1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaCl pada proses pencelupan
poliamida dengan zat warna asam milling terhadap hasil evaluasi kerataan warna,
ketuaan warna dan tahan luntur terhadap gosokan dan pencucian.
Pembuatan Polyamida/Nylon
Nilon atau poliamida yang dibuat dari heksa metilen diamina dan asam adipat
NH2(CH2)6NH2 + COOH(CH2)4COOH NH2(CH2)6NHCO(CH2)4COOH + H2O
heksa metilena asam adipat
diamina
Kemudian molekul-molekul tersebut bereaksi lagi membentuk molekul yang
panjang. Pembuatan nilon diawali dengan pembuatan bahan baku yaitu asam
adipat dan heksa metilena diamina. Asam adipat dibuat dari fenol melalui
pembentukan sikloheksanol dan sikloheksanon. Sedangkan heksa metilena
diamina dibuat dari asam adipat dengan melalui pembentukan amida dan nitril.
Setelah bahan baku diperoleh maka dilakukan pembuatan polimer yang didahului
dengan pembuatan garam nilon, polimerisasi dan penyetopan panjang rantai.
Pada pembuatan garam nilon asam adipat dan heksa metilena diamina dilarutkan
dalam metanol secara terpisah dan setelah dicampurkan akan terbentuk endapan
heksametilena diamonium adipat (garam nilon).
Pada pemintalan nilon kehalusan filamen tidak bergantung pada diameter lubang
spineret, tetapi bergantung pada :
1. Sifat polimer.
Sifat Polyamida/Nylon
Sifat – sifat polyamida/nylon, yaitu :
1. Kekuatan dan Mulur
Nilon mempunyai kekuatan dan mulur berkisar dari 8,8 gram per denier dan 18
%, sampai 4,3 gram per denier dan 45 %. Kekuatan basahnya 80-90 % dari
kekuatan kering.
Tahan gosok dan tekukan nilon tinggi sekitar 4-5 kali dari tahan gosok wol.
3. Elastisitas
Selain mulurnya tinggi (22 %), nilon juga mempunyai elastisitas tinggi. Pada
penarikan 8 % nilon elastis 100 % dan pada penarikan 16 %, nilon masih
mempunyai elastisitas 91 %.
4. Berat jenis
Berat jenis nilon 1,14
5. Titik leleh
Nilon meleleh pada suhu 2630C dalam atmosfer nitrogen dan diudara pada
suhu.
6. Sifat kimia
- Nilon tahan terhadap pelarut dalam pencucian kering.
- Nilon tahan terhadap asam encer.
- Dalam HCl pekat mendidih dalam beberapa jam akan terurai menjadi asam
adipat dan heksa metilena diamonium hidroklorida.
- Nilon sangat tahan terhadap basa.
- Pelarut yang bisa melarutkan nilon diantaranya asam formiat, kresol dan fenol.
7. Sifat biologi
Nilon tahan terhadap serangan jamur, bakteri, dan serangga.
8. Moisture Regain
Pada kondisi standar (RH 65 % dan suhu 21oC) moisture regain nilon 4,2 %.
2.2 Pencelupan
Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna
dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil ke dalam larutan
tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan zat
warna ke dalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi
keseimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya
ditambahkan ke dalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga
diperoleh warna yang dikehendaki. Vickerstaf menyimpulkan bahwa dalam
pencelupan terjadi tiga tahap :
a. Tahap pertama merupakan molekul zat warna dalam larutan yang selalu
bergerak, pada suhu tinggi gerakan molekul lebih cepat kemudian bahan tekstil
dimasukkan ke dalam larutan celup. Serat tekstil dalam larutan bersifat negatif
pada permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat dua kemungkinan yakni
molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak menjauhi serat. Oleh
karena itu perlu penambahan zat-zat pembantu untuk mendorong zat warna
lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa tahap pertama tersebut
sering disebut zat warna dalam larutan.
b. Dalam tahap kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup
besar dapat mengatasi gaya-gaya tolak dari permukaan serat, sehingga
molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat.
Peristiwa ini disebut adsorpsi.
c. Tahap ketiga yang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupan
adalah penetrasi atau difusi zat warna dari permukaan serat ke pusat. Tahap
ketiga merupakan proses yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai
ukuran untuk menentukan kecepatan celup.
Evaluasi Pengeringan
2. Variasi orang ke – 2
- Berat bahan = 2,06 gram
- Vlot = 1 : 20
- Kebutuhan air = 2,06 x 20 = 41,2 ml
2 100
- ZW 2% owf = 100 𝑥 2,06 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,0412 𝑥 1
= 4,12 𝑚𝑙
2,5
- NaCl 2,5 g/L = 1000 𝑥 41,2 𝑚𝑙 = 0,103 𝑔𝑟𝑎𝑚
3. Variasi orang ke – 3
- Berat bahan = 1,96 gram
- Vlot = 1 : 20
- Kebutuhan air = 1,96 x 20 = 39,2 ml
2 100
- ZW 2% owf = 100 𝑥 1,96 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,0392 𝑥 1
= 3,92 𝑚𝑙
5
- NaCl 5 g/L = 1000 𝑥 39,2 𝑚𝑙 = 0,196 𝑔𝑟𝑎𝑚
4. Variasi orang ke – 4
- Berat bahan = 1,98 gram
- Vlot = 1 : 20
- Kebutuhan air = 1,98 x 20 = 39,6 ml
2 100
- ZW 2% owf = 100 𝑥 1,98 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,0396 𝑥 1
= 3,96 𝑚𝑙
7,5
- NaCl 7,5 g/L = 1000 𝑥 39,6 𝑚𝑙 = 0,297 𝑔𝑟𝑎𝑚
Titik K/S (x - 𝑥̅ )2
Variasi 1 2,416 0,002401
Variasi 2 2,387 0,006084
Variasi 3 2,447 0,000324
Variasi 4 2,610 0,021025
Rata - rata 2,465 Σ = 0,029834
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
0,029834
Sd = √ 4−1
= √0,009944 = 0,099
4.5 Hasil Evaluasi Kerataan Warna
Variasi 1
K/S (x - 𝑥̅ )2
2,717 0,000256
2,740 0,001521
2,647 0,002916
Rata – rata = 2,701 Σ = 0,004693
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
0,004693
Sd = √ 3−1
= √0,002346 = 0,048
Variasi 2
K/S (x - 𝑥̅ )2
2,483 0,000784
2,471 0,0016
2,580 0,004761
Rata – rata = 2,511 Σ = 0,007145
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
0,007145
Sd = √ 3−1
= √0,003572 = 0,059
Variasi 3
K/S (x - 𝑥̅ )2
2,450 0,0004
2,528 0,003364
2,432 0,001444
Rata – rata = 2,470 Σ = 0,005208
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
0,005208
Sd = √ 3−1
= √0,002604 = 0,051
Variasi 4
K/S (x - 𝑥̅ )2
2,456 0,001024
2,571 0,006889
2,438 0,0025
Rata – rata = 2,488 Σ = 0,010413
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
0,010413
Sd = √ = √0,005206 = 0,072
3−1
Ketuaan Warna
2.6
2.55
2.5
Nilai K/S
2.45
2.4
2.35
2.3
2.25
NaCl 0 g/L NaCl 2,5 g/L NaCl 5 g/L NaCl 7,5 g/L
Variasi Konsentrasi NaCl
Dapat dilihat dari grafik diatas, nilai ketuaan warna yang paling tinggi yaitu pada
variasi konsentrasi NaCl 7,5 g/L yang artinya semakin banyak konsentrasi NaCl
yang digunakan maka semakin banyak zat warna yang terserap pada bahan
sehingga warna hasil celupan yang dihasilkan akan lebih tua dibanding variasi
konsentrasi NaCl yang lainnya. Sedangkan pada variasi konsentrasi NaCl 0 g/L
grafik nya terlihat lebih tinggi sedikit dari grafik variasi konsentrasi NaCl 2,5 g/L
seharusnya grafik variasi konsentrasi NaCl 2,5 g/L lebih tinggi dari variasi
konsentrasi NaCl 0 g/L namun ini malah sebaliknya. Hal ini dapat disebabkan,
karena pada proses pencelupan pH yang digunakan yaitu pH 4 karena pada pH 4
dapat menghasilkan warna celupan tua sehingga zat warna sudah berikatan
terlebih dahulu dengan kain tanpa bantuan penambahan NaCl. Karena fungsi dari
NaCl ini berfungsi sebagai pendorong penyerapan zat warna pada proses
pencelupan.
Kerataan Warna
2.7
2.65
2.6
Nilai K/S
2.55
2.5
2.45
2.4
2.35
NaCl 0 g/L NaCl 2,5 g/L NaCl 5 g/L NaCl 7,5 g/L
Variasi Konsentrasi NaCl
Dapat dilihat dari grafik diatas, grafik kerataan warna hasil pencelupan pada variasi
konsentrasi NaCl 5 g/L lebih baik diantara variasi yang lainnya. Karena pada resep
literature konsentrasi NaCl yang digunakan baik pada konsentrasi 5 g/L. Karena
konsentrasi nya tidak berlebihan dan tidak kekurangan sehingga pas takaran.
Sedangkan pada variasi konsentrasi NaCl 0 g/L kerataan nya paling jelek diantara
variasi yang lainnya. Karena pada proses pencelupan ini, NaCl selain berfungsi
sebagai pendorong penyerapan zat warna dapat juga berfungsi sebagai perata
namun pada penambahan NaCl ini harus secara bertahap. Karena kalau tidak,
hasil nya akan tidak rata dan belang.
Pada pengujian tahan luntuk warna (gosok dan cuci) didapatkan hasil yang cukup
baik pada kain kapas, dan sangat baik pada kain polyester. Pelunturan warna
terjadi pada kapas yang diuji dengan cara pencucian sebesar 4/5, hal ini dapat
terjadi karena zat warna asam bisa juga memcelup kapas sehingga terjadilah
pelunturan hanya di kain kapas. Pada pengujian uji gosok semua sample
menunjukan hasil yang baik, hal ini membuktikan bahwa tidak ada zat warna
terfiksasi secara baik didalam kain sehingga tidak ada zat warna yang menempel
di permukaan. Karena zat warna tipe milling memiliki ukuran yang cukup besar
sehingga zat warna sulit keluar lagi jiga sudah terfiksasi didalam serat kain.
5.2 Kesimpulan
Hasil pencelupan yang baik ditunjukan oleh kain yang diberi NaCl sebanyak 5g/l
karena memiliki kerataan warna yang baik serta warnanya cerah dan memiliki
ketahanan luntur warna yang baik.
DISUSUN OLEH:
Kelompok : 6 (enam)
Grup : 3 K2
2017