S N
N S
H 3C S O
S
Cl
N Cl sulfurisasi
C.I. Sulphur Red 5
H3C S O
Cl
Fenotiazon
N CH 3
sulfurisasi
C.I. Sulphur Red 6
HO S CH 3
Fenazin
N
sulfurisasi
C.I. Sulphur Blue 14
O
HO
Indofenol
Pembuatan zat warna belerang dapat dikerjakan dengan proses sulfurisasi yang
dapat dilakukan dengan 2 (dua) metoda sebagai berikut :
1. Bahan dasar dipanaskan, baik hanya dengan sulfur, ataupun dengan sulfur dan natrium
sulfida, pada suhu antara 180 dan 350 0C, atau
2. Bahan dasar dipanaskan di bawah reflux dalam larutan sodium polisulfida dengan
pelarut air atau alkohol. Proses ini mungkin juga dikerjakan di bawah tekanan pada suhu
hingga sekitar 130 0C.
Pada proses berikutnya, zat warna diendapkan, dengan cara oksidasi udara,
oksidasi dengan zat kimia, pengasaman, atau oksidasi dan pengasaman.
Secara komersial, zat warna belerang dipasarkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Berupa zat warna yang tidak larut dalam bentuk terdispersi (Ci. Sulphur Dyes).
2. Berupa zat warna yang larut dalam bentuk garam leuko (C.I. Sulphur Leuco Dyes), yang
berisi zat warna belerang ditambah Na2S dan Na2CO3.
3. Berupa zat warna yang larut dalam bentuk tiosulfat - D-S-SO3Na (C.I. Solubilized
Sulphur Dyes)
Zat warna belerang termasuk zat warna yang tidak larut dalam air, warnanya terbatas
dan suram, tetapi ketahanan lunturnya tinggi kecuali terhadap khlor (kaporit). Harganya
relatf murah, dan warna yang paling banyak digunakan adalah warna hitam. Zat warna
belerang banyak digunakan untuk pencelupan serat kapas kualitas menengah kebawah.
Struktur molekul zat warna belerang terdiri dari kromogen yang mengandung belerang
yang dihubungkan dengan kromogen lainnya melalui jembatan disulfida ( -S-S-), sehingga
strukturnya menjadi relatif besar, contoh :
-D- S - S – D – S – S – D –S – S – D –
` S
S
D= O S
S S
S S
S O
S
S
Gambar 29. Struktur molekul zat warna belerang, CI Sulphur Red 5
Jembatan disulfida pada zat warna belerang merupakan gugus fungsi penting untuk
proses pelarutan zat warna belerang ketika proses pencelupan, Zat warna belerang dapat
dilarutkan dengan penambahan reduktor lemah natrium sulfida (Na2S) dan alkali lemah
natrium karbonat (Na2CO3), Na2S akan mereduksi jembatan disulfida membentuk asam
leuco sedang Na2CO3 akan merubah asam leuco menjadi garam leuco yang larut.
Jumlah Na2S dan Na2CO3 yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat alami masing-
masing zat warna, konsentrasi zat warna dan vlot atau perbandingan larutan yang
digunakan. Kekurangan pemakaian Na2S akan menyebabkan tidak sempurnanya pelarutan
zat warna dan dalam pencelupan dapat menimbulkan terjadinya prematur oksidasi,
sehingga hasil celup jadi belang, sedang bila kelebihan Na 2S kerataannya baik tetapi hasil
celup jadi lebih muda.
300C 40 0C
T(0C)
10 40 70 90
t (menit)
5. Resep Pencelupan
Zat warna belerang 1–3%
Pembasah 1 mL/L
Na2S 2 g/L
Na2CO3 4 g/L
NaCl 30 – 60 g/L
Vlot 1 : 10
6. Resep Pencucian
Sabun : 0,5 – 1 g/L
Na2CO3 : 1-2 g/L
Vlot : 1: 20
Suhu : 80 0C
Waktu : 15 menit