Menurut Abednego (1979) kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-
bahan kimia yang belum divulkanisasi. Karet yang digunakan untuk kompon terdiri dari dua jenis,
yaitu karet alam dan karet sintetis.
Dari pengertian kompon, diketahui bahwa dalam proses pembuatannya digunakan bahan-
bahan kimia yang ditambahkan pada bahan baku karet untuk memperoleh sifat fisik dan kimiawi dari
kompon karet yang lebih baik. Bahan kimia kompon dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan
kimia utama dan bahan kimia pembantu proses.
Bahan kimia utama adalah bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat fisis
karet, sehingga produk karet yang dihasilkan akan memiliki sifat fisis dan kimiawi yang lebih stabil.
Bahan kimia utama terdiri dari accelerator, filler, bahan pemvulkanisasi, dan antioksidant.
Sedangkan bahan kimia pembantu proses adalah bahan kimia yang digunakan dengan
tujuan untuk meningkatkan performansi/tampilan dari produk karet. Bahan-bahan ini ditambahkan
pada kompon karet sesuai dengan kebutuhan atau tujuan. Processing aids terdiri dari anti
degradant, color and colors, inhibitor (penghambat), softener (pelunak), deodor (pewangi), blowing
agent (bahan peniup atau penghembus), bahan pembantu lain seperti homogenizer, peptizer,
senyawa pendispersi, tackifier, dll.
Bahan kimia utama adalah bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat fisis
karet, sehingga produk karet yang dihasilkan akan memiliki sifat fisis dan kimiawi yang lebih stabil.
Bahan kimia utama terdiri dari accelerator, filler, bahan pemvulkanisasi, dan antioksidan.
2.2.1 Akselerator
Pencepat (umumnya berupa senyawa organik) adalah bahan yang digunakan untuk
mempercepat reaksi vulkanisasi kompon oleh belerang dan memungkinkan vulkanisasi berlangsung
dalam waktu yang lebih singkat atau pada suhu yang lebih rendah. Bahan pencepat yang digunakan
dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih bahan pencepat (Alfa, 2003).
• Reinforcing filler: filler yang selain berfungsi sebagai pengisi juga akan berpengaruh terhadap
sifat-sifat fisis karet dan akan menambah kakuatan tarik, daya tahan terhadap gesekan, dll. Contoh:
carbon black, ZnO, dan Magnesium karbonat
• Inert filler: filler yang hanya berfungsi sebagai penambah volume saja. Contoh: CaCO3,
kaolin, dan BaSO4.
2.2.3 Pemvulkanisasi
Bahan pemvulkaniasi adalah sejenis bahan kimia karet yang dapat bereaksi dengan gugus aktif
molekul karet pada proses vulkanisasi, membentuk ikatan silang antar molekul karet, sehingga
terbentuk jaringan tiga dimensi. Bahan ini dapat berupa sulfur, sulfur donor, atau oksida logam.
Sulfur merupakan bahan kimia pertama yang digunakan sebagai bahan pemvulkanisasi (Alfa, 2003).
Bahan antioksidan berfungsi untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen yang
terdapat diudara. Bahan kimia ini juga tahan terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan
besi, selain itu juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak- retak dan lentur.
Bahan kimia pembantu proses adalah bahan kimia yang digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan performansi atau tampilan dari produk karet. Bahan-bahan ini ditambahkan pada
kompon karet sesuai dengan kebutuhan atau tujuan. Processing aids terdiri dari peptizer, aktivator,
pengelantang, plasticizer, dan sebagainya.
2.3.1 Peptizer
Peptizer digunakan dalam proses mastikasi. Hal ini bertujuan agar karet dapat dilunakkan dan
memudahkan dalam proses mastikasi. Sebelum itu elastomer harus mempunyai viskositas yg sesuai
untuk dapat menerima ingredient dengan mudah dan mendispersikannya secara merata.
Pengurangan viskositas sedikit saja (viscosity reduction) dapat diperoleh dgn menambahkan bahan
bantu proses seperti: Zn-soap, Ca-soap, tetapi pengurangan viskositas yg besar akan memerlukan
mastikasi yang akan dipercepat dengan bantuan peptizer (Honggokusumo, 2015).
Pentakhlorotiofenol (PCTP) dan ZnPCTP digunakan untuk melunakkan karet sintetik seperti SBR dan
NBR dan karet alam pada proses mastikasi temp 80-180°C.
2.3.2 Aktivator
Bahan penggiat adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi, untuk
menggiatkan proses vulkanisasi. Dalam sistem vulkanisasi dengan bahan pencepat, bahan ini
berfungsi sebagai pengaktif kerja bahan pencepat karena pada umumnya bahan pencepat organik
tidak dapat berfungsi secara efisien tanpa adanya bahan pengaktif. Bahan pengaktif terbagi menjadi
dua golongan, yaitu anorganik berupa oksida logam (ZnO, PbO, dan Mg) dan organik berupa asam
lemak rantai panjang (stearat dan oleat). Bahan pengaktif yang paling umum digunakan adalah seng
oksida (ZnO) dan asam stearat (Alfa, 2003).
Biasa digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari karet, biasanya warna
lateks agak kekuningan sampai kuning. Bahkan, beberapa klon karet tertentu seperti Ciranji 1
lateksnya berwarna terlalu kuning, dan bahkan pengelantang seperti RPA-3 dapat menguranginya
hingga sesuai dengan yang diinginkan pasar.
2.3.4 Plasticizer