Disusun oleh :
Kelompok 2
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas pada mata
kuliah Teknologi Karet dengan judul “Bahan Aditif Karet”.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Dr.Bahruddin. MT selaku dosen
mata kuliah Teknologi Karet yang telah membimbing dan memberikan kuliah
kepada kami dengan sangat sabar dan baik.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat agar dapat memenuhi
tugas mata kuliah Teknologi Karet.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFRAT TABEL
Tabel 2.1 Ukuran dan Struktur Carbon Black serta Pengaruh Ukuran dan
Stuktur Terhadap Sifat Kompon ...................................................... 13
Tabel 2.2 Pengaruh Ukuran Struktur Terhadap Sifat Kompon ....................... 13
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB II
BAHAN ADITIF KARET
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan karet
paling luas didunia. Sebagian karet alam tersebut di ekspor dalam bentuk bahan
baku karena industri barang-barang dari karet dalam negeri belum berkembang
dengan baik. Peningkatan konsumsi karet alam di dalam negeri dapat dipacu
melalui pengembangan industri barang jadi lateks (BJL), mengingat komponen
karet di dalam barang jadi lateks sangat dominan. Hingga saat ini secara global
industri barang jadi lateks baru mengkonsumsi sekitar 8% dari produksi karet alam
dunia, sedangkan secara domestik industri barang jadi lateks saat ini menyerap
sekitar 17% dari konsumsi karet alam dalam negeri (Akademi Teknologi Kulit
Yogyakarta, 2008)
Secara umum zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada karet selama
proses produksi untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam proses
pembuatan kompon karet berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
karet semakin bagus dan tetap terjaga. Penambahan zat aditif ini juga untuk
mempertahankan kualitas karet yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan. Pembuatan kompon karet adalah suatu ilmu yang kompleks dan
multidisiplin dalam cara memilih dan mencampuran kombinasi dari elastomer yang
tepat dan bahan lainnya untuk memenuhi kinerja, proses manufaktur, lingkungan,
dan biaya yang dibutuhkan agar barang jadi karet dapat dibuat dan diperdagangkan.
Kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia yang
belum divulkanisasi. Proses pembuatan kompon adalah pencampuran antara karet
mentah dengan bahan kimia karet (bahan aditif) (Abednego, 1979)
Karet mentah dapat berupa karet alam maupun karet sintetis yang
mempunyai sifat berbeda - beda satu dengan yang lainnya. Bahan kimia yang
digunakan untuk meningkatkan sifat fisis karet dalam pembuatan kompon adalah
bahan filler ( bahan pengisi ), Anti oksidan, bahan activator dan bahan kimia
lainnya. Dalam penelitian ini dibutuhkan variasi komposisi kompon yang di gesek
1
kan dengan lintasan semen untuk memperoleh hasil yang diingikan
(Abednego,1979).
2
2.2 Tanaman Karet
Karet merupakan suatu polimer isoprene dan juga merupakan hidrokarbon
dengan rumus umum monomer (C5H8)n. Zat ini umumnya berasal dari getah
berbagai tumbuh-tumbuhan di daerah panas, terutama dari pohon karet. Getah ini
diperoleh setelah dilakukan pengerjaan pada pohon karet yaitu, pohon karet yang
telah cukup umur di deres batangnya, sehingga getahnya keluar, getah yang keluar
inilah sering disebut dengan lateks (karet alam). Kemudian diolah menjadi
berbagai macam produk karet.Tanaman karet (Hevea Brasiliensis) merupakan
tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat
disadap getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman
karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan
(kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri
karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat
digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat rumah, furniture dan
lain-lain (Purwanta dkk., 2008).
Karet merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, khususnya
Brasil. Sebelum dipopulerkan sebagai tanaman budidaya yang dikebunkan secara
besar-besaran, penduduk asli Amerika Selatan, Afrika, dan Asia sebenarnya telah
memanfaatkan beberapa jenis tanaman penghasil getah. Karet masuk ke Indonesia
pada tahun 1864, mula-mula karet ditanam di kebun Raya Bogor sebagai tanaman
koleksi. Dari tanaman koleksi karet selanjutnya dikembangkan ke beberapa daerah
sebagai tanaman perkebunan komersial (Setiawan dan Andoko, 2005).
Prospek industri karet masih terbuka luas sejalan dengan bergesernya
konsumsi karet dunia dari Eropa dan Amerika ke Asia. Untuk itu, industri karet
harus mampu berproduksi maksimal apalagi pasokan karet domestik semakin besar
pascapembatasan ekspor. Indonesia memiliki areal karet paling luas di dunia, yaitu
3,4 juta ha dengan produksi karet per tahun 2,7 juta ton. Meski begitu,
produktivitasnya hanya 1,0 ton/ha, lebih rendah daripada Malaysia (1,3 ton/ha) dan
Thailand (1,9 ton/ha). Produksi karet di Indonesia, Thailand, dan Malaysia
berkontribusi 85% dari total produksi dunia. Namun, Indonesia memiliki
kesempatan paling besar untuk memimpin industri karet dunia. Harga karet dunia
saat ini masih mengalami tekanan akibat turunnya permintaan. Oleh karena itu, tiga
3
negara utama produsen karet alam bersepakat menahan penurunan harga dengan
mengurangi ekspor sejak Agustus lalu. Artinya pasokan karet di dalam negeri akan
semakin melimpah (Kemenperin, 2012).
Tanaman karet termasuk dalam famili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain
rambung, getah, gota, kejai ataupun havea.
Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut:
Devisio : Spermatophyta
Subdevisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Havea
Spesies : Havea brasiliensis
4
Bahan baku untuk pembuatan kompon umumnya dipilih dalam urutan sebagai
berikut:
5
Gambar 2.1 Sunproof dan Wingstay. L
Asam Karbol, lebih sering disebut fenol, adalah senyawa karbon, hidrogen dan
oksigen dengan rumus kimia C6H5OH. Enam atom karbon disusun dalam bentuk
cincin, dengan gugus hidroksil (OH) terikat satu atom karbon dan atom hidrogen
terikat pada masing-masing lima lainnya. Struktur cincin ini dikenal sebagai cincin
benzena – dinamai senyawa benzena, yang memiliki struktur yang sama, tetapi
dengan atom hidrogen terikat pada semua enam atom karbon. Fenol murni adalah
kristal berwarna solid yang meleleh pada 107,6 ° F (42 ° C) dan sedikit larut dalam
air.
6
Sifat- sifat dari fenol yaitu fenol yang murni berupa hablur yang tidak
berwarna, sedikit larut dalam air, sedangkan larutannya dalam air bersifat sebagai
asam lemah, karena mengalami oksidasi,Senyawa fenol ini seperti halnya alkohol,
dapat dijadikan senyawa eter maupun ester,dalam senyawa fenol terdapat gugus-
OH yang terikat pada atom C yang berikatan rangkap,atom H dari inti benzene
dalam fenol lebih mudah diganti (disubtitusi) dengan atom atau gugus lain, dari
pada atom H dalam inti benzene saja.Penggunaan fenol yaitu digunakan sebagai
dis-infektan (antiseptik),untuk pembuatan asam pikrat, asam salisilat,sebagai
pewarna dan resin sitesis,dan digunakan untuk pembuatan obat-obatan (bagian dari
produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan turunan fenol berfungsi dalam
pembuatan kompon karet sebagai bahan antioksidan untuk memperlambat
pengerusakan pada produk barang jadi karet.
2. Waxes
Waxes berfungsi untuk mencegah proses aging yang disebabkan oleh sinar
matahari dan ozon.
b. Antiozonan
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh
oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan
terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu
melindungi terhadap suhu tinggi, retak- retak, dan lentur. Antiozonants mencegah
retaknya dinding samping akibat cahaya matahari dan ozon, bahan tekstil,
memperkuat kerangka pada ban (Nijasure, 1997)
Bahan yang digunakan atau sebagai antiozonan pada karet alam atau
merk dagang dari antiozonan sendiri adalah :
1. Vulkanox HS/LG
2. Flectol TMQ,
3. Naugard Q,
4. Paraffine Wax.
Fungsi bahan ini adalah sebagai bahan pelindung karet dari kerusakan
akibat pengaruh oksidasi dan ozon. Adapun komponen dalam antiozon yang paling
banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina. Jenis wax atau lilin bisa juga
7
membantu melindungi karet dalam kondisi statis terhadap ozon. Karet yang dinamis
tidak dapat dilindungi dengan paraffin wax karena ikatannya dengan permukaan
karet tidak kuat. Untuk karet yg dinamis sepeti ban, perlu dilindungi dengan
microcrystalline wax.
8
Populer untuk barang yg akan mengalami ‘heavy dynamic stresses’ seperti ban,
conveyor belts dll. Contoh:
1) N-Cyclohexyl-2-benzothiazylsulfenamide (CBS)
2) Benzothiazyl-2-sulfen morpholide (MBS)
3) Benzothiazyl-2-dicyclohexyl sulfenamide (DCBS)
d. Bahan pemvulkanisasi
Meskipun dalam beberapa hal, kadar bahan yang terlibat langsung dalam
proses vulkanisasi / vulkanisir tidak lebih dari 0.5-5% berat keseluruhan
pencampuran, vulkanisasi menjadi kunci keseluruhan teknologi karet. Dan proses
vulkanisasi memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan sifat fisik
dan sifat kimia yang diinginkan. Dalam proses vulkanisasi ini sifat karet yang pada
awalnya plastis berubah menjadi elastis, mantap dan kuat dengan cara
menambahkan sejumlah aditif (bahan tambahan) dalam vulkanisasi elastomer.
9
belerang antara lain sistem donor belerang, sistem konvensional, semi efisien, dan
sistem efisien. Sistem vulkanisasi tanpa belerang adalah dengan uretan, peroksida,
amina, resin khusus, atau iradiasi yang digunakan spesifik untuk elastomer khusus
atau elastomer umum untuk mendapatkan sifat khusus.
Bahan yang pertama kali dan terutama dipakai untuk vulkanisasi / curing
agent adalah belerang (sulfur). Selain untuk vulkanisasi karet alam, belerang juga
digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM.
Selain belerang bahan- bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi sinar
gamma, serta uretan juga dapat digunakan (Tim penulis, 1992).
Untuk vulkanisasi karet jenuh dan karet tidak jenuh digunakan peroksida,
sedangkan untuk vulkanisasi kloropren, fluorokarbon, bromobutil, dll digunakan
ZnO dan MgO (metal oksida).
Bahan kimia lain yang digunakan dalam proses vulkanisir karet dikenal
dengan istilah accelerator. Penggunaan accelerator bertujuan mengontrol
mulainya vulkanisasi, laju vulkanisasi belerang. Bahan kimia yang digunakan
sebagai accelerator ini jumlahnya sedikit dan digunakan bersama belerang untuk
mempercepat proses vulkanisasi. Untuk meningkatkan curing rate (laju
pematangan) ditambahkan activator ke dalam sistem vulkanisasi. Kombinasi ZnO
10
dan Asam Stearat umumnya dipakai sebagai activator di dalam
sistem vulkanisasi yang menggunakan belerang.
Bahan penting lain adalah retarder, merupakan bahan kimia yang digunakan
untuk menunda waktu pra-vulkanisasi atau mencegah
terjadinya vulkanisasi prematur. Retarder ini biasanya disebut PVI
(prevulcanization inhibitor), yang mana tidak mempengaruhi laju vulkanisasi,
hanya menghambat tahap awal proses vulkanisasi.
Bahan ini digunakan untuk menggiatkan kerja dari bahan pencepat. Bahan
pengiat yang umum dipakai adalah ZnO dan asam stearat. Seng oksida adalah
suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia ZnO.
ZnO merupakan bubuk putih yang tidak larut dalam air, dan senyawa ini
banyak digunakan sebagai aditif dalam berbagai material dan produk
termasuk karet, plastik, keramik, kaca, semen, pelumas, cat, minyak
gosok, perekat, penutup, pigmen, makanan, baterai, ferit, pemadam api, dan perban
pertolongan pertama. Meskipun terdapat di alam sebagai mineral zincite, sebagian
seng oksida diproduksi secara sintetis. ZnO murni berbentuk serbuk putih, tapi di
alam ia terdapat sebagai mineral langka zincite, yang biasanya
mengandung mangan dan ketidakmurnian lainnya yang menimbulkan warna
kuning hingga warna merah.
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah
diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang,
dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Kata stearat berasal dari
bahasa Yunani stear, yang berarti "lemak padat" (Ing. tallow). Asam stearat
diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan
tinggi.
Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati. Titik lebur
asam stearat 69.6 °C dan titik didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat
menghasilkan stearil alkohol. Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai
bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet.
11
f. Bahan antidegradant
Bahan anti degredant adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti
ozonan dan anti oksidan yang melindungi bahan jadi karet dari pengusangan dan
peningkatan usia penggunaaanya. Bahan yang sering digunakan antara lain:
wax(anti ozonan) senyawa amina dan senyawa turunana fenol(ionol)
12
Tabel 2.1 Ukuran dan Struktur Carbon Black serta Pengaruh Ukuran dan Stuktur
Terhadap Sifat Kompon
klasifikasi Indeks ukuran partikel Indeks stuktur
N220(ISAF) 22 114
N330 HAF 27 102
N550 FEF 41 121
N762 SRF-LM 75 62
N990 MT 250 42
13
Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar sperti
N990(MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh
meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh,
sedang struktur tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan scorh.
Bahan Pengisi Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet
antara lain :
14
2. Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan.
Contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat.
Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta
tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang bahan
pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif
penghematan biaya ( Tim Penulis, 1997).
Adapun ukuran dari partikel dari bahan pengisi ini adalah :
a. Netral : 2-10µ
b. Memperkuat : 0,1-0,4µ
Yang pasti adalah derajat keaktifan atau derajat memperkuat ini berhubungan
dengan :
a. Besarnya partikel-partikel Makin kecil bahan pengisi, makin besar
khasiatnya
b. Jenis permukaan dari partikel bahan pengisi yang kecil.
c. Bentuknya, ini mungkin bulat atau persegi panjang (Rubber Stichting, 1983).
Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan
salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam
15
dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga
salah satu campuran penting pada bensin. Benzena juga bahan dasar dalam
produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu,
benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh
dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat
karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat
terbatas. Senyawa aromatic berfungsi sebagai pelarut, prekursor dalam pembuatan
obat, plastik, karet buatan dan pewarna, untuk menaikkan nilai oktan
bensin, sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet
sintetis) dan nilon–66.
Sikloalkana sendiri hanya terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H)
dan merupakan senyawa jenuh karena tak ada ikatan C-C rangkap untuk
bisa ditambahkan hidrogen. Rumus kimia umum untuk sikloalkana
adalah CnH2(n+1-g) di mana n = jumlah atom C dan g = jumlah cincin dalam molekul.
Sikloalkana dengan cincin tunggal dinamai sama sesuai
urutan alkanamereka : siklopropana, siklobutana, siklopentana, sikloheksana, dsb.
16
disebut isoparafin. Berbeda dari bahan bakar yang dikenal di Britania dan Afrika
Selatan sebagai minyak parafin atau hanya parafin, yang disebut sebagai kerosin di
sebagian besar AS, Australia dan Selandia Baru.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu
gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam
yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat
menjadi ion H+.
1. Bahan pewarna
2. Bahan penghambat(inhibitor)
3. Bahan pewangi
4. Bahan peniup(blowing agent)
5. Bahan bantu olah (hogenizer, plasticizer, senyawa pendispersi, teckifier dan
sebagaimya)
17
DAFTAR PUSTAKA
18