asetaldehid. NADH memberikan elektron dan hidrogen
kepada asetaldehid sehingga terbentuk produk akhir alkohol yaitu etanol.
Persamaan reaksi kimia fermentasi alkohol : C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2
ATP.
Ragi menghasilkan gas karbon dioksida selama fermentasi. Gas ini kemudian
terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa
mengembang. Karbon dioksida yang dihasilkan mematangkan dan
mengempukan gluten dalam adonan. Kondisi dari gluten akan memungkinkan
untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk cita
rasa akibat terjadinya proses fermentasi.
Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi seperti alkohol juga
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap
dalam proses pengembangan roti. Proses pengembangan adonan
merupakan suatu proses yang terjadi secara sinkron antara peningkatan
volume sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil
fermentasi dan protein larut, lemak, dan karbohidrat. Beberapa faktor yang
mempengaruhi daya produksi gas adalah konsentrasi ragi roti, gula, makanan
ragi dan susu. Kualitas roti secara umum ditentukan oleh variasi dalam
penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya.Kita akan menambahkan
talas sebagai variasi dalam penggunaan bakunya.
– Bagian luar roti keras – Bagian luar roti tampak sedikit keras namu
dan tampak seperti pia. tidak sekeras roti pada percobaan pertama.
– Bagian dalam roti sedikit – Bagian dalam roti padat namun tidak seker
keras dan kurang matang roti pertama.
Tekstur
Roti berwarna coklat gelap, Roti berwarna coklat muda di bagian yang
bagian bawah sedikit diolesi kuning telur, bagian bawah tidak
Warna gosong. gosong.
Setelah proses fermentasi pertama, tercium bau alkohol pada adonan roti ketika
diuleni lagi.
Pada percobaan kedua, pemanggangan dilakukan dua kali. Pada roti yang
dipanggang pertama tidak diberikan perlakuan fermentasi kedua dan langsung
dimasukkan ke oven setelah diberi isi dan dibentuk. Sedangkan roti yang
dipanggang kedua diberikan waktu fermentasi kedua selama kurang lebih 1
jam. Pengamatan menunjukkan roti yang dipanggang kedua berukuran lebih
besar.
Pada beberapa menit pertama dalam oven, roti mengembang cepat.
VI. Pembahasan
Ada banyak macam roti yang biasa kita konsumsi dalam kehidupan sehari-
hari. Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air yang
difermentasikan dengan ragi. Ragi adalah bahan yang sangat penting pada
pembuatan roti. Ragi membuat adonan roti mengembang dengan cara
melakukan proses fermentasi. Fermentasi terjadi pada lingkungan yang
miskin oksigen di mana oksigen yang dibutuhkan masuk ke dalam adonan
pada tahap pengulenan. Proses fermentasi ini mengubah glukosa dari tepung
menjadi karbon dioksida, etanol, dan energi.
Kedua, keberadaan isian coklat. Selain air, keberadaan isian coklat juga
mempengaruhi. Isian coklat seperti bubuk coklat atau meses coklat akan
menyerap air pada roti sehingga roti coklat lebih mudah kering.
Ketiga, waktu dan suhu pemanggangan yang kurang cocok. Waktu dan suhu
pemanggangan seharusnya disesuaikan dengan ukuran roti, banyaknya gula,
susu bubuk, dan lemak serta kepadatan adonan. Pada percobaan yang
dilakukan, suhu dan waktu yang dilakukan mungkin kurang cocok karena
kurangnya pengetahuan akan suhu dan waktu yang seharusnya digunakan
untuk adonan sesuai resep.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa roti
merupakan salah satu penerapan konsep bioteknologi di bidang pangan. Roti
dibuat dengan bantuan jamur ragi (yeast) yang melakukan fermentasi alkohol.
Fermentasi yang terjadi mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbon
dioksida. Karbon dioksida membuat roti mengembang sedangkan alkohol
memberikan rasa dan aroma pada roti.
VIII. Daftar Pustaka
1. https://www.academia.edu/5291140/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATA
N_ROTI_DENGAN_FERMENTASI
2. http://www.bakerymagazine.com/2012/02/15/ragi-bahan-utama-
pengembangan-adonan-roti/
3. http://adiparmanlaode.blogspot.co.id/2012/11/laporan-praktikum-biologi-
terapan_202.html
4. http://sains.me/1392/mengenal-ragi-bahan-pengembang-roti.html/
5. http://www.resepmakananmu.com/resep-roti-manis-keju-empuk-lembut-ala-
farah-quinn/
6. http://catatandapurdini.blogspot.co.id/2011/09/yang-perlu-anda-tahu-seputar-
roti.html?m=1
7. http://www.thekitchn.com/word-of-mouth-oven-spring-47327