Disusun oleh :
2022
I. MAKSUD DAN TUJUAN
- Mengetahui dengan baik prinsip dasar proses pencelupan wol dan sutera
dengan zat warna reaktif dingin
- Dapat membuat perencanaan proses pencelupan wol dan sutera dengan zat
warna reaktif dingin
- Mampu mengevaluasi dan menganalisa hasil proses pencelupan
Pada umumnya struktur zat warna reaktif yang larut dalam air mempunyai
Pada awal proses sesuai dengan sifat serat wol dan sutra
yang tidak tahan alkali, suasana larutan celup dibuat dalam suasana
asam dalam kondisi tersebut zat warna reaktif dingin akan
berperilaku seperti zw asam, sehingga dapat mencelup serat wol dan
sutra karena adanya tempat-tempat positif pada bahan.
Jumlah tempat positif pada bahan sangat bergantung pada 2
faktor yaitu jumlah gugus amina dalam serat serta keasaman dari
larutan celup. Mekanisme terbentuknya tempat-tempat bermuatan
positif pada bahan adalah sebagai berikut.
Pada larutan dengan suasana asam terbentuk muatan positif
pada serat, akibat adanya ion H+ yang terserap gugus amina dari wol
atau sutra.
persiapan proses
pencucia bilas dan evaluasi
larutan pencelup
n sabun keringkan akhir
celup an
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Gelas ukur
2. Gelas piala
3. Pipet
4. Pengaduk
5. Timbangan
6. Gunting
7. Bunsen atau kompor
Bahan :
1. Kain wol dan sutera
2. Zat warna reaktif dingin
3. Pembasah
4. NaCI
5. (NH4)2SO4
6. Sabun
V. RESEP
4.1 Resep Pencelupan :
Pembasah : 1 ml/L
Vlot : 1 : 50
Suhu : 60°C
Waktu : 15 menit
Vlot : 1:50
NaCI 10 g/L 4 1
NaCI 15 g/L 3 2
NaCI 20 g/L 2 3
NaCI 25 g/L 1 4
VIII. DISKUSI
Dalam proses pencelupan reaksi fiksasi zat warna reaktif dengan serat terjadi
simultan dengan reaksi hidrolisis antara zat warna dengan air. Kereaktifan zat
warna reaktif meningkat dengan meningkatnya pH larutan celup.
Oleh karena itu pada dasarnya mekanisme pencelupan zat warna reaktif
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap penyerapan zat warna
reaktif dari larutan celup ke dalam serat. Pada tahap ini tidak terjadi reaksi
antara zat warna dengan serat karena belum ditambahkan alkali. Selain itu,
karena reaksi hidrolisis terhadap zat warna lebih banyak terjadi pada pH tinggi,
maka pada tahap ini zat warna akan lebih banyak terserap ke dalam serat dari
pada terhidrolisis. Penyerapan ini dibantu dengan penambahan elektrolit.
IX. KESIMPULAN
Kain dengan variasi terbaik dengan kerataan dan ketuaan paling optimum
terdapat pada variasi NaCl 25g/L
X. DAFTAR PUSTAKA
Karyana, Dede. Elly K. 2005. Bahan Ajar Praktikum PENCELUPAN I
(PENCELUPAN SERAT KAPAS, WOL, DAN SUTRA). Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.
XI. LAMPIRAN
9.1 Perhitungan Resep Pencelupan
Variasi Nacl 10 g/l
Berat bahan: 2,01 gram
Kebutuhan larutan: 2,01 ×50=100,5ml / l
2 100
Zat warna: ×2,01=0,0402× =4,02 ml/l
100 1
1
Pembasah: ×100,5=0,1 ml/l
1000
10
NaCl: ×100,5=1,005 g /l
1000
1
Asam asetat : ×100,5=0,1 ml/l
1000
1
Perata : ×100,5=0,1 ml/ L
1000
Kebutuhan air: 100,5−4,02−0,1−0,1−0,1=96,18 ml /l