MAKALAH
Disusun oleh :
Kintan Marchika Putri (I0516026)
Kurnia Jayanti Prasetya F (I0516027)
Leony Inatsan Pertiwi (I0516028)
M Novalianto Sangadji (I0516029)
Melia Citrawati (I0516030)
Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumber daya
hayati yang berupa minyak lemak nabati atau lemak hewani. Senyawa utamanya
adalah ester. Ester mempunyai rumus bangun sebagai berikut :
B. Reaksi
Biodiesel dapat dibuat melalui proses esterifikasi gliserida atau dikenal
dengan proses alkoholisis.
Reaksi esterifikasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
a. Esterifikasi langsung, yang merupakan rekasi antara alcohol dengan asam
lemak.
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O…………………….(2.1)
b. Tranesterifikasi yang meliputi :
- Alkoholisis, merupakan reaksi antara ester dengan alcohol membentuk
ester yang baru.
RCOOR’ + R”OH RCOOR” + R’OH………………(2.2)
- Asidolisi, merupakan reaksi antara ester dengan asam karboksilat
membentuk ester yang baru.
RCOOR’ + R”COOH R’COOR’ + RCOOH…………(2.3)
- Interesterifikasi merupakan suatu reaksi ester dengan ester lainnya atau
disebut ester interchange.
C. Proses pembuatan biodiesel dari minyak nabati:
1. Persiapan bahan baku
Pemanasan untuk mencairkan CPO sekaligus untuk mencapai temperature operasi
reaksi esterifikasi
2. Proses degumming
Proses penghilangan pengotor berupa zat-zat terlarut atau zat-zat yang
bersifat koloid seperti resin, gum, protein dan fosfatida dalam minyak mentah.
Proses degumming biasanya dilakukan dengan beberapa cara yaitu : pemanasan,
penambahan asam, penambahan basa, proses hidrasi atau menggunakan reagen
khusus. Proses degumming dengan menggunakan asam dan pemanasan memiliki
kelebihan karena tidak menyebabkan proses penyabunan asam lemak bebas, yang
dapat menyerap zat lender dan sebagian pigmen. Selain itu, dengan cara ini
kandungan asam lemak bebas dalam CPO tidak akan hilang, bahkan dalam proses
selanjutnya sisa asam tersebut dapat dijadikan katalis pada reaksi esterifikasi asam
lemak bebas yang masih utuh menjadi metal ester, sehingga perolehan produk
lebih banyak. Reaksi esterifikasi tersebut berlangsung menurut persamaan reaksi
berikut ini
Air yang terbentuk kemudian dihilangkan dengan cara pemanasan hingga 120o
3. Pembuatan katalis Sodium Metoksida
Bahan baku pembuatan Sodium Metoksida adalah Metanol dan Sodium
Hidroksida (NaOH). Jumlah katalis yang digunakan biasanya 10% berat minyak
yang digunakan.
4. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi berlangsung pada temperatur sekitar 60oC dan
dilakukan selama 4 – 6 jam. Untuk mendapatkan yield yang tinggi, reaksi
transesterifikasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, katalis yang
digunakan sebanyak 2/3 bagian katalis total. Sisanya direaksikan dengan produk
hasil reaksi tahap pertama yang dipisahkan gliserolnya.
Produk dari reaksi transesterifikasi sempurna didalam reaktor berupa cairan
yang terpisah menjadi dua lapisan. Phasa berat yang terbentuk akan dialirkan ke
tangki heavy phase sementara phasa ringannya akan dimasukkan ke separator-1
dengan putaran 4500 rpm sehingga heavy phase yang masih terikat (mengemulsi)
di ligh phase dapat dipisahkan. Lapisan atas merupakan lapisan metal ester kotor,
sedangkan lapisan bawah adalah gliserol kotor. Jika reaksi belum sempurna, akan
ada lapisan ketiga ditengah berupa minyak yang tidak terkonversi.
5. Pemurnian metal ester
Selanjutnya, metal ester yang diperoleh dimurnikan. Proses ini pada
umumnya melalui tahapan recovery methanol dan penghilangan pengotor.
Lapisan metal ester yang mengandung methanol dipanaskan, kemudian uap
methanol dikondensasikan.
Kemudian metal ester dibersihkan untuk menghilangkan sisa katalis dan
kotoran lain seperti sabun. Untuk meningkatkan kemurnian metal ester dilakukan
dua tahap pembersihan, yaitu menggunakan gliserol murni dan penetralan diikuti
dengan pencucian dengan air. Gliserol disemprotkan ke permukaan metal ester
dan karena lebih berat akan turun melewati metal ester sambil membawa sisa-sisa
pengotor. Pada tahap akhir, gliserol dipisahkan kembali dari metal ester.
6. Pencucian menggunakan air
Dilakukan dengan beberapa metode sekaligus, dimana diharapkan pencucian
berlangsung efektif dan biodiesel yang diperoleh cukup bersih. Metode pencucian
tersebut adalah :
a. Menambahkan asam asetat. Dimaksudkan untuk menetralkan biodiesel dan
mengeluarkan sisa sodium. Penambahan asam asetat akan mengurangi
pemakaian air.
b. Menggunakan percikan air bersih. Air yang dipercikkan
dipermukaan biodiesel akan turun sepanjang lapisan biodiesel sambil
melarutkan sisa-sisa katalis dan kotoran
c. Menggunakan metode pengadukan mekanis. Pengadukan dilakukan sekitar 50
– 70 rpm untuk meningkatkan kontak air dengan biodiesel.
Setelah melalui tahap pencucian, metal ester dikeringkan untuk
menghilangkan sisa air pencuci dengan dipanaskan sampai suhu 120oC. Metil
ester kering kemudian didinginkan sampai temperature dibawah 38oC agar
gliserol yang masih tersisa membeku. Selanjutnya metal ester disaring dan
dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan.
7. Perolehan kembali methanol dan pemurnian gliserol
Larutan gliserol kotor hasil pemisahan, dipanaskan untuk memperoleh
kembali methanol yang ada di dalamnya. Uap Metanol kemudian dikondensasikan
dan disalurkan kembali ke tangki Metanol. Gliserol bebas methanol diencerkan
dengan menambahkan 2/3 bagian air bersih, dan dipanaskan agar sisa asam lemak
bebas hasil hidrolisis tersabunkan oleh sisa NaOH. Ester dari sabun yang
terbentuk dikeluarkan dari larutan dengan cara menambahkan sejumlah garam
NaCl. Larutan Gliserin kemudian ditambahkan H2SO4 dan Aluminium Hidroksida
sampai mencapai pH 4,5. Padatan yang terbentuk kemudian disaring. Larutan
dinetralkan dengan penambahan 50 % larutan NaOH, kemudian didistilasi.
Gliserol yang telah murni (kemurnian > 99,5%) disimpan, dan sebagian dikirim
ke unit pembersihan Biodiesel.
1. Biodiesel dapat dijadikan salah satu alternatif bahan bakar pengganti bahan bakar
fosil. Penggunaan biodiesel memberi keuntungan bagi kelestarian sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui dikonversi menjadi sumber daya alam yang
berasal dari produk biotik yang dapat diperbaharui. Efektivitas pembakaran
dengan emisi yang aman menambah keunggulan biodiesel.
2. Produk samping yang dihasilkan dari proses pembuatannya yaitu gliserol dapat
bernilai jual, karena gliserol tersebut merupakan bahan baku pembuatan produk
lainnya seperti sabun, deterjen, kosmetika, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
www.chemical-engineer.digitalzones.com/biodiesel
www.che.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/sites/4/2014/01/Biodiesel-Dari-Minyak-
Nabati
www.ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2738/1937
www.reocities.com/markal_bppt/publish/biofbbm/biraha
www.idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/JTKI/VOL%208%20NO%201%202009/62-119-
1-SM