Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEGEMASAN DAN PENYIMPANAN

KEMASAN PLASTIK

Oleh:
SYAHMINAN RIDHANI
E1F114204

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
Adanya kemasan dapat membantu mencegah/ mengurangi kerusakkan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik
seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).

Plastik banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, mulai


dari keperluan rumah tangga hingga industri. Sebagai kemasan pangan, plastik
digunakan mulai dari proses pengolahan pangan hingga pangan siap disantap
(Supriyadi, 1999).
Plastik merupakan salah satu jenis bahan kemas yang sering digunakan
selain bahan kemas lain seperti: kaleng, gelas, kertas, dan styrofoam. Plastik,
bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain
untuk mengemas langsung bahan makanan, sering kali digunakan sebagai pelapis
kertas. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-
satuan yang lebih kecil yang disebut monomer (Harper, 1975)
Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut,
sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Masing-
masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dan
bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak ),
lama kontak dan suhu makanan saat disimpan. Semakin tinggi suhu makanan
yang dimasukkan dalam plastik ini maka semakin cepat terjadinya
perpindahannya (Nyoman, 1995).
Jenis kemasan plastik yang termasuk untuk kemasan produk pangan
adalah sebagai berikut :

1. PET : singkatan dari Poly Ethylene Theraphalate, berfungsi untuk


mengemas produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap udara.
2. Nylon : merupakan gabungan dari PET dan OPP, berfungsi untuk
mengemas produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap udara
dan kelembaban.
3. OPP : singkatan dari Oriented Poly Propylene, berfungsi untuk mengemas
produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap kelembaban.
4. PVC : singkatan dari Poly Vinyl Citrid, mengeluarkan gas beracun bila
terkena panas, sehingga penggunaannya untuk poduk pangan hanya
diijinkan untuk kemasan luar saja.
5. PO : singkatan dari Poly Olyvin, fungsinya hanya untuk tampilan
keindahan pada kemasan.Warnanya yang bening dan sangat transparan,
menghasilkan efek kilap pada kemasan.
6. PE : singkatan dari Poly Ethylene, fungsinya dalam dunia kemasan
terkenal sebagai seal layer-lapisan perekat.
7. PP : singkatan dari Poly Propylene, fungsinya dalam dunia kemasan sering
dipakai untuk pelapis bahan kemasan lainnya, sebagai seal layer, maupun
sebagai kemasan yang berdiri sendiri.

Dari beberapa jenis plastik di atas yang relatif lebih aman digunakan untuk
makanan/bahan pangan adalah Polyethylene yang tampak bening dan
Polypropylene yang lebih lembut dan agak tebal (Coles et al, 2003).
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena
keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti
bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat
transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna,
dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis
pilihan bahan dasar plastik (Bierley et al, 1988)

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal berbagai
jenis kemasan plastik dan dapat mengetahui sifat-sifat plastik dan bahan resin
pembuat kemasan.
METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016 pada pukul
14.00 s/d selesai di Lab. Teknologi Pengolahan Hasil Pangan, Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah plastik polietilen, PVC, PET, PS,
kemasan botol, air mendidih, korek api, larutan asam, larutan basa, pelarut polar
dan non polar.

Prosedur Kerja
Uji Bakar Plastik

Digulung dan dibakar satu lembar contoh plastik pada salah satu ujungnya.
Dilakukan pengamatan terhadap kemudahan terbakarnya, kecepatan
rambat nyala api, warna nyala api, pembentukan asap, warna asap, dan bau
yang timbul

Hasil

Identifikasi Kemasan Botol

Diidentifikasi jenis kemasan (judul botol), bahan ynag dikemas, bahan


pembuat kemasan (bahan resin) dengan perincia simbol pada botol

Hasil

Pengujian Hot Filled

Dipanaskan air sampai mendidih, diisikan air memdidih tersebut pada


kemasan botol plastik yang diujicobakan. Diamati perubahan pada
kemasan tersebut, berubah bentuk atau tidak.

Hasil
Uji Ketahanan Asam Basa dan Pelarut

Dipotong beberapa jenis plastik yang berbeda, diujicobakan masing-


masing kemasan pada larutan asam, basa, pelarut polar dan non polar
dengan direndamkan selama 24 jam. Diamati dan dicatat perubahan apa
yang terjadi

Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
a. Tabel Uji Bakar Plastik

Kecepatan Warna
Nama Kemudahan Warna Pembentukkan
Rambat Nyala Bau
Produk Terbakar Asap Asap
Nyala Api Api
Seperti
Banyak asap
Styrofoam Mudah Cepat Merah Hitam Ban
dan pekat
Terbakar
Tidak terlalu
Tupperware Mudah Lambat Merah Putih Gosong banyak asap
yang terbentuk
Tidak terlalu
Plastik
Mudah Cepat Merah Putih Gosong banyak asap
Bawang
yang terbentuk
Tidak terlalu
Plastik
Mudah Cepat Merah Putih Gosong banyak asap
Kaku
yang terbentuk
Pipa Tidak Tidak ada Tidak
Hitam Menyengat Banyak Asap
Paralon Terbakar Api Ada

Tidak
Freshtea Lambat Merah Putih Menyengat Banyak Asap
Mudah

b. Tabel 2 Identifikasi Kemasan

Bahan Yang
No Nama Produk/ Merk Bahan Resin & Simbol
Dikemas

Botol Minum Air Mineral


1 Air Mineral
Indomaret

2 Fanta Air Berkarbonasi

3 Frestea Teh
4 Tupperware Air Minum

5 Styrofoam Makanan

6 Pipa Paralon air

Makanan,
7 Plastik Bawang
Minuman, dll

Makanan,
Plastik Kaku
8 Minuman, dll

c. Tabel 3 Pengujian Hot Filled

No. Nama Produk Perubahan Yang Terjadi

1 Frestea Terjadi penyusutuan akibat air panas

2 Styrofoam -

3 Plastik Bawang Terjadi elastisitas

Terjadi pengerutan dan bahan jadi


4 Plastik Kaku
keras

5 Botol Air Mineral Bahan menjadi lebih elastis


6 Botol Fanta Sangat cepat mengerut

7 Pipa Paralon Tidak mengalami perubahan apapun

8 Tupperware Menjadi lebih elastis

Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu kemasan plastik mahasiswa diharapkan dapat
mengenal berbagai jenis kemasan plastik dan dapat mengetahui sifat-sifat plastik
dan bahan resin pembuat kemasan. Dalam praktikum ini dilakukan pengamtan
terhadap berbagai jenis kemasan plastik yaitu uji bakar plastik, identifikasi
kemasan botol, pengujian hot filled, dan uji ketahanan asam basa dan pelarut polar
dan non polar.
Penggunaan bahan kemasan plastik untuk mengemas suatu produk
dikarenakan oleh keunggulannnya yang lebih murah dan mudah dibentuk.
Menurut Bierley et al (1988) penggunaan plastik sebagai pengemas pangan
terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga
mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah
pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam
aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat
berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik.

Hasil yang didapatkan pada prkatikum ini adalah; pada Styrofoam yang
berbahan resin Polistiren (PS) yang berarti bersifat sangat amorphous dan
tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh gas
kecuali uap air. Saat uji bakar, yang terjadi mudah terbakar dengan cepat dengan
api merah berasap hitam sangat pekat yang berbau seperti ban terbakar. Saat
pengujian hot filled, tidak terjadi apa-apa.

Pada Tupperware yang berbahan resin Polipropilen (PP) yang bersifat


lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP
(polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat
makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum. Pada
uji bakar plastik, yang terjadi mudah terbakar dengan cepat dengan api merah
berasap putih tipis berbau gosong. Pada pengujian hot fillet terjadi perubahan
kemasan menjadi lebih elastis daripada sebelumnya yang kaku.

Pada plastik bawang berbahan resin Polipropilen (PP) dan plastik kaku
berbahan resin High Density Polyethylen (HDPE) yang memiliki sifat bahan yang
lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Pada uji bakar
plastik, plastik bawang dan plastik kaku sama-sama mudah terbakar dengan api
merah berasap putih tipis berbau gosong. Pada pengujian hot fillet, plastik bawang
terjadi elastisitas sedangkan plastik kaku terjadi pengerutan dan mengeras dari
sebelumnya yang lebih kaku.

Pada pipa paralon yang berbahan resin Vinilidin Khlorida yaitu daya
serap airnya sangat rendah, kuat, jernih dengan permeabilitas terhadap gas
cukup rendah. Pada uji bakar plastik, yang terjadi hanya berubah menjadi hitam
gosong berbau menyengat meskipun banyak asap tetapi tidak terbakar. Pada uji
hot fillet tidak terjadi perubahan apapun pada pipa paralon tsb.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat
dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
2. Kemasan dapat membantu mencegah/ mengurangi kerusakkan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan
fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. Dan dari segi promosi
kemasan dapat berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
3. Masing-masing bahan resin plastik memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing tergantung pemakaian.
4. Polistiren (PS) yang berarti bersifat sangat amorphous dan tembus
cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh gas
kecuali uap air.
5. Polipropilen (PP) yang bersifat lebih kuat dan ringan dengan daya tembus
uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap.
6. High Density Polyethylen (HDPE) yang memiliki sifat bahan yang lebih
kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
7. Vinilidin Khlorida yaitu daya serap airnya sangat rendah, kuat, jernih
dengan permeabilitas terhadap gas cukup rendah
DAFTAR PUSTAKA

Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and
Aplications. Cations. Chapman and Hall Publishing, New York

Coles, Richard, McDowell, Derek, Kirwan, Mark J,. 2003. Food Packaging
Technology. Blackwell Publishing Ltd. London

Esti Rahayu1, Eny Widajati2*. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan
dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin. Jurnal Penelitian
Pertanian. Bul. Agron. (35) (3) 191 196 (2007)

Harper, 1975. Handbook of Plastik and Elastomer. Westing House Electric


Coporation, Inc. New York

Nyoman, Sucipta, 1995. Bahan Pengemas untuk Bahan Makanan. FTP. UGM.
Yogyakarta

Supriyadi. 1999. Dasar Pengemasan. FTP. UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai