dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar.
Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu. Jarak relative
pada pelarut disebut sebagai nilai Rf
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa / jarak yang ditempuh oleh pelarut
Skrining alkaloid
1) Disiapkan 1 gram tumbuhan, dihaluskan
2) Ditambahkan 1 ml ?? dan 9 ml air
3) Dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100OC
4) Didinginkan dan disaring, diambil filtratnya
5) Dimasukkkan 0,5 ml filtrat masing-masing kedalam tiga tabung
Tabung I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer. Reaksi (+) apabila terdapat endapan
putih
Tabung II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan coklat
Tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan kuning jingga
6) Jika hanya terdapat kekeruhan, maka dilanjutkan pemeriksaan
8 ml filtrat ditambahkan 3 ml larutan am amoniak pekat
7) Dikocok dengan campuran 10 ml eter-kloroform dengan perbandingan (3:1),
dibiarkan hingga kedua lapisan memisah, kemudian dipisahkan kedua lapisan
tersebut
8) Diambil lapisan eter-kloroform
9) Ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring
10) Diuapkan filtrat diatas penangas air
11) Dilarutkan sisa dengan asam klorida 2 N
12) Diambil residu, kemudian dimasukkan kedalam masing-masing tiga tabung
Tabung I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer. Reaksi (+) apabila terdapat endapan
putih
Tabung II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan coklat
Tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat. Reaksi (+) apabila terdapat
endapan kuning jingga
Skrining Terpenoid/Steroid
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Ditambahkan 50 ml eter/n-heksan
3) Didiamkan dan disaring, diambil filtrat
4) Diteteskan filtrat ke plat tetes
5) Ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrida
6) Ditambahkan H2SO4
7) Reaksi (+) Triterpenoid apabila menghasilkan warna merah. Reaksi (+) Steroid
apabila menghasilkan warna biru
Skrining Flavonoid
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Disari dengan 10 ml metanol
3) Direfluks dengan pendingin balik selama 10 menit
4) Disaring panas melalui kertas saring, diambil filtrat
5) Diencerkan filtrat dengan 10 ml air
6) Ditambahkan 5 ml eter minyak tanah dikocok hati-hati
7) Didiamkan dan diambil lapisan metanol
8) Diuapkan pada suhu 40OC dibawah tekanan
9) Dilarutkan sisa dalam 5 ml etil asetat, dan disaring
Percobaan 1 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam 1-2 ml etanol 95%
(3) Ditambahkan 0,5 serbuk Zn dan 2 ml HCl pekat dan didiamkan 10 menit
(4) Ditambahkan 10 tetes HCl pekat, ditunggu 2-5 menit
Reaksi (+) apabila terdapat warna merah intensif
Percobaan 2 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam etanol 95%
(3) Ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg
(4) Ditambahkan 10 ml HCl pekat
Reaksi (+) apabila terdapat warna merah jingga/ungu
Percobaan 3 :
(1) Diambil 1 ml filtrat (larutan percobaan) dan diuapkan hingga kering
(2) Dilarutkan sisa dalam etanol 95%
(3) Dilarutkan sisa dalam aseton
(4) Ditambahkan 0,1 gram serbuk asam borat dan asam oksalat
(5) Dipanaskan di atas penangas air
(6) Dicampur sisa dengan 10 ml eter
(7) Diamati dengan sinar UV 366 nm
Reaksi (+) apabila larutan berfluoresensi kuning intensif
Skrining Saponiin
1) Disiapkan 0,5 gram tumbuhan
2) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3) Ditambahkan 10 ml air panas
4) Didinginkan
5) Dikocok kuat selama 10 detik, maka akan terdapat buih setinggi 1-10 cm selama 10
menit
6) Ditambahkan 1 tetes HCl 2 N ke buih
7) Reaksi (+) apabila buih tidak hilang