I.
TANGGAL PRAKTIKUM
30 Januari 1 Pebruari2015
II.
TEMPAT PRAKTIKUM
Laboratorium Tekstil Fakultas Teknik Universitas Bandung Raya
III.
JUDUL PRAKTIKUM
Pencapan Kasa Datar (Flat Screening menggunakan Zat Warna Pigmen)
IV.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan praktikum proses pencapan kain menggunakan zat warna
pigmen dengan jenis pencapan kasa datar (flat screening)
V.
TINJAUAN TEORI
PENCAPAN
Pencapan merupakan salah satu metode pewarnaan kain. Jika pencelupan dilakukan
dengan mewarnai kain secara merata, maka pencapan dilakukan dengan mewarnai kain
secara setempat dengan menimbulkan corak tertentu. Berbeda dengan pencelupan yang
menggunakan air sebagai media, pencapan menggunakan pengental sebagai medianya.
Pada proses pencapan dapat digunakan beberapa golongan zat warna tanpa saling
mempengaruhi warna aslinya.
Proses Pencapan dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat motif, tergantung sistem pencapan yang digunakan, yaitu :
Menggunakan kain kasa (screen)
1)
Kain kasa dipasang pada sebuah bingkai kayu/logam, secara lurus dan tegang.
2)
Pada kain kasa diberi motif dengan berbagai cara, antara lain :
a) Menempel gambar motif
b) Digambar langsung dengan lak
c) Dicetak dengan chrom gelatine
d) Kasa dipernis dengan bagian yang tertutup dilapisi lagi dengan lak/cat agar
kuat. Menggunakan logam dilakukan dengan menggravir logam. Logam
yang digunakan dapat berbentuk balok maupun silinder.
2. Membuat pengental
Pasta cap pada umumnya dibuat dari larutan atau disperse cat dalam air atau dalam
zat pelarut lain dengan zat pembantu seperti asam, alkali, garam, dan pengental.
Penggunaan pengental bertujuan untuk menghasilkan pasta cap dengan kekentalan
1 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
yang optimal. Syarat pengental yang digunakan dalam pencapan adalah sebagai
berikut:
2 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
Tepung dekstrin
Dekstrin adalah tepung tapioca yang telah dikerjakan lebih lanjut sehingga
mudah larut dalam air karena molekulnya telah diperkecil dan kekentalannya
sudah dikurangi. Pengental dilarutkan di dalam air pada suhu 800C dengan
perbandingan 1:1. Dekstrin jarang digunakan sebagai pengental tunggal karena
terlalu encer, kebanyakan digunakan bersama-sama dengan tapioka dan terigu.
Tepung glukosa
Glukosa adalah dekstrin yang diolah lagi sehingga molekulnya lebih kecil dan
dapat dilarutkan dalam air dingin. Sifatnya yang encer membuat glukosa jarang
digunakan sebagai pengental tunggal, melainkan dicampur dengan kanji pada
perbandingan 1:1 dan dilarutkan dalam air dingin.
Gom
Gom merupakan suatu bahan yang berasal dari getah tumbuh-tumbuhan.
Sifatnya yang tidak berwarna adalah salah satu alasan penggunaan gom sebagai
pengental. Berdasar sifat kelarutannya gom dapat dibedakan menjadi:
1) Gom yang mudah larut dalam air, misalnya gom Arabica, gom traganth,
gom Inggris, gom Sudan, gom Kordofa.
2) Gom yang memerlukan pemanasan agar mudah dilarutkan, misalnya gom
universal.
Manutex
Manutex merupakan pengental yang dihasilkan dari tumbuhan laut. Manutex
mudah larut dalam air dingin. Manutex tidak berwarna. Selain itu manutex juga
tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami perubahan
kekentalan. Manutex menghasilkan pencapan yang rata, dan mudah dibersihkan
setelah proses selesai. Konsentrasi manutex sangat tinggi, sebagai pengental
cukup digunakan 2-5%. Penggunaan manutex dilakukan sebagai berikut:
3 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
Screen pada umumnya berwarna putih. Tapi seringkali kain berwarna putih pada
waktu dilakukan proses penyinaran akan menimbulkan gejala pemantulan kembali yang
dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan penyinaran. Untuk mengatasi masalah
tersebut pada umumnya kain dibuat berwarna kuning, jingga dan merah. Sehingga kain
berwarna digunakan untuk menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada
waktu penyinaran stensil foto sistem direct (langsung), sistem direct/indirect
(langsung/tidak langsung), maupun sistem cappilary (kafilek).
Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada screen serta
peningkatan definisi hasil cetak sablon, maka diperlukan persyaratan khusus untuk
jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan - persyaratannya
adalah sebagai berikut :
1. Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik
untuk mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta
pada waktu dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan
cetak dengan jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.
2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.
Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk pengendalian
penyaluran tinta cetak.
3. Tahan terhadap bahan kimia.
Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain selalu berhubungan dengan
bahan kimia seperti stensil foto, tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih,
maka kain harus tahan atau tidak mudah rusak.
4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang maka
kain harus mudah dibersihkan.
5. Tahan terhadap gesekan.
Pada waktu digunakan, screen akan selalu bersentuhan dengan rakel
yang memiliki variasi derajat kekerasannya. Dengan demikian gesekan dari rakel
tidak dengan mudah mengikis serat kain yang berdampak pada pengalihan tinta
cetak dan mengakibatkan kain mudah rusak.
6. Memiliki pori-pori yang bervariasi.
Dengan adanya variasi pori-pori screen, maka berbagai bentuk
bahan serta berbagai macam bentuk gambar dapat dicetak.
7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.
Sangat berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak. Dengan banyaknya
variasi yang disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar lapisan film tinta
5 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
dapat dengan mudah dialihkan ke atas bahan cetak (media cetak) yang
dipergunakan.
ZAT WARNA PIGMEN
Zat warna pigmen yang tidak mempunyai auksokrom ini digunakan untuk
mewarnai tekstil yang pada umumnya dilakukan dengan cara pencapan, akan tetapi
seringkali juga digunakan untuk mencelup bahan dengan kualitas kasar sampai sedang.
Untuk pencelupan, karena tidak memiliki auksokrom maka tidak dapat digunakan
untuk mencelup benang dengan cara exhaust. Untuk mencelup kain digunakan cara
padding dan pada umumnya hanya mewarnai pada permukaan saja. Sifat ketahanan
lunturnya sangat ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang
digunakan. Binder ini dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang
diperoleh dari katalis dan adanya panas pada waktu curing.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena mempunyai beberapa
keuntungan antara lain pembuatan pasta capnya sederhana, tidak perlu pengerjaan
lanjutan setelah pencapan, zat warna dapat dicapkan bersama-sama dengan zat warna
lain tanpa mengubah warna yang lainnya. Namun terdapat pula kekurangnnya antara
lain hasil pencapan tidak tahan gosok dan kaku. Pasta cap terdiri dari zat warna pigmen,
binder, pengental dan katalis. Zat pengikat pada umumnya merupakan zat yang
larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan berpolimerisasi. Pengental yang
digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental emulsi, pengental emulsi
adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak saling melarutkan. Pencapan
menggunakan pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan
katalisnya adalah senyawa yang pada pemanasan tinggi dapat
memberikan reaksi asam.
PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA PIGMEN
Pencapan dengan zat warna pigmen dapat digunakan pada semua jenis serat. Zat
warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap serat, maka fiksasinya ke dalam serat
diperlukan bantuan zat pengikat yaitu binder. Kekuatan ikatan antara zat warna pigmen
dengan serat tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Ditinjau dari segi
ekonomis, metoda pencapan zat warna pigmen sangat sederhana dan murah. Proses
6 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
pencucian yang dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna, pengental dan
zat-zat pembantu, tidak diperlukan pada metoda pencapan pigmen.
Pengental emulsi dibagi dua jenis, yaitu emulsi air dalam minyak (w/o) dan emulsi
minyak dalam air (o/w). Emulsi air dalam minyak adalah air merupakan fasa terdispersi
dan minyak sebagai medium terdispersi. Sebaliknya emulsi minyak dalam air adalah
minyak merupakan fasa terdispersi dan air sebagai medium pendispersi.
Dalam perkembangannya, saat ini sudah banyak diproduksi selain zat warna
pigmen sintentik juga binder sintentik yang lebih menjamin hasil cap sesuai keinginan.
Demikian pula halnya dengan penggunaan pengental, dari mulai pengental alam
berkembang menjadi pengental emulsi air dalam minyak (w/o), kemudian emulsi
minyak dalam air (o/w) dan pada akhirnya pengental sintetis. Komponen pasta cap
pigmen didasarkan pada tiga hal penting yaitu dispersi zat warna pigmen, binder dan
zat pembantu ikatan silang, serta pengetal yang sesuai. Hasil pencapan pigmen yang
baik ditandai dengan tingkat kecerahan yang tinggi, sifat pegangan yang tidak kaku dan
sifat daya ketahanan yang tinggi terhadap gosok dan pencucian.(Agus Suprapto,dkk.,
2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)
Binder merupakan zat kimia yang berperan penting dalam proses pencapan dengan
zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna. Binder adalah
suatu zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai
panjang yang pada saat diaplikasikan pada tekstil berwarna.(Agus Suprapto,dkk.,
2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)
Zat warna pigmen adalah zat warna yang tidak larut dalam air, diperdagangkan
dalam bentuk terdispersi kerap disebut juga emulsi pigmen. Terutama dibuat dari bahan
baku sintetis, selain tersedia cukup banyak warna, untuk pigmen putih digunakan bahan
dasar titanium dioksida, campuran kupro dan alumunium untuk warna metalik serta
besi oksida untuk mendapatkan warna kecoklatan.
Dalam melakukan pemilihan zat warna pigmen yang penting diperhatikan selain
harganya juga sifat-sifat ketahanan lunturnya, kecerahannya dan kekuatan
pewarnaannya. Pasta cap yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat reologi seperti
plastik, dapat dipindahkan pada tekstil dengan mudah tetapi penetrasinya terbatas. Jika
terjadi perakelan pasta akan mengencer dan setelah perakelan kembali menjadi solid
7 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
pada permukaan kain sehingga tidak berpenetrasi lebih jauh ke dalam tekstil hanya
tinggal di permukannya saja, sehingga menghasilkan tingkat pewarnaan yang lebih
baik. Pada penggunaan pengental dispersi, untuk menghindari ketidakrataan warna
pada pencapan kain-kain halus dan kain-kain hidrofob dan juga terjadinya screen fram
marks, dapat dikombinasikan dengan pengental koloid (misal dari jenis eter selulosa)
yang mengurangi efek pecahnya lapisan pasta cap. Namun demikian perlu tetap
diperhatikan efek pegangan kaku jika penambahan pengental koloid semakin besar.
Keuntungan dari zat warna pigmen adalah:
Pencapan pigmen ekonomis karena tidak perlu dilakukan pencucian setelah fiksasi,
pengambilan contoh cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama.
dan alkali.
Komplek logam.
Adalah senyawa gabungan atau senyawa kordinat, dimana molekul zat warna yang
mengandung atom oksigen atau nitrogen mampu memberikan elektron kepada atom
logam.
Senyawa netral bebas logam
Merupakan jenis pigmen yang paling banyak dipakai dan berasal dari sebagian besar
zat warna monoazo, diazo dan beberapa dari golongan azina, indigo dan antrakinon
sehingga warnanya melengkapi seluruh warna spektrum. (Lubis, Arifin, dkk. 1998.
Teknologi Pencapan Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung)
8 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
Zat warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap semua serat oleh karena itu maka
diperlukan zat pengikat (binder) yang akan membentuk lapisan film yang sangat tipis
diatas bahan dan membentuk ikatan dengan serat.
Syarat zat pengikat antara lain:
BCH2OCH2B + HOH
BCH2OB + HOH
pH <5
pH <5
BCH2OSel + ROH
ALAT
1. Rakel
2. Screen
3. Mangkok Plastik
4. Pengaduk
9 | Page
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
5. Timbangan Analitik
6. Oven
7. Kain Monil
VII.
BAHAN
1. Kain yang akan dicap
2. Zat Warna Pigmen
3. Emulsifier
10 | P a g e
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
IX.
HASIL PRAKTIKUM
X.
PEMBAHASAN
Pada praktikum Pencapan Kasa Datar menggunakan Zat Warna Pigmen, pasta cap
terdiri dari zat warna pigmen, binder, pengental dan katalis. Binedr (zat pengikat)
merupakan zat yang larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan
berpolimerisasi. Pengental yang digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental
emulsi, pengental emulsi adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak
saling melarutkan (minyak tanah dalam air/ oil in water). Pencapan menggunakan
pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan katalisnya adalah
11 | P a g e
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen
KESIMPULAN
Dari praktikum pencapan kasa datar menggunakan zat warna pigmen didapatkan
hasil yang masih banyak kekurangannya seperti oversizing dan sebagainya dikarenakan
oleh beberapa faktor kesalahan pada saat pemberian design pada screen (pembuatan
diapositif, proses coating, eksposure, pembangkitan, tusir dan pengelakan).
XII.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pendidikansoal1.blogspot.com/2013/12/makalah-cetak-sablon.html. (Diakses
pada 20 Pebruari 2015)
2. http://nadyalestari.blogspot.com/2012/02/zat-warna-pigmen.html. (Diakses pada 20
Pebruari 2015)
12 | P a g e