Pendahuluan
Ban berbentuk lingkaran. Terbuat dari karet, diperkuat dengan cord dan dilingkari oleh bead wire yang
dipasang ke velg.Ban pneumatik melakukan fungsi utama sebagai berikut
a. Ban menopang berat kendaraan
b. Mentransmisikan kekuatan pada kendaraan ke tanah, misalnya membantu untuk mengubah torsi
mesin ke pergerakan kendaraan
c. Memberikan tumpangan yang lebih nyaman ke penumpang atau muatan di dalam kendaraan dengan.
Bertindak sebagai pegas tambahan dalam sistem suspensi. (ii) Deformasi elastis atau undulasi di
jalan.
d. Ini memungkinkan menikung di jalan pada kecepatan yang relatif tinngi daripada yang mungkin
terjadi dengan ban padat.
Bahan Baku
Bahan Baku Utama :
Karet Alam terdiri dari RSS (Ribbed Smoked Sheet), dan SIR (Standard Indonesian Rubber)
Bahan Baku Tambahan :
Bahan Baku Tambahan terdiri dari Sulfur, Carbon Black, MBTS, ZnO, Silika, Parafinic Oil
RSS (Ribbed Smoked Sheet):
Kualitas / Spesifikasi :
Sheet harus berada dalam keadaan kering, bersih, kuat. Dalam kondisi baik dan tidak mengandung cacat
kotoran dan pasir.
Parafinic
4 6
Formulasi Oil
Nama 5 ZnO 4
No Kompon
Bahan 6 MTBS 1
(phr)
1 RSS 70 7 Sulfur 2,7
2 SBR 30 8 Silika 2
Carbon Jumlah 162,7
3 47
Black
SIR (Standard Indonesian Rubber) 10 SBR (Styrene Butadiene Rubber)
Kualitas / Spesifikasi : Kualitas / Spesifikasi :
Kadar abu : max 0,75 Titik Lebur : 109°C
Kadar kotoran : max 0,1 Moisture : 2%
Kadar zat menguap : 0,8 PH : 7
ZnO
Kualitas / Spesifikasi :
Densitas : 5.606 g/cm³
Titik lebur : 1975°C
Titik Didih : 1975°C
1. Ban radial
Ban radial dengan konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling
lingkaran ban. Ban radial mempunyai carcass yang benangnya disusun arah radius lingkaran ban dari
bead sebelah kiri ke bead sebelah kanan (lurus).
2. Ban bias
Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-
zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.
1. Sifat Tampak
Ban-ban yang akan diuji harus terbebas dari cacat-cacat seperti udara terperangkap (blister), retak
(cracking), sambungan terbuka (open splice) dan benda asing (foreign material).
2. Dimensi
Ban mobil seri 30 :
Lebar total maksimum : 313 mm
Diameter total : 680 mm
3. Ketahanan Ban
Diameter total ban yang diukur 6 jam setelah pengujian selesai, harus tidak melebihi ± 3.5% dari
diameter total ban yang diukur sebelum pengujian.
4. Penunjuk Keausan Tapak
Setiap ban harus memiliki penunjuk keausan telapak dengan ketingggian.
1,6 mm ± 0,6 mm.
5. Ketidakdudukan bead (bead unseating) untuk ban tanpa ban dalam (tubeless)
Besarnya gaya untuk melepas bead dari pelek tidak boleh kurang dari 6.800 N jika lebar ban kurang
dari 160 mm.
6. Energi Penembusan
Setiap ban harus memiliki nilai breaking energy sebesar 113 J jika lebar ban kurang dari 160 mm.
Drum test adalah suatu mesin penguji berbentuk drum dengan diameter 1,707 meter dan memiliki
permukaan rata yang dibuat sebagai prototipe jalan raya (jalan tol) dengan temperatur ruang 38ºC ± 3ºC.
High Speed : pendeteksi ban menggunakan variasi kecepatan tinggi menggunakan alat high speed.
Endurance : pendeteksi kemampuan ban ketika mendapatkan beban, akan robek atau tidak.
2 6 120 90
3 24 100
Tahap
Waktu Kecepatan Beban
Pengujian
1 10 0 – Kecepatan awal
2 10 Kecepatan awal
80 % × beban 73 % × beban 68 % × beban
Kecepatan awal + maksimal maksimal maksimal
3 10
10
Kecepatan awal +
4 10
20
Kecepatan awal +
5 10
30
Kecepatan awal +
6 10
40
2. Endurance adalah pengujian terhadap beban dengan kondisi tes kecepatan tetap dan beban bertambah
naik.
Inner Tube
Inner tube atau ban dalam terbuat dari kompon karet dengan valve atau katup satu arah.
Fungsi utama Inner tube adalah untuk menampung dan menahan tekanan udara yang masuk kedalam ban
serta untuk membentuk dan mempertahankan bentuk ban luar agar tetap Stabil dalam menahan Beban.
Inner tube awalnya terbuat dari senyawa karet alam. Namun, beberapa karet sintetis lain sekarang
digunakan. Contohnya butil, yang memberikan tingkat impermeabilitas yang lebih tinggi dan ketahanan
terhadap degradasi panas juga lebih tinggi dibanding karet alam atau karet sintetis lainnya.
Bahan Baku
1. Natural Rubber
Natural Rubber atau karet alam adalah bahan dasar dalam pembuatan ban yang Terbuat dari Lateks dan
berfungsi sebagai elastrom Fungsi utama dari karet alam adalah memiliki kekuatan Mekanis yang tinggi, hal
tersebut sangat penting terhadap kualitas ban yang nantinya akan diproduksi.
2. Synthetic Rubber
Synthetic Rubber atau karet sintetis merupakan bahan olahan pengganti karet alam karena harganya yang
lebih murah dan jumlahnya produksinya juga lebih banyak jika dibandingkan dengan karet alam, tetapi karet
sintetis memiliki kekurangan pada sifat mekanis jika dibandingkan dengan karet alam. Karet sintetis yang
banyak digunakan adalah jenis Styrene Butadiene Rubber (SBR), Butyl Rubber (BR), dan Polyester butyl.
Fungsi utama dari karet sintesis sendiri adalah memiliki daya tahan terhadap berbagai zat kimia.
3. Carbon Black
Carbon Black adalah jenis Reinforcing Agent yang memiliki fungsi sebagai penguat, meningkatkan
ketahanan sobek, memiliki daya tahan terhadap abrasi dan cenderung stabil di berbagai kondisi selain
Carbon Black ,kaolin juga dapat digunakan tetapi memiliki kekurangan yaitu cenderung tidak stabil
reaksinya dibandingkan Carbon Black.
ZnO Zinc oksida pada produk karet sebagai aktivator organik dan akselerator dalam
proses vulkanisasi
Asam Stearat Asam stearat memiliki rumus kimia C18H36O2. Asam stearat berfungsi untuk
melunakkan produk karet
Vulkanox HS Sebagai anti oksidan pada produk. Dengan rumus kimia 2,2,4-trimethyl-1,2-
dihydroquinoline, polymerized (TMQ) .
Paraffin wax Parafin wax berguna untuk mencegah retak pada ban.
Vulkacit DM/C Akselerator yang digunakan untuk mencegah kecacatan produk karet. Dengan
rumus kimia di(benzothiazol-2-yl) disulfide (MBTS)
Vulkacit thiuram Akselerator yang digunakan pada produk polimer dengan rumus kimia
C C6H12N2S4
Percipitated PCC dengan rumus kimia CaCO3 berfungsi untuk meningkatkan sifat fisika pada
Calcium produk karet
Carbonate (PCC)
Sulfur Berfungsi untuk memberikan kekerasan pada produk karet.
Bahan phr Asam Stearat 1
1. Mixing
Proses mixing adalah proses pencampuran bahan-bahan raw material (karet alam, karet sintetis,
carbon black, filler serta chemical menjadi satu dengan alat banbury. Hasil dari proses mixing adalah
compound yang masih empuk berbentuk lembaran (sheet gum).
2. Straining
Pada proses straining yaitu dilakukan penggilingan pada compound sampai halus menggunakan
mesin strainer, yang kemudian dilanjutkan ke proses extruding
3. Extruding
Pada proses extruding, compound diproses di mesin extruder, output yang dihasilkan dari mesin ini
berbentuk seperti selang panjang. Setelah dari mesin extruding dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu
proses pendinginan melalui air yang sudah disiapkan di line produksi. Kemudian proses selanjutnya
pemberian talc yang bertujuan agar permukaan tube tidak lengket, setelah itu dilakukan proses
pemotongan tube.
4. Valve Setting
Proses selanjutnya adalah valve setting, ada dua jenis proses penempelan valve yaitu secara manual dan
otomatis. Penempelan valve secara manual dilakukan pada tube yang berbahan dasar dari karet alam,
sedangkan penempelan secara auto dilakukan pada tube yang berbahan dasar butyl. Proses ini dilakukan
pada mesin valve setting.
5. Splicing
Splicing adalah proses penyambungan tube di mesin splicer, tube yang masih terpisah di jepitkan
dimesin yang kemudian diberikan tekanan dan energi panas, sehingga tube akan tersambung, lalu
dilakukan pengecekan dengan sedikit memberikan udara. Hasil akhir dari proses splicing adalah green
tube.
6. Curing
Curing adalah proses terakhir pada pembuatan tube, dimana green tube akan dilakukan pematangan didalam
suatu mesin bernama curing tube. Para proses ini dilakukan dengan memanaskan pada temperatur tertentu
hingga Hasil akhir dari proses curing adalah sebuah tube (ban dalam) setelah tube jadi akan dilakukan
finishing.
Kelas A : Kelas B:
Belt Conveyor
Belt conveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan bahan dalam proses industri dari
suatu bagian ke bagian lainnya. Belt conveyor biasanya memiliki lebar 300-1600 mm dan panjang hingga
400 m.
Belt conveyor digunakan sebagai sarana transportasi material untuk meningkatkan produktivitas,
menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan optimasi dalam meningkatkan efisiensi kerja.
Metode Pengujian
Pengukuran : ketebalan lebar belt, dan ketebalan face dan back cover.
Kekuatan dan perpanjangan belt dalam warp way dan weft way.
Kekuatan tarik dan perpanjangan karet cover.
Pengujian abrasi
Uji tahan api dan listrik
Hose
Pengertian Hose atau Selang
Hose adalah komponen yang berfungsi sebagai penghantar cairan atau penghantar zat-zat lainnya. Hose atau
selang dapat terbuat dari beberapa jenis bahan seperti metal, non metal, dan semi metal, namun saat ini hose
umumnya terbuat dari bahan karet.
Hidraulik hose
Komponen sistem hidraulik yang digunakan pada unit alat berat yang berfungsi sebagai penghantar oli
hidraulik sesuai dengan tekanan tertentu.
Industrial hose
Komponen yang digunakan pada unit alat industri yang berfungsi sebagai penghantar zat-zat atau cairan
tertentu.
Automotif Hose
Komponen yang digunakan pada kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai penghantar zat-zat atau cairan
tertentu.
Konstruksi Hose
Pipa merupakan elemen karet terdalam dari selang. Bagian ini merupakan bagian yang bersentuhan secara
langsung dengan zat-zat atau cairan tertentu. pipa harus tahan dengan bahan yang dimaksudkan untuk
dialirkan. Karakterisasi dari senyawa karet dimana pipa tersebut terbuat dan ketebalan pipa berdasarkan
pada rancangan lokasi penggunaan.
Penguat dapat berupa tekstil, plastik dan logam, dibangun kedalam badan dari selang untuk menahan
tekanan dalam, tekanan luar maupun kombinasi dari keduanya. tipe dan jumlah dari penguat berdasarkan
metode manufaktur dan keperluan pada penggunaan
Penutup merupakan elemen terluar dari selang. Fungsi utama dari penutup adalah untuk melindungi penguat
dari kerusakan dan lingkungan dimana selang akan digunakan. Penutup didesain untuk tahan minyak, asam,
cahaya matahari dan ozon.
Resep Kompon
Komposisi Acid Reistant Sandblast
Natural Rubber (RSS atau S 100 100
MR-5)
Asam Stearat 2 2
Zinc Oksida 5 10
Age Rite Powder 1 -
Age Rite Resin D - 1
Dixie Clay 20 -
Blanc Fixe - 5
Methyl Tuads 0.25 -
Altax - 0.5
Methyl Zimate - 0.1
Sulfur 2 2.5
TOTAL 130.25 121.1
Keuntungan dan Kerugian Hose dibanding dengan Pipa dan Pipa Baja
Keuntungan Kerugian
1. Mudah diperoleh 1. Peralatannya lebih mahal
2. Tahan goncangan dan getaran
3. Pengoperasiannya baik pada cuaca dingin
Pengujian Hose
Semua pengujian selang harus dilakukan sesuai dengan Metode ASTM No. D-380. Jenis pengujian saelang
yaitu pengujian tekanan hidrostatik yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan secara visual
2. Pemeriksaan Dimensi
3. Pengujian sifat fisik dari komponen karet
4. Proof Test (Uji Ketahanan), yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ketahanan selang terhadap
bahan sesuai dengan pengaplikasiannya.
5. Burst PressureTest (Tes Tekanan Ledakan), yaitu tes destruktif yang dilakukan pada rakitan selang yang
secara bertahap ditekan hingga batas tekanan ledakan atau indikasi kegagalan.
6. Leakage Test(Tes Kebocoran), yaitu untuk mengidentifikasi titik-titik lemah serta untuk meningkatkan
desain produk. Tes dilakukan dengan menggunakan tekanan tinggi untuk memeriksa apakah ada penurunan
tekanan yang disebabkan oleh celah atau lubang yang tidak diinginkan.
7. Impulse Test, Dalam pengujian ini selang ditekuk pada radius minimum yang disarankan
Penyimpanan Hose
5- 7 tahun umur penyimpanan hose dengan penyimpanan yang tepat
Selang karet dalam penyimpanan dapat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ozon, matahari, minyak,
pelarut, cairan korosif dan uap. Metode yang tepat untuk menyimpan selang sangat bergantung pada
ukurannya (diameter dan panjang), kapasitas yang disimpan, dan caranya dikemas. Selang tidak
seharusnya ditumpuk atau disusun hingga batas tertentu dimana berat dari tumpukan membentuk
distorsi pada selang yang berada paling bawah.
Apabila memungkinkan selang karet harus disimpan dalam kontainer pengiriman aslinya.
Jangan menumpuk benda berat di atas selang
Selang karet harus disimpan pada dasar first in first out
Disimpan di tempat yang sejuk dan kering pada suhu maksimal 38 ⁰C
Dilakukan pemanasan sebelum digunakan mungkin diperlukan jika disimpan di bawah titik beku
Hindari paparan sinar matahari secara langsung, hujan, pemanas atau berdekatan dengan peralatan
listrik
Periksa secara visual dan lakukan uji tarik selang dari penyimpanan yang diperpanjang
Perawatan Hose
Tergantung pada kondisi layanan
Mengurangi kondisi yang parah dengan cara:
- Penggunaan terus-menerus pada tekanan maksimum
- Penggunaan terus-menerus pada suhu operasi maksimum yang disarankan
- Penggunaan terus-menerus pada radius minimum
- Kompatibilitas cairan yang salah
- Diameter selang yang terlalu kecil dan panjang selang yang salah
- Kegagalan untuk pemasangan yang tepat dan pemeliharaan
Periksa rakitan selang secara teratur apakah ada kerusakan
V-BELT adalah sabuk atau Belt yang terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapezium
,pemindah tenaga atau gerak antar dua poros.
Fan belt atau tali kipas adalah sebuah komponen berupa sabuk dari bahan karet tahan panas dan
dilapisi dengan bahan kampas pada bagian sisi-sisinya
Fungsi utama dari fan belt adalah meneruskan tenaga mesin untuk menggerakan roda belakang
melalui gesekan antara pulley dan belt.
a. Raw edge plain (REP), REP memiliki satu atau lebih lapisan serat diatas dan bisa memiliki atau tidak
memiliki serat pada bagian bawah
b. Raw edge laminated (REL), REL sama dengan REP namun memiliki lebih dari satu lapisan serat
pada bagian bawah
c. Raw edge cogged (ROC), REC memilikilekukan atau gigi dibagian bawah, selebihnya sama dengan
REPatau REL.
Alur Proses;
Penerimaan Quality
Vulkanisasi
bahan baku compound
Incoming
Pencampuran Pengujian
inspection
Penyimpanan Penimbangan
Pengepakan
bahan baku bahan baku
Kekurangan
Tidak dapat digunakan jarak poros yang panjang
Kontruksi puli lebih kompleks dibanding puli flat belt
Biaya penggantian yang dibutuhkan cukup besar
Standar
Standar nasional yang mengatur sabuk-v di Indonesia diantaranya adalah SNI dimensi untuk kendaran
bermotor, yang meliputi cara uji sabuk-v untuk automotif secara umum ; SNI 06-1546-1989 sabuk-v untuk
industry yang meliputi syarat mutu dan cara uji sabuk-v ;dan SNI 06-1404-1989 uji kelelahan sabuk-v untuk
kendaraan bermotor , yang meliputi uji kelehan pada sabuk-v yang digunakan untuk menjalankan peralatan
lain pada motor bakar untuk kendaraan bermotor (BSN,1989a; BSN,1989b; BSN,1989c).
PRODUK LATEKS
Lateks Karet
lateks adalah getah kental yang dihasilkan
dari pohon karet dan membeku ketika
terkena udara bebas.
Lateks merupakan suatu system koloid
dimana terdapat partikel karet yang dilapisi
oleh protein dan fosfolipid terdispersi
didalam serum.
Lateks terdiri dari 25-45% hidrokarbon
karet, selebihnya bahan-bahannya bukan
karet.
Dapat dibentuk dan dikerjakan dengan mudah dan dengan demikian menemukan aplikasi tertentu
dimana karet kering atau larutan karet tidak dapat digunakan
Tidak membutuhkan mesin yang berat dan biaya yang mahal
pengunaan tenaga sedikit
Proses lateks tertentu dapat diperbaiki untuk operasi berkelanjutan
Sifat fisik artieles lateks baik
Lateks lebih aman dan sebagai solusi dari karet
Kerugian:
Penyesuaian Pemrosesan batch lateks membutuhkan control yang ketat karena variabilitas dalam
properti lateks
Proses lateks cocok membuat barang-barang karet yang berat atau sifatnya besar
Pengisi tidak memasukan kembali lateks karena sebagai pengencer dan mengurangi sifat produk
Dengan isi yang sebanding Lateks lebih mahal daripada karet kering