Anda di halaman 1dari 21

TEKNOLOGI PENCELUPAN 2

IKA NATALIA MAULIZA , SST., M.T.

PENCELUPAN POLIESTER DENGAN ZAT WARNA


DISPERSI
KHUSUS INTERNAL POLITEKNIK STTT BANDUNG
MOHON TIDAK MENYEBARKAN CONTENT BAIK SECARA ONLINE MAUPUN OFFLINE
Serat Poliester

Struktur polimer linier


Antar rantai polimer berikatan dengan gaya dipol
Derajat kristalinitas tinggi
Hidrofob
Sifat fisika serat poliester
Kekuatan 4,5 g/denier – 7,5 g/denier dan mulur 25%
Moisture Regain 0,4%
Berat jenis 1,38
Transisi gelas 80-90oC dan meleleh pada suhu 250oC (pada suhu tinggi tidak menguning)
Tahan serangga, jamur, dan bakteri
Terjadi penurunan kekuatan dalam paparan sinar yang lama
Dimensi dapat distabilkan pada suhu 190-200oC
Penampang melintang bergantung pada bentuk spineret
Sifat Kimia Serat Poliester
Tahan asam lemah
Tahan basa lemah, kurang tahan basa kuat
Tahan oksidator
Hanya dapat dicelup dengan zat warna dispersi
Zat Warna dispersi
Hidrofob
Berikatan dengan serat berupa ikatan hidrofobik dan ikatan hydrogen (Ikatan hidrogen dapat
terbentuk antara gugus donor elektron seperti gugus hidroksi dan amina yang ada pada zat warna
dispersi dengan gugus karbonil dan lingkar benzena yang ada dalam serat)
Zat warna dispersi mempunyai berat molekul yang relatif kecil (partikel 0.5 – 2 )
Bersifat non-ionik walaupun terdapat gugus-gugus fungsional seperti –NH2, -NHR, dan –OH.
Gugus-gugus tersebut bersifat agak polar sehingga menyebabkan zat warna sedikit larut dalam air.
Kelarutan zat warna dispersi sangat kecil, yaitu 0.1 mg/l pada suhu 80oC.
Umumnya tidak mengalami perubahan kimia selama proses pencelupan berlangsung.
Penggolongan Zat Warna Dispersi
Berdasarkan struktur kimia
Zat warna azo

Zat warna antraquinon

Zat warna difenilamin


Penggolongan Zat Warna Dispersi
TIPE A TIPE B/E TIPE C/SE TIPE D/S
Ukuran
molekul
Suhu 150oC 190oC 200oC 220oC
sublimasi
Metode Sel. Asetat; carrier Carrier; HT/HP;
pencelupan poliakrilat; trf HT/HP; termosol
printing termosol
Mr (g/mol) 300 400 600
Suhu - 200oC 210oC 230oC
termosol
Fastness properties of disperse dye
Interaksi Poliester – ZW Dispersi
Ikatan hidrofobik
Ikatan yang terjadi antar senyawa-senyawa hidrofob dan bersifat non polar disebut ikatan
hidrofobik, yaitu berupa ikatan fisika atau gaya Van der Wall yang didominasi gaya dispersi
London, sehingga bila struktur molekul zat warna nya makin besar atau elektronnya makin
banyak, maka kekuatan ikatan hidrofobiknya makin besar.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya dipol yang melibatkan atom hidrogen dengan atom lain yang
bersifat elektronegatif. Zat warna dispersi yang bisa mengadakan ikatan hidrogen dengan serat
poliester yaitu zat warna dispersi yang mempunyai donor proton seperti –OH atau NH2. Gugus
hidroksi atau amina tersebut akan membentuk ikatan hidrogen dengan gugus karbonil pada serat
atau dengan lingkar benzena pada struktur molekul serat
Dyeing polyester
TG > 80oC, so polyester undyeable below 70-80 oC
Dyeing rate at any T with given disperse dye : lower than any other fibers
Diffusion of disperse dye at below 100 oC very low (the smaller dye particle size, the higher the
diffusion rate)
Fiber swelling agent (carrier) → improve the fiber accessibility
Dyeing at Higher T increases the diffusion of dyes
Pencelupan Poliester dengan Zat
Warna Dispersi
1. Metoda Exhaust - Carrier 3. Metoda Kontinyu

• Keterbatasan Mesin : Konvensional (terbuka) Digunakan untuk kain poliester yang stabilitas
• Keterbatasan Bahan : Serat tidak tahan suhu dimensinya baik dan jumlahnya banyak.
(Poliakrilat, Poliester-Wool) Kelebihan : produktifitas dan efisiensinya tinggi
• Resiko belang kecil sehingga cocok untuk produksi masal.
• Tahan luntur dan Build-Up Property zat warna  Kekurangan : investasi  kecerahan hasil celup 
2. Metoda Exhaust - Suhu Tinggi
• Penyerapan dan difusi zat warna sangat baik
• Tahan luntur hasil celup baik
• Proses sederhana
• Pemakaian zat pembantu tekstil lebih sedikit
Mekanisme pencelupan poliester dengan zat
warna dispersi pada pencelupan metoda exhaust
Difusi : Zat warna berdifusi dari fasa ruah larutan celup ke dekat permukaan serat. (F)

Adsorpsi : Zat warna pindah kepermukaan serat. (F)

Difusi : Zat warna masuk berdifusi kedalam serat. (S – penentu laju pencelupan)

Fiksasi : Zat warna berikatan dengan serat . (F)

Difusi zat warna bergantung pada kerapatan struktur serat, ukuran partikel dan kelangsingan (bentuk),
zat warna, serta kondisi proses pencelupan.

Contohnya dari segi thermokimia proses difusi ini bersifat endotherm sedang proses fiksasi bersifat
eksotherm. Oleh karena itu pada pencelupan perlu dipanaskan guna memudahkan proses difusi zat
warna, sedangkan untuk fiksasi zat warnanya perlu penurunan suhu.
Skema Proses Pencelupan Exhaust
Pengaturan kondisi proses pencelupan
agar lebih singkat :
1. Menggelembungkan serat dengan cara menambahankan carrier (zat pengemban)
2. Menambahkan leveller yang mengandung carrier
3. Menggunakan zat warna dispersi yang memiliki struktur molekul yang lebih kecil dan bentuk yang
langsing dan planar
Penggunaan zat pengemban, mengelembungkan serat sehingga stuktur serat jadi longgar
untuk memudakkan proses difusi zat warna pada suhu 100 oC, sedang bila dgunakan metoda
suhu tinggi pada 130 oC maka selain seratnya lebih menggelembung juga terjadi kenaikan
energi kinetik zat warna sehingga proses difusinya lebih cepat lagi sehingga waktu celupnya
lebih singkat.
Kelebihan dan kekurangan pencelupan cara carrier adalah mudah rata dan covering
powernya tinggi, namun bila selesai pencelupan ternyata masih ada sisa zat pengemban
yang nempel pada kain maka kain hasil celupnya bau dan tahan luntur warna terhadap
pencucian, gosokan dan sinarnya relatif lebih rendah dibanding hasil celup cara HT/HP.
Dispersion of disperse dyes
Role of dispersing agent: to coat the surface of each dye particle → monomolecular layer
The overall negative charge on the surface: prevent coalescence and aggregation
Addition of dispersing agent in the dyebath → to solve problems with high T
No addition of electrolyte → aggregation coming from the interaction of salt with anionic part
Addition of sequestering agent → dispersing agent react with Ca or Mg, dye react with metals
Anionic part (head) of the surfactant

In contact with Exposed to


Hydrophobic dye particle the surrounding water

The hydrophobic tail


Dispersing agent
1. Anionic
Tahan panas, tidak tahan sadah, tidak tahan elektrolit, bekerja pada pH asam dan alkali, untuk
pencelupan metoda HT HP
2. Non ionic
Pendispersi ini hanya terjadi ikatan hidrogen yang mudah putus dan tidak tahan suhu tinggi
sehingga digunakan untuk pencelupan poliester dengan zat warna dispersi metode carrier pada
suhu 100˚C. Selain itu, pada suhu 110˚C zat pendispersi ini akan mengendap dan mengeruh. Sifat
lainnya yaitu tidak bergantung pada pH larutan celup, tahan sadah dan tahan elektrolit.
3. Modified anionic
tahan panas, tahan sadah, tahan elektrolit, cocok digunakan untuk pencelupan poliester dengan
zat warna dispersi baik metode HT/HP maupun metode carrier. Kelemahannya yaitu harganya
yang mahal.
OTHERS
LEVELLING AGENT
Memperbesar migrasi zat warna
1. Non carrier : dispersing agent only
2. With carrier : dispersing agent dengan carrier
ANTI CREASE MARK
Memantu penetrasi zat warna hingga ke bagian terkecil dan sebagai koloid pelindung yang
menurunkan koefisien friksi sehingga bulu tidak timbul.
METODE KONTINYU

+ Zat Anti Migrasi


Yang harus diperhatikan pada pencelupan sistem kontinyu :
1. Konsentrasi zat warna di larutan pad harus konstan
2. Suhu larutan di bak padding harus konstan (dingin)
3. Ukuran bak padding. Jika kecil, larutan akan cepat habis, Jika besar dapat terjadi efek tailing
(belang buntut)
4. Covering power zat warna. Jika CP rendah, tambahkan zat penetrasi atau menggunakan zat
warna yang covering power tinggi
molekul zat warna < → covering power >

Anda mungkin juga menyukai