KELOMPOK : 5 (LIMA)
ANGGOTA :1. M. AZHARI (16020099)
2. RD. SARAH FADHLILLAH S (16020105)
3. TYAS ADITYA DEWI (16020122)
4. WULAN ANDAYANI (16020127)
GROUP : 3K4
DOSEN : SUKIRMAN, S.ST., MIL.
ASISTEN : 1. DESTI M., S.ST.
2. DESIRIANA
2.1 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses pemberian warna pada kain secara tidak merata
sesuai dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya memiliki ketahanan luntur
warna. Untuk mencapai hasil pencapan yang baik pada proses pencapan dibutuhkan
kondisi yang spesifik, peralatan khusus dan desain yang sempurna, desain memiliki nilai
seni yang tinggi dan biasanya diciptakan sebagai hasil karya seni.
Motif yangakan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu gambar
pada kertas.Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen gambar
yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif
dipindahkan ke screen, di mana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada
gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian-bagian yang
merupakan gambar akan berlubang dan dapat meneruskan pasta capke bahan yang
akan dicap.
Beberapa alat yang digunakan dalam proses pencapan, antara lain :
1. Kasa / screen
Kasa / screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak
gambardi atas benda - benda yang dicap (sablon). Kasa terbuat dari serat sintetis,
seperti Nylon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan
tegangankasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret.
2. Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas atau
bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.
Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada
media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit
tinta,sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan
tintadalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar
belakang gelap diatas objek datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta
fluorescent. Satu sisi miring, untuk menyablon diatas gelas atau plastik keras
seperti kaca,pelat nama dan lain-lain yang datar dengan permukaan halus. Jumlah
tinta yangdijumlahkan sedikit.
3. Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kaca
dengan ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi
kedudukan engsel penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca.
Serat kapas merupakan serat alam yang termasuk serat selulosa dan merupakan
serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa. Sifat fisika serat kapas antara
lain :
Derajat polimerisasi ±3000.
Moisture regain (MR) = 7-8%.
Berat jenis kapas 1,50-1,56.
Sedangkan sifat kimia serat kapas antara lain :
Gugus –OH primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan
untuk mengadakan ikatan dengan zat warna, ikatan yang terbentuk antara
kapas dengan zat warna reaktif adalah ikatan kovalen.
Struktur molekul serat kapas :
Lebih tahan alkali, pada alkali kuat terjadi penggelembungan serat yang besar,
tapi kurang tahan asam karena asam akan menghidrolisa glukosa dan
membentuk hidroselulosa, sehingga pengerjaan proses persiapan
penyempurnaan dan pencelupannya lazim dilakukan dalam suasana netral
atau alkali.
Beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan
dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena oksidasi dengan
terbentuknya oksiselulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang
berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400C.
O O O O
C C C C
C =C C =C
N N S S
Indigotin Tioindigo
Antrakwinon
O
Pada dasarnya pencelupan dengan zat warna bejana terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Pembejanaan, yaitu pembuatan larutan bejana atau pereduksian zat warna bejana
menjadi bentuk leuko.reaksinya adalah:
2H2O
D = C = O + Hn D = C – OH
Zat warna bejana
OH C = C – Ona + H2O
(senyawa leuko)
2D = C – O – Na + On 2D = C = O + Na2CO3
4. Pencucian, Hasil celupan yang telah dioksidasi dicuci dengan sabun panas sampai
bersihuntuk menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi dan selanjutnya dibilas
sampai bersih.
Zat warna bejana jenis antrakuinon atau indanthrene mempunyai beberapa macam
reaksi waktu pembejanaan :
a. Senyawa indanthrene dapat direduksi pada kedua gugus karbonilnya atau
keempat gugus karbonilnya sehingga dengan perbedaan banyaknya gugus
karbonil yang direduksi maka akan menghasilkan perbedaan ketuaan warna.
b. Dalam pembejanaan yang dipentingkan jumlah alkali untuk membentuk garam
leuko. Jika pH-nya dibawah 7 maka derivat antrahidrokinon akan berpolimerisasi
menjadi suatu oksantron. Senyawa ini tidak mudah teroksidasi kembali kebentuk
semula, tetapi lebih mudah tereduksi menjadi senyawa antron yang akan
berisomerisasi menjadi antranol. Antranol akan teroksidasi memberikan hasil
reaksi yang berbeda dengan pigmen zat warna asal.
Zat warna bejana mempunyai sifat :
Zat warna yang tidak larut dalam air sehingga tidak dapat mewarnai langsung
serat selulosa, tapi jika diubah dulu menjadi garam leuko dengan bantuan zat
reduktro dan alkali akan mempunyai substantifitas terhadap serat. Untuk
mengembalikan ke bentuk semula diperlukan pengoksidasian..
Senyawa leuko zat warna golongan antrakuinon hanya larut dalam larutan
alkali kuat sedang golongan indigo larut dalam larutan alkali lemah.
Tahan luntur warna baik.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap sinar dan tahan terhadap larutan
NaOH mendidih.
Zat warna bejana yang berbentuk leuko sangat peka terhadap suhu
pengeringan setelah pencapan. Jika suhu pengeringan rendah maka kain
hasil cap yang masih agak basah dapat bertambah panas terutama yang
bertumpuk di bagian tengah, sehingga mengakibatkan terjadinya reaksi
penguraian yang tidak merata. Akibatnya hasil pencapan akan belang. Kalau
suhu pengeringan terlalu tinggi, maka tidak ada kesempatan zat warna
bejana masuk ke dalam serat dan sukar untuk mengambil air sehingga tidak
akan terjadi reaksi oksidasi kembali dan akibatnya warna sebenarnya tidak
timbul.
2.7 Pengental
Pengental berfungsi untuk melekatkan zat warna pada bagian bahan tekstil yang
akan diwarnai selama proses pencapan berlangsung, sehingga dipeoleh batas gambar
yang tajam, warna yang rata, dan penetrasi zat warna yang cukup baik.
Pengental digunakan dalam proses pencapan sebagai medium untuk
melekatkan zat warna pada permukaan kain, medium air seperti halnya pada
pencelupan tidak bisa dipergunakan karena sifat air yang menyebar sehingga
menyebabkan gambar blobor.
Selain fungsi utama pengental untuk melekatkan zat warna, fungsi lain dari
pengental adalah :
- Untuk membawa zat warna dan zat pembantu
- Untuk melawan kapilaritas dari kain
- Untuk mencegah migrasi selama pencepan berlangsung
- Untuk meningkatkan daya adesi zat warna yang belum terfiksasi dalam serat
- Untuk mengikat air dari hasil kondensasi uap pada prosres fiksasi
- Bertindak sabagai koloid pelindung agar zat warna tidak mengendap selama
pencapan berlangsung.
Zat pengental pada umumnya terdiri dari polimer polisakarida dengan rantai
polimer yang panjang. Monomer penyusunnya biasanya glukosa, maltosa, galaktosa,
dan arabinosa.
Pengental untuk proses pencapan harus memiliki syarat – syarat tertentu yang
cocok sehingga tidak mengganggu dalam proses pencapan, sesuai dengan bahan yang
dicap, kualitas yang dihasilkan, cara fiksasi, dan proses pencucian, yaitu antara lain:
Jenis pengental :
- Pengental alam
- Pengental sinterik
- Pengental modifikasi
- Pengental emulsi
- Pengental semi emulsi.