Disusun oleh:
Ahda Ahabba Sumantri 201431001
Miranda Anjela Rahayu 201431011
Rida Nur Sofia 201431020
Sekar Indah Cahyaningrum 201431025
1 0.5002 gram
2 0.5003 gram
- Volume Titrasi
1 36.4 mL
2 37.5 mL
GAMBAR KETERANGAN
GAMBAR KETERANGAN
- Pengolahan Data
● Sesudah Pengeringan
% Susut pengeringan
(Berat botol timbang + sampel sesudah pengeringan)− (Berat botol timbang + sampel sebelum pengeringan)
𝑥100%
Berat sampel
40,0003 − 39,9996
= 𝑥 100%
1,0032
0,0007
= 1,0032 𝑥 100%
= 0,00069777 x 100%
= 0,06%
VI. PEMBAHASAN
➢ Kadar Asam Salisilat
Uji penetapan kadar salisilat adalah suatu uji dengan tujuan untuk menemukan
kadar dari asam salisilat dari suatu sampel yang harus sesuai dengan yang
disyaratkan Farmakope Indonesia. Uji ini menggunakan prinsip titrimetric atau
analisis kuantiatatif dengan mengukur volume sejumlah zat yang diselidiki dan
direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar/konsentrasi telah diketahui
secara teliti dan reaksinya berangsung secara kuantitatif. Uji penetapan kadar
salisilat ini merupakan salah satu jenis alkalimetri yaitu reaksi netralisasi antara
ion hidrogen yang berasal dari asam dan ion hidroksida yang berasal dari basa,
sehingga penetapan kadar salisilat ini berasal dari senyawa atau larutan yang
bersifat asam (sampel asam salisilat) dan dibakukan dengan senyawa atau larutan
yang bersifat basa (larutan Natrium Hidroksida).
Asam salisilat dilarutkan dalam etanol yang sudah dinetralkan. Penetralan etanol
ini dilakukan dengan cara meneteskan diteteskan natrium hidroksida dan fenol
merah hingga terbentuk larutan ungu. Penetralan etanol ini berfungsi untuk
menetralkan etanol agar tidak bereaksi dengan sampel yang akan dilarutkan,
karena etanol ini memiliki sifat asam lemah sehingga jika tidak dinetralkan larutan
etanol akan bereaksi dengan sampel salisilat yang bersifat asam juga sehingga
tingkat keasaman dalam larutan uji meningkat. Dengan demikian, diperlukan
penetralan pelarut agar tidak memengaruhi pH larutan uji (asam salisilat).
Selanjutnya asam salisilat dilarutkan hingga homogen dengan pelarut etanol yang
sudah dinetralkan. Warna larutan ini akan berubah dari warna ungu yang berasal
dari pelarut etanol netral menjadi warna kuning bening pengaruh dari sampel
salisilat. Lanjut dengan meneteskan larutan indikator fenolftalein yang berfungsi
untuk melihat dengan jelas berubahnay warna analit saat titrasi. Kemudian analit
dapat mulai titrasi dengan larutan baku standar natrium hidroksida 0.1 N hingga
analit berubah menjadi ungu muda atau disebut juga titik akhir titrasi. Titrasi ini
dilakukan secara duplo. Reaksi yang terjadi adalah
Dari titrasi ini, dihasilkan larutan baku natrium natrium hidroksida yang
digunakan adalah 36.4 ml dan 37.5 ml. Selanjutnya dicari kadar sampel asam
salisilat dan dihasilkan kadar sampel asam salisilat adalah 102.02%. Artinya
sampel asam salisilat ini tidak memenuhi yang dipersyaratkan Farmakope
Indonesia karena nilai yang dihasilkan tidak memenuhi syarat yaitu 99.5% -
101.0%. Dalam praktikum ini terjadi beberapa kesalahan yaitu tidak
dibakukannya larutan standar baku natrium hidroksida atau titran yang digunakan
hal ini dapat memengaruhi nilai persentase dari kadar sampel asam salisilat
sehingga dalam praktikum ini kadar sampel asam salisilat tidak memenuhi
persyaratan farmakope Indonesia.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
➢ Pada uji Kadar Asam Salisilat, kadar sampel asam salisilat adalah 102.02%. Artinya
sampel asam salisilat ini tidak memenuhi yang dipersyaratkan Farmakope Indonesia
karena nilai yang dihasilkan tidak memenuhi syarat yaitu 99.5% - 101.0%.
➢ Pada uji Batas Logam Berat, Jadi Ketentuan yang ada mengharuskan warna larutan
uji tidak lebih gelap warnanya dibandingkan dengan larutan pembanding, jika
melihat dari hasil yang diperoleh yaitu asam salisilat sudah memenuhi standar uji.
➢ Pada Uji Zat Mudah Terarangkan, jadi hasil uji penetapan warna yang dilakukan
antara larutan padanan C dengan larutan baku asam salisilat dengan pelarut asam
sulfat LP menghasilkan warna larutan padanan C yang berwarna kuning bening dan
larutan asam salisilat berwarna kuning orange dengan intensitas warna larutan asam
salisilat lebih pekat dari larutan padanan C. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa sampel uji yang berupa asam salisilat tidak memenuhi
persyaratan bahan baku obat menurut FI edisi VI.
➢ Pada Uji Zat Kelarutan, Didapatkan larutan yang berwarna putih keruh yang artinya
asam salisilat larut sebagian dalam kloroform. Kemudian, ditambahkan lagi 10 mL
kloroform, diaduk, dan didapatkanlah larutan berwarna bening, yang menunjukkan
bahwa asam salisilat dapat larut dalam kloroform setelah penambahan 10 mL
kloroform. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kelarutan asam salisilat berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI terbukti benar
➢ Pada Uji batas Klorida, Hasil menunjukkan bahwa kedua warna larutan tersebut
bening, sehingga klorida dalam asam salisilat tersebut tidak lebih dari 0,014%.
➢ Pada pengujian Penetapan sisa pemijaran diperoleh hasil % sisa pemijaran sebesar
1,67 % maka dari hasil % pengujian Penetapan sisa pemijaran tidak memenuhi
persyaratan dalam Farmakope Indonesia Ed VI, yaitu tidak lebih dari 0,05%
➢ Pada pengujian susut pengeringan diperoleh hasil % susut pengeringan sebesar
0,06% maka dari hasil % susut pengeringan tidak memenuhi persyaratan dalam
Farmakope Indonesia Ed VI, yaitu tidak lebih dari 0,5%
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Hutadjulu, Togi J, dkk. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Nugrahani, Ilma dan Winni Nur A. 2018. The performance of derivative FTIR
spectrophotometry method compared to colorimetry for tranexamic acid tablet
content determination. Pharmaciana Vol. 8 (1). Pg 11-24
Anonim. 2010. Preparing Solid IR Pellets. IUPUIORGANICCHEM https://www.
youtube.com/watch?v=lTAHqg_Q_5I (diakses pada 10 Mei 2022)
Pembagian Kelarutan Berdasarkan Farmakope Indonesia.
http://www.apotekers.com/2016/11/pembagian-kelarutan-farmakope.html
Prosedur yang Keempat Adalah Pembuatan Larutan Asam.
https://www.coursehero.com/file/p43l6d1/Prosedur-yang-keempat-adalah
pembuatan-larutan-asam-salisilat-Dalam-pembuatan/
Muliadi, Diana Syam. Laporan Larutan Farfis 2.
https://www.academia.edu/15751017/laporan_larutan_farfis_2#:~:text=Kelaru
tan%20dinyatakan%20dalam%20satuan%20milliliter,larut%20dalam%20550
%20ml%20air.
LAMPIRAN