Anda di halaman 1dari 8

EKUILIBRIUM ISSN : 1412-9124

Vol. 12. No. 2. Halaman : 43 – 47 Juli 2013

EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAMI KELOPAK BUNGA ROSELLA DENGAN


PELARUT AQUADEST

Endang Mastuti*, Nita Patma Sari, Romasta Adelina Simangunsong


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112

*Email : endang_mastuti@yahoo.co.id

Abstract: Anthocyanin is a water-soluble pigment which can easily be found in several plants.
Anthocyanin can be recovered by extracting the petal of rosella flower using aquadest as the
solvent. This research aims to get the all anthocyanin in rosella by extraction, to analyze the
effect of temperature, mixing speed, the ratio of extraction material and solvent. Using the same
material, soxhlet extraction was run until the solvent become clear. The total anthocyanin
produced was 47,50 %. The second method using three-neck flask showed the optimum
condition at the weight ratio of 9 gram, 100 oC and 200 rpm. The extraction carried out for 120
minutes resulted 0,0695 gram of anthocyanin. To determine the concentration of anthocyanin in
the extract, samples were analyzed using UV-Vis Spectrofotometer. At the optimum condition,
the anthocyanin content in the extract was 0,0246 mg anthocyanin / mL solution.

Keywords: Rosella, Extraction, Natural Dyes, Anthocyanin

PENDAHULUAN (suhu, kecepatan putar pengaduk, ratio bahan)


Zat warna banyak digunakan pada serta mencari konsentrasi (mg zat warna/ ml
makanan, minuman, tekstil, kosmetik, peralatan larutan) zat warna antosianin yang diperoleh
rumah tangga dan banyak lagi. Penggunaan zat pada kondisi optimum.
warna sangat diperlukan untuk menghasilkan
suatu produk yang lebih bervariasi dan juga LANDASAN TEORI
menambah nilai artistik produk tersebut. 1. Rosella (Hibiscus sabdarifa linn)
Perkembangan industri pengolahan pangan dan Rosella mempunyai nama ilmiah
terbatasnya jumlah dan mutu zat pewarna alami, “Hibiscus sabdarifa linn” merupakan anggota
menyebabkan penggunaan zat warna sintetik famili Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di
meningkat. Sejak ditemukannya zat pewarna daerah beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman
sintetik penggunaan pigmen sebagai zat warna ini mempunyai habitat asli di daerah terbentang
alami semakin menurun. Zat pewarna sintetis dari India hingga Malaysia. Saat ini rosella telah
memang terbukti lebih murah sehingga lebih tersebar luas di seluruh daerah tropis maupun
menguntungkan dari segi ekonomis. Namun sub trobis. Rosella memiliki nama berbeda-beda
Penggunaan pewarna sintetik sebagai pewarna di setiap negara.
makanan atau minuman dapat berdampak Rosella merupakan herba tahunan yang
negatif yaitu menyebabkan toksik dan bisa mencapai ketinggian 0,5 – 3 meter.
karsiogenik, karena kandungan logam berat Batangnya bulat, tegak, berkayu dan berwarna
yang berada dalam pewarna sintetik tidak dapat merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur,
dihancurkan dalam sistem pencernaan manusia pertulangannya menjari, ujung tumpul namun
dan akan terakumulasi di dalam tubuh. Oleh bergerigi, pangkal berlekuk, panjang daun 6-15
karenanya, penggunaan zat pewarna alami cm dan lebarnya 5-8 cm, tangkai daun bulat
khususnya untuk makanan, sangat perlu berwarna hijau.(Anonim , 2009)
digalakkan karena lebih aman dari segi Bagian bunga yang dapat dimanfaatkan
kesehatan.Penelitian ini memanfaatkan kelopak sebagai zat warna adalah kelopaknya.
bunga rosella yang mengandung zat warna Kandungan penting yang terdapat dalam
antosianin dengan kadar yang relatif tinggi, kelopak bunga rosella adalah pigmen antosianin
sebagai sumber zat warna alami untuk bahan yang membentuk flavonoid yang berperan
pangan. Penelitian ini bertujuan untuk sebagai anti oksidan. Flavonoid rosella terdiri
memperoleh kadar total zat warna antosianin dari flavonols dan pigmen antosianin. Pigmen
dari kelopak bunga rosella, mencari kondisi antosianin ini membentuk warna ungu
optimum pada proses ekstraksi zat warna kemerahan di kelopak bunga rosella. Antosianin
antosianin diyakini sebagai

43
antioksidan yang dapat menyembuhkan berbagai 4. Waktu
penyakit degeneratif. (Mardiah et al,2009). Semakin lama waktu ekstraksi maka akan
memberikan hasil yang diperoleh lebih besar,
karena kontak antara pelarut dan bahan yang
diekstraksi juga akan semakin lama sehingga
akan menyebabkan pelarut semakin
diperkaya oleh solute (Anonim, 2009).
5. Rasio bahan padatan dan pelarut
Perbandingan bahan padatan dengan
pelarut mempengaruhi hasil dari ekstraksi.
Semakin besar berat bahan padatan
dibandingkan pelarut, maka hasil ekstraksi
juga akan semakin besar, hal ini
diakibatkan luas kontak permukaan bahan
Gambar 1. Tanaman Bunga Rosella padatan dengan pelarut semakin besar.
(Anonim,2009)
2. Ekstraksi 6. Kecepatan Pengadukan
Pengambilan zat warna dari rosella ini Semakin besar kecepatan pengadukan maka
dapat dilakukan dengan ekstraksi. Ekstraksi hasil yang diperoleh akan semakin baik.
merupakan suatu metode untuk mengeluarkan Sedangkan jika kecepatan pengadukan kecil
komponen tertentu dari zat padat atau zat cair maka hasil yang diperoleh juga tidak baik,
dengan pelarutan. Teknik ekstraksi yang karena kontak antara pelarut dengan zat
digunakan untuk pengambilan zat warna dari terlarut tidak sering. (Anonim,2009)
kelopak bunga rosella ini merupakan ekstraksi
zat padat ( leaching ). Pada ekstraksi padat-cair, 3. Zat Warna Alami
satu atau beberapa komponen yang dapat larut Zat warna alami adalah zat warna yang
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan diperoleh dari alam atau tumbuhan baik secara
pelarut. Leaching merupakan suatu proses langsung maupun tidak langsung. Secara
pemisahan atau pengambilan fraksi padat yang tradisional zat warna alami diperolah dengan
diinginkan dari fraksi padat lain dalam suatu ekstraksi atau perebusan tanaman yang ada
campuran padat-padat dengan menggunakan disekitarnya. Bagian-bagian tanaman yang
solvent cair.(Mc.Cabe,1993) dapat dipergunakan untuk zat warna alami
Faktor-faktor yang berpengaruh pada adalah kulit, ranting, daun, akar, bunga, biji atau
proses ekstraksi, antara lain : getah. (Fitrihana, 2007).
1. Jenis Pelarut Zat warna antosianin yaitu pigmen
Proses ekstraksi dapat berjalan dengan baik tanaman yang dapat memberikan warna merah,
bila pelarut memenuhi syarat-syarat selektif, biru, atau keunguan. Antosianin termasuk
mampu melarut, reaktifitas rendah, titik didih komponen flavonoid, yaitu turunan polifenol
rendah, murah, tidak korosif, tidak mudah pada tumbuhan yang mempunyai kemampuan
terbakar, tidak eksplosif bila bercampur antioksidan dan antikanker. (Anonim, 2010)
dengan udara, tidak menyebabkan emulsi, Antosianin dapat larut dalam aquadest,
stabil secara kimia dan termal etanol, aseton, dan n-hexana. Pigmen
(Guenter,1987). antosianin berubah warna akibat perubahan pH
2. Ukuran Bahan padat yang diekstraksi solvent. Dalam pH asam antosianin
Semakin kecil ukuran bahan, maka semakin kebanyakan berwarna merah, sedang
besar luas permukaan zat padat, sehingga dalam suasana alkali berubah menjadi biru.
laju perpindahan massanya semakin besar. (Widjarnako, 1991) Khlorofil (chlorophil) adalah
Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang zat pembawa warna hijau pada tumbuh-
dialami oleh zat terlarut adalah kecil tumbuhan. Khlorofil termasuk zat makanan yang
(Bernasconi, 1995). sudah ribuan tahun akrab dengan sel-sel tubuh
3. Suhu manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan
Suhu ekstraksi yang tinggi akan berpengaruh sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka
positif terhadap proses ekstraksi karena bumi dalam bentuk lumut. (Anonim, 2010)
adanya peningkatan kecepatan difusi. Karotenoid adalah suatu pigmen alami
Kelarutan zat terlarut (pada partikel yang berupa zat warna kuning sampai merah yang
diekstraksi) di dalam pelarut akan naik terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
bersamaan dengan kenaikan suhu sehingga a. Karotenoid pro-vitamin A yang
laju ekstraksi yang lebih tinggi dan hasil yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif
diperoleh lebih besar (Anonim, 2009).
44 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 43 – 47
sepe PENELITIAN menggunakan labu
mengetahui
rti Bahan Penelitian leher tiga. Pada
kandungan
beta Bahan yang ekstraksi menggunakan
antosianin total
karot digunakan dalam soxhlet, sebanyak 5
dalam kelopak
en, penelitian ini gram kelopak bunga
bunga rosella.
alfa adalah kelopak rosella dibungkus
Pada proses
karot bunga rosella dan dengan kertas saring,
ekstraksi
en, aquadest. kemudian dilakukan
menggunakan labu
dan ekstraksi dengan
leher tiga, yaitu
gam Alat Penelitian pelarut aquadest
memanaskan
a Alat yang sampai dengan pelarut
kelopak bunga
karot digunakan dalam tidak berwarna
rosella(berat
en. penelitian ini lagi(berwarna bening).
tertentu) dengan
b. Karo adalah rangkaian Setelah itu dilakukan
300 ml aquadest di
tenoi alat ekstraksi dan proses distilasi untuk
dalam labu leher
d alat analisa UV- memisahkan pelarut,
tiga pada suhu
non Vis. dan zat warna yang
tertentu dan
pro- dihasilkan dikeringkan
kecepatan putar
vita di dalam oven. Metode
pengadukan
min ini untuk
tertentu. Waktu
A
ekstraksi adalah
yaitu
120 menit dan
non-
pengambilan
nutri
sampel
si
dilaksanakan setiap
aktif
20 menit. Hal itu
sepe
dilakukan pada
rti
berbagai variasi
fuco
rasio bahan,suhu
xant
dan kecepatan
hin, Keterangan : pengadukan.
neox 1. Motor
Terhadap
anthi pengaduk
2. Statif setiap cuplikan
n,da
3. Pengaduk dilakukan analisa
n
merkuri dengan
viola
4. Termometer . menggunakan alat
xant
5. Labu Leher tiga spektofotometer
hin 6. Pemanas UV- Vis pada
Tanin mantel panjang gelombang
ialah pigmen 7. Air pendingin 514 nm untuk
pemberi warna keluar
warna merah.
coklat yang 8. Pendingin bola
9. Klem Variabel yang
dapat
10. Air pendingin diukur adalah
diperoleh dari
masuk absorbansi yang
tumbuhan
kemudian dibuat
maupun
Gambar 2. kurva kalibrasi
hewan. Tanin
Rangkaian absorbansi (A) vs
merupakan Alat konsentrasi zat
senyawa Ekstraksi
kompleks warna (CA).
biasanya Metode Penelitian
campuran HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Menentukan
polifenol tidak penelitian ini
mengkristal kandungan zat
dilakukan dua warna Antosianin
(tannin metode ekstraksi
extracts). dalam bunga
yaitu ekstraksi rosella
(Anonim, 2011) menggunakan Dari ekstraksi
soxhlet dan menggunakan
METODE ekstraksi soxhlet diperoleh
Ekstraksi Zat Warna Alami Kelopak Bunga Rosella Dengan Pelarut Aquadest 45
(Endang Mastuti, Nita Patma Sari, Romasta Adelina Simangunsong)
kandu ada besar. Hal 3 gram 6 gram 9 gram
ngan proses tersebut
Gambar 3.
zat ekstra dapat
Hubunga
warna ksi ditunjukkan n antara
antosi semak pada Berat
anin in Gambar 3. Antosian
dalam besar in
kelop rasio 0
dengan
ak bahan Waktu

Berat Antosianin (gram)


,
bunga dan 0 pada
rosell pelarut 8 Variasi
Rasio
a maka 0
Bahan
adala semak ,
h in 0
6 Dari
47,55 banya
Gambar 3 dapat
% k hasil 0
, dilihat bahwa
(gram yang
0 pada
bubuk dapat 4 perbandingan
zat terekst
0 rasio berat
warna rak , bahan : volume
/gram sehing 0 pelarut = 9 gr :
kelop ga 2
300 ml
ak berat 0 merupakan
bunga hasil 0 50 100
perbandingan
rosell zat 150
yang optimum
a warna Waktu (menit)
saat ekstraksi.
basah yang
). didapa Peningkatan berat
Menentukan tkanpu dikarenakan
antosianin pada berat semakin tinggi
kondisi optimum n 9 gr terlihat lebih
1. Pe semak kecepatan
signifikan bila putar
ng in dibandingkan dengan
ar besar. pengadukan,
berat 3 gr dan 6 gr. maka nilai
uh Hal ini Dengan bertambahnya
Ra dikare turbulensi
berat bunga rosella pada sistem
si nakan yang digunakan maka
o pada akan semakin
zat warna yang besar dan
Ba volum terekstrak juga
ha e kontak antara
semakin banyak . pelarut
n pelarut Pada penelitian ini
da yang dengan zat
hanya dibatasi berat terlarut
n sama bahan 3 gr, 6 gr, dan 9
Pe denga semakin
gr, sehingga data hasil sering. Hal ini
lar n penelitian hanya bisa
ut jumlah terlihat dari
digunakan untuk data
Te berat rentangan berat bahan
rh bahan percobaan
3 gr yang tertera
ad semak
ap in pada Gambar
Be banya 5
rat k, 0,07
Berat Antosianin (gram)

Ha berat
2
sil antosi 0
Za anin R
t yang m
W dihasil sampai 9 gr. B t na
ar kan e Hasil Ekst
na semak 2. Pengaruh Suhu r Zat raksi
P in Ekstraksi Terhadap a War menunjukk

46 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 43 – 47


an bahwa 300 Rpm r 5 untuk
semakin 400 Rpm
kisaran
tinggi suhu D kecepatan
ekstraksi a putar
maka 0 20 40 ri pengadukan
semakin 60 80 G antara 200
1001201
banyak pula 40
a rpm hingga
zat warna m 400 rpm
yang W
b diperoleh
dihasilkan. akt a berat
Hal ini u r antosianin
dikarenakan (m 0,05
eni
2 yang hampir
suhu 0,04 8
t) 0,03 sama. Oleh
mempengar 0,02 sebab itu
uhi 0,01 C
kecepatan
0
viskositas 5 putar 200
0 20 40 60 80
suatu 100 120
0 rpm
pelarut merupakan
sehingga C
Wa kecepatan
banyak ktu 7 putar
yang (m 5 optimum
terekstrak. Gambar 5. Hubungan eni pada
antara Berat Antosianin t) C
Semakin tinggi d penelitian
suhu, viskositas e 1 ini.
akan semakin 0 Penelitian ini
n
0
kecil sehingga g hanya
kelarutan zat a dilakukan
C
terlarut akan n percobaan
semakin besar. dengan
Hal tersebut W kecepatan
dapat a putar
ditunjukkan k
t
pengadukan
pada Gambar sampai 400
u
4.. rpm.
0,08 p
4. Konsentrasi Zat
Berat Antosianin (gram)

0,07 a
0,06
d Warna
a Antosianin
pada Kondisi
V Operasi
a Optimum
r Gambar 4. Hubungan Dari Gambar 4 dapat dilihat
i antara Berat bahwa suhu 100oC merupakan
a Antosianin suhu maksimum ekstraksi
s dengan Waktu
i karena merupakan suhu didih
pada Variasi
Suhu
larutan. Suhu ekstraksi yang
K tinggi akan berpengaruh positif
e Dari Gambar 4 terhadap proses ekstraksi
c nampak berat hasil karena adanya peningkatan
e ekstraksi akan kecepatan difusi. Kelarutan zat
p
maksimal pada suhu terlarut (pada partikel yang
a diekstraksi) di dalam pelarut
t 100oC(suhu didih).
Pada variasi suhu akan naik bersamaan dengan
a kenaikan suhu sehingga laju
n (28oC
ekstraksi lebih tinggi dan hasil
,50oC, 75oC, dan
o yang diperoleh lebih besar.
P 100 C), berat
u antosianin akan
t 3. Pengaruh Kecepatan Putar
meningkat dengan
a Pengadukan Terhadap Berat
bertambahnya suhu.
Ekstraksi Zat Warna Alami Kelopak Bunga Rosella Dengan Pelarut Aquadest 47
(Endang Mastuti, Nita Patma Sari, Romasta Adelina Simangunsong)
Hasil Zat B waktu k bunga
Warna erda 120 rosella.
Pengar sark menit Untuk
uh kecepatan an dan mengetahui
putar hasil denga konsentrasi zat
pengadukan perc n warna
pada proses obaa kecep antosianin
ekstraksi n, atan pada kondisi
menunjukan dida putar operasi
bahwa patk penga optimum
semakin an dukan tersebut,
tinggi kond 200 dilakukan
kecepatan isi rpm. analisa dengan
putar maka oper Hasil membandingka
semakin asi zat n absorbansi
banyak hasil opti warna zat warna hasil
yang mum yang percobaan
diperoleh. Hal untu diperol dengan
ini k eh absorbansi zat
men denga warna standar.
geks n Hubunga
trak kondis n absorbansi
zat i (A) dengan
warn terseb konsentrasi zat
a ut warna standar
anto adalah (CA) dapat
siani 0,0695 dilihat pada
n gram Gambar 6 dan
dari untuk persamaan
kelo setiap garisnya
pak 9 dinyatakan
bung gram dengan:
a kelopa C = 0,090A................................
rosel
la 0,012
KESIMPULAN
deng Dari penelitian
an 0,01 ini dapat diambil
pelar kesimpulan
0,008 sebagai berikut :
Konsentrasi,CA(mg zat arna/mg larutan)

ut
aqua 0,006 1. Kadar total zat
C warna
dest
adal 0,004 antosianin di
ah dalam kelopak
0,002 bunga rosella
deng
an 0 adalah
rasio 47,55%.
baha 2. Kondisi
n : optimum
pelar ekstraksi zat
ut warna kelopak
9:30 bunga rosella
0, adalah pada
pada berat 9 gram
suhu dalam 300 ml
didih aquadest,
larut suhu
an 100oC(suhu
(100 didih) dan
o
C ), kecepatan
putar
48 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 43 – 47
p 0 an yang ekstrak adalah
e 0 wak diproleh 13,9 mg zat
n tu dari hasil warna/ml
g r ekst analisa larutan.
a p raks dengan
d m i spektrofoto DAFTAR PUSTAKA
u 120 meter UV- Anonim, 2009,
k d men Vis adalah Ekstraksi,
a e it. 3,0149 mg www.Chem-Is-
n n 3. Konsentrasi zat zat Try.org Anonim,
g warna pada warna/ml 2010, “Zat Warna
2 kondisi optimum larutan dan Alami Klorofil”,
0 sentrasi konsentrasi www.arthazone.com
, terhada zat warna Anonim, 2010, “Pigmen
0 p dalam Antosianin”,
0
Absorb larutan www.pustaka
ansi -deptan.go.id
0 dalam
,
Anonim,
Penentu 2011,
0
2 an “Pigmen
Persam Alami”,
aan Konse www.kompas.com
0
Kurva ntrasi
, Kons
zat Bernasconi, G., et, 1995,
0 Kalibras Waktu entra
i warna “Teknologi Kimia
4 si
Dari Absor (mg
berdas II”, Pradnya
bansi arkan Paramita, Jakarta
0 persamaan (1), (menit zat
) perhitu
, dapat dihitung
warn
ngan Fitrihana, N., 2007,
0 a/ “Sekilas Zat
konsentrasi zat berat
6 mL
warna hasil larut
kering Warna Alam
(mg zat untuk
percobaan yang an)
0 warna /
20 ,
0,200
sudah
0,0180
diketahui
10,4 terekstrak bukan hanya
40 0
0,208 absorbansinya.
0,0187 11,8 antosianin saja tetapi zat-
8 Hasil
0,0210perhitungan
60 0,234 12,4 zat lain selain zat warna
80 0,238 0,0214
ditunjukkan pada12,8 yang juga ikut terekstrak
100 0
0,250 0,0225 13,4
,
Tabel 1 sehingga memperbesar
120 0,273
1 Tabel 1. Hubungan 13,9 berat hasil zat warna.
0 antara
Absorbansi
dengan Dari data di
0
, Konsentras Tabel 1 dapat dilihat
1 i dan bahwa konsentrasi
2 Waktu meningkat seiring
A dengan bertambahnya
b waktu ekstraksi.
s Namun bila
o dibandingkan dengan
r konsentrasi zat warna
b berdasarkan
a perhitungan berat
n kering, diperoleh
s konsentrasi zat warna
i berdasarkan
perhitungan berat
Gambar 6. kering lebih besar
Graf daripada konsentrasi
ik hasil analisa dengan
Hub Spektrofotometer UV-
ung Vis. Hal ini disebabkan
an karena pada saat
Kon ekstraksi, yang
Ekstraksi Zat Warna Alami Kelopak Bunga Rosella Dengan Pelarut Aquadest 49
(Endang Mastuti, Nita Patma Sari, Romasta Adelina Simangunsong)
www.batikyog dan k Co,
ya.wordpress. Saw Singapore
com ami Widjarnako, S.
Guenter H., B.,
, 200 1991,“Biok
E 9, imia
, “Bu Pangan”,
1 dida Program
9 ya Pasca
8 dan Sarjana
7 Pen Universita
, gola s
“ han Brawijaya,
M Ros Malang
in ela:
y Si
a Mer
k ah
A Seg
ts uda
iri ng
”, Man
Ji faat”
li ,
d Agr
1 ome
, dia
U Pust
I aka,
P Jak
r arta
e Mc. Cabe,
s W.
s, L.,
J Smit
a h, J.
k C.
a and
rt Hari
a ott,
Mardiah P.,
, 199
A 3,
. “Uni
R t
a Ope
h ratio
a n of
y Che
u, mic
R al
. Engi
W neer
. ing”,
A MC
s Gra
h w
a Hill
di Boo

50 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 43 – 47

Anda mungkin juga menyukai