Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCAPAN 1

PENCAPAN KAIN T/R DENGAN ZAT WARNA PIGMEN

Disusun Oleh :Mia Sari Oktaviani (12020081)

Ririy Badriyyah (12020083)

Evi Celika (12020084)

Fitrina Sari (12020085)

Yoga Firmansyah (12020098)

Dosen : Agus S., S.Teks, M.Sc

Asisten : Sukirman, S,S,T

Desiriana

Penyerahan : 05 - Mei - 2014

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2014
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencapan pada kain T/R dengan zat warna
pigmen.

Tujuan
Memberi warna pada kain T/R dengan menggunakan zat warna pigmen dan zat
pembantunya sesuai dengan motif yang diinginkan.

II. TEORI DASAR


Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zatwarna pada kain
secara tidak merata sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yangakan diperoleh pada kain cap nantinya
harusnya dibuat dulu gambar pada kertas.Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen
gambar yang akandijadikan motif dipisahkan dalam kertas film.Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke
screen, dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya
sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat meneruskan pasta capke
bahan yang akan dicap.
1. Kasa / screen
Kasa / screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambardi atas benda -
benda yang dicap (sablon).Kasa terbuat dari serat sintetis, sepertiNylon dan Poliester yang memiliki sifat
Hidrofobik sehingga kestabilan tegangankasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret.

2. Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas ataubahan lain yang
akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Padabahan yang lunak dan tumpul
biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam
mengalirkan lebih sedikit tinta,sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan
tintadalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar belakang gelap diatas
objek datar.Juga digunakanuntuk mencetak tinta fluorescent.Satu sisi miring, untuk menyablon diatas
gelas atau plastik keras seperti kaca,pelat nama dan lain-lain yang datar dengan permukaan halus, jumlah
tinta yang dijumlahkan sedikit.

3. Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kacadengan
ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi kedudukan engsel penyekat
(catok) sejajar dengan permukaan kaca.

4. Pengental emulsi
Dalam pencapan pengental berfungsi unutk mendapatkan kekentalan pasta cap, memindahkan
atau melekatkan zat warna kedalam bahan, memperoleh warna yang rata, penetrasi yang baik, dan batas
warna motif yang tajam.
Pengental emulsi dapat digunakan untuk pencapan zat warna pigmen. Karena
suksesnya sebagai pengental pada zat warna pigmen, kemudian pengental emulsi
digunakan juga untuk pencapan zat warna yang lain. Berhubung pengental emulsi
memiliki aliran pasta yang pendek (short flow) maka memberikan hasil cap yang kurang
memuaskan, sehingga penggunaannya dengan zat warna selain pigmen, dicampur dengan
pengental alam dari jenis alginate atau guar. Pengental semi emulsi ini memberikan
keuntungan yaitu lebih tingginya tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu pengeringan
yang lebih cepat dibandingkan pengental alam 100%.
Pengental emulsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Emulsi air dalam minyak (w/o), yaitu air merupakan fasa terdispersi dan minyak
sebagai medium pendispersi.
2. Emulsi minyak dalam air (o/w), yaitu minyak merupakan fasa terdispersi dan air
sebagai medium pendispersi.
Syarat pengental yaitu:
- Daya lekat baik (basah maupun kering)
- Stabil selama proses pencapan
- Tidak berwarna dan berbusa
- Mudah kering dan rata
- Dapat menahan resapan larutan / uap, sehingga diperoleh motif yang tajam
- Dapat memindahkan zat warna sebanyak mungkin kedalam bahan
- Dapat dicampur dengan zat pembantu dan tidak bereaksi
- Mudah hilang dalam pencucian
Jenis pengental yaitu:
- Pengental alam
- Pengental sinterik
- Pengental modifikasi
- Pengental emulsi
- Pengental semi emulsi
5. Pada pasta cap terdapat
- Zat warna
- Pengental
- Zat pembantu tekstil
- Air

6. Zat warna pigmen


Zat warna pigmen merupakan zat warna yang dapat digunakan untuk mencap semua
jenis bahan tekstil sehingga banyak digunakan. Zat warna ini tidak mempunyai gugus
pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat. Sifat zat warna ini hanya
menempel saja pada permukaan kain dengan pengikat binder.
Karena sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai
efek kaku. Dan untuk menghindari efek ini biasanya dalam resep yang digunakan
ditambahkan zat pelembut. Kelemahan lain yang ada pada zat warna ini adalah ketahanan
terhadap gosoknya yang jelek.
Tidak seperti zat warna lainnya yang digunakan pada pencelupan bahan tekstil, maka
zat warna pigmen yang tidak mempunyai auksokrom ini digunakan juga untuk mewarnai
tekstil. Pada umumnya dilakukan dengan cara pencapan, akan tetapi seringkali juga
digunakan untuk mencelup bahan dengan kualitas kasar sampai sedang.
Untuk pencelupan, karena tidak memiliki auksokrom maka tidak dapat digunakan
untuk mencelup benang dengan cara exhaust. Untuk mencelup kain digunakan cara
padding dan pada umumnya hanya mewarnai pada permukaan saja. Sifat ketahanan
lunturnya sangat ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang
digunakan. Binder ini dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang
diperoleh dari katalis dan adanya panas pada waktu curing.
Sifat zat warna pigmen:
1. Untuk bahan serat alam, serat buatan dan campuran
2. Tahan gosok basah kurang baik, pegangan kain kaku
3. Mekanisme pelekatan zw pembentukan lapisan film yang tipis, tidak berwarna
mampu menutupi partikel zw dan
4. Tahan gosok basah kurang balk, pegangan kain kaku
5. Mekanisme pelekatan zw pembentukan lapisan film yang tipis, tidak berwarna
mampu penutupi partikel zw dan mampu berikatan dengan serat
6. Fiksasi menggunakan metode pemanas awetan (curing) 13O-15OC
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena memiliki beberapa
keuntungan, antara lain :
1. Dapat digunakan untuk segala jenis serat dan serat campuran.
2. Fiksasi hasil pencapannya mudah karena hanya dengan proses pemanas awetan.
3. Mempunyai ketahanan sinar dan zat kimia yang cukup baik.
4. Warna yang dicapkan adalah warna yang terakhir sehingga mudah dalam menentukan
warna.
5. Dapat dicapkan di atas kain yang berwarna dengan hasil yang cukup baik.
6. Hasil pencapan dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sebelum mengalami fiksasi
/ pemanas awetan.
7. Tidak memerlukan pengerjaan pencucian, penyabunan, oksidasi maupun steaming,
sehingga dapat menyingkat waktu proses dan tenaga.
8. Hasil pencapan dilihat secara visual akan memberikan warna yang cerah.
9. Sederhana dalam pembuatan pasta cap.
Beberapa kerugian pencapan pigmen adalah:
1. Untuk warna warna tua ketahanan luntur paling baik bila diaplikasikan pada bahan
yang jarang terkena gesekan.
2. Hasil pencapan menyebabkan pegangan yang kaku.
3. Pigmen mudah retak apabila digunakan pada pencapan menggunakan rol.
4. Permukaan bahan semuanya tertutup oleh lapisan film.
5. Tidak ada pigmen yang sangat tahan luntur pada pencucian kering..
7. Binder
Binder merupakan zat kimia yang memegang peranan penting dalam proses
pencapan dengan zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna.
Film binder pada pencapan pigmen adalah struktur tiga dimensi. Binder adalah suatu zat
yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai panjang yang
pada saat diaplikasikan pada tekstil bersama pigmen menghasilkan jaringan berikatan tiga
dimensi. Jaringan tiga dimensi dekat terbentuk selama proses fiksasi (curing) pada suhu
tinggi da pada saat ini terjadi perubahan pH sehingga terjadi salah self-cross-linking atau
reaksi dengan zat pengikat silang.
Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan
silang (cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan
gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan suhu
tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada pencapan
dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.
8. Bahan serat (polyester /rayon)
Serat pertama yang menjadi bahan kain campuran ini merupakan jenis serat sintetik. Serat
sintetik pada umumnya tidak memiliki gugus reaktif yang mampu memberikan daya penyerapan
terhadap air (hidrofob). Hal ini membuat kain dari serat sintetik sangat sukar untuk dicelup dengan zat
warna yang umumnya digunakan untuk serat alam, dimana zat warna tersebut bersifat larut atau dapat
dilarutkan dalam air. Hal tersebut diatas berlaku pula pada serat poliester yang menjadi bahan kain proses,
dimana serat ini bersifat hidrofob dan sangat kompak susunan molekulnya, sehingga cara pencelupan
yang konvensional tidak dap at diterapkan. Poliester dibuat dari reaksi antara senyawa asam tereftalat
dengan etilenaglikol.
Struktur fisika serat poliester ini pada penampang melintangnya berbentuk bulat. Bentuk seperti ini
memberikan pantulan cahaya yang diberikan lebih sempurna dan membuat warna hasil celupan terlihat
lebih brilian (mengkilap) khususnya untuk warna muda.Sifat elastisitasnya sangat baik seperti serat
termoplastik lainnya, sehinggadalam keadaan normal, kain dari poliester memiliki ketahanan kusut yang
sangat baik.Karena titik lelehnya yang sangat tinggi, maka kain dari serat poliester ini pun cukuptahan
terhadap sinar matahari langsung, dan tidak mudah menguning bila disimpandalam waktu yang cukup
lama.
Bahan serat yang kedua, digunakan rayon yang merupakan jenis seratselulosa.Penampang
melintang dari seat berbahan rayon memiliki bentuk yang tidak beraturan yaitu seperti daun bergerigi.
Bentuk penampang melintang seperti itu membuathasilpewarnaan pada permukaan jadi memiliki daya
kilap yang kurang, akan tetapibentuk seperti itu memberikan daya penutup kain yang lebih besar.
9. Fungsi zat
- Emulsifier berfungsi sebagai zat aktif permukaan untuk membantu mengemulsikan
minyak dan air sehingga akan terbentuk emulsi antara minyak dan air.
- Pengental emulsi berfungsi untuk meningkatkan kekentalan pasta cap, melekatkan zat
warna pada bahan tekstil dan sebagai pengatur viskositas.
- Urea berfungsi sebagai zat higroskopis
- Binder pada suhu pemanas awetan akan berpolimerisasi membentuk lapisan film tipis
yang dapat menutupi zat warna sehingga hasil pencapan memiliki ketahanan gosok
yang lebih baik.
- DAP atau diamonium posfat berfungsi sebagai katalis.
- Fixer berfungsi memperkuat lapisan film binder sehingga dapat menambah sifat
ketahanan luntur warna.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat Bahan
Ember plastic Kain T/R
Gelas plastic Zat warna pigmen
Kayu pengaduk Minyak tanah
Hair dryer Emulsifier
Rakel Binder
Timbangan DAP
Pipet ukur Urea
Mixer Fixer

3.2 Diagram alir


Drying 100C Curing 160-180C
Pencapan (2-3 Menit)
(2 Menit)

Evaluasi Pencucian

3.3 Cara kerja


Pembuatan Pengental Emulsi
1. Masukan emulsi fier dan miyak tanah sesuai resep, minyak ditambahkan secara bertahap.
2. Tambahkan air.
3. Aduk secara merata dengan menggunakan mixer
4. Larutan diaduk terus hingga terbentuk emulsi yang kental.
Pembuatan Pasta Cap
1. Masukan zat warna pigmen, binder, DAP, urea, dan pengental.
2. Pengental dimasukan sesuai resep sehingga didapat kekentalan yang sesuai.
3. Aduk terus sampai semua bagian merata
Pencapan
1. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan posisi terbuka sempurna dan rata pada meja cap.
2. Meletakkan screen pertama tepat berada pada bahan yang akan dicap.
3. Pasta cap diletakkan pada bagian pinggir screen (tidak mengenai motif).
4. lakukan perakelan sebanyak 3 kali secara merata, dengan tekanan.
5. Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan menekan ke bawah agardapat mendorong zat
warna masuk ke motif.
6. Screen kemudian dilepaskan.

7. Berikutnya dilakukan perakelan untuk screen berikutnya. Screen diletakkan tepat pada motif.
8. Untuk screen berikutnya (warna berbeda), dipasang screen dengan memposisikan motif, agar kedua
motif dapat berimpit dengan tepat.
9. Lakukan perakelan kembali.
10. Setelah selesai, pasta cap dibiarkan pada kain hingga sedikit mengering.
11. Dilakukan proses pengeringan pada mesin stenter pada suhu 100C selama 2 menit.
12. Dilakukan proses curing pada mesin stenter dengan variasi suhu dan waktu yang telah ditentukan.
13. Lakukan evaluasi (ketuaan warna, kerataan motif, ketajaman motif, ketahananluntur terhadap pencucian).
3.4 Resep
Resep pengental induk (pengental emulsi)
- Emulsifier : 100 gram
- Air : 300 gram
- Minyak tanah : 600 gram
Jumlah : 1000 gram
Resep pasta cap
- Zat warna pigmen : 10-30 gram
- Binder : 150 gram
- DAP (1:2) : 20 gram
- Urea : 100 gram
- Pengental emulsi : 600-700 gram
Variasi proses curing (dengan binder 150 gram)
Metoda 1 2 3 4 5
Suhu (0C) 160 160 170 180 180
Waktu (menit) 2 3 2 2 3

3.5 Perhitungan Resep


() 150
Binder = 75 = x 75 = 11,25
1000 1000

20
DAP = x 75 = 1,5
1000

100
Urea = x 75 = 7,5
1000

600
Pengental Emulsi = 75 = 45
1000

10
Zat warna pigmen biru = x 75 = 0,75
1000

Zat warna pigmen hijau


20
- Kuning = x 75 = 1,5
1000
10
- Biru = x 75 = 0,75
1000
- Zat warna pigmen hijau = kuning + biru = 1,5 + 0,75 = 2,25
IV. HASIL PERCOBAAN
Resep 1 (1600C 2 menit)
Pencucian Tanpa Pencucian
Resep 2 (1600C 3 menit)
Pencucian Tanpa Pencucian
Resep 3 (1700C 2 menit)
Pencucian Tanpa Pencucian
Resep 4 (1800C 2 menit)
Pencucian Tanpa Pencucian
Resep 5 (1800C 3 menit)
Pencucian Tanpa Pencucian
Penilaian hasil percobaan berdasarkan vouting
Metoda Ketuaan warna Ketuaan warna Ketajaman Kerataan
dengan Tanpa pencucian motif warna
Pencucian
(1700C 2 menit) Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik
(1600C 2 menit) Baik Baik Baik Baik
(1800C 3 menit) Cukup baik Cukup baik Cukup baik Baik
(1600C 3 menit) Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik
(1800C 2 menit) Sangat kurang Sangat kurang Sangat baik Baik
baik baik

V. DISKUSI
Pembuatan pengental induk
Pada pembuatan pengental induk, prisnsip yang digunakan yakni oil in water (o/w) sehingga
minyak ditambahkan pada air secara bertahap dan diaduk. Hal ini bertujuan agar minyak dan
air benar benar dapat bercampur secara homogen sehingga saat dicampurkan pada pasta
cap, pengental dapat memindahkan zat warna sebanyak banyaknya pada kain.
Keberhasilan pencapan sangat dipengaruhi oleh kualitas pengentalny, karena fungsi
pengental untuk memindahkan pasta cap pada kain.

Pembuatan pasta cap


Pada pembuatan pasta cap, ditambahkan binder. Hal ini karena zat warna yang digunakan
adalah pigmen. Fungsi binder yaitu sebagai pengikat zat warna dan kain, karena zat warna
pigmen tidak larut dalam air sehingga sulit melakukan penetrasi kedalam kain.
Selain itu, ditambahkan juga katalis jenis DAP. Fungsi katalis untuk mempercepat reaksi
antara zat warna dan zatpembantu, karena sifat zat warna pigmen yang tidak larut dalam air
sehingga reaksinya relatif lama.
Lalu ditambahkan urea yang berfungsi sebagai zat higroskopis yang membantu
pemindahan zat warna dari pasta cap ke kain. Yang terakhir ditambahkan emulsi pengental
induk untuk mengatur kekentalan zat warna dan memindahkan zat warna dari pasta cap ke
kain.
Jika pasta cap terlalu kental dapat ditambahkan air untuk mengurangin kekentalan pasta
cap dan sebaliknya. Apabila pasta cap terlalu kenta, hasil pencelupannya akan sangat
menonjol sedangkan apabila pasta cap terlalu encer maka hasil capnya kurang tajam.

Berdasarkan hasil percobaan


Metoda Ketuaan warna Ketuaan warna Ketajaman Kerataan
dengan Tanpa pencucian motif warna
Pencucian
(1700C 2 menit) Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik
(1600C 2 menit) Baik Baik Baik Baik
(1800C 3 menit) Cukup baik Cukup baik Cukup baik Baik
(1600C 3 menit) Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik
(1800C 2 menit) Sangat kurang Sangat kurang Sangat baik Baik
baik baik

Perbandingan ketuaan warna pada proses pencucian dan tanpa proses pencucian
(ketahanan luntur kain)
Kain yang dilakukan dengan proses pencucian, ketuaan warna yang didapat lebih pudar
dibandingkan dengan kain tanpa proses pencucian, karena pada saat proses pencucian
adanya gosokan yang diberikan pada permukaan kain dapat menyebabkan warna motif
menjadi lebih pudar. Zat warna pigmen yang digunakan merupakan zat warna yang tidak
tahan terhadap gosokan.
Pada hasil percobaan didapatkan ketuaan motif terbaik pada metoda curing pada suhu
1700C 2 menit, sedangkan pada suhu 1800C 2 menit ketuaan warna didapat sangat kurang
baik. Berdasarkan teori seharunya pada suhu lebih tinggi dan waktu curing yang lebih lama
ketuaan warnapun akan lebih baik, hal ini dapat terjadi karena suhu optimum pada kain
poliester rayon adalah 1700C, sehingga pada saat termofiksasi zat warna pada proses curing
akan lebih baik dan lebih maksimal pada suhu 1700C.
Kerataan warna
Pada hasil percobaan semua kain memiliki kerataan yang sama dengan hasil yang baik.
Kerataan dipengaruhi oleh pengental, kehomogenan dan kekentalan pasta cap. Pada proses
percobaan, kekentalan emulsi yang ditambahkan kedalam pasta cap sudah optimum, jika
pasta cap terlalu kental atau terlalu encer, warna akan kurang rata demikian pula dengan
kehomogenan larutan pasta cap jika larutan tidak tercampur sampai homogen maka warna
akan kurang rata. Kerataan juga di pengaruhi oleh proses perakelan. Semakin baik proses
perakelan, semakin rata pula motif yang di hasilkan.

Ketajaman motif
Ketajaman motif dipengaruhi oleh screen, dan penempatan kasa penekan pada kain yang
akan dirakel. Semakin tepat penekanan kasa pada kain, dan semakin tepat perakelan, maka
ketajaman motif akan semakin baik.

VI. KESIMPULAN
Ketuaan warna : terbaik pada curing dengan suhu 1700C selama 2 menit
Kerataan warna : sama baik
Ketajaman warna : terbaik pada curing suhu 1700C selama 2 menit
DAFTAR PUSTAKA

Miranti.10 February 2014.Afdruk.


http://pencapan.blogspot.com
khanif S. Arifin, 00.32, Kamis, 29 September 2011
http://pencapan-dengan-zat-warna-pigmen.html
Neer Ra, 14:49, 2011
http://perbandingan-antara-zat-warna-reaktif.html
Hera Apriliani
http://Pencapan-Dengan-Zat-Warna-Pigmen-Pada-Kain-t.html
DISKUSI

Penambahan zat pembantu pada pasta cap


Pada pembuatan pasta cap, ditambahkan urea yang berfungsi sebagai zat
higroskopis yang membantu memindahkan zat warna dari pasta cap kekain dengan
cara menjaga agar kain tetap lembab. Lalu ditambahkan zat anti reduksi untuk
mencegah terjadinya reduksi zat warna oleh pengental. Apabila pengental mereduksi
zat warna agar menghasilkan motif yang lebih muda. Ditambahkan juga alkali jenis
soda kue (NaHCO3) alkali ini sangat mempengaruhi ketuaan ketuaan warna motif,
alkali juga membantu zat warna masuk kedalam serat. Juga ditambahkan Na2CO3
yang berfungsi membantu fiksasi zat warna didalam serat dengan memperbanyak zat
warna yang berikatan didalam serat.

Hasil pencapan resep 1 dengan cara air hanging (diangin-angin) selama 24 jam
cukup baik walaupun kerataan warnanya kurang baik pada beberapa bagian. Pada saat proses
pencucian sabunpun tidak terjadi stainning.

Anda mungkin juga menyukai