Anda di halaman 1dari 23

IDENTIFIKASI ZAT WARNA

PADA SERAT SELULOSA


GOLONGAN I . TERDIRI DARI ZAT WARNA DIREK. ZAT WARNA ASAM, ZAT WARNA BASA
GOLONGAN II , TERDIRI DARI ZAT WARNA BELERANG, ZAT WARNA BEJANA, ZAT WARNA
HIDRON
GOLONGAN III dan IV, TERDIRI DARI ZAT WARNA NAFTOL ,REAKTIF ,PIGMEN
ZAT WARNA DIREK
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.
• Menambahkan ± 4 ml amonia 10 %.
• Mendidihkan sehingga sebagian besar zat warna terekstraksi.
• Mengambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna.
*catatan : sebaiknya larutan ekstraksi dibagi dua, satu bagian untuk uji zat warna direk
dan satu bagian lagi untuk uji zat warna asam.
• Memasukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih masing-masing ± 10 mg kemudian
menambahkan NaCl.
• Mendidihkan kain selama 1-2 menit kemudian biarkan menjadi dingin.
• Mengambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya.

Evaluasi :
• Pencelupan kembali kain kapas lebih tua dibandingkan dengan wol dan akrilat menunjukkan
zat warna direk.
ZAT WARNA ASAM

• Menetralkan larutan ekstraksi yang diperoleh dari larutan amonia dengan


asam sulfat 10 % (periksa dengan kertas lakus atau kertas pH).
• Menambahkan ± 1 ml asam asetat 10 %.
• Memasukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih dan mendidihkan
selama 1 menit.
• Mengambil kain-kain tersebut, cuci dengan air, amati warnanya.

Evaluasi :
• Pencelupan kembali kain wol putih oleh larutan ekstraksi dalam suasan
asam menunjukkan adanya zat warna asam.
ZAT WARNA BASA

Apabila dalam uji zat warna direk tidak terjadi pelunturan atau hanya luntur
sedikit maka dilakukan pengujian untuk zat warna basa.
• Memasukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi.
• Menambahkan ±1 ml asam asetat glasial tambahkan 3-5 ml air didihkan sampai
terjadi ekstraksi.
• Mengambil contoh uji dan bagilah ekstraksi menjadi dua bagian (satu bagian
untuk pencelupan dan satu bagian lagi untuk uji penentuan).
• Memasukkan kain-kain contoh uji (kapas, wol ,akrilat).
• Mendidihkan selama 1-1,5 menit kemudian biarkan menjadi dingin.
• Mengambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya.

Evaluasi :
• Pencelupan kembali kain akrilat dengan warna tua menunjukkan zat warna basa.
UJI PENDAHULUAN ZAT WARNA GOLONGAN II

• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.


• Menambahkan 2-3 ml air, tambahkan ± 2 ml NaOH 10 %, didihkan selama
1 menit.
• Mengambil kain-kain tersebut kemudian diangin-anginkan / oksidasi
dengan udara.

Evaluasi :
Warna kembali kewarna semula maka menunjukkan zat warna golongan II.
ZAT WARNA BELERANG

• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.


• Menambahkan 2-3 ml air, Natrium karbonat panaskan kemudian masukkan Na2S.
• Memanaskan sampai mendidih selama 1-2 menit.
• Mengambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna.
• Memasukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-2 menit.
• Mengambil kapas tersebut, letakkan diatas kertas saring atau cuci dengan air dan
biarkan terkena udara.

Evaluasi :
• Kain kapas akan tercelup kembali dengan warna yang sama dengan warna contoh asli
tetapi lebih muda.
• Uji Penentuan 1
• Mendidihkan contoh uji dalam 3 ml larutan NaOH 10 % kemudian cuci bersih
( 2 kali dengan air mengalir ).
• Memasukkan contoh uji ( bersih ) kedalam tabung reaksi, tambahkan ± 2 ml
HCl 16 %.
• Mendidihkan selama 0,5-1 menit biarkan dingin.
• Menambahkan ± 3 ml SnCl 10 %.
• Meletakkan kertas timbal asetat pada mulut tabung ( kertas Pb Ac ; kertas
saring dibasahi dengan larutan Pb Ac 10 % ) panaskan.
Evaluasi :
Warna coklat atau hitam pada kertas Pb Ac menunjukkan zat warna Belerang.

Uji Penentuan 2
• Merendam contoh uji dengan larutan NaOCl 10 %.
Evaluasi :
Zat warna belerang akan rusak dalam waktu 5 menit.
ZAT WARNA BEJANA
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.
• Menambahkan ± 2 ml air dan ± 2 ml NaOH 10 %.
• Mendidihkan dan tambahkan Na2S2O4.
• Mendidihkan selama 1 menit.
• Mengambil contoh uji masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-1,5 menit, biarkan dingin.
• Mengambil kain kapas tersebut letakkan diatas kertas saring dan biarkan terkena udara.
Evaluasi :
Pencelupan kembali kain kapas dengan warna yang lebih muda.

Uji Penentuan
• Masukkan contoh uji kedalam lelehan parafin dalam kui porselen.
• Apabila padatan parafin pada kertas saring berwarna maka menunjukkan adanya zat warna bejana.
Evaluasi :
Zat warna belerang tidak mewarnai parafin.
ZAT WARNA HIDRON (BEJANA-BELERANG)
• Mengerjakan contoh uji seperti pada pengujian zat warna bejana dan zat warna belerang.
Evaluasi :
Kain yang dicelup dengan zat warna hidron akan mencelup kembali kain kapas pada uji bejana dan
positif untuk uji zat warna belerang.
*Dapat diamati dari hasil uji sebelumnya.

Uji Penentuan 1
Mengerjakan contoh uji seperti pada uji penentuan 1 zat warna belerang.
Evaluasi :
• Kain yang dicelup dengan zat warna hidron akan memberikan noda coklat atau hitam.

Uji Penentuan 2
• Pengujian dengan menggunakan lilin parafin positif ( + ).
UJI PENDAHULUAN ZAT WARNA GOLONGAN III
DAN IV

• Uji Pendahuluan
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi tambahkan ± 3 ml
air, ± 2 ml NaOH dan Na2S2O4.
• Memanaskan sampai mendidih selama 3 menit.
• Evaluasi : Semua zat warna golongan II akan rusak, ditandai
dengan perubahan warna terhadap contoh uji atau larutan
ekstrsksi, menjadi putih, abu-abu, kuning atau jingga dan warna
tidak kembali setelah oksidasi.
ZAT WARNA NAFTOL
Uji Penentuan 1 :
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.
• Menambahkan 1ml NaOH 10 % dalam 3 ml alkohol didihkan.
• Menambahkan Na2S2O4 panaskan / didihkan (warna akan tereduksi)
• Mendinginkan, ambil contoh uji amati warnanya.
• Warna rusak menunjukkan adanya zat warna naftol atau reaktif (dengan oksidasi warna akan
kembali).
• Kedalam filtrat (lunturan) masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 2 menit.
Evaluasi :
Kapas berwarna kuning dan berpendar dibawah sinar ultra lembayung menunjukkan zat warna
naftol.

Uji Penentuan 2
• Lelehan dalam parafin positif.
ZAT WARNA PIGMEN

• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml


DMF 1:1.
• mendidihkan selama ± 2 menit amati warnanya.
• Mengulangi penerjaan butir (1) dan (2) dengan DMF 100 %.

Evaluasi :
Pewarnaan muda dalam larutan DMF 1 : 1 dan pewarnaan tua dalam
DMF 100 % menunjukkan adanya zat warna pigmen.
• Uji Penentuan 1
• Memasukkan contoh uji dalam 3 ml larutan HCl 1 % didihkan selama ± 5 menit.
• Mencuci Bersih.
• Mengmbil seratnya, amati dibawah mikroskop.
Evaluasi :
• Bila terdapat partikel-partikel zat warna pada permukaan serat menunjukkan zat
warna pigmen dengan zat warna pengikat.
• Bila partikel warna terdapat diseluruh serat menunjukkan zat warna pigmen dengan
pencelupan polimer.

Uji Penentuan 2
• Khusus zat warna pigmen yang berwarna biru
Evaluasi, Apabila :
• Contoh uji ditetesi HNO3 pekat → warna violet
• Contoh uji ditetesi H2SO4 pekat → warna hijau
• Menunjukkan zat warna pigmen Alician Biru
ZAT WARNA REAKTIF

• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan


DMF 1:1 didihkan selama 2 menit.
• Mengulangi pengerjaan butir (1) dalam 3 ml larutan DMF 100 %.
• Mengamati warna kedua larutan ekstraksinya.

Evaluasi :
• Ekstraksi DMF 1:1 akan terwarnai sangat muda.
• Ekstraksi DMF 100 % tidak terwarnai menunjukkan zat warna reaktif.
• Uji Penentuan 1
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan NaOH 5%.
• Mendidihkan selama 2 menit.
• Mengasamkan dengan larutan H2SO4 pekat ( ± 2-3 tetes ).
• Memasukan serat wol didihkan.
Evaluasi :
Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zat warna reaktif.

Uji Penentuan 2
• Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan (asam sulfat
0,2 % dan 6 mg Na2SO4 ).
• Mendidihkan selama 2 menit.
• Memasukkan serat wol didihkan.
Evaluasi :
Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zat warna reaktif.
Zat warna direk dapat dipakai mencelup serat selulosa karena dapat berikatan
dengan gugus hidroksil dari selulosa dengan ikatan hidrogen,
AR1-N=N-AR2-SO3Na
ikatan hidrogen
Sel-OH
Ikatan hidrogen antara zat warna direk dan selulosa
Adanya tempat-tempat positip pada wol/sutra memungkinkan terjadinya ikatan
ionik antara anion zat warna asam dengan wol atau sutra yang sudah menyerap ion
H+.
Zw-SO3Na Zw-SO3- + Na+
--
O3S-ZW
Ikatan ionik

HOOC-----Wol ----N+H3
Ikatan ionik antara zat warna asam dengan wol
Zat warna basa adalah zat warna yang mempunyai muatan positif, merupakan suatu
garam, dapat terbentuk dari garam dengan asam. Asam berasal dari hidro klorida atau
oksalat. Dalam bentuk basa, zat warna basa termasuk zat warna yang tidak larut,
tetapi dalam larutan yang bersifat asam zat warna akan berubah menjadi bentuk
garam yang mudah larut
Zw-NH2 + HCl Zw-NH3+ + Cl-
tidak larut larut
Zat warna basa secara alami bersifat kationik, sehingga dapat digunakan untuk
mencelup serat akrilat, wool, sutra dan nylon , dimana zat warna basa akan berikatan
secara ionik dengan gugus-gugus sulfonat atau karboksilat yang ada dalam serat
sehingga tahan lunturnya cukup baik.
Mekanisme pencelupan zat warna belerang adalah :
1. Pelarutan zat warna belerang
Na2S + 4 H2O Na2SO4 + 8 Hn
n D-S-S-D + 2n Hn 2n D-S-H + Na2CO3 2n D-S-Na
Zw. Belerang asam leuco garam leuco
(tidak larut) (sedikit larut) ( larut)
2. Pencelupan
Dengan dibantu NaCl sebagai pendorong penyerapan zat warna, garam leuco
akan masuk ke pori-pori serat kapas.
Selulosa + 2n D-S-Na Selulosa. 2n D-S-Na
3. Oksidasi (pembangkitan warna).
Garam leuco zat warna belerang dalam serat dirubah menjadi zat warna belerang
yang tidak larut dan berikatan secara fisika dengan serat.
Selulosa. 2n D-S-Na On Selulosa. n( D-S-S-D)
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida larut dalam alkali lemah
sedangkan golongan antrakwinon hanya larut dalam alkali kuat dan hanya sedikit
berubah warnanya dalam larutan hipiklorit. Umunya zat warna turunan tioindigo dan
karbasol warna hamper hilang dalam uji hipoklorit dan didalam larutan pereduksi
warnanya menjadi kuning. Ikatan zat warna bejana dengan serat antara lain ikatan
hydrogen dan ikatan sekunder seperti gaya-gaya VDW.
Reaksi yang terjadi :
D = C = O + H2O → D  C-OH + NaOH → D  C-ONa
zw bejana asam leuko garam leuko
D  C-ONa + H2O2 → D = C = O + H2O
Garam leuko zat warna dalam serat
Tahapan Proses Pencelupan dengan Zat Warna Naftol
• Persiapan Larutan Celup Zat Warna Naftol
Pelarutan Naftol
Naftol tidak larut dalam air, untuk melarutkannya perlu ditambah NaOH
sehingga naftol berubah menjadi naftolat yang larut
OH ONa
+ NaOH + H2O
R R
Naftol Naftolat
Reaksi pelarutan naftol

• Pencelupan (Penaftolan)
Affinitas naftolat relatif kecil, sehingga perlu dibantu dengan penambahan NaCl
sebagai pendorong penyerapan zat warna, naftolat akan masuk ke pori-pori
serat kapas.
Selulosa + naftolat Selulosa. Naftolat
Selesai penaftolan kemudian bahan diperas dengan mangle (pader)
• Pembangkitan warna (Proses kopling dengan garam diazonium).
Naftolat yang sudah terserap pada bahan dikoplingkan dengan garam
diazonium yang dipilih, sehingga akan terbentuk zat warna naftol monoazo
didalam serat. dan berikatan berupa ikatan hidrogen dan fisika (Van der Waals)
dengan serat.
1. Zat Warna Pigmen
Zat warna pigmen adalah zat warna yang hanya mengandung kromofor saja sehingga
pada pencelupannya perlu dibantu dengan zat pengikat yang disebut binder.
Unsur-unsur yang terdapat didalam zat warna pigmen antara lain, garam-
garam organik, oksida organik, gugus azo, logam berwarna dan lain-lain. Zat warna
ini luntur dalam dimetil formamida pekat dan dimetil formadida 1:1. kecuali untuk zat
warna pigmen ftalosianin atau yang berasal dari zat warna pigmen anorganik.
Lapisan film zat warna pigmen

Kain kapas Ikatan antara lapisan film dengan serat


Posisi zat warna pigmen pada hasil pencelupan kain kapas dengan zat warna pigmen
1. Zat Warna Reaktif
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat mengadakan reaksi dengan serat,
sehingga zat warna tersebut merupakan bagian dari serat ( ikatan kovalen ). Oleh
karena itu zat warna ini mempunyai ketahanan cuci yang baik ( tahan luntur tinggi )
Zat warna ini mempunyai berat molekul yang kecil oleh karena itu kilapnya lebih baik
dibandingkan dengan zat warna direk.
Sifat-sifat umum :
▪ Larut dalam air.
▪ Berikatan kovalen dengan serat.
▪ Karena kebanyakan gugusnya azo maka zat warna ini mudah rusak oleh
reduktor kuat.
▪ Tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor (NaOCl).

Anda mungkin juga menyukai