Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2

(Pencapan Kain Poliester dengan Zat Warna Dispersi)

Kelompok 1
Nama : 1. Dinda Rachmawati (14020060)
2. Galih Permana (14020068)
3. Fathiya Hanif (14020069)
4. Fahrul Fauzi (14020071)
Grup : 3K3
Dosen : Ikhwanul Muslim, S.ST., MT.
Asisten Dosen : 1. Sukirman, S.ST.
2. Drs. Solehudin

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
I. Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
Melakukan pencapan kain poliester dengan menggunakan zat warna dispersi dengan
variasi suhu termofiksasi.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh suhu termofiksasi terhadap ketuaan, kerataan, kekakuan,
ketajaman motif hasil, dan ketahanan luntur warna pencapan kain poliester dengan zat
warna dispersi.

II. Teori Dasar


2.1 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses pemberian warna pada kain secara tidak merata sesuai
dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya memiliki ketahanan luntur warna. Untuk
mencapai hasil pencapan yang baik pada proses pencapan dibutuhkan kondisi yang
spesifik, peralatan khusus dan desain yang sempurna, desain memiliki nilai seni yang
tinggi dan biasanya diciptakan sebagai hasil karya seni.
Motif yangakan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu gambar pada
kertas.Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang
akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif
dipindahkan ke screen, di mana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada
gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian-bagian yang
merupakan gambar akan berlubang dan dapat meneruskan pasta capke bahan yang
akan dicap.
Beberapa alat yang digunakan dalam proses pencapan, antara lain :
1. Kasa / screen
Kasa / screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak
gambardi atas benda - benda yang dicap (sablon). Kasa terbuat dari serat sintetis,
seperti Nylon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan
tegangankasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret.
2. Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas atau
bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik. Pada
bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media
cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit
tinta,sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan
tintadalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar
belakang gelap diatas objek datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta fluorescent.
Satu sisi miring, untuk menyablon diatas gelas atau plastik keras seperti kaca,pelat
nama dan lain-lain yang datar dengan permukaan halus. Jumlah tinta
yangdijumlahkan sedikit.
3. Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kaca
dengan ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi
kedudukan engsel penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca.

2.2 Kain Poliester


Serat poliester adalah polimer yang dihasilkan dari reaksi antara monomer
asam tereftalat dan etilena glikol.

Penampang melintang dan membujur serat poliester sesuai dengan


spinneret. Salah satu penampang melintang poliester adalah bulat dan
penampang membujurnya silinder.
Sifat-Sifat Fisika Poliester
1. Kekuatan tarik 4-6.9 gram/denier.
2. Mulur 11%-40%.
3. Elastisitas baik (tahan kusut)
4. Moisture regain (RH) 0.4%
5. Modulus tinggi (pembebanan 1.7 g/denier menyebabkan mulur 2%)
6. Berat jenis 1.38
7. Titik leleh 250C

Sifat-Sifat Kimia Poliester


1. Tahan asam lemah mendidih dan asam kuat dingin.
2. Tidak tahan alkali kuat.
3. Tahan oksidator pelarut untuk dry celanning
4. Larut dalam metakresol panas
5. Tahan jamur

2.3 Zat Warna Dispersi


Zat warna dispersi adalah zat warna yang diperoleh dari hasil sintesa senyawa yang
bersifat hidrofob sehingga kelarutannya dalam air kecil sekali. Dalam pemakaiannya zat
warna ini harus didispersikan di dalam larutan dan membutuhkkan bantuan pengemban
atau adanya suhu tinggi.
Berdasarkan ukuran molekul dan sifat sublimasinya zat warna dispersi digolongkan
menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Tipe A
Ukuran molekul kecil.
Kerataan pencelupan sangat baik.
Mudah bersublimasi pada suhu 130C
Digunakan untuk mencelup selulosa asetat dan akrilat.
2. Tipe B (tipe E)
Ukuran molekul sedang
Sifat kerataan pencelupan baik
Menyublim pada suhu 190C.
Digunakan untuk pencelupan poliester metoda carrier atau pencapan alir panas
(transfer printing)
3. Tipe C (tipe SE)
Sifat kerataan pencelupan baik.
Menyublim pada suhu 200C.
Digunakan untuk pencelupan poliester cara carrier, HT/HP, dan thermosol.
4. Tipe D (tipe S)
Kerataan hasil pencelupan kurang baik.
Menyublim pada suhu 210C.
Digunakan untuk pencelupan poliester metoda HT/HP dan thermosol.

Sifat-sifat zat warna dispersi


a. Mempunyai titik leleh sekitar 150C dan kekristalinan yang tinggi.
b. Apabila digerus sampai halus dan didispersikan dengan zat pendispersi dapat
menghasilkan dispersi yang stabil dalam larutan pencelupan dengan ukuran partikel
0.5 mikron-2.0 mikron.
c. Mempunyai berat molekul yang relatif rendah.
d. Mempunyai tingkat kejenuhan 30-200 mg/g dalam serat.
e. Relatif tidak mengalami perubahan kimia selama proses pencelupan berlangsung.
f. Bersifat nonion walaupun mengandung guguh NH2, NHR, dan OH yang bersifat
agak polar.
g. Kelarutan dalam air kecil sekali (kurang dari 30 mg/kg zat warna)
h. Ketahanan warna hasil pencelupan terhadap keringat dan pencucian sangat baik
tetapi kelunturan warna terhadap sinar jelek.
III. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Cangkir 1. Kain sutera
2. Pengaduk 2. Zat warna asam
3. Pipet ukur 10 ml 3. Urea
4. Mixer 4. Tamarin
5. Neraca digital 5. Natrium asetat
6. Screen 6. Asam asetat
7. Rakel 7. Air
8. Hair dryer 8. Teepol
9. Meja pencapan 9. Na2CO3
10. Mesin stenter
11. Mesin steam

IV. Diagram Alir

Persiapan
Pencapan Drying 100oC
pencapan

Pencucian sabun Thermofiksasi


Pembilasan
panas 170-210C

Pengeringan Evaluasi
V. Cara Kerja
5.1 Pembuatan Pengental
1. Kebutuhan pengental dihitung dan ditimbang.
2. Pengental dilarutkan menggunakan air panas sambil diaduk sampai mengental.
5.2 Proses Pencapan
1. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan posisi terbuka sempurna dan
rata pada meja cap.
2. Screen pertama diletakan tepat berada pada bahan yang akan dicap.
3. Pasta cap diletakkan pada bagian pinggir screen (tidak mengenai motif)
4. Perakelan dilakukan sebanyak 3 kali secara merata, dengan tekanan. Pada proses
pencapan, penarikan rakel harus kuat dan menekan ke bawah agar dapat
mendorong zat warna masuk ke motif.
5. Screen kemudian dilepaskan.
6. Dilakukan perakelan untuk screen berikutnya. Screen diletakkan sesuai dengan
motif sebelumnya.
7. Perakelan dilakukan kembali sebanyak 3 kali.
8. Setelah selesai, pasta cap dibiarkan pada kain hingga sedikit mengering.
9. Dilakukan proses pengeringan pada mesin stenter pada suhu 100C.
5.3 Pencucian
1. Kain dicuci di bawah air mengalir sambil digosok supaya pengental hilang.
2. Kemudian dilakukan pencucian dengan sabun panas selama 10 menit.

VI. Resep
6.1 Resep Pencapan
Zat warna dispersi = 30 gram
Zat pendispersi = 20 gram
Gliserin/Urea = 20 gram
Alginat 15% = 700 gram
Natrium asetat = 10 gram
Zat antireduksi = 20 gram
Asam asetat 30% = 20 gram
Balance = x gram
6.2 Resep Pencucian
1. Sabun = 2 ml/L
2. Na2CO3 = 1 g/L
3. Suhu = 70-90C
4. Waktu = 10 menit

VII. Perhitungan Resep


Pengental
15
Alginat 15% = 100 x 900 gram = 135 gram

Air = (900-135) gram = 765 ml


Pasta Cap Merah
30
Zat warna dispersi = 1000 x 75 gram = 2.25 gram
20
Zat pendispersi = 1000 x 75 gram = 1.5 gram
20
Urea = 1000 x 75 gram = 1.5 gram
700
Alginat = 1000 x 75 gram = 52.5 gram
10
Natrium asetat = 1000 x 75 gram = 0.75 gram
20
Zat antireduksi = 1000 x 75 gram = 1.5 gram
20
Asam asetat = 1000 x 75 gram = 1.5 gram

Ballance = (75-61.5) gram = 13.5 gram


Pasta Cap Hitam
30
Zat warna dispersi = 1000 x 75 gram = 2.25 gram
20
Zat pendispersi = x 75 gram = 1.5 gram
1000
20
Urea = 1000 x 75 gram = 1.5 gram
700
Alginat = 1000 x 75 gram = 52.5 gram
10
Natrium asetat = x 75 gram = 0.75 gram
1000
20
Zat antireduksi = x 75 gram = 1.5 gram
1000
20
Asam asetat = 1000 x 75 gram = 1.5 gram

Ballance = (75-61.5) gram = 13.5 gram


VIII. Fungsi Zat
1. Zat warna asam : Sebagai zat yang memberikan warna pada kain
2. Urea : Zat higroskopis untuk menjaga kelembaban zat warna.
3. Zat pendispersi : Untuk mendispersikan zat warna dispersi supaya
terdispersi di dalam pasta cap.
4. Alginat : Pengental yang berfungsi untuk memindahkan zat
warna ke kain.
5. Natrium asetat : Sebagai buffer untuk memertahankan suasana asam
pada saat proses pencapan
6. Zat antireduksi : Untuk mencegah terjadinya kerusakan zat warna oleh
suhu tinggi
7. Asam asetat 30% : Sebagai pemberi suasana asam untuk memebentuk
tempat-tempat positif .
8. Balance : Membentuk viskositas pasta cap yang sesuai.

IX. Variasi
Variasi yang digunakan merupakan variasi suhu termofiksasi.
1. Kain pertama 170C
2. Kain kedua 180C
3. Kain ketiga 190C
4. Kain keempat 200C
X. Data Hasil Praktikum
Kain Hasil Pencapan
Penilaian Orang Suhu Termofiksasi
Ke-
170C 180C 190C 200C
Peniliaian Ketuaan Warna Kain
Orang pertama
Orang kedua
Orang ketiga
Orang keempat
Total penilaian
Penilaian Kerataan Warna Kain
Orang pertama
Orang kedua
Orang ketiga
Orang keempat
Tota penilaian
Penilaian Ketajaman Motif
Orang pertama
Orang kedua
Orang ketiga
Orang keempat
Tota penilaian
XI. Pembahasan

XII. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Lestari, Nadya. Kimia Zat Warna. Zat Warna Asam. 20 Oktober 2016.
http://nadyalestari.blogspot.co.id/2011/04/kimia-zat-warna-zat-warna-asam.html
2. Soepriyono, dkk. Serat-Serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil.
3. Suprapto, Agus, dkk.Bahan Ajar Praktikum Pencapan 1. Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil. Bandung. 2006

Anda mungkin juga menyukai