Zat warna reaktif dibagi menjadi 2 diantaranya adalah zat warna reaktif panas dan zat warna
reaktif dingin. Hampir sebagian besar industri melakukan berbagai pencelupan barang produksi nya
dengan menggunakan zat warna reaktif panas.
Zat warna reaktif panas adalah suatu zat warna yang dapat mengadakan reaksi dengan serat
berupa ikatan kovalen sehingga zat warna tersebut merupakan bagian dari serat. Zat warna ini terutama
dipakai untuk mencelup serat selulosa, serat protein (wol, sutera, dll), dan poliamida (nylon).
Selain itu, zat warna reaktif panas juga dapat dikatakan sebagai zat warna yang larut dalam air
dan berikatan dengan selulosa melalui ikatan kovalen sehingga tahan luntur warna hasil celupannya baik.
Kelemahan zat warna reaktif selain mudah rusak terhidrolisis juga hasil pencelupannya kurang tahan
terhadap pengerjaan asam, sebagai contoh bila hasil celup dilakukan proses penyempurnaan resin finis
dalam suasana asam maka ketuaan warna hasil celupnya akan sedikit turun.
Diantara alasan mengapa suhu pada proses pencelupan dengan menggunakan zat warna reaktif
pada kisaran 800C – 1000C adalah polimer yang terkandung di dalam zat warna tersebut menyerupai
plastik yang akan meleleh di suhu 800C. Secara umum, kebanyakan Laboratorium Tekstil menunjukkan
riset bahwa zat warna reaktif memiliki kestabilan di kisaran suhu 80 0C – 1000C.
Proses Pencelupan
Proses Pencucian
Na2CO3
Zat Warna 70 – 90 C
0
Zat Pembasah
NaCl
400C
300C
T(0C) 10 40 60 80 90
t (menit)