Disusun oleh
Kelompok 3(2B2)
BANDUNG
2014
PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA DIREK
Melakukan praktikum pencelupan benang kapas dengan zat warna direk serta
mempelajari alur proses pencelupan tersebut.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh zat yang digunakan pada saat praktikum.
Untuk mengetahui kerataan dan ketuaan warna pada hasil praktikum dengan
memvariasikan perbedaan konsentrasi NaOH, dan volt yang digunakan pada
saat praktikum.
Serat Selulosa
Serat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selulosa, dengan
derajat polimerisasi (DP) bervariasi, contoh DP rayon 500 – 700, sedang DP kapas
sekitar 3000., makin rendah DP daya serap airnya makin besar, contoh: MR rayon 11-
13% sedang kapas 7-8%.
Serat kapas
Kapas adalah salah satu jenis serat tumbuh-tumbuhan yang banyak dipergunakan dalam
industri tekstil, baik sebagai 100 % serat kapas maupunebagai campuran serat
lainnya.Sebagai bahan campuran serat kapas dapat memperbaiki kekurangan dariserat
lainnya seperti daya tahan panas dan daya serat air, karena kedua sifattersebut sangat
baik pada serat kapas. Serat kapas terutama terutama tersusun darizat selulosa, oleh
karena itu sifat kimia dan fisika serat kapas tergantung pada sifatkimia dan fisika
selulosa.Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas harus dihilangkan.Cara
menghilangkannya itu adalah dengan cara pemasakan dalam larutan NaOH.Semua zat
kecuali pigmen dan selulosa akan hilang. Pigmen dihilangkan dengan proses
pengelantangan yang menggunakan zat oksidator seperti NaOCl, CaOCl2 dan
sebagainya.
Zat Warna Direk
Zat warna direk adalah zat warna yang dapat mencelup serat selulosa secara langsung
karena zat warna ini sangat mudah larut dalam air, atau disebut juga zat warbana
substantif karena dapat terserap baik oleh selulosa, bahkan ada juga yang menyebutnya
dengan zat warna garam karena dalam pencelupan pada umumnya ditambahkan garam
(NaCl) untuk memperbesar penyerapanya, sehingga peran NaCl sangat penting agar zat
warna dalam proses pencelupan dapat terserap sempurna oleh serat sehingga dapat
meningkatkan kerataan warna pada serat. Hal ini perlu diperhatikan karena selulosa
dalam larutan mempunyai muatan negatip pada permukaanya, sehingga anion zat warna
direk akan tertolak, elektrolit yang ditambahkan berfungsi untuk mengurangi atau
menghilangkan muatan negatip tersebut, hingga pada jarak yang cukup dekat molekul-
molekul zat warna akan tertarik karena gaya-gaya van der waalls atau ikatan hidrogen
yang telah bekerja dengan baik. Mekanisme penetralan anion (muatan negatip) antara
serat dengan zat warna direk oleh NaCl dapat terjadi karena NaCl dalam larutan akan
terionisasi menjadi atom Na+ dan atom Cl-, atom Na yang bermuatan positif akan
bergabung dengan zat warna direk yang bermuatan negatip sehingga muatan antara serat
dan zat warna menjadi berlainan, maka dalam kondisi ini kecenderungan untuk berikatan
semakin meningkat.
Struktur kimia dibawah ini adalah contoh dari peran NaCl dalam membantu
penyerapan serat terhadap zat warna yaitu pada “Chlorazol Sky BlueF F” (termasuk zat
warna direk), pada pencelupan tanpa ditambahkan NaCl hanya akan memberikan
penodaan saja (pada serat), tetapi apabila ditambahkan NaCl pada larutan celup maka
Chlorazol Sky Blue FF akan memberikan warna tua.
AR1-N=N-AR2SO3Na
Ikatan Hidrogien
Sel-OH
Kekuatan ikatan hidrogen antara zat warna direk dengan serat selulosa tidak terlalu kuat,
dan mudah putus dalam suhu tinggi, sehingga daya tahan luntur zat warna direk rendah
terutama dalam pencucian panas, selain membentuk ikatan hidrogen, ikatan antara zat
warna direk dengan serat juga ditunjang oleh ikatan dari gaya van der waals, kekuatan
ikatan dari gaya van der waals juga relative sangat lemah dan akan meningkat apabila
ukuran molekul zat warna direk makin besar.
Ketahanan terhadap pencucian hasil celupan zat warna direk dapat diperbaiki melalui
proses iring, dengan zat pemiksasi kationik, dimana pada prinsipnya adalah memperbesar
ukruan molekul zat warna dalam serat sehingga zat warna akan lebih sukar bermigrasi,
akibatnya tahan luntur hasil celupan menjadi lebih baik., karena zat-zat kation aktif akan
bergabung dengan zat warna direk yang bersifat anion membentuk molekul yang lebih
kompleks sehingga tahan cucinya menjadi lebih baik, tetapi tahan sinarnya akan
berkurang.
III. Praktikum
3.1. Alat dan bahan
3.1.1. Alat
Gelas ukur 100 ml
Gelas piala 500 ml
Gelas piala 100 ml
Pipet 10 ml
Pipet 1 ml
Pengaduk
Thermometer
Kompor
Kassa
3.1.2. Bahan
Kain kapas
Zat warna direk blue bws
3.2. Diagram Alir
3.2.1. Diagram alir proses dengan menggunakan proses iring
persiapan
dry evaluasi
bahan
persiapan
pencucian
larutan celup
persiapan
evaluasi
bahan
persiapan
dry
larutan celup
pencelupan pencucian
3.3. Skema Proses
Zat warna direk 900C
Pembasah
Na2CO3 Nacl
30oC
3.4. Resep
Resep pencelupan
Resep 1 2 3
Zw direk (% owf) 1 1 1
Pembasah (ml/l) 1 1 1
Na23 (g/l) 1 1 1
Nacl (g/l) - 30 30
vlot 1:20 1:20 1:30
Suhu 90oC 90oC 90oC
Waktu 30’ 30’ 30’
Resep pencucian
Na2CO3 : 1 g/l
Vlot : 1:20
Fungsi Zat
Zat Fungsi
Zw direk Sebagai zat pewarna pada kain.
pembasah Meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain
Na2CO3 Untuk memperbaiki kelarutan zat warna dan meningkatkan
kelarutan zat warna
Nacl Mendorong penyerapan zat warna
Sabun/teepol Memudahkan kain terbasahi, larutan masuk ke dalam bahan
Zatiring Untuk memperbaiki ketahanan luntur hasil celup zat warna direk
kationik
CH3COOH Untuk memperbaiki kelarutan zat pemiksasi kationik agar proses
iringnya merata
Larutan induk zat warna ditimbang 1 gram zat warna dan dilarutkan menjadi 50 cc
diaduk-aduk diperoleh larutan induk zat warna 0,5 g / 50 cc
Proses Pencelupan
Resep 1
1
Zat warna direk 1% : 100 × 3,48 = 0,0348 𝑔 𝑥 50/0,5 = 3,48𝑚𝑙
1
Pembasah : 1000 × 69,6 = 0,0696 𝑚𝑙
1
Na2CO3 : 1000 × 69,6 = 0,0696 𝑔/𝑙
direk )
: 69,6 – 3,618
: 65,982 ml.
Resep 2
1
Zat warna direk 1% : 100 × 3,35 = 0,0335 𝑔 𝑥 50/0,5 = 3,35 𝑚𝑙
1
Pembasah : 1000 × 67 = 0,067 𝑚𝑙
1
Na2CO3 : 1000 × 67 = 0,067 𝑔𝑟𝑎𝑚
30
NaCl : 1000 × 67 = 2,01 𝑔𝑟𝑎𝑚
direk + NaCl )
: 67 – 8,844
: 58,15 ml.
Resep 3
1
Zat warna direk 1% : 100 × 3,59 = 0,0359 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 50/0,5 = 3,59 𝑚𝑙
1
Pembasah : 1000 × 107,7 = 0,1077 𝑚𝑙
1
Na2CO3 : 1000 × 107,7 = 0,1077 𝑔𝑟𝑎𝑚
30
NaCl : 1000 × 107,7 = 3,231 𝑔𝑟𝑎𝑚
: 107,7 – 7,036
: 100,664 ml.
Proses iring
Resep 1
2
Zat iring kationik : 1000 × 34,8 = 0,0696𝑚𝑙
1
CH3COOH : 1000 × 3,48 = 0,0348𝑚𝑙
CH2COOH)
: 34,8 – 0,0786
:3,47214 ml
Resep 2
2
Zat iring kationik : 1000 × 3,35 = 0,067𝑚𝑙
1
As. Asetat 30% : 1000 × 3,35 = 0,0335 𝑚𝑙
CH3COOH)
: 33,5 – (0,0067 + 0,0335)
: 33,5 – 0,1005
:33,39 ml
Resep 3
2
Zat iring kationik : 1000 × 35,9 = 0,072 𝑚𝑙
1
As. Asetat 30% : 1000 × 35,9 = 0,036 𝑚𝑙
CH3COOH)
: 35,9 – 0,108
: 35,792 ml
Proses Pencucian
Resep 1
1
Na2CO3 : 1000 × 34,8 = 0,0348 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,5
Sabun : 1000 × 34,8 = 0,0348 𝑔
: 34,8 – 0,786
:34,7214 ml
Resep 2
1
Na2CO3 : 1000 × 3,35 = 0,0335 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
Sabun : 1000 × 3,35 = 0,0335 𝑔𝑟𝑎𝑚
: 34,8 – 0,67
:33,43 ml
Resep 3
1
Na2CO3 : 1000 × 35,9 = 0,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
Sabun : 1000 × 35,9 = 0,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
3.7. Data Hasil dan Evaluasi
3.7.1. Data Hasil
Resep 1
Resep 2
Resep 3
Berdasarkan data diatas, kami menyimpulkan bahwa Resep 2 Lebih baik hasilnya
dibandingkan dengan resep 1 dan 3. Resep 3 mempunyai hasil yang lebih baik daripada resep
1. ( Resep 2 > Resep 3 > Resep 1 ). Ket : (>) = lebih baik
Adapun penilaian yang kami lakukan adalah dengan menggunakan metode ranking. Cara
penilaiannya adalah sebagai berikut :
3.7.2. Evaluasi
Keterangan :
Berdasarkan hasil/data yang diperoleh, kami menyimpulkan data tersebut dalam bentuk table,
yaitu :
Resep 1 Resep 2 Resep 3
Iring Non Iring Iring Non Iring Iring Non Iring
A 6 5 9 7 7 6
Ketuaan
B 6 6 8 8 7 7
Warna
C 5 5 8 8 7 6
A 6 5 8 8 8 7
Kerataan
B 5 4 9 7 6 7
Warna
C 6 5 8 7 7 6
IV. Diskusi
Data hasil praktikum menunjukan bahwa resep 2 mempunyai hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan resep 1 dan 3, hal ini terjadi karena konsentrasi NaCl dan volt yang
digunakan berbeda-beda antara ketiga resep. Pengaruh garam pada pencelupan zat warna
adalah untuk menambah penyerapan zat warna pada kain, sehingga didapatkan hasil
yang baik/ rata. Kain kapas yang bermuatan negatif dan zat warna yang bermuatan
negatif akan terjadi tolak-menolak. Garam/ elektrolit yang terdapat dalam larutan akan
mengion dan ion positifnya akan menetralkan muatan negatif selulosa sehingga zat
warna akan terserap dengan baik. Vlot yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil
praktikum, jika volt yang digunakan terlalu besar maka larutan zat warna akan encer
sehingga konsentrasi zat warna pada larutan akan tersebar sehingga penyerapan pada
kain akan lama sehingga warna yang dihasilkan akan muda, berbeda dengan volt yang
digunakan mencukupi maka konsentrasi zat warna pada larutan akan tersebar merata dan
akan menghasilkan warna yang bagus juga merata pada kain.
Pada proses pecelupan sendiri, penambahan NaCl tidak dilakukan di awal karena NaCl
dapat meningkatkan tegangan permukaan sehingga pembasah yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan tidak dapat berfungsi dengan baik, selain itu fungsi
pembasah adalah mempercepat proses pembasahan pada kain oleh sebab itu pembasah
ini sangat penting dalam proses ini supaya penyerapan zat warna pada kain lebih merata,
jadi alangkah lebih baik pembasah dan NaCl tidak digabungkan karena mempunyai
fungsi yang berlawanan.
Pada proses pencucian ditambahkan Na2CO3 untuk meningkatkan kelarutan zat warna
berarti menambahkan OH- dalam larutan sehingga gugus pelarut ter ion.
Proses iring sangat dibutuhkan karena dengan adanya proses iring ketuan warna lebih
bagus dan tahan lunturnya baik sehingga kerataannya lebih merata, dibuktikan dengan
hasil praktikum bahwa resep 1,2, dan 3 proses iring menghasilkan warna yang lebih tua
dibandingkan dengan resep 1,2,dan 3 tanpa proses iring, selain menghasilkan warna yang
bagus, prose iring ini menghasilkan tahan luntur yang baik pada bahan/kain.
V. Kesimpulan
1. Zat yang digunakan pada saat praktikum akan menentukan hasil yang didapat,
misalnya konsentrasi NaCl yang digunakan akan menentukan hasil akhir, begitu juga
volt yang kita gunakan akan mempengaruhi atau menentukan hasil akhir.
2. Kerataan warna dan ketuaan warna yang dihasilkan oleh resep 2 lebih baik
dibandingkan dengan resep 1 dan resep 3.
Daftar Pustaka
Karyana Dede, Elly K. 2005. Bahan Ajar Praktikum Pencelupan 1. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
http://borosh.blogspot.com/2014/02/zat-warna-direk-smk-tekstil-texmaco.html
http://evgust.wordpress.com/2011/07/12/pencelupan-dengan-zat-warna-direk/
http://www.scribd.com/doc/43147537/Pencelupan-Kain-Kapas-Cotton-dengan-Zat-Warna-
Direk