KELOMPOK 3 :
GRUP : 3K4
2019
I. Maksud dan tujuan
- Asam jenis levelling
Maksud
Untuk mengetahui pengaruh pencelupan poliamida dengan zat
warna asam jenis levelling dengann metode exhaust.
Tujuan
Melakukan proses pencelupan poliamida dengan zat warna asam
jenis levelling metode exhaust.
- Asam jenis milling
Maksud
Melakukan proses pencelupan poliamida dengan zat warna asam
jenis milling metode exhaust.
Tujuan
Menganalisis hasil pencelupan poliamida dengan zat warna asam
jenis milling metode exhaust.
- Asam jenis supermilling
Maksud
Mempelajari perencanaan dan melakukan proses pencelupan
poliamida dengan zat warna asam supermilling.
Tujuan
Mengetahui pengaruh pencelupan poliamida dengan zat warna
asam supermilling.
N(C2H5)2
NaO3S C +
N(C2H5)2
SO3Na
Golongan 2
Yakni zat warna asam derivat Xanten misalnya Lissamine
Rhodamine B (C.I. Acid Red 52).
+
(C2H5)2 N O
N (C2H5)2
SO3Na
SO3Na
Golongan 3
Yakni zat warna asam yang merupakan senyawa-senyawa
nitroaromatik, misalnya Naphtol Yellow 1 (C.I. Acid Yellow 1).
ON
a
NO2
NaO3S
NO2
Golongan 4
Yakni zat warna asam yang merupakan senyawa-senyawa Azo
misalnya Azo-Garanine 2G (C.I. Acid Red 1).
CH NH.CO.CH3
Golongan 5
N=N
Yakni zat warna asam yang mempunyai inti pirazplon, misalnya
SO3Na SO3Na
Tartrazine
NaO3S N=N C N
C
COOH
Golongan 6
Yakni zat warna asam derivat antrakwinon, misalnya Solvay
Blue B (C.I. Acid Blue 45).
O NH2
NaO3S
SO3Na
Menurut cara pemakaiannya zat warna asam dapat digolongkan
NH2 O OH
menjadi tiga golongan yaitu sebagai berikut :
Golongan 1 (LEVELLING)
Yakni zat warna asam yang memerlukan asam kuat dalam
pencelupannya misalnya dengan asam formiat atau asam sulfat agar
pH larutan celup dapat mencapai 3,5 - 4,5 sehingga penyerapan zat
warna lebih besar. Zat warna golongan ini sering disebut zat warna
asam terdispersi molekuler atau zat warna asam celupan rata, yang
pada umumnya mempunyai ketahanan sinar yang baik tetapi
ketahanan cucinya kurang.
Golongan 2 ( MILLING )
Yakni zat warna asam yang tidak memerlukan panambahan
asam dalam pencelupannya. Pada temperatur rendah zat warna ini
terdispersi koloidal, meskipun pada temperatur mendidih akan
terdispersi molekuler. Zat warna ini disebut zat warna asam milling, zat
warna asam celupan netral atau zat warna asam berketahanan baik.
Sifat Golongan Zat Warna Asam
- Mekanisme Pencelupan
Serat poliamida mempunyai gugus sebagai berikut :
Gugus ujung amino (NH4), gugus ujung karboksil (COOH) dan
gugusan amida. Dengan menghilangkan gugus-gugus lain yang tidak
penting dalam pencelupan ini maka struktur rantai molekul poliamida,
dalam suasana asam berbeda-beda, dapat ditulis sebagai berikut :
H2N ---- NH ---- COOH
keadaan netral keadaan asam lemah
b. pH 6 – 2,5
Penambahan asam selanjutnya hanya mengecilkan pH larutan, serat
tidak menerima tambahan proton.
c. pH dibawah 2,5
Pada bagian ini serat mengabsorbsi asam lagi. Hal ini dapat diduga
bahwa proton ditangkap oleh gugus amino.
NH3+ - NH – COOH + H+ NH3+ - NH2+ - COOH
Muatan positif pada gugus-gugus tersebut dapat mengambil anion
dengan membentuk ikatan garam. Suatu zat warna asam mengandung
sebuah atau beberapa anion gugus asam, misalnya gugus asam sulfonic
(SO3H).
Bila gugus sisa molekul zat warna disebut F, maka beberapamacam
jenis zat warna asam dapat ditulis sederhana. Zat warna asam
mempunyai afinitas yang baik dalam daerah pH netral, dapat berikatan
dengan serat. Pemberian elektrolit yang menghambat penyerapan zat
warna asam pada serat nilon disebabkan karena anion elektrolit memiliki
struktur yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah bergerak dan
berikatan dengan serat. Atan tetapi karena ikatan tersebut lemah, pada
akhirnya ikatan tersebut dapat digantikan dengan ikatan antara zat warna
dengan seratnya.
Resep Pencucian
Sabun = 1 ml/L
Vlot = 1 : 20
Suhu = 80oC
Waktu = 10 menit
- Asam jenis supermilling
Resep Pencelupan
Zat warna asam supermilling = x %
Asam asetat 30% = 1-3 ml/L
NaCl = 5 g/L
Vlot = 1 : 20
Suhu = 100oC
Waktu = 45 menit
Resep Pencucian
Sabun = 1 ml/L
Vlot = 1 : 20
Suhu = 80oC
Waktu = 10 menit
V. Cara kerja
VI. Diagram alir
VII. Skema Proses
VIII. Fungsi Zat
Resep Pencucian
1
Detergen = x 65=0,065 gram
1000
Kebutuhan larutan = 65 ml
Suhu = 70oC
Waktu = 10 menit
Orang ke-3
Orang ke-4
- Asam jenis milling
Orang ke-1
Orang ke-2
Resep Pencelupan
Berat bahan = 3,24 gram
Vlot = 1 : 20
= 64,8 ml
1 100
Zat warna = x 3 , 24=0,032 4 gram x =3,2 4 ml
100 1
1
Asam asetat = x 64,8=0,0648 ml
1000
5
NaCl = x 64,8=0,324 gram
1000
1
Zat pembasah = x 64,8=0 , 0648 ml
1000
1
Na Asetat = x 64,8=0 0648 gram
1000
Kebuhutuhan larutan = 64,8 – (0,0648 + 0,0648 + 0,0648 + 3,24) =
61,3656 ml
Suhu = 100oC
Waktu = 45 menit
Resep Pencucian
1
Detergen = x 64,8=00648 gram
1000
Kebutuhan larutan = 64,73 ml
Suhu = 80oC
Waktu = 10 menit
Orang ke-3
Orang ke-4
- Asam jenis supermilling
Orang ke-1
Orang ke-2
Resep Pencelupan
Berat bahan = 2,96 gram
Vlot = 1 : 20
= 59,2 ml
1 100
Zat warna = x 2,96=0,0 296 gram x =2,96 ml
100 1
1
Asam asetat = x 59,2=0,0 592ml
1000
5
NaCl = x 59,2=0 ,296 gram
1000
1
Wetting Agent = x 59,2=0,0592ml
1000
1
Perata = x 59,2=0,0592ml
1000
1
Na Asetat = x 59,2=0,0592 gram
1000
Kebuhutuhan larutan = 59,2 – ( 0,0592 + 0,0592 + 0,0592 + 2,96) =
56,06 ml
Suhu = 100oC
Waktu = 45 menit
Resep Pencucian
1
Detergen = x 59,2=0,0592ml
1000
Kebutuhan larutan = 59,2 ml
Suhu = 80oC
Waktu = 10 menit
Orang ke-3
Orang ke-4
X. Lampiran
XI. Diskusi
- Asam jenis levelling
Pada pencelupan kain nylon dengan zat warna asam levelling dengan
variasi konsentrasi zat warna dan asam asetat 3 ml/L didapatkan hasil
bahwa semakin banyak konsentrasi zat warna asam levelling semakin tua,
karena semakin banyak zat warna yang terserap. Tetapi karena
penambahan konsentrasi asam asetat yang lebih banyak, perbedaan
warna pada setiap konsentrasi zat warna tidak terlalu terlihat. Dan
kerataan yang dimiliki setiap konsentrasi zat warna memiliki kerataan yang
baik.
- Asam jenis milling
Pada praktikum pencelupan ini dilakukan pada kain poliamida dengan
zat warna jenis milling dimana zat warna ini memiliki partikel yang sedang.
Pada percobaan ini dilakukan variasi NaCl dimana zat ini membantu untuk
mendorong zat warna masuk kedalam serat. Teorinya semakin banyak
NaCl makan akan semakin tua kain hasil pencelupannya.
Zat warna asam jenis milling ini stabil pada pH 5-6 (tidak terlalu asam)
dan zat warna yang sedang maka warnanya akan kearah sedang.
Hasil dari percobaan praktikum ini terlihat, semakin banyak NaCl yang
ditambahkan semakin tua walaupun tidak signifikan, tetapi terlihat setelah
dibandingkan satu sama lain. Hal ini berarti semakin banyak NaCl semakin
banyak zat warna yang terdorong kedalam serat, maka akan semakin tua.
Sementara kerataan, hasilnya rata. Karena pencelupan dengan mesin
memiliki hasil yang baik.
- Asam jenis supermilling
Pada praktikum pencelupan poliamida dengan zat warna asam jenis
supermilling digunakan variasi zat perata yaitu 0, 1, 2, 3, ml/L. Dimana
diantara seluruh zat warna asam, ukuran molekul zat warna asam yang
paling besar, sehingga afinitas terhadap serat relatif besar dan sukar
bermigrasi. Tetapi tahan lunturnya tinggi. Dalam pencelupan dengan zat
warna asam supermilling sukar untuk menghindarkan terjadinya ketidak
rataan, maka ditambahkan zat perata.
Hasil yang didapat dan variasi zat perata, semakin besar konsentrasi
zat perata yang ditambahkan, maka kerataan zat warna pada kain
poliamida semakin rata, karena semakin menyebar zat asam yang masuk
ke gugus amida dan amina, sedangkan untuk ketuaan didapatkan dari
hasil semakin banyak konsentrasi zat perata, warna hasil pencelupan
semakin muda karena zat warna tidak semua masuk kedalam kain,
bukannya menyerap. Hasil paling tua dikarenakantidak ditambahkan zat
perata sehingga zat warna masuk atau menyerap kedalam serat.
XII. Kesimpulan
- Asam jenis levelling
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, mendapatkan hasil yang
paling baik dan evaluasi ketuaan dan kerataan adalah kan dengan
konsentrasi zat warna 4% owf.
- Asam jenis milling
Pada praktikum pencelupan poliamida dengan zat warna asam millling
dengan variasi NaCl, semakin banyak NaCl yang ditambahkan, warma
pada kain akan semakin tua walaupun tidak signifikan.
- Asam jenis supermilling
Beradasarkan praktikum pencelupan poliamida dengan zat warna
asam jenis supermilling, didapatkan hasil pada kerataan yang paling
optimum adalah pada konsentrasi zat perata 3 ml/L. Dan untuk ketuaan
warna yang paling optimum adalah pada konsentrasi 0 ml/L
DAFTAR PUSTAKA
Karyana, Dede, dkk. Bahan Ajar Praktek Pencelupan. 2005. Bandung:
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilon
http://firtanahadi.blogspot.com/2011/03/zat-warna-tekstil.html