a) Uji pencucian
1. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi dengan 4
ml larutan sabun ( 0,5% sabun netral dan 0,2 % natrium karbonat ).
2. Dipanaskan selama 15 menit, kemudian contoh uji dikeluarkan, lalu
amati.
3. Semua golongan zat warna luntur dalam larutan uji pencucian kecuali
zat warna bejana dan naftol tidak luntur atau luntur sedikit.
4. Larutan dibagi menjadi 2 bagian :
Bagian 1 : Tambahkan 1 ml asam asetat glacial
Bagian 2 : Larutan sabun
5. Dimasukkan kedalm tabung reaksi tersebut, didihkan dengan kain uji
aneka serat (multifibers), didihkan.
6. Kain aneka serat (multifiber) dikeluarkan, cuci
7. Jenis bahan yang tercelup diamati ( lampirkan pada jurnal ).
b) Uji piridin
1. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung yang berisi 3 ml larutan piridin
air ( 57 : 43 ).
2. Dipanaskan selama 15 menit.
3. Dinginkan dengan aliran air kemudian contoh uji dikeluarkan, lalu amati.
4. Semua zat warna luntur bannyak dalam larutan piridin, kecuali zat
warna bejana, zat warna krom atau zat warna disperse reaktif ( luntur
sedikit karena proses pencelupan dan penyabunan yang kurang
sempurna )
c) Uji toluene
1. Ekstrak piridin ( uji piridin ) dipisahkan ( saring ).
2. HCl 16% ditambahkan 1-2 ml, kemudian tambahkan 3 ml toluena
kemudian dikocok.
3. Biarkan larutan menjadi dua lapisan, lapisan air dan lapisan toluene.
4. Zat warna pada lapisan toluen adalah zat warna golongan I dan zat
warna pada lapisan air adalah zat warna golongan II.
3.3. Identifikasi Zat Warna Golongan I (Bejana, Naftol, Dispersi)
a. Zat Warna Bejana
1. Amati hasil uji pencucian
Zat warna bejana tidak luntur atau luntur sedikit baik dalam suasana
asam maupun alkali, dan tidak mencelup kembali semua serat.
2. Amati hasil uji piridin
Zat warna bejana,tidak luntur atau luntur sedikit
3. Amati hasil uji toluene
Zat warna bejana akan terdapat dalam lapisan toluene atau lapisan
antara toluen air
Pengujian
1. Larutan toluena dari air dipisahkan ( bagi untuk pengujian lain (5)
bagian
2. Ekstrak toluene diambil sedikit, sengsulfoksilat formaldehid ( Ronggalit
C) dan asam asetat 10 % ditambahkan , dididihkan lalu didinginkan.
3. Oksidasikan dengan larutan natrium bikarbonat dan asam asetat.
4. Warna contoh uji akan timbul kembali.
Pengujian
1. Pisahkan lapisan air dari lapisan toluena kedalam tabung reaksi lain.
2. 1 mL NaCl, I mL NH4OH 10% dan kapas wol akrilat dimasukkan.
3. Didihkan selama 1-2 menit, dinginkan. Apabila kapas tercelup seperti
contoh uji, menunjukan Zat Warna direk.
b. Zat Warna Basa
1. Amati Uji Pencucian
Zat Warna basa luntur cepat dalam uji pencucian.
Dalam suasana asam mencelup kembali serat wol, sutera, akrilat
dengan warna tua dan menodai serat-serat lain.
Dalam suasana alkali mencelup serat wol dan sutera dengan warna
tua dan menodai serat lain.
2. Amati Uji piridina
Zat Warna basa luntur banyak dalam larutan piridina air.
3. Amati Uji Toluena
Ekstrak piridin dituangkan kedalam tabung reaksi yang berisi
ekstrak larutan toluena air.
2 mL larutan Natrium Hidroksida 10% hingga lapisan air bersifat
alkali, lalu kocok.
Amati, warna basa yang bersifat alkali menjadi tidak berwarna
atau berubah warnanya dan akan berpindah dari lapisan air
kedalam lapisan toluena.
Ekstrak toluene dituangkan kedalam tabung rekasi lain, asam
asetat 10% ditambahkan dan dikocok. Apabila akrilat tercelup
dan warna contoh timbul kembali, menunjkan Zat Warna basa.
c. Zat Warna Asam
1. Amati uji pencucian
Zat Warna asam luntur banyak dalam uji pencucian.
Dalam suasana asam mencelup kembali serat poliamida, wol dan
sutera dengan warna tua.
Dalam suasana alkali mencelup serat wol, sutera, kapas dan rayon
dengan warna muda.
2. Amati uji piridina
Zat Warna asam luntur dengan cepat dalam larutan piridina air.
3. Amati uji toluene
Zat Warna asam terdapat dalam lapisan air.
Pengujian
1. Lapisan air dipisahkan kedalam tabung reaksi lain.
2. 3-4 tetes asam asetat 10% ditambahkan dan serat kapas, wol dan
akrilat dimasukkan, kemudian didihkan selama 2 menit. Apabila wol
tercelup menunjukan zat warna
3.5. Identifikasi Zat Warna Pada Poliester
1. Contoh uji ditambahkan asam asetat glacial dingin, diamati lunturannya
apabila lunturan banyak kemungkinan zat warna dispersi, dan untuk yang
tidak luntur dipanaskan untuk lunturan sedikit kemungkinan zat warna naftol
dan tidak luntur zat warna bejana.
2. Untuk zat warna yang luntur banyak dan sedikit dipanaskan kemudian
didinginkan, lalu ditambahkan 1 mL eter dikocok.
3. Kemudian lapisan eter dipindahkan dicuci dengan air sebanyak 2 kali,
diuapkan lalu ditambahkan mL air dan ditambahkan kain asetat rayon lalu
dipanaskan.
4. Apabila asetat rayon tercelup berarti zat warna dispersi. Sedangkan asetat
rayon tidak tercelup zat warna naftol.