Desiriana
Tujuan
Memberi warna pada kain T/R dengan menggunakan zat warna pigmen dan zat
pembantunya sesuai dengan motif yang diinginkan.
2. Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas ataubahan lain yang
akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Padabahan yang lunak dan tumpul
biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam
mengalirkan lebih sedikit tinta,sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan
tintadalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar belakang gelap diatas
objek datar.Juga digunakanuntuk mencetak tinta fluorescent.Satu sisi miring, untuk menyablon diatas
gelas atau plastik keras seperti kaca,pelat nama dan lain-lain yang datar dengan permukaan halus, jumlah
tinta yang dijumlahkan sedikit.
3. Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kacadengan
ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi kedudukan engsel penyekat
(catok) sejajar dengan permukaan kaca.
4. Pengental emulsi
Dalam pencapan pengental berfungsi unutk mendapatkan kekentalan pasta cap, memindahkan
atau melekatkan zat warna kedalam bahan, memperoleh warna yang rata, penetrasi yang baik, dan batas
warna motif yang tajam.
Pengental emulsi dapat digunakan untuk pencapan zat warna pigmen. Karena
suksesnya sebagai pengental pada zat warna pigmen, kemudian pengental emulsi
digunakan juga untuk pencapan zat warna yang lain. Berhubung pengental emulsi
memiliki aliran pasta yang pendek (short flow) maka memberikan hasil cap yang kurang
memuaskan, sehingga penggunaannya dengan zat warna selain pigmen, dicampur dengan
pengental alam dari jenis alginate atau guar. Pengental semi emulsi ini memberikan
keuntungan yaitu lebih tingginya tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu pengeringan
yang lebih cepat dibandingkan pengental alam 100%.
Pengental emulsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Emulsi air dalam minyak (w/o), yaitu air merupakan fasa terdispersi dan minyak
sebagai medium pendispersi.
2. Emulsi minyak dalam air (o/w), yaitu minyak merupakan fasa terdispersi dan air
sebagai medium pendispersi.
Syarat pengental yaitu:
- Daya lekat baik (basah maupun kering)
- Stabil selama proses pencapan
- Tidak berwarna dan berbusa
- Mudah kering dan rata
- Dapat menahan resapan larutan / uap, sehingga diperoleh motif yang tajam
- Dapat memindahkan zat warna sebanyak mungkin kedalam bahan
- Dapat dicampur dengan zat pembantu dan tidak bereaksi
- Mudah hilang dalam pencucian
Jenis pengental yaitu:
- Pengental alam
- Pengental sinterik
- Pengental modifikasi
- Pengental emulsi
- Pengental semi emulsi
5. Pada pasta cap terdapat
- Zat warna
- Pengental
- Zat pembantu tekstil
- Air
Evaluasi Pencucian
7. Berikutnya dilakukan perakelan untuk screen berikutnya. Screen diletakkan tepat pada motif.
8. Untuk screen berikutnya (warna berbeda), dipasang screen dengan memposisikan motif, agar kedua
motif dapat berimpit dengan tepat.
9. Lakukan perakelan kembali.
10. Setelah selesai, pasta cap dibiarkan pada kain hingga sedikit mengering.
11. Dilakukan proses pengeringan pada mesin stenter pada suhu 100C selama 2 menit.
12. Dilakukan proses curing pada mesin stenter dengan variasi suhu dan waktu yang telah ditentukan.
13. Lakukan evaluasi (ketuaan warna, kerataan motif, ketajaman motif, ketahananluntur terhadap pencucian).
3.4 Resep
Resep pengental induk (pengental emulsi)
- Emulsifier : 100 gram
- Air : 300 gram
- Minyak tanah : 600 gram
Jumlah : 1000 gram
Resep pasta cap
- Zat warna pigmen : 10-30 gram
- Binder : 150 gram
- DAP (1:2) : 20 gram
- Urea : 100 gram
- Pengental emulsi : 600-700 gram
Variasi proses curing (dengan binder 150 gram)
Metoda 1 2 3 4 5
Suhu (0C) 160 160 170 180 180
Waktu (menit) 2 3 2 2 3
20
DAP = x 75 = 1,5
1000
100
Urea = x 75 = 7,5
1000
600
Pengental Emulsi = 75 = 45
1000
10
Zat warna pigmen biru = x 75 = 0,75
1000
V. DISKUSI
Pembuatan pengental induk
Pada pembuatan pengental induk, prisnsip yang digunakan yakni oil in water (o/w) sehingga
minyak ditambahkan pada air secara bertahap dan diaduk. Hal ini bertujuan agar minyak dan
air benar benar dapat bercampur secara homogen sehingga saat dicampurkan pada pasta
cap, pengental dapat memindahkan zat warna sebanyak banyaknya pada kain.
Keberhasilan pencapan sangat dipengaruhi oleh kualitas pengentalny, karena fungsi
pengental untuk memindahkan pasta cap pada kain.
Perbandingan ketuaan warna pada proses pencucian dan tanpa proses pencucian
(ketahanan luntur kain)
Kain yang dilakukan dengan proses pencucian, ketuaan warna yang didapat lebih pudar
dibandingkan dengan kain tanpa proses pencucian, karena pada saat proses pencucian
adanya gosokan yang diberikan pada permukaan kain dapat menyebabkan warna motif
menjadi lebih pudar. Zat warna pigmen yang digunakan merupakan zat warna yang tidak
tahan terhadap gosokan.
Pada hasil percobaan didapatkan ketuaan motif terbaik pada metoda curing pada suhu
1700C 2 menit, sedangkan pada suhu 1800C 2 menit ketuaan warna didapat sangat kurang
baik. Berdasarkan teori seharunya pada suhu lebih tinggi dan waktu curing yang lebih lama
ketuaan warnapun akan lebih baik, hal ini dapat terjadi karena suhu optimum pada kain
poliester rayon adalah 1700C, sehingga pada saat termofiksasi zat warna pada proses curing
akan lebih baik dan lebih maksimal pada suhu 1700C.
Kerataan warna
Pada hasil percobaan semua kain memiliki kerataan yang sama dengan hasil yang baik.
Kerataan dipengaruhi oleh pengental, kehomogenan dan kekentalan pasta cap. Pada proses
percobaan, kekentalan emulsi yang ditambahkan kedalam pasta cap sudah optimum, jika
pasta cap terlalu kental atau terlalu encer, warna akan kurang rata demikian pula dengan
kehomogenan larutan pasta cap jika larutan tidak tercampur sampai homogen maka warna
akan kurang rata. Kerataan juga di pengaruhi oleh proses perakelan. Semakin baik proses
perakelan, semakin rata pula motif yang di hasilkan.
Ketajaman motif
Ketajaman motif dipengaruhi oleh screen, dan penempatan kasa penekan pada kain yang
akan dirakel. Semakin tepat penekanan kasa pada kain, dan semakin tepat perakelan, maka
ketajaman motif akan semakin baik.
VI. KESIMPULAN
Ketuaan warna : terbaik pada curing dengan suhu 1700C selama 2 menit
Kerataan warna : sama baik
Ketajaman warna : terbaik pada curing suhu 1700C selama 2 menit
DAFTAR PUSTAKA
Hasil pencapan resep 1 dengan cara air hanging (diangin-angin) selama 24 jam
cukup baik walaupun kerataan warnanya kurang baik pada beberapa bagian. Pada saat proses
pencucian sabunpun tidak terjadi stainning.