Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengidentifikasi musin yang terdapat pada saliva.
2. Untuk mengidentifikasi tiosianat yang terkandung dalam saliva.
3. Untuk mengetahui senyawa-senyawa anorganik saliva.
4. Untuk menentukan suhu terhadap aktivitas enzim ptialin.
5. Menguji estimasi ptialin.
6. Untuk mengetahui pH yang cocok untuk kerja saliva.
7. Untuk mengetahui efek senyawa yang menghambat atau mengahancurkan
aktivitas bakteri pada amilase saliva.
D. PROSEDUR KERJA
1. Tes Musin
a. 5 ml saliva dimasukkan kedalam tabung reaksi
b. 2 tetes asam asetat 0,1M ditambahkan kedalam tabung berisi saliva
c. Endapan dan filtrat dipisahkan
d. Filtrat diuju dengan pereaksi millon, benedict dan molish
2. Tes Tiosianat
a. 5 mL saliva encer dimasukkan kedalam tabung reaksi
b. 5 tetes FeCl 0,1 M dan 1 tetes HCl pekat ditambahkan kedalam tabung berisi
saliva (air digunakan sebagai kontrol)
c. 5 tetes HgCl 1% kemudian ditambahkan kedalam saliva dan diamati apa
yang terjadi
3. Tes Penyusun Senyawa Anorganik Saliva
a. 15 mL saliva dalam tabung reaksi ditambahkan asam asetat 2 N tetes demi
tretes hingga terbentuk endapan
b. Kemudian dipanaskan hingga mendidih dan kemudian disaring
c. Filtrat diperiksa terhadap adanya Cl-, PO43-, SO42- dan Ca+
1) Untuk memeriksa ion Cl-, filtrat diasamkan dengan HNO3 encer dan
ditambahkan beberapa tetes AgNO3 0,5 M
2) Untuk memeriksa PO43-, filtrat diasamkan dengan HNO3 encer kemudian
ditambahkan 1 mL pereaksi amonium molibdat dan dipanaskan
3) Untuk memeriksa SO42-, filtrat diasamkan dengan HNO3 encer kemudian
ditambahkan 1 mL larutan BaCl2 5%
4) Untuk memeriksa Ca+, filtrat ditambahkan 1 mL larutan NH4-oksalat 4%
4. Tes Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Ptialin
a. Kedalam 4 tabung reaksi bersih dimasukkan masing-masing 5 mL larutan
pati 1%
b. Untuk tabung 1 didinginkan dalam air es
c. Untuk tabung 2 diletakkan pada suhu kamar
d. Untuk tabung ketiga dipanaskan hingga suhu 380C
e. Kedalam masing-masing tabung dimasukkan 2 tetes saliva encer. Untuk
tabung ke 4 dimasukkan 2 tetes saliva encer yang telah dipanaskan selama 5
menit
f. Setiap interval 5 menit 2 tetes sampel diambil dan diperiksa dengan 2 tetes
I2 0,01 M dan dicatat hasil yang diperoleh
5. Tes Estimasi Ptialin
a. 10 mL larutan pati 1% ditambahkan 2 mL larutan NaCl 0,1 M dan dipanaskan
hingga suhu 370C
b. Masing-masing 3 mL air dan 3 tetes I2 0,01 M dimasukkan kedalam 8 tabung
reaksi
c. 1 mL saliva ditambahkan kedalam larutan pati yng telah dipanaskan
d. Selang waktu 30 detik campuran pati saliva dipipet 2 tetes dan ditambahkan
kedalam tabung yang berisi I2
6. Tes Penentuan pH Yang Cocok Untuk Kerja Saliva
a. 10 mL larutan buffer 4, 5, 6, 7 dan 9 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
berbeda
b. 5 mL pati 1%, 2 mL NaCl 0,1 M dan 2 mL saliva encer dimasukkan kedalam
masing-masing tabung
c. Tabung ditempatkan didalam pemanas air hingga suhu 380C
d. I2 0,01 M ditambahkan kedalam masing-masing tabung dengan catatan
tabung yang berisi larutan buffer 9 ditambahkan dengan asam asetat sebelum
ditambahkan I2
7. Efek Senyawa Yang Menghambat/Menghancurkan Aktivitas Bakteri Pada
Amilase Saliva
a. 2 mL saliva dincerkan dengan 8 mL air kemudian diaduk dengan baik.
b. 1 mL saliva cair ditambahkan kedalam 7 tabung reaksi
c. Selanjutnya 5 tetes toluen ditambahkan kedalam tabung 1
d. 5 tetes kloroform ditambahkan kedalam tabung 2
e. 5 tetes HgCl 1% ditambahkan kedalam tabung 3
f. 5 tetes larutan fenol ditambahkan kedalam tabung 4
g. 0,5 mg NaF ditambahkan kedalam tabung 5
h. 5 tetes air ditambahkan kedalam tabung 6
i. Biarkan selama 10 menit dan sewaktu-waktu dikocok
j. Selanjutnya 5 mL pati 1% ditambahkan kedalam masing-masing tabung dan
dipanaskan hingga suhu 380C
k. Isi tabung dibagi dua, bagian satu diuji dengan I2 dan bagian lainya diuji
dengan benedict
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tes Musin
No. Aktivitas Hasil
1 5 mL Saliva + 7 tetes asam asetat 0,1 M Endapan putih
Campuran asam asetat + saliva + 3 tetes Endapan putih dan larutan
2
Benedict biru
Campuran asam asetat + saliva + 8 tetes Terbentuk cincin cokelat
3
Molisch
Campuran asam asetat + saliva + 5 tetes Endapan putih
4
Millon
2. Tes Tiosianat
No. Aktivitas Hasil
1 5 mL Saliva + 5 tetes FeCl2 Endapan putih
2 Endapan + 1 tetes HCl pekat Larutan kuning keruh
3 Larutan kuning keruh + 5 tetes HgCl2 1% Endapan putih, larutan
kuning keruh
3. Tes Pengujian Senyawa Anorganik pada Saiva
No. Aktivitas Hasil
15 mL saliva encer + beberapa tetes Larutan keruh
1
NaOH 0,1 M + dipanaskan
2 Larutan keruh disaring Larutan bening (filtrat)
Uji Cl-
3 Filtrat + 3 tetes HNO3 encer + 5 tetes Larutan putih keruh, endapan
AgNO3 0,5 M putih
4 Uji SO42-
Filtrat + 3 tetes HNO3 encer + 1 mL Larutan tidak berwarna
BaCl2 5%
Uji PO43-
5 Filtrat + 3 tetes HNO3 encer + 5 mL Larutan hijau endapan kuning
ammonium molibdat + panaskan
No Aktivitas Hasil
Uji Ca2-
6 Filtrat + 3 tetes HNO3 encer + 1 mL Larutan tidak berwarna
ammonium oksalat
4. Tes pengaruh temperature terhadap aktivitas ptialin
No. Aktivitas Hasil
1 mL pati 1% + 5 tetes saliva + Larutan ungu
1
didinginkan + 8 tetes I2 0,01 M
1 mL pati 1% + 5 tetes saliva + diamkan Larutan biru muda
2
pada suhu kamar + 8 tetes I2 0,01 M
1 mL pati 1% + 5 tetes saliva + panaskan Larutan kuning bening
3
pada suhu 37oC + 8 tetes I2 0,01 M
1 mL pati 1% + 5 tetes saliva + panaskan Larutan biru tua
4
pada suhu 37oC + 8 tetes I2 0,01 M
5. Tes estimasi ptialin
No. Aktivitas Hasil
5 mL pati 1% + 5 mL NaCl 0,1 M + Larutan kuning bening
1
panaskan 37 oC + 1 mL saliva
2 3 mL H2O + 3 tetes iod 0,01 M Larutan kuning bening
3 mL larutan bening kuning + 2 tetes pati Larutan kuning
3
1% dan NaCl 0,1 M
Larutan berwarna kuning pada tabung:
Tabung 1 Larutan tidak berwarna
4
Tabung 2 Larutan tidak berwarna
Tabung 3 Larutan tidak berwarna
Tabung 4 Larutan tidak berwarna
6. Tes penentuan pH yang cocok untuk kerja saliva
No. Aktivitas Hasil
3 mL buffer pH 4 + 1 mL pati 1% + 2 mL Larutan biru tua
NaOH 0,1 M + 2 mL saliva + panaskan +
1
25 tetes Iod 0,01 M
F. PEMBAHASAN
Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran
sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva
membantu pencernaan dan penelanan makanan, di samping itu juga untuk
mempertahankan integritas gigi dan lidah. Di dalam mulut, saliva adalah unsur
penting yang dapat melindungi gigi terhadap pengaruh dari luar, maupun dari
dalam rongga mulut itu sendiri. (Soesilo, 2005: 26).
Saliva dihasilkan atau diproduksi oelh kelenjar ludah yang terdapat pada
rongga mulut, yang mengandung air sekitar 99,5%. Zat padat yang terdapat di
dalam saliva diantaranya yaitu ptyalin, musin, dan sejumlah senyawa yang juga
terdapat dalam darah dan urine yaitu seperti ammonia, asam-asam amino, urea
dan asam urat, kolesterol, serta kation kation (Ca2+, Na+, K+, dan Mg2+) dan anion
seperti PO43-, Cl- dan HCO3- (Tim Dosen Biokimia, 2016: 5).
1. Tes Musin
Musin merupakan suatu glikoprotein. Musin dalam saliva adalah suatu zat
yang kental dan licin yang berfungsi membasahi makanan dan sebagai pelumas
yang memudahkan atau memperlacar proses menelan makanan glikoprotein
sendiri merupakan suatu protein yang mengandung karbohidrat, dimana
kandungan karbohidrat didalam dalam glikoprotein kurang dari 4%. Tujuan
dilakukannya tes musin yaitu untuk membuktikan adanya kandungan musin
dalam saliva yang diuji, hal ini sesuai dengan teori bahwa didalam saliva terdapat
berbagai zat padat salah satunya yaitu musin (Tim Dosen Biokimia, 2016: 5).
Uji musin dilakukan dengan mereaksikan saliva encer dengan asam asetat.
Reaksi ini akan menghasilkan endapan putih dari proses pembentukan
glikoprotein dalam musin. Penembahan asam asetat kedalam saliva akan
mendenaturasi/mengendapkan protein dalam musin. Hal ini dikarenakan
penambahan asam asetat akan menurunkan pH saliva dan menyebabkan terjadinya
denaturasi. Hal ini sesuai dengan teori dimana proses denaturasi disebabkan oleh
pH, dimana koagulasi atau penggumpalan ini terjadi apabila larutan protein berada
pada titik isoelektriknya (Poedjiadi, 1994: 119). Endapan dan filtrat disaring,
filtrate yang diperoleh dar reaksi ini diuji dengan menggunakan pereaksi Million,
Benedict dan Molisch.
a. Uji Million
Uji millon bertujuan untuk mengetahui adanya protein berupa tirosin dalam
saliva, dimana filtrat direaksikan dengan pereaksi Millon diperoleh endapan putih.
Hal ini telah sesuai dengan teori yaitu apabila pereaksi Millon ini direaksikan
dengan suatu protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah karena pemanasan. Protein yang mengandung tirosin akan
memberikan hasil yang positif (Poedjiadi, 1994: 122). Reaksinya adalah:
b. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
saliva. Ada tidaknya suatu sifat pereduksi pada molekul gula ditentukan oleh ada
tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas yang relatif. Berdasarkan hasil uji filtrat
yang direaksikan dengan Benedict diperoleh endapan putih. Hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori, dimana saat direaksikan dengan Benedict dan
dipanaskan maka akan mengalami perubahan warna biru menjadi hijau, kuning
hingga terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila konsentrasi gula
pereduksi cukup tinggi (Sumardjo, 2008: 237). Adapun reaksinya:
CH2OH CH2OH CH2OH
o OH
-H2O
OH OH C O C O
+ 2Cu2+ + 5OH- OH
HO HO OH + Cu2O + 3H2O
HO O-
OH OH
glukosa
OH merah bata
c. Uji Molisch
Uji molisch adalah uji untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini
didasari oleh reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dan senyawa. Filtrat
yang direaksikan dengan pereaksi Molisch diperoleh cincin cokelat. Hasil yang
diperoleh telah sesuai dengan teori bahwa pada batas antara kedua lapisan itu akan
terjadi warna ungu atau cokelat karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural
dengan alcohol (Poedjiadi, 1994: 12).
OH
OH+
HO
H3 O + HO
HO O + 2 [O] H3O+
HO
O -H2O O
-H+, -2e- O
5-hidroksimetilfulfural alfa-naftol
HO
HO
2. Tes Tiosianat
Uji ini untuk mengetahui adanya kandungan ion SCN- dalam saliva.
Berdasarkan teori, ion tiosianat ditemukan juga dalam saliva dalam jumlah yang
sedikit, yang merupakan hasil reaksi antara sianida dengan belerang yang ada di
dalam hati (Tim Dosen Biokimia, 2018: 6). Penentuan adanya kandungan ion
SCN- dalam saliva ditunjukan melalui reaksi antara larutan saliva yang
mengandung tiosianat dengan besi (III) klorida akan menghasilkan warna merah
karena terbentuknya komplek Fe(SCN)2. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
teori, pada percobaan diperoleh larutan berwarna kuning. Adapun reaksinya:
SCN- + FeCl2 → Fe(SCN)2
(merah darah)
Warna merah darah yang dihasilkan ini dapat dihilangkan oleh adanya ion-ion
fluorida, merkurium (II) dan oksalat, dimana terbentuk kompleks-kompleks yang
tak berwarna yang lebih stabil.
4Fe(SCN)2 + 2Hg2+ → 2[Hg(SCN)4]2- + 4Fe2+
(tidak berwarna)
(Svehla, 1985: 338).
Dalam percobaan ini, tujuan ditambahkanya larutan HCl yaitu sebagai katalis
yang mempercepat laju reaksi. Adapun hasil percobaan yang diperoleh tidak
sesuai dengan teori, dimana tidak terbentuk larutan merah darah. Hal ini
disebabkan karena kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan.
Poedjiadi, Anna dan Titin. 2012. Dasar Dasar Biokimia. Bandung: UI Pers.
Supriyatna, Ateng. 2015. Aktivitas Enzim Amilase, Lipase, Dan Protease Dari
Larva Hermetia Illucens Yang Diberi Pakan Jerami Padi. Jurnal
Penelitian. Vol. IX, No. 2.
1. Tes musin
a. Endapan yangterbentuk pada tes musin merupakan endapan proein akibat
terjadinya reaksi denaturasi atau kerusakan protein sehingga
terbentukendapan putih.
b. Fungsi protein alam saliva
1) Α -Amilase mengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan
karbohidrat yang kecil. Juga karena pengaruh α-Amilase, polisakarida
mudah dicernakan.
2) Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam
sistem penolakan bakterial.
3) Kalik ren dapat merusak sebagian protein tertentu, di antaranya faktor
pembekuan darah XII, dan dengan demikian berguna bagi proses
pembekuan darah.
4) Laktope rosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi
OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri
dan pertumbuhannya.
5) Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai
fungsi penting: membentuk bagian utama pelikel muda pada email
gigi.
6) Musin membuat saliva menjadi pekat sehingga tidak mengalir seperti
air disebabkan musin mempunyai selubung air dan terdapat pada
semua permukaan mulut maka dapat melindungi jaringan mulut
terhadap kekeringan. Musin juga untuk membentuk makanan menjadi
bolus.
c. Karena daam musin mengandung protein maka musin merupakan
senyawa organik.
2. Tes senyawa anorganik dalam saliva
a. Akivator enzim merupakan Suatu senyawa, unsur atau ion, yang dapat
meningkatkan aktivitas kerja suatu enzim.
b. Ion-ion yang bekerja sebaga activator enzim terbaik adalah Cl- dan PO43-
3. Tes pengaruh temperature terhadap aktivitas ptyalin
a. Tabung yang mengalami perubahan warna (hilangnya warna) paling cepat
adala tabung 3 karena enzim pada saliva dapat bekerja secara optimal
pada suhu 38℃.
4. Tes estimasi ptyalin
a. Dik = 1 unit ailase adalah sejumlah yang diperluka untuk mecerna 10 mL
laruan pati 1% selama 4 menit
Dit = berapa jumlah amylase dalam 1 mL saliva?
Penyelesaian
Karena
1 unit amilase = 10 mL pati 1% dalam waktu 4 menit
Sehingga
1 𝑚𝐿 𝑝𝑎𝑡𝑖 % 𝑥 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑠𝑒
1 mL pati 1% = = 0,1 unit amylase
10 𝑚𝐿 𝑝𝑎𝑡𝑖 1%
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab