Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

I.

TANGGAL PRAKTIKUM
30 Januari 1 Pebruari2015

II.

TEMPAT PRAKTIKUM
Laboratorium Tekstil Fakultas Teknik Universitas Bandung Raya

III.

JUDUL PRAKTIKUM
Pencapan Kasa Datar (Flat Screening menggunakan Zat Warna Pigmen)

IV.

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan praktikum proses pencapan kain menggunakan zat warna
pigmen dengan jenis pencapan kasa datar (flat screening)

V.

TINJAUAN TEORI
PENCAPAN
Pencapan merupakan salah satu metode pewarnaan kain. Jika pencelupan dilakukan
dengan mewarnai kain secara merata, maka pencapan dilakukan dengan mewarnai kain
secara setempat dengan menimbulkan corak tertentu. Berbeda dengan pencelupan yang
menggunakan air sebagai media, pencapan menggunakan pengental sebagai medianya.
Pada proses pencapan dapat digunakan beberapa golongan zat warna tanpa saling
mempengaruhi warna aslinya.
Proses Pencapan dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat motif, tergantung sistem pencapan yang digunakan, yaitu :
Menggunakan kain kasa (screen)
1)

Kain kasa dipasang pada sebuah bingkai kayu/logam, secara lurus dan tegang.

2)

Pada kain kasa diberi motif dengan berbagai cara, antara lain :
a) Menempel gambar motif
b) Digambar langsung dengan lak
c) Dicetak dengan chrom gelatine
d) Kasa dipernis dengan bagian yang tertutup dilapisi lagi dengan lak/cat agar
kuat. Menggunakan logam dilakukan dengan menggravir logam. Logam
yang digunakan dapat berbentuk balok maupun silinder.

2. Membuat pengental
Pasta cap pada umumnya dibuat dari larutan atau disperse cat dalam air atau dalam
zat pelarut lain dengan zat pembantu seperti asam, alkali, garam, dan pengental.
Penggunaan pengental bertujuan untuk menghasilkan pasta cap dengan kekentalan

1 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

yang optimal. Syarat pengental yang digunakan dalam pencapan adalah sebagai
berikut:

Sesuai dengan bahan yang akan dicap


Sesuai dengan zat warna yang digunakan, misalnya, zat warna yang mempunyai
afinitas rendah terhadap serat hendaknya dipadukan dengan pengental yang
mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. Sebaliknya zat warna yang
mempunyai afinitas tinggi terhadap serat hendaknya dipadukan dengan

pengental yang mempunyai afinitas rendah terhadap serat


Sesuai dengan alat/metode pencapan
Tidak mengubah sifat zat warna dan tidak berwarna
Stabil dalam penyimpanan
Tidak bereaksi secara kimia dengan zat warna
Pengental harus mempunyai kekentalan yang optimal. Jika terlalu kental akan
susah dituangkan, sedangkan jika terlalu encer mudah keluar dari motif yang
dibentuk. Kekentalan dapat diukur dengan menuangkan pengental tersebut.
Kekentalan optimal dicapai jika selama penuangan pengental tersebut mengalir
tidak terputus.

Pengental terdiri dari beberapa macam, diantaranya:

Pengental dari terigu dan tapioka


Tepung terigu dan tepung tapioka dicampur sehingga menghasilkan gom. Proses
pembuatannya adalah sebagai berikut:
1) Masing-masing tepung dilarutkan di dalam air dengan perbandingan sebagai
berikut:
a) Tepung tapioka 1:10 (1 kg tapioka dilarutkan dalam 10L air),
b) Tepung terigu 1:15 (1 kg terigu dilarutkan dalam 15L air).
2) Kedua larutan tepung dicampur dan dipanaskan sampai suhu kurang lebih
1000C.
3) Pengental dibiarkan dingin sebelum digunakan.
Larutan tepung tapioca dan terigu selanjutnya disebut kanji. Kanji mempunyai
kekuatan dan kekentalan yang sangat baik. Namun sifat tersebut menyebabkan
sulitnya penyerapan zat warna ke dalam serat, sehingga kanji jarang digunakan
sebagai pengental tunggal melainkan dicampur dengan pengental lain yang
kurang kental. Pencampuran tersebut diharapkan dapat menghasilkan pasta zat
warna yang mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. Kekentalan kanji juga
dapat dikurangi dengan menambahkan oksidator seperti natrium perborat dan
aktivin S sehingga kanji dapat digunakan sebagai pengental tunggal.

2 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Tepung dekstrin
Dekstrin adalah tepung tapioca yang telah dikerjakan lebih lanjut sehingga
mudah larut dalam air karena molekulnya telah diperkecil dan kekentalannya
sudah dikurangi. Pengental dilarutkan di dalam air pada suhu 800C dengan
perbandingan 1:1. Dekstrin jarang digunakan sebagai pengental tunggal karena
terlalu encer, kebanyakan digunakan bersama-sama dengan tapioka dan terigu.

Tepung glukosa
Glukosa adalah dekstrin yang diolah lagi sehingga molekulnya lebih kecil dan
dapat dilarutkan dalam air dingin. Sifatnya yang encer membuat glukosa jarang
digunakan sebagai pengental tunggal, melainkan dicampur dengan kanji pada
perbandingan 1:1 dan dilarutkan dalam air dingin.

Gom
Gom merupakan suatu bahan yang berasal dari getah tumbuh-tumbuhan.
Sifatnya yang tidak berwarna adalah salah satu alasan penggunaan gom sebagai
pengental. Berdasar sifat kelarutannya gom dapat dibedakan menjadi:
1) Gom yang mudah larut dalam air, misalnya gom Arabica, gom traganth,
gom Inggris, gom Sudan, gom Kordofa.
2) Gom yang memerlukan pemanasan agar mudah dilarutkan, misalnya gom

universal.
Manutex
Manutex merupakan pengental yang dihasilkan dari tumbuhan laut. Manutex
mudah larut dalam air dingin. Manutex tidak berwarna. Selain itu manutex juga
tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami perubahan
kekentalan. Manutex menghasilkan pencapan yang rata, dan mudah dibersihkan
setelah proses selesai. Konsentrasi manutex sangat tinggi, sebagai pengental
cukup digunakan 2-5%. Penggunaan manutex dilakukan sebagai berikut:

1) Manutex dilarutkan dalam air sambil diaduk


2) Larutan manutex didiamkan selama - jam
3) Pengental siap digunakan
Pengental buatan
Pengental buatan umumnya digunakan pada proses pencapan serat-serat
sintetik. Pengental buatan yang sering digunakan antara lain PVA dan CMC.
Proses penggunaannya dilakukan sebagai berikut:
1) Pengental dilarutkan dalam air panas sambil diaduk
2) Pengadukan dilakukan selama 1 2 jam

3 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

3) Pengental dibiarkan dingin sebelum digunakan


SCREEN
Pada proses pencapan kasa datar (Flat Screening), screen mempunyai peranan yang
sangat penting, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor penentu tingkat kualitas dari
proses cetak yang dihasilkan. Dewasa ini screen lebih banyak terbuat dari serat sintetis
jenis tunggal (mono filamen). Berbagai jenis bahan yang dapat dipergunakan untuk
proses pencapan kasa datar (flat screening) diantaranya adalah :
1. Nilon
Untuk semua kebutuhan cetak sablon tersedia pilihan yang secara luas,hanya saja
berupa serat benang tunggal.
Keunggulan dari serat benang nilon :
a. Memiliki daya rentang dan daya gosok yang baik.
b. Ideal untuk tahapan pencetakan di atas bahan cetak yang permukaanya tidak
rata.
c. Memiliki daya alir tinta yang baik dan mempunyai daya rekat yang sempurna
untuk semua jenis emulsi (stensil foto).
Kelemahannya :
a. Peka terhadap kondisi cuaca/temperatur dan kelembaban udara.
b. Tidak sesuai untuk jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan ketepatan yang
tinggi (register).
2. Polyester,terdiri atas :
a. metalissed polyester/polyester logam
b. antistatic polyester/polyester antistatis
c. calendered polyester/polyester termampatkan
3. Stainless steel
Serat kain yang terbuat dari nilon atau polyester tersedia dalam beberapa derajat
ketebalan yakni: tipe Small (S), tipe Medium (M), tipe Thick (T) dan Heavy Duty
(HD). Serat benang dengan tipe S serat benangnya tipis, cocok untuk pekerjaan nada
lengkap (halftone), dan gambar seni (artis/seni). Serat benang dengan tipe M serat
benang yang memiliki ukuran medium, cocok untuk pekerjaan nada lengkap yang
kasar. Serat benang dengan tipe T serat benangnya tebal, cocok untuk segala jenis
pekerjaan pada teknik cetak sablon. Sedangkan serat benang dengan tipe HD, serat
benang dengan ekstra tebal yang cocok untuk pekerjaan yang dilakukan secara masinal
(cetak menggunakan mesin), cetak blok dan jenis-jenis pekerjaan kasar.
4 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Screen pada umumnya berwarna putih. Tapi seringkali kain berwarna putih pada
waktu dilakukan proses penyinaran akan menimbulkan gejala pemantulan kembali yang
dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan penyinaran. Untuk mengatasi masalah
tersebut pada umumnya kain dibuat berwarna kuning, jingga dan merah. Sehingga kain
berwarna digunakan untuk menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada
waktu penyinaran stensil foto sistem direct (langsung), sistem direct/indirect
(langsung/tidak langsung), maupun sistem cappilary (kafilek).
Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada screen serta
peningkatan definisi hasil cetak sablon, maka diperlukan persyaratan khusus untuk
jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan - persyaratannya
adalah sebagai berikut :
1. Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik
untuk mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta
pada waktu dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan
cetak dengan jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.
2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.
Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk pengendalian
penyaluran tinta cetak.
3. Tahan terhadap bahan kimia.
Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain selalu berhubungan dengan
bahan kimia seperti stensil foto, tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih,
maka kain harus tahan atau tidak mudah rusak.
4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang maka
kain harus mudah dibersihkan.
5. Tahan terhadap gesekan.
Pada waktu digunakan, screen akan selalu bersentuhan dengan rakel
yang memiliki variasi derajat kekerasannya. Dengan demikian gesekan dari rakel
tidak dengan mudah mengikis serat kain yang berdampak pada pengalihan tinta
cetak dan mengakibatkan kain mudah rusak.
6. Memiliki pori-pori yang bervariasi.
Dengan adanya variasi pori-pori screen, maka berbagai bentuk
bahan serta berbagai macam bentuk gambar dapat dicetak.
7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.
Sangat berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak. Dengan banyaknya
variasi yang disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar lapisan film tinta

5 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

dapat dengan mudah dialihkan ke atas bahan cetak (media cetak) yang
dipergunakan.
ZAT WARNA PIGMEN
Zat warna pigmen yang tidak mempunyai auksokrom ini digunakan untuk
mewarnai tekstil yang pada umumnya dilakukan dengan cara pencapan, akan tetapi
seringkali juga digunakan untuk mencelup bahan dengan kualitas kasar sampai sedang.
Untuk pencelupan, karena tidak memiliki auksokrom maka tidak dapat digunakan
untuk mencelup benang dengan cara exhaust. Untuk mencelup kain digunakan cara
padding dan pada umumnya hanya mewarnai pada permukaan saja. Sifat ketahanan
lunturnya sangat ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang
digunakan. Binder ini dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang
diperoleh dari katalis dan adanya panas pada waktu curing.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena mempunyai beberapa
keuntungan antara lain pembuatan pasta capnya sederhana, tidak perlu pengerjaan
lanjutan setelah pencapan, zat warna dapat dicapkan bersama-sama dengan zat warna
lain tanpa mengubah warna yang lainnya. Namun terdapat pula kekurangnnya antara
lain hasil pencapan tidak tahan gosok dan kaku. Pasta cap terdiri dari zat warna pigmen,
binder, pengental dan katalis. Zat pengikat pada umumnya merupakan zat yang
larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan berpolimerisasi. Pengental yang
digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental emulsi, pengental emulsi
adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak saling melarutkan. Pencapan
menggunakan pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan
katalisnya adalah senyawa yang pada pemanasan tinggi dapat
memberikan reaksi asam.
PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA PIGMEN
Pencapan dengan zat warna pigmen dapat digunakan pada semua jenis serat. Zat
warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap serat, maka fiksasinya ke dalam serat
diperlukan bantuan zat pengikat yaitu binder. Kekuatan ikatan antara zat warna pigmen
dengan serat tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Ditinjau dari segi
ekonomis, metoda pencapan zat warna pigmen sangat sederhana dan murah. Proses

6 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

pencucian yang dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna, pengental dan
zat-zat pembantu, tidak diperlukan pada metoda pencapan pigmen.
Pengental emulsi dibagi dua jenis, yaitu emulsi air dalam minyak (w/o) dan emulsi
minyak dalam air (o/w). Emulsi air dalam minyak adalah air merupakan fasa terdispersi
dan minyak sebagai medium terdispersi. Sebaliknya emulsi minyak dalam air adalah
minyak merupakan fasa terdispersi dan air sebagai medium pendispersi.
Dalam perkembangannya, saat ini sudah banyak diproduksi selain zat warna
pigmen sintentik juga binder sintentik yang lebih menjamin hasil cap sesuai keinginan.
Demikian pula halnya dengan penggunaan pengental, dari mulai pengental alam
berkembang menjadi pengental emulsi air dalam minyak (w/o), kemudian emulsi
minyak dalam air (o/w) dan pada akhirnya pengental sintetis. Komponen pasta cap
pigmen didasarkan pada tiga hal penting yaitu dispersi zat warna pigmen, binder dan
zat pembantu ikatan silang, serta pengetal yang sesuai. Hasil pencapan pigmen yang
baik ditandai dengan tingkat kecerahan yang tinggi, sifat pegangan yang tidak kaku dan
sifat daya ketahanan yang tinggi terhadap gosok dan pencucian.(Agus Suprapto,dkk.,
2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)
Binder merupakan zat kimia yang berperan penting dalam proses pencapan dengan
zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna. Binder adalah
suatu zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai
panjang yang pada saat diaplikasikan pada tekstil berwarna.(Agus Suprapto,dkk.,
2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)
Zat warna pigmen adalah zat warna yang tidak larut dalam air, diperdagangkan
dalam bentuk terdispersi kerap disebut juga emulsi pigmen. Terutama dibuat dari bahan
baku sintetis, selain tersedia cukup banyak warna, untuk pigmen putih digunakan bahan
dasar titanium dioksida, campuran kupro dan alumunium untuk warna metalik serta
besi oksida untuk mendapatkan warna kecoklatan.
Dalam melakukan pemilihan zat warna pigmen yang penting diperhatikan selain
harganya juga sifat-sifat ketahanan lunturnya, kecerahannya dan kekuatan
pewarnaannya. Pasta cap yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat reologi seperti
plastik, dapat dipindahkan pada tekstil dengan mudah tetapi penetrasinya terbatas. Jika
terjadi perakelan pasta akan mengencer dan setelah perakelan kembali menjadi solid
7 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

pada permukaan kain sehingga tidak berpenetrasi lebih jauh ke dalam tekstil hanya
tinggal di permukannya saja, sehingga menghasilkan tingkat pewarnaan yang lebih
baik. Pada penggunaan pengental dispersi, untuk menghindari ketidakrataan warna
pada pencapan kain-kain halus dan kain-kain hidrofob dan juga terjadinya screen fram
marks, dapat dikombinasikan dengan pengental koloid (misal dari jenis eter selulosa)
yang mengurangi efek pecahnya lapisan pasta cap. Namun demikian perlu tetap
diperhatikan efek pegangan kaku jika penambahan pengental koloid semakin besar.
Keuntungan dari zat warna pigmen adalah:

Pencapan pigmen ekonomis karena tidak perlu dilakukan pencucian setelah fiksasi,
pengambilan contoh cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama.

Dapat dilakukan pada semua jenis bahan.

Pewarnaan tidak mempunyai banyak masalah.

Lebih ramah lingkungan karena tidak ada proses pencucian.


Kerugian dari zat warna pigmen adalah:

Hasil celup relatif kaku (apabila tanpa menggunakan softener).


Tahan luntur tergantung dari konsentrasi dan jenis binder.
Zat warna hanya menempel pada permukaan kain saja dan tahan terhadap gosokan
jelek. (Diktat pencapan,Agus suprapto,dkk,2006)
Pigmen terdiri dari beberapa macam :

Endapan zat warna kation ( lakes).


Zat warna basa yang bersifat kation diendapkan suatu anion misalnya asam fostungs
molidat akan memberikan endapan.
Endapan zat warna anion
Zat warna anion diendapkan dalam barium, endapan garam logam tersebut tahan
terhadap pelarut organik tetapi biasanya tahan lunturnya kurang baik terhadap asam

dan alkali.
Komplek logam.
Adalah senyawa gabungan atau senyawa kordinat, dimana molekul zat warna yang
mengandung atom oksigen atau nitrogen mampu memberikan elektron kepada atom

logam.
Senyawa netral bebas logam
Merupakan jenis pigmen yang paling banyak dipakai dan berasal dari sebagian besar
zat warna monoazo, diazo dan beberapa dari golongan azina, indigo dan antrakinon
sehingga warnanya melengkapi seluruh warna spektrum. (Lubis, Arifin, dkk. 1998.
Teknologi Pencapan Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung)

8 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Zat warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap semua serat oleh karena itu maka
diperlukan zat pengikat (binder) yang akan membentuk lapisan film yang sangat tipis
diatas bahan dan membentuk ikatan dengan serat.
Syarat zat pengikat antara lain:

Gugus reaktif dapat mengadakan ikatan dengan serat


Daya kohesi adhesi pada suptrat
Tidak berwarna dan stabil
Daya tahan terhadap hidrolisa terhadap pelarut.
Tahan terhadap zat kimia, panas dan cuaca.
Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan silang
(cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan
gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan
suhu tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada
pencapan dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.
Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada kondisi asam yang dapatdigambarkan
sebagai berikut :
BCH2OH + HOCH2B
BCH2OH + HOB

BCH2OCH2B + HOH
BCH2OB + HOH

pH <5
pH <5

Reaksi antara binder dengan serat dapat digambarkan sebagai berikut :


BCH2OR + HOSel

BCH2OSel + ROH

Dimana R adalah CH3 atau H dan B adalah molekul binder.


Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi tanpa zat
tersebut ikut bereaksi, mekanisme pembentukan ikatan silang tiga dimensi diperlukan
suasana asam dan suhu tinggi dan asam ini diperoleh dari katalisator. Penggunaan
katalisator harus optimum karena bila kurang maka proses polimerisasi tidak sempurna.
VI.

ALAT
1. Rakel
2. Screen
3. Mangkok Plastik
4. Pengaduk

9 | Page

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

5. Timbangan Analitik
6. Oven
7. Kain Monil
VII.

BAHAN
1. Kain yang akan dicap
2. Zat Warna Pigmen
3. Emulsifier

VIII. PROSEDUR PRAKTIKUM


A. Pemasangan kain kasa secara manual
1. Kain kasa disambung dahulu dengan kain pembantu
2. Bagian yang tidak disambung dengan kain pembantu dihekter ke frame (Tarik
dengan menggunakan penggulung lalu hekter)
3. Pastikan kain kasa tidak kendur
B. Pemberian desain pada screen
1. Tahap pembuatan diapositif, menggunakan kertas kodatrace dan tinta afdekvert
2. Persiapan kasa / pencucian kasa, tujuannya untuk menghilangkan kotoran
3. Pemindahan gambar pada kasa
Proses Coating
Proses pelapisan zat peka cahaya di screen, proses ini harus dilakukan di
ruangan gelap.
Super Zol : 100 gram
Cairan Kalium : 5 gram
Setelah pelapisan keringkan 24 jam
a. Proses Expossure yaitu pemindahan motif dari kertas Kodaktress ke screen.
Sinari dengan sinar matahari jam 09.00 15.00 selama 30 detik.
b. Proses Developing (Pembangkitan)
c. Tusir / Proses perbaikan motif
d. Laquering / Pengelakan dilakukan untuk melapisi permukaan screen agar
tidak mudah rusak oleh pengaruh zat kimia atau gesekan.
C. Pembuatan Pasta Cap
1. Timbang zat warna pigmen sebanyak 2% dari total berat zat warna yang akan
dibuat dan 98% nya merupakan emulsifier.
2. Campurkan zat warna pigmen dan emulsifier yang telah ditimbang sampai
homogen.
3. Pasta cap siap untuk digunakan.
D. Proses Pencapan
1. Bubuhkan pasta cap secukupnya pada screen yang sudah berpola.
2. Ratakan dengan menggunakan rakel dengan penekenan tertentu secara merata
sekaligus.
3. Keringkan kain yang sudah dicap pada suhu 100 C selama 5 menit, kemudian
fiksasi pada suhu 150 C selama 15 menit.

10 | P a g e

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

IX.

HASIL PRAKTIKUM

X.

PEMBAHASAN
Pada praktikum Pencapan Kasa Datar menggunakan Zat Warna Pigmen, pasta cap
terdiri dari zat warna pigmen, binder, pengental dan katalis. Binedr (zat pengikat)
merupakan zat yang larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan
berpolimerisasi. Pengental yang digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental
emulsi, pengental emulsi adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak
saling melarutkan (minyak tanah dalam air/ oil in water). Pencapan menggunakan
pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan katalisnya adalah

11 | P a g e

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

senyawa yang pada pemanasan tinggi dapat memberikan reaksi


asam.
Dalam proses pencapan dengan zat warna pigmen, sifat ketahanan lunturnya sangat
ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang digunakan. Binder ini
dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang diperoleh dari katalis dan
adanya panas pada waktu curing.
Binder dan katalis yang digunakan harus sesuai, artinya pemilihan katalis
dilakukan sedemikian rupa sehingga temperatur pecahnya katalis harus sesuai dengan
temperatur untuk binder berpolimerisasi. Jika temperatur pecahnya katalis lebih rendah
daripada temperatur binder untuk berpolimerisasi maka asam yang dihasilkan akan
habis menguap sebelum mencapai temperatur binder untuk berpolimerisasi.
XI.

KESIMPULAN
Dari praktikum pencapan kasa datar menggunakan zat warna pigmen didapatkan
hasil yang masih banyak kekurangannya seperti oversizing dan sebagainya dikarenakan
oleh beberapa faktor kesalahan pada saat pemberian design pada screen (pembuatan
diapositif, proses coating, eksposure, pembangkitan, tusir dan pengelakan).

XII.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://pendidikansoal1.blogspot.com/2013/12/makalah-cetak-sablon.html. (Diakses
pada 20 Pebruari 2015)
2. http://nadyalestari.blogspot.com/2012/02/zat-warna-pigmen.html. (Diakses pada 20
Pebruari 2015)

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai