Anda di halaman 1dari 3

Dalam kromatografi lapis tipis, beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh

dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar.
Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu. Jarak relative
pada pelarut disebut sebagai nilai Rf
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa / jarak yang ditempuh oleh pelarut

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Rf adalah


1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang
sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan perubahan harga Rf
2. Suhu , perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran
3. Ukuran dari bejana , volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi
mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas
4. Kertas , pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan,
yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran.ia akan
juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi
5. Sifat dari campuran , berbagai senyawa mengalami partisi dan antara volume volume
yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik
dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga harga Rfnya

Cara menentukan fase gerak yang terbaik dalam ekstrak tumbuhan


1. Lakukan studi literatur
2. Jika pelarut tidak tersedia, gunakan pelarut yang memiliki sifat paling mirip
3. Jika tidak ada pelarut yang mirip, maka lakukan percobaan. Caranya adalah lakukan
eluasi dengan pelarut paling nonpolar. Kemudian, secara bertahap, naikkan
kepolaran secara gradien. Dievaluasi hasil dan tentukan pelarut yang paling baik

Skrining alkaloid
1) Disiapkan 1 gram tumbuhan, dihaluskan
2) Ditambahkan 1 ml ?? dan 9 ml air
3) Dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100OC
4) Didinginkan dan disaring, diambil filtratnya
5) Dimasukkkan 0,5 ml filtrat masing-masing kedalam tiga tabung
Tabung I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer. Reaksi (+) apabila terdapat endapan
putih
Tabung II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan coklat
Tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan kuning jingga
6) Jika hanya terdapat kekeruhan, maka dilanjutkan pemeriksaan
8 ml filtrat ditambahkan 3 ml larutan am amoniak pekat
7) Dikocok dengan campuran 10 ml eter-kloroform dengan perbandingan (3:1),
dibiarkan hingga kedua lapisan memisah, kemudian dipisahkan kedua lapisan
tersebut
8) Diambil lapisan eter-kloroform
9) Ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring
10) Diuapkan filtrat diatas penangas air
11) Dilarutkan sisa dengan asam klorida 2 N
12) Diambil residu, kemudian dimasukkan kedalam masing-masing tiga tabung
Tabung I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer. Reaksi (+) apabila terdapat endapan
putih
Tabung II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan coklat
Tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan kuning jingga

Skrining Terpenoid/Steroid
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Ditambahkan 50 ml eter/n-heksan
3) Didiamkan dan disaring, diambil filtrat
4) Diteteskan filtrat ke plat tetes
5) Ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrida
6) Ditambahkan H2SO4
7) Reaksi (+) Triterpenoid apabila menghasilkan warna merah. Reaksi (+) Steroid
apabila menghasilkan warna biru

Skrining Flavonoid
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Disari dengan 10 ml metanol
3) Direfluks dengan pendingin balik selama 10 menit
4) Disaring panas melalui kertas saring, diambil filtrat
5) Diencerkan filtrat dengan 10 ml air
6) Ditambahkan 5 ml eter minyak tanah dikocok hati-hati
7) Didiamkan dan diambil lapisan metanol
8) Diuapkan pada suhu 40OC dibawah tekanan
9) Dilarutkan sisa dalam 5 ml etil asetat, dan disaring
Percobaan 1 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam 1-2 ml etanol 95%
(3) Ditambahkan 0,5 serbuk Zn dan 2 ml HCl pekat dan didiamkan 10 menit
(4) Ditambahkan 10 tetes HCl pekat, ditunggu 2-5 menit
Reaksi (+) apabila terdapat warna merah intensif

Percobaan 2 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam etanol 95%
(3) Ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg
(4) Ditambahkan 10 ml HCl pekat
Reaksi (+) apabila terdapat warna merah jingga/ungu

Percobaan 3 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam etanol 95%
(3) Dilarutkan sisa dalam aseton
(4) Ditambahkan 0,1 gram serbuk asam borat dan asam oksalat
(5) Dipanaskan di atas penangas air
(6) Dicampur sisa dengan 10 ml eter
(7) Diamati dengan sinar UV 366 nm
Reaksi (+) apabila larutan berfluoresensi kuning intensif

Skrining Saponiin
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3) Ditambahkan 10 ml air panas
4) Didinginkan
5) Dikocok kuat selama 10 detik, maka akan terdapat buih setinggi 1-10 cm selama 10
menit
6) Ditambahkan 1 tetes HCl 2 N ke buih
7) Reaksi (+) apabila buih tidak hilang

Uji Identifikasi Alkaloid


Sebanyak 10 gram bahan ditambahkan 20 ml etanol, dihaluskan dalam lumpang. Kemudian
disaring, filtratnya disisihkan. Ampas ditambah 10 ml etanol, diaduk, disaring, filtratnya
digabung dengan filtrat yang pertama.

Anda mungkin juga menyukai