Anda di halaman 1dari 27

INDENTIFIKASI

GOLONGAN
SENYAWA KIMIA
 Reaksi warna golongan
 Analisis kromatografi
 Indeks kepedasan, pengembangan, dan pembusaan
Reaksi Warna Golongan
 Alkaloid
 Saponin
 Fenolik
 Flavanoid
 Steroid/triterpenoid
 Tanin
Pemeriksaan kandungan Alkaloid
 Ekstrak kental ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi

 Ditambahkan 2 ml HCl 2 N kemudian dipanaskan selama 2-3

menit, dinginkan
 Ditambahkan NaCl untuk mengendapkan protein-proteinnya,

kemudian disaring
 Ditambahkan HCl 2 N kedalam filtrat sampai 2 ml

 Dibagi menjadi 3 bagian dan dimasukkan kedalam tabung

reaksi
 I : + Dragendorfendapan merah jingga (+)
 II : + Mayer endapan putih (putih kekuningan) (+)
 III : + Wagner endapan coklat (+)
Pemeriksaan kandungan Saponin
 Diambil ekstrak metanol kering kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
 Ditambahkan air panas lalu dikocok kuat-kuat selama
1 menit dengan kekuatan konstan
 Didiamkan, apabila busa yang terbentuk denan tinggi
1-10 cm stabil selama 10 menit maka ditambahkan
HCl melalui dinding tabung
 Apabila tetap berbusa berarti positif mengandung
saponin.
Pemeriksaan kandungan Fenolik

 1 g serbuk simplisia di masukkan dalam botol dan


disari dengan eter atau kloroform atau hex : etil
asetat = 1;2.
 Dilakukan pengocokan berkali-kali
 Sari yang diperoleh,kemudian dipekatkan
 Sisanya ditetesi dengan FeCl3
 (+) jika warna hijau, ungu, biru sampai hitam
Pemeriksaan kandungan Flavanoid

 Diambil ekstrak metanol kering lalu


ditambahkan air (pelarut polar) dan ditambahkan
heksan (pelarut nonpolar).
 Dikocok, akan terpisah 2 lapisan dimana ekstrak
metanol dalam air akan berada di bawah dan
lapisan heksan berada di atas.
 Lapisan heksan dipisahkan sementara lapisan air
ditambahkan metanol kemudian dipisahkan
menjadi 2 bagian
 Bagian pertama ditambah 0,5 ml HCl pekat,
kemudian dipanaskan diatas penagas selama 15
menit. Positf bila terjadi warna merah terang atau
violet
 Bagian kedua ditambahkan 0,5 ml HCl pekat,
kemudian ditambahkan 3-4 potong Mg. Amati
perubahan warna yang terjadi selama 10
menit. Encerkan dengan aquadest dengan
volume yang sama kemudian tambahkan 1 ml
asetil alkohol, amati perubahan warna yang
terjadi pada tiap lapisan
 Jika warna merah- merah ungu berarti positif
mengandung flavanoid
 Merah pucat – merah tua untuk flavonon
 Orange merah untuk flavon
Pemeriksaan kandungan steroid/triterpenoid

 Diambil ekstrak metanol kering lalu ditambahkan air


(pelarut polar) dan eter (pelarut nonpolar)
 Akan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan air berada di
bawah dan lapisan eter berada di atas.
 Lapisan air dikocok selama 1 menit, jika berbusa
ditambahkan HCl 2 N (positif adanya saponin)
 Lapisan eter ditambahkan pereaksi Lieberman-
bouchardat
 Jika terjadi perubahan warna menjadi berwarna merah
atau mertah jambu berarti positif
Pemeriksaan kandungan Tanin

 Diambil ekstrak metanol simplisia yang telah diaupkan


pelarutnya
 Ditambahkan air panas sebanyak 10 ml lalu dikocok sampai
homogen
 Ditambahkan garam dapur (NaCl) 5 tetes untuk
mengendapkan proteinnya
 Disaring, lalu filtratnya ditambahkan FeCl3 3-4 tetes
 Jika berwarna hijau biru (hijau-hitam) berarti positif adanya
tannin katekol sedangkan jika berwarna biru hitam berarti
positif adanya tannin pirogalol.
Indeks pengembangan
 Indeks pengembangan merupakan volume dalam
ml yang diambil dari pengembangan 1 gram bahan
dalam kondisi tertentu
 Prinsip
Didasarkan pada penambahan air terhadap
simplisia (rajangan atau serbuk).
 Pengembangan ini terjadi karena simplisia uji
mengandung gom, musilago, pektin, dan
hemiselulosa yang merupakan komponen
mayoritas dinding sel primer dari simplisia uji.
Cara pengujian
 Tambahkan 1 gram simplisia ke dalam gelas ukur.
 Tambahkan 25 mL air dan kocok setiap interval 10
menit selama 1 jam.
 Biarkan selama 3 jam pada suhu kamar.
 Ukur volume dalam mL yang ditempati oleh
simplisia, termasuk bagian musilago yang kental.
 Hitung rata-rata dari ketiga tabung.
Indeks kepedasan

 Metode yang digunakan untuk penentuan indeks


kepedasan yaitu dengan cara pengenceran larutan
sampel hingga mencapai konsentrasi ambang pedas
yang dinyatakan sebagai 240.000 satuan pedas
Scoville.
Pembuatan sampel : Masukkan 1 g sampel ke dalam 50 mL
labu takar. encerkan dengan alkohol hingga 50 mL dan kocok
keras-keras, biarkan bagian yang tidak larut mengendap.

Pembuatan larutan sukrosa : Lar. sukrosa 10% b/v dibuat


dalam air

Pembuatan larutan standar : Tambahkan 0,15 mL preparat


sampel ke dalam 140 mL larutan gula dan campur. Larutan ini
mengandung 240.000 satuan pedas scoville.
Larutan uji :
Bila sampel oleoresin diklaim mengandung lebih dari 240.000 satuan, dibuat satu
atau lebih pengenceran menurut tabel dibawah ini :
Bila sampel diklaim mengandung kurang dari 240.000
satuan scoville,
dibuat satu atau lebih pengenceran berikut :
 Digunakan 3 panel yang sudah berpengalaman
dengan metode ini.
 Masing-masing panel diperintahkan untuk merasa 5
mL larutan yang telah diteteskan pada kertas saring
sampai etanolnya kering. Sampel memenuhi syarat
bila dua dari tiga panelis merasakan pedas pada
tenggorokannya.
Pemeriksaan Alkaloid
 -Alkaloid bebas (basa tersier)
 5 g serbuk simplisia di masukkan dalam botol dan
disari dengan eter
 Dilakukan pengocokan berkali-kali
 Sari yang diperoleh kemudian dipekatkan
 Dilarutkan dengan 1,5 ml HCl 2 %
 Larutan dibagi tiga sama banyak dalam tabung
reaksi
 Tabung I sebagai pembanding
 Tabung II ditetesi dengan 2 atau 3 tetes larutan
dragendorf.
 (+) jika ada endapan jingga kecoklatan
 Tabung III ditetesi dengan 2 atau 3 tetes larutan
mayer.
 (+) jika ada endapan putih kekuningan
 Amati
 - alkaloid bebas (basa kuarterner dan amina), garam
alkaloid
 1. serbuk sisa penyarian dengan eter diatas disari
dengan etanol 70% dengan pengocokan berkali-kali
 2. Sari yang diperoleh dimasukkan dalam gelas
piala dan dipekatkan
 3. ditambahkan 5 ml HCl 10 % sambil
dipanaskan dan diaduk
 4. Larutan yang diperoleh dibagi ke dalam 2
tabung,
 I : Untuk garam alkaloid
 II : Untuk basa kuarterner dan amina
 5. Tabung I
 - Ditambahkan amonia encer sampai pH 8-9
 - Disari dengan eter kemudian diuapkan
sampai kering
 - sisa yang diperoleh dilarutkan dengan 1,5 ml
HCl 2%
 - Larutan dibagi tiga sama banyak dalam tabung
reaksi
 - Tabung A sebagai pembanding
 - Tabung B ditetesi dengan 2 atau 3 tetes larutan
dragendorf.
 (+) jika ada endapan jingga kecoklatan
 - Tabung C ditetesi dengan 2 atau 3 tetes larutan
mayer.
 (+) jika ada endapan putih kekuningan
 - Amati
 Tabung II
 - ditambahkan 0,5 g natrium klorida sambil diaduk
 - larutan disaring & kertas saringnya dicuci dengan 3
ml HCl 10 %
 - ditambahkan larutan meyer sampai terjadi endapan.
 - supernatannya dimasukkan dalam corpis kecil dan
ditambahkan amonia sampai pH 8-9
 - ditambahkan eter atau kloroform.
 - dikocok dan diperoleh 2 lapisan (lapisan bawah
untuk menunjukkan adanya basa kuarterner dan
amina)
 - larutan bawah diasamkan dengan HCl 10 % sampai
pH 3
 - disaring melalui kertas saring
 - filtrat dibagi 2 dan ditambahkan dengan Meyer
atau dragendorf
Pemeriksaan glikosida
 Masukkan 3 g serbuk yang diperiksa dalam tabung
reaksi
 Disari dengan etanol 70 % ±30 ml dan diuapkan
sampai pekat
 Ditambahkan 10 ml HCl 10 % kemudian dipanaskan
selama 30 menit
 Didinginkan dan disari dengan hexan, 3x
 Sari dalam hexan diuapkan diatas penangas air
 Ditambahkan pereaksi Lieberman Bouchard
 (+) jika terjadi warna biru atau hijau

Anda mungkin juga menyukai