DARI SELULOSA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Organik
Dosen Pengajar : Sperisa Distantina.
MAKALAH
Disusun Oleh :
Raushani Aisyah (I0516036)
Refarmita Nur Halimah (I0515037)
Satrio Titan S (I0515038)
Scila Ardanari Santoso (I0515039)
Setia Utaminingtyas (I0515040)
Tommy Indra K (I0516042)
Vina Hanifah (I0516043)
Winda Permata Hati (I0516044)
Karakateristik Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama dari tumbuh-tumbuhan dan rumus molekulnya
adalah [C6H7O2(OH)3]X. Dengan karakteristik
1. Disusun oleh 1 jenis monomer (homopolisakarida), yaitu glukosa
2. Ikatan yang terbentuk adalah ikatan glikosida beta (1-4)
3. Terdiri dari rantai lurus dan tidak bercabang, struktur pita rata yang
memungkinkan adanya pengelompokan sangat rapat dan pembentukan
hydrogen intermolekuler.
4. Memiliki derajat polimerisasi 8000-15000, dengan panjang polimer 0,25-5
mikron
5. Berat molekul selulosa 50000-2,5 juta, sama dengan kelipatan berat molekul
glukosa yang kelipatannya tergantung derajat polimerisasi selulosa.
6. Unit pengulangan terkecil selulosa disebut cellobiosa yang terdiri dari 2
monomer glukosa. Ikatan cellobiosa adalah glukopiranosa beta (1-4).
II. PEMBAHASAN
Prinsip pembuatan serat rayon adalah sebagai berikut : selulosa yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dikerjakan dengan suatu zat kimia yang
menguraikan tanpa meusak struktur molekulnya, dibebaskan dalam cairan,
sehingga tiap molekul menjadi terpisah dan bebas, kemudian larutannya
dikoagulasikan menjadi bentuk serat, jadi mengumpulkan selulosa untuk
mempertahankan orientasi dari molekul-molekul yang diperlukan.
Pada pembuatan rayon dengan cara viskosa, pada umumnya bubur kayu
dipergunakan sebagai bahan mentah. Selulosa alam mengandung
komponen dengan berat molekul yang berbeda, dan beberapa komponen
dari berat molekul yang rendah yang dapat larut dalam soda kaustik
dinamakan hemiselulosa.
Xanthating
churn
Aging
Shredder cane
Dissolver
Deareator Fillter
Stretching
Machine
2. Shreeding
Lembaran-lembaran tersebut dikeringkan, untuk menghilangkan
kotoran,lembaran-lembaran empuk selulosa akan dihancurkan menjadi
repihan-repihan kecil di mesin penghancur selama 2 hingga 3 jam pada suhu
18 hungga 20oC.
Kondisi operasi :
Suhu : 18 – 20 oC
3. Aging
Repihan selulosa alkali akan menua secara batch (batchwise) selama 24
hingga 48 jam pada suhu 24oC pada tabung baja berukuran besar (aging
drum). Secara fisik, penuaan selulosa alkali yang tepat menghasilkan larutan
yang pas untuk pemintalan. Terjadi depolimerisasi selulosa. Selulosa awal
memiliki derajat polimerisasi sekitar 3000 dan menjai selulosa dengan derajat
polimerisasi sekitar 300. Derajat polimerisasi ini merupakan factor penting
yang menentukan sifat fisis fiber yang dihasilkan pada proses spinning.
Kondisi operasi :
Suhu : 24 oC
4. Xanthation
Repihan yang sudah berumur/menua diletakkan pada tabung pengocok
xanthalasi. Karbon disulfida dengan berat 30 hingga 40% selulosa kering,
ditambahkan perlahan-lahan pada suhu (20 to 30oC) yang dikendalikan secara
berhati-hati dan tekanan dikurangi selama 2 jam pengocokan, dimana repihan-
repihan tersebut akan berubah warna menjadi kuning, lalu jingga pekat, dan
mengental menjadi bola-bola kecil yang disebut selulosa Xanthan (Viskosa)
(C9H9O4.ONa)n + nCS2 (C9H9O4.O-SC-SNa)n
5. Dissolving
Masih dalam kondisi batch, bola-bola xantat tersebut dimasukkan kedalam
pelarut dalam tangki berpengaduk (Jacketed dissolver) yang berisi NaOH
untuk melarutkannya. Hasil akhirnya adalah larutan pekat mengandung 6
hingga 8 % selulosa xantat (viskos) dan 6 hingga 7% NaOH. Reaksi
memerlukan waktu 2 hingga 3 jam.
6. Filtering
Penyaringan untuk menghilangkan benda-benda padat atau zat-zat lain dalam
bentuk gel, dan dengan demikian telah siap larutan pintal. Viscose disaring
untuk menghilangkan bahan yang tidak larut yang mungkin mengganggu
proses pemintalan atau menyebabkan cacat pada filamen rayon
7. Ripening
Tahap penyimpanan untuk mengatur viskositas ini disebut pematangan
(ripening). Biasanya tahap pematangan ini dikerjakan dalam tangki silindris
selama 1-3 hari pada suhu 16o - 18o C. Dua proses penting terjadi selama
pematangan: Redistribusi dan hilangnya kelompok xanthate. Reaksi xanthation
reversibel memungkinkan beberapa kelompok xanthate untuk kembali menjadi
hidroksil selulosa dan membebaskan CS2. CS2 yang bebas ini maka dapat
melarikan diri atau bereaksi dengan hidroksil lain di bagian lain dari rantai
selulosa. Dalam hal ini, daerah secara bertahap dipecah dan akhirnya
menghasilkan larutan yang sesungguhnya. CS2 yang hilang mengurangi
kelarutan selulosa dan memfasilitasi regenerasi selulosa yang setelah itu
dibentuk menjadi filamen.
(C9H9O4.O-SC-SNa)n + nH2O (C6H10O5)n + nCS2 + nNaOH
8. Regneration
Selama pematangan proporsi campuran belerang menurun dan koagulasi
meningkat. Pada sekumpulan tangki , reaksi berjalan terhadap deaerasi dan
pencampuran secara berkelanjutan dengan senyawa modifikasi (aditif larutan
kental, biasanya polimer amina dan etilen oksida) yang mengendalikan
netralisasi dan kecepatan regenerasi
Akhirnya dalam deaeratormendidih vakum-kilat (vacuum-flash boiling
deaerator, bekerja pada tekanan vakum dan tinggi dengan suhu dibawah suhu
kamar), adanya gelembung-gelembung udara kecil akan melemahkan benang
(C6H9O4O-SC-SNa)n + (n/2)H2SO4 → (C6H10O5)n + nCS2 + (n/2)Na2SO4
Kesimpulan
Rayon viscose adalah
Cara pembuatan rayon viscose …
Daftar Pustaka