Anda di halaman 1dari 4

Proses Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Reaktif Dingin

Metoda Batching 8 Jam Variasi Zat Warna

Dosen Pengampu:- Ir. Elly K., Bk. Teks., M.Pd.


- David Christian, S.ST.
- Yayu E. Y., S.ST.

Disusun Oleh :
Kelompok 4 (2K3)
Nadia Safira Khairunnisa (19420061)
Nanda Annisa (19420062)
Neneng Ismawati (19420063)
Nur Nadirotus Syamsiyah (19420064)
Nurul Ilmi Chandraningrum (19420065)

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2020
1.1. Maksud dan Tujuan
Melakukan proses pencelupan kain kapas sutera dengan zat warna reaktif dingin
menggunakan metoda batching 8 jam dengan pengaruh variasi zat warna untuk mengetahui
pengaruh perbedaan zat warna yang akan ditambahkan pada proses pencelupan kain kapas
sutera dengan zat warna reaktif dingin metoda batching 8 jam dan untuk mendapatkan hasil
pencelupan yang rata dan tahan luntur.

1.2. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Pipet
4. Termometer
5. Batang pengaduk
6. Timbangan digital
 Bahan :
1. Kain kapas;sutera
2. Zat warna reaktif dingin
3. Urea
4. Na2CO3
5. Wetting agent / pembasah
6. Air
7. Sabun

1.3. Langkah kerja


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang kain
3. Menghitung kebutuhan zat untuk proses pencelupan
4. Menyiapkan larutan untuk proses pencelupan
5. Merendam kain ke dalam larutan celup
6. Melakukan proses pad zat warna reaktif dingin
7. Melakukan pemeraman (batching) selama 8 jam pada suhu kamar
8. Melakukan proses pencucian dengan sabun pada suhu 60oC selama 15 menit
9. Bilas pada air mengalir, dan keringkan
10. Evaluasi (tahan luntur, tahan gosok, kerataan warna, ketuaan warna)
1.4. Diagram Alir Proses

Persiapan larutan bahan dan pencelupan

Proses pencelupan (pad)

Proses pemeraman (batching)

Proses pencucian

1.5. Resep
a. Resep Pencelupan Kapas
Variasi Zat warna reaktif dingin : 10-20-30-40 g/L
Pembasah : 1 ml/L
Urea : 5 g/L
Na2CO3 : 1 g/L
Zat anti migrasi : 0 g/L dari E makanik
WPU : 70%
Waktu Batch : 8 jam
Suhu : kamar

b. Resep Cuci Sabun Standar


Sabun : 1 g/L
Vlot : 1:20
Waktu : 15 menit
Suhu : 60°C

1.6. Skema Proses

Keterangan :
1. Rendam peras dalam larutan celup
2. Digulung
3. Pembacaman (disertai pemutaran)
4. Dicuci

1.7. Fungsi Zat


 Na2CO3 berfungsi untuk fiksasi zat warna.
 Pembasah berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain.
 Urea digunakan sebagai zat higroskopis berfungsi untuk menjaga kelembaban kain
(mencegah terjadinya over drying yang menimbulkan pengerakan zat warna dipermukaan
kain).
 Sabun digunakan untuk proses pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan
zat warna reaktif yang terhidrolisis yang ada dalam kain hasil celupan.
 Zat Anti Migrasi digunakan untuk meningkatkan gaya adhesi zat warna dan mencegah
perpindahan zat warna.
 Zat Warna Reaktif Dingin digunakan untuk memberikan kecerahan warna pada kain yang
dicelup.

1.8. Variasi yang akan diberikan


Zat Warna Reaktif Dingin : 10 - 20 - 30 - 40 (g/l)

1.9. Hipotesis Alir Variasi


Zat warna reaktif dingin mempunyai ketahanan luntur yang sangat baik karena zat warna dapat
bereaksi dengan serat selulosa secara kovalen. Zat warna reaktif dingin mempunyai gugs reaktif yang lebih
banyak sehingga kurang membutuhkan suhu tinggi (jenis trikloro azin).Kereaktifan zat warna reaktif
dingin tinggi sehingga proses pencelupannya dapat dilakukan pada suhu 30°C- 40°C. Zat warna reaktif
adalah suatu zat warna yang dapat mengadakan reaksi dengan serat sehinnga zat warna tersebut bagian dari
serat. Oleh karena itu, hasil celupnya mempunyai ketahanan reaktif yang sangat baik. Berat molekul zat
warna reaktif yang kecil akan memberi kecerahan warna yang lebih baik pada hasil pencelupan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencelupan dengan zat warna reaktif dingin adalah
Pengaruh pH Larutan, Pengaruh Perbandingan Larutan Celup, Pengaruh Suhu, dan Pengaruh Elektrolit.
Pengaruh suhu pada zat warna reaktif dingin mempunyai kereaktifan tinggi, sehingga dicelup pada suhu
kamar. Pengaruh elektrolit pada pencelupan dengan zat warna reaktif dingin yaitu makin tinggi pemakaian
elektrolit, maka makin besar penyerapannya. Perbandingan larutan celup yaitu perbandingan antara
besarnya laruta terhadap berat bahan tekstil yang diproses, penggunaan perbandingan larutan yang kecil
akan menaikan konsentrasi zat warna dalam larutan. Fiksasi zat warna reaktif pada serat selulosa terjadi
pada pH 10,5 – 12,0. Pada pH tersebut zat warna reaktif yang sudah terserap di dalam serat akan bereaksi
dengan serat.
Penggunaan zat warna yang semakin banyak akan berpengaruh terhadap ketuaan warna hasil
pencelupan. Semakin banyak jumlah zat warna yang digunakan, tingkat ketuaan warna pada kain tinggi
atau tua. Kerataan warna nya kurang jika zat warna yang digunakan dengan jumlah yang banyak karena
memiliki resiko belang yang tinggi pada kain. Ini disebabkan oleh zat Pembantu yang tidak sebanding
dengan zat warna.

Anda mungkin juga menyukai