NIM : 1517272
Kls/Klp :2B/06
1. Judul :
validasi metode uji penetapan cd dalam air dan air limbah secara ekstraksi menggunakan
AAS.
2. Jenis metode uji :
modifikasi SNI 06-6989.37-2005.
3. Ruang lingkup :
penentuan kadar cd dalam sampel air dan air limbah dengan menggunakan Spektrofotometri
Serapan Atom panjang gelombang 228,8 nm.
4. Prinsip penetapan :
ion cadmium (cd) diatur pHnya sampai 3 dengan menambahkan HNO3 1N atau NaOH 1N.
Larutan tersebut dimasukkan kedalam corong pemisah dan ditambahkan Amonium Pirolidin
Ditiokarbamat ( APDK ), reaksi optimal pada pH 1-6. Latutan cd yang sudah direaksikan dengan
APDK diekstraksi dengan penambahan pelarut organik Metil iso Butil Keton (MIBK). Lapisan
organik kompleks-APDk dimasukkan kedalam tabung gelas bertutup asah lalu diukur serapannya
dengan menggunakan SSA panjang gelombang 228,8 nm.
5. Reaksi :
6.1 Alat :
6.2 Bahan :
Ambil 125 mL contoh uji secara duplo dan masukkan kedalam botol gelas 200mL. Tetapkan
pH contoh uji dengan pH meter menjadi 3 dengan cara menambahkan larutan HNO3 1N atau larutan
NaOH 1N.
Pengawetan sampel dilakukan apabila contoh uji tidak dapat segera dianalisis. Contoh uji aka
diawetkan dengan penambahan HNO3 pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu penyimpanan 6
bulan.
CATATAN : bila Cd terlatut yang akan dianalisis, maka penambahan asam nitrat dilakukan setelah
penyaringan.
8. Pembuatan larutan :
Pipet 10 mL larutan cadmium 1000mg/L dan masukkan kedalam labu takar 100mL.
Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan.
Pipet 5 mL larutan induk cadmium 100mg/L dan masukkan kedalam labu takar 500mL.
Tambahkan larutan pengencer sampai tanda tera dan dihomogenkan.
Pipet 1,0 mL; 5,0 mL;10 mL;20 mL larutan baku cadmium 1mg/L masing-masing kedalam
labu takar 100mL. Tambahkan larutan pengencer sampai tanda tera dan dihomogenkan, sehingga
diperoleh kadar cadmium sebesar 0ug/L;10ug/L;50ug/L;100ug/L;200ug/L.
Optimalisasi alat SSA sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. Tetapkan pH larutan baku
dengan pH metermenjadi 3 dengan cara menambahkan larutan HNO3 0,1N atau larutan NaOH 1N.
Masukkan 100 mL larutan baku tersebut kedalam corong pemisah. Tambahkan 1 mL larutan APDK
dan kocok. Tambahkan 10 mL MIBK dan kocok kuat-kuat selama 30 detik. Biarkan sampai terjadi
pemisahan fase antara lapisan organik dan lapisan air. Buang lapisan airnya melalui cerat. Pndahkan
lapisan organik kedalam tabung gelas tutup asah . apabila berbusa banyak, saring lapisan organik
tersebut melalui kertas saring yang diberi serbuk Na2SO4 anhidrat. Ukur serapan dari masing-masing
larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 228,8 nm. Buat kurva kalibrasi data diatas,
lalu tentukan persamaan garis lurusnya.
Ambil 100mL contoh uji dan masukkan kedalam corong pemisah. Tambahkan 1 mL larutan
APDK dan kocok. Tambahkan lagi 10 mL larutan MIBK dan kocok selama 30 detik. Tunggu sampai
pemisahan fasa terjadi antara lapisan organik dan lapisan air. Buang lapisan airnya melalui cerat.
Pindahkan lapisan organiknya kedalam tabung gelas yang bertutup asah. Apabila berbusa banyak,
saring lapisan organik tersebut melalui kertas saring yang diberi serbuk Na2SO4 anhidrat. Ukur
serapan larutan contoh uji diatas pada panjang gelombang 228,8 nm.
∑(𝑥𝑖 − 𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1
𝑆𝐷
(%)𝑅𝑆𝐷 = × 100%
𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐶𝑉(%) = 𝑆𝐷 × 100%
11.6. Uji Akurasi
11.6.1. Uji akurasi dapat dilakukan dengan cara menetapkan kadar CRM menggunakan
SSA. Panjang gelombang yang digunakan 228,8nm. Pengukuran diulang tujuh
kali, hasil pengukuran di hitung % recoverynya. ( syarat keberterimaan
%recovery adalah 85%-115%)
11.6.2. Uji akurasi dapat dilakukan dengan menetapkan kadar cd dalam air dan air
limbah terlebih dahulu ( hasil uji presisi), dilakukan seperti pada uji presisi.
Kemudian dilakukan penetapa dengan menambahkan konsentrasi standar
terendah pada sampel air dan air limbah yang akan diuji. Ukur serapannya
menggunakan SSA dengan panjang gelombang 228,8nm. Hitung presentase
perolehan kembalinya atau %recovery.( syarat keberterimaan %recovery adalah
85%-115%)
𝐶3 −𝐶1
% recovery = 𝐶2
× 100%