Disusun oleh :
Kelompok 4
Putri Oktavia Sundari (201431017)
Raden Mufid Mahardika J (201431018)
Raden Mulia Nurlatifah (201431019)
Rida Nur Sofia (201431020)
Ridola Vallian Ruslani (201431021)
Mengecek lampu katoda yang berongga sesuai dengan ion logam yang akan dianalisis
(sudah terpasan atau belum)
Hubungkan kompresor dengan sumber listrik dan buka aliran udaranya (tekanan udara
pada 50 psi)
• Menu “Methods”
Pada sub menu "description", pilih jenis logam yang akan dianalisis (AAS akan
otomatis memilih lampu katoda yang diinginkan)
Pilih sub menu "instrument" dan masukkan nilai arus (3), panjang gelombang (327.4),
lebar celah/slit width (0.5) yang akan digunakan (sesuai tabel)
Pilih sub menu "measurement" dan masukkan integrasi, waktu dan keberulangan
pembacaan parameter
Pilih sub menu "Calibration" dan
Pilih sub menu "standards" dan masukkan data-data konsentrasi larutan standar
Pada sub menu "flame", masukkan data 'flame type', 'fuel flow' dan 'air flow' dan pilih
'optimize'
Nyalakan burner, klik 'ignition flame' (atau tekan tombol kuning pada bagian bawah
AAS)
Perhatikan pada display komputer kiri bawah muncul tulisan status 'instrument ready'
Pilih menu 'samples' dan masukkan jumlah dan nama sampel yang akan diukur
Pilih menu "result" dan pilih 'file', 'new', tuliskan nama file dan klik 'create'
Pilih menu "analysis" dan klik lingkaran hijau, maka akan muncul perintah yang akan
dikerjakan
Insert zero concentration: masukkan selang kapiler ke dalam aqua DM dan klik 'OK'
Insert blank : masukkan selang pipa kapiler ke dalam larutan blanko lalu klik 'OK'
Insert zero concentration : masukkan selang kapiler ke dalam aqua DM dan klik 'OK',
maka akan menampilkan "insert standard 1" pilih "recalibrate"
Lalu muncul insert zero concentration dan tekan 'OK', kemudian lanjutkan sesuai
perintah dalam layar
Pilih menu 'result' dan pilih 'File' dan 'print preview' untuk melihat hasil pengukuran
2. Mematikan Alat
Klik "optimize", lalu klik "exteinguish flame", maka nyala api akan padam
Tutup tabung gas asetilen dan aliran udara tekan dari kompresor
Untuk mengeluarkan gas-gas yang masih tersisa pada pipa-pipa yang meunju alat AAS,
lakukan klik "Bleed Line"
Matikan stabilator dan cabut kabel yang menghubungkan dengan sumber listrik
V. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Persiapan Larutan Deret Standar (1,5,20, dan 30 ppm)
• Larutan blanko
V1 x N1 = V2 x N2
• Larutan 1 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
• Larutan 5 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
• Larutan 20 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
• Larutan 30 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
01,000
00,800
00,600
00,400
00,200
00,000
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (ppm)
• Linearitas
R2 = 0,9963 → R = 0,998
• Persamaan garis
y = 0,0483x + 0,0299
• Konsentrasi Sebenarnya
1. Larutan standar 1 :
y = 0,0483x + 0,0299
0,0658 = 0,0483x + 0,0299
(0,0658−0,0299)
x = 0,0483
= 0,7 ppm
2. Larutan standar 2
y = 0,0483x + 0,0299
0,2981 = 0,0483x + 0,0299
(0,2981−0,0299)
x = 0,0483
= 5,5 ppm
3. Larutan standar 3
y = 0,0483x + 0,0299
1,0482 = 0,0483x + 0,0299
(1,0482−0,0299)
x = 0,0483
= 21 ppm
4. Larutan standar 4
y = 0,0483x + 0,0299
1,4384 = 0,0483x + 0,0299
(1,4384−0,0299)
x = 0,0483
= 29,1 ppm
• Standar Deviasi (Sensitivitas)
SD
RSD = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 100%
- Konsentrasi 1 ppm
RSD x rata−rata
SD = 100
0,61 x 1
= 100
= 0,0061 ppm
→ 0,0061 x 3 = 0,0183
- Konsentrasi 5 ppm
RSD x rata−rata
SD = 100
0,71 x 5
= 100
= 0,0355 ppm
→ 0,0355 x 3 = 0,1065
- Konsentrasi 20 ppm
RSD x rata−rata
SD = 100
0,58 x 20
= 100
= 0,116 ppm
→ 0,116 x 3 = 0,348
- Konsentrasi 30 ppm
RSD x rata−rata
SD = 100
0,15 x 30
= 100
= 0,045 ppm
→ 0,045 x 3 = 0,135
VI. PEMBAHASAN
Pembahasan Putri Oktavia Sundari (201431017)
Praktikum kali ini yaitu melakukan pengujian untuk mengetahui kinerja dari
spektroskopi serapan atom (AA). Yangmana tujuan dari praktikum kali ini yaitu
menentukan kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi kinerja dari alat
AAS, menentukan kadar sensitivitas, lineritas, dan presisi dari alat AAS, dan
membandingkan sensitivitas, lineritas, dan presisi alat yang diuji dengan kriteria
penerimaan alat. Hal yang pertama dilakukan adalah membuat larutan standar yang
berfungsi sebagai bahan penguji. Larutan standar yang digunakan ialah larutan Cu (1, 5,
10, 20, dan 30)ppm yang berasal dari larutan induk 100ppm dan pelarutnya adalah HNO3.
Dengan konsentrasi dan resistensi yang dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran oleh alat spektorofotometer AAS dilakukan dengan benar dan alatnya masih
berjalan dengan baik. Walaupun ada kekeliruan dalam pengukuran larutan 10 ppm yang
menghasilkan absorbansi minus, hal ini terjadi mungkin karena kesalahan pada saat
pembuatan larutan standar sehingga untuk larutan 10 ppm dalam pengukuran yang kedua
kali tidak digunakan terlebih dahulu. Pengukuran sensitivitas atau mengetahui absorbansi
dari larutan standar adalah untuk memprediksi rentang absorbansi yang akan diamati dalam
kegiatan analisa dengan AAS , sesuai dengan rentang konsentrasi elemen yang diinginkan.
Sensitivitas yang didapat sebesar 20.1914 A , sedangkan kriteria penerimaan sensitivitas
adalah ± 20% yang berarti alat spektrofotometri AAS yang digunakan masih memiliki
Sedangkan dalam dalam pengukuran presisi yang didapat dari hasil pengukuran
tidak lebih dari %RSD yang seharusnya dan linearitas yang didapatt sebesar 0.9963. Presisi
adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemiripan antara hasil
pengukuran dan dengan nilai yang sebenarnya diukur. Sedangkan uji linearitas digunakan
untuk mengetahui kurva atau garis yang dibuat linear atau tidak, jika semakin tinggi
konsentrasi semakin tinggi absorbansi maka kurva atau bentuk garis yang dibuat akan
linear dan itu menunjukkan bahwa alat dapat membaca dengan baik. Dari semua
perbandingan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat spektroskopi
serapan atom yang diuji masih dapat digunakan dengan baik meskipun hasil dan kriteria
tidak benar-benar tepat tetapi mendekati.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian untuk mengetahui kinerja dari
spektroskopi serapan atom (AAS). Dengan menentukan kadar sensitivitas, lineritas, dan
presisi dari Spektro AAS, Pertama – tama yang dilakukan yaitu membuat larutan standar
yang berfungsi sebagai bahan penguji. Larutan standar yang digunakannya yaitu larutan
Cu dengan konsentrasi ppm yang berbeda yaitu 1, 5, 10, 20, dan 30 ppm yang berasal dari
larutan induk 100ppm dan pelarut HNO3.
Selanjutnya menyalakan alat spektro AAS sesuai dengan standar operational dari
alat tersebut supaya tidak terjadi kerusakan. Lalu pengukuran absorbansi dari larutan
standar yang dibuat ( 1, 5, 10, 20, 30 ppm). Setelah dilakukan pengukuran absorbansi maka
didapat hasil absorbansi dari setiap larutan berturut – turut yaitu 0.066, 0.298, 1.048, dan
1.438. Adapun sampel campuran yang diukur didapat hasil sebesar 0.3308 dan 0.3440.
Sedangkan dalam dalam pengukuran presisi yang didapat dari hasil pengukuran
tidak lebih dari %RSD yang seharusnya dan linearitas yang didapatt sebesar 0.9963.
Presisi adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemiripan antara hasil
pengukuran dan dengan nilai yang sebenarnya diukur. Sedangkan uji linearitas digunakan
untuk mengetahui kurva atau garis yang dibuat linear atau tidak, jika semakin tinggi
konsentrasi semakin tinggi absorbansi maka kurva atau bentuk garis yang dibuat akan
linear dan itu menunjukkan bahwa alat dapat membaca dengan baik.
VII. KESIMPULAN
1. Sensitivitas yang didapat dari pengujian adalah 20,1914 A sedangkan kriteria
penerimaan sensitivitas adalah 20% artinya spektroskopi serapan atom memiliki
sensitivitas yang baik
2. Lineritas yang didapat yaitu sebesar 0,998 sedangkan kriteria penerimaan lineritas
adalah 0,995 artinya alat ini memiliki lineritas yang baik meskipun nilainya sedikit
lebih tinggi dari kriteria penerimaan.
3. Presisi yang didapat dari hasil pengukuran hampir mendekati %RSD yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA