Anda di halaman 1dari 5

Air dan air limbah

Uji kebutuhan oksigen kimiawi (chemical oxygen demand/COD) dengan refluks


tertutup secara spektrofotometri
SNI 6989.2:2019

I. Latar belakang
Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi (chemical
oxygen demand/COD) dalam air dan air limbah menggunakan oksidator Cr2O72-
dengan refluks tertutup dan diukur secara spektrofotometri. Pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang 600 nm jika kisaran nilai COD 100 mg/l
sampai dengan 900 mg/l dan pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 420
nm jika nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/l. Metode ini digunakan
untuk contoh uji dengan kadar klorida kurang dari 2.000 mg/l.
Panjang gelombang pada 600 nm atau 420 nm. Jika koefisien korelasi regreasi
linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah a) sampai dengan c)
hingga diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995.
II. Tinjauan Pustaka
1. Air bebas organik
Air hasil destilasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga tidak
mengandung senyawa organik
2. Chemical oxygen demand (COD)
Jumlah oksidan Cr2O 2- yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan
sebagai mg O2 untuk tiap 1.000 ml contoh uji
3. Kurva kalibrasi
Kurva yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil
pembacaan absorbansi yang merupakan garis lurus
4. Larutan baku
Larutan induk yang diencerkan dengan air bebas organik, sampai kadar
tertentu
5. Larutan blanko
Air bebas organik yang diperlakukan seperti contoh uji
6. Larutan induk
Larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan akan digunakan
untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah
7. Larutan kerja
Larutan baku yang diencerkan dengan air bebas organik, digunakan untuk
membuat kurva kalibrasi
III. Metode
Prinsip
Senyawa organik dan anorganik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O72-
dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+ dan sisa Cr6+. Jumlah oksidan yang
dibutuhkan dinyatakan dalam ekivalen oksigen (O2 mg/l) diukur secara
spektrofotometri sinar tampak. Ion Cr6+ kuat mengabsorpsi pada panjang
gelombang 420 nm dan ion Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600
nm.
Contoh uji yang mempunyai nilai COD 100 mg/l sampai dengan 900 mg/l,
pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai
COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/l pengukuran absorbansi dilakukan pada
panjang gelombang 420 nm. Sedangkan pada contoh uji dengan nilai COD yang
lebih tinggi dari 900 mg/l, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum
dilakukan pengujian.

Alat :
1. Spektrofotometer
2. Digestion vessel
Gunakan tabung kultur borosilikat dengan ukuran 16 mm x 100 mm atau
20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir yang dilapisi
dengan bahan inert (contoh PTFE). Alternatif lain, gunakan ampul
borosilikat dengan kapasitas 10 ml (diameter 19 mm sampai dengan 20
mm).
3. Pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung (heating block)
(pemanasan jangan menggunakan oven)
4. Mikro Buret
5. Labu ukur 50,0 ml; 100,0 ml; 250,0 ml; 500,0 ml dan 1.000,0 ml
6. Pipet volumetrik 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml; 20,0 ml dan 25,0 ml
7. Gelas piala
8. Magnetic stirrer
9. Timbangan analitik dengan keterbacaan 0,1 mg.
Bahan :
1. Air bebas organik

2. Digestion solution untuk contoh uji dengan nilai COD tinggi


Larutkan 10,216 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada suhu 150
°C selama 2 jam) dalam labu ukur 1.000 ml dengan 500 ml air bebas
organik. Tambahkan 167 ml H2SO4 pekat sedikit demi sedikit sambil
didinginkan dan diaduk, kemudian tambahkan 33,3 g HgSO4.
Tambahkan air bebas organik secara perlahan-lahan sambil diaduk
hingga larut. Dinginkan pada suhu ruang kemudian encerkan sampai
1.000 ml dan homogenkan.

3. Digestion solution untuk contoh uji dengan nilai COD rendah


Lakukan seperti langkah b) dengan jumlah K2Cr2O7 1,022 g
(Digestion solution dapat digunakan larutan siap pakai yang tersedia
secara komersial), dan jika selama penyimpanan pada digestion
solution terbentuk endapan, maka buat larutan baru.

4. Larutan pereaksi asam sulfat


Larutkan 10,12 g kristal Ag2SO4 dengan 1.000 ml H2SO4 pekat ke
dalam gelas piala 1.000 ml. Aduk hingga larut.
(Proses pelarutan Ag2SO4 dalam asam sulfat dibutuhkan waktu
pengadukan selama 2 (dua) hari, sehingga perlu digunakan magnetic
stirer).

5. Asam sulfamat (NH2SO3H)


Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan 10 mg asam sulfamat
untuk setiap mg NO2-N yang ada dalam contoh uji.

6. Larutan baku Kalium Hidrogen Phtalat (HOOCC6H4COOK, KHP) setara


dengan nilai COD 500 mg O2/l.
Gerus perlahan kristal KHP, lalu keringkan dalam oven pada suhu 110
°C sampai berat tetap. Larutkan 425 mg KHP ke dalam air bebas
organik dan tepatkan sampai 1.000 ml. Larutan ini stabil bila disimpan
dalam kondisi dingin pada temperatur ≤ 6 °C dan dapat digunakan
selama tidak ada pertumbuhan mikroba.
(Berat tetap adalah berat penimbangan dengan perbedaan hasil lebih
kecil dari 4 % atau lebih kecil dari 0,5 mg dibandingkan penimbangan
sebelumnya, larutan baku Kalium Hidrogen Phtalat dapat digunakan
sebagai pengendalian mutu kinerja pengukuran, bila nilai COD contoh
uji lebih besar dari 500 mg/l, maka dibuat larutan baku KHP yang
mempunyai nilai COD 1.000 mg O2/l, dan larutan baku KHP dapat
menggunakan larutan siap pakai).

 Persiapan dan pengawetan contoh uji


 Persiapan contoh uji
1. Homogenkan contoh uji.
Apabila contoh uji mengandung padatan tersuspensi, haluskan
dengan blender.
2. Cuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20 % sebelum
digunakan.
 Pengawetan contoh uji
1. Lakukan analisis sesegera mungkin atau dinginkan contoh uji tidak
lebih dari 24 jam.
2. Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisis, maka contoh uji
diawetkan sesuai petunjuk di bawah ini :
Wadah: Botol plastik polietilena (polyethylene) atau botol gelas
Pengawet : contoh uji diasamkan dengan H2SO4 pekat hingga pH
≤ 2.
Lama Penyimpanan : 28 hari
Kondisi Penyimpanan : Suhu ≤ 6 °C

 Pembuatan larutan kerja


Membuat deret larutan kerja dari larutan induk KHP dengan 1 (satu) blanko dan
minimal 5 kadar yang berbeda secara proporsional yang berada pada rentang
pengukuran.
 Pembuatan larutan blanko
 Pembuatan larutan blanko untuk contoh uji dengan nilai COD 100 mg/l
sampai dengan 900 mg/l
Ambil sejumlah volume air bebas organik dengan pipet sebagai pengganti
contoh uji, tambahkan digestion solution, larutan pereaksi asam sulfat ke dalam
tabung atau ampul, seperti yang dinyatakan dalam Tabel 1. Larutan ini
digunakan sebagai blanko pada pengukuran dengan spektrofotometer
 Pembuatan larutan blanko untuk contoh uji dengan nilai COD lebih kecil
dari atau sama dengan 90 mg/l
Gunakan larutan pereaksi asam sulfat sebagai blanko pada pengukuran dengan
spektrofotometer.
Prosedur :
Proses digestion
1. Ambil sejumlah volume contoh uji atau larutan kerja dengan pipet atau mikro
Buret, tambahkan digestion solution, larutan pereaksi asam sulfat ke dalam
tabung atau ampul. Seperti tabel dibawah ini :

Digestion Vessel Contoh uji Digestion Larutan Total


Solution (ml) Pereaksi (ml)
Asam Sulfat
(ml)
Tabung kultur
16 mm x 100 mm 2,50 1,50 3,5 7,5
20 mm x 150 mm 5,00 3,00 7,0 15,0
25 mm x 150 mm 10,00 6,00 14,0 30,0
Standar Ampul 10 2,50 1,50 3,5 7,5
ml

2. Tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen


3. Letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 °C ± 2
°C, lakukan refluks selama 2 jam
4. Dinginkan contoh uji dan larutan kerja yang sudah direfluks sampai suhu
ruang
5. Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-
benar jernih
Pengukuran contoh uji
Contoh uji dengan nilai COD 100 mg/l sampai dengan 900 mg/l
1. Gunakan larutan blanko untuk mendapatkan nilai absorbansi nol
2. Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (600
nm)
3. Hitung nilai COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi dan laporkan
hasil pengujian sesuai dengan Lampiran A. (Apabila nilai COD contoh uji >
900 mg/l, lakukan pengenceran).
Contoh uji dengan nilai COD lebih kecil dari atau sama dengan 90 mg/l
1. Gunakan larutan blanko untuk mendapatkan nilai absorban nol
2. Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (420
nm)
3. Hitung nilai COD berdasarkan persamaan linier kurva
(Apabila nilai COD contoh uji > 90 mg/l maka gunakan pengukuran COD 100
mg/l sampai dengan 900 mg/l )

Perhitungan
1. Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang
diperoleh dari kurva kalibrasi.
2. Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva kalibrasi.
Nilai COD sebagai mg O2/l:
Kadar COD (mg O2/l) = C × f

Keterangan:
C adalah nilai COD contoh uji (mg/l).
f adalah faktor pengenceran.

Anda mungkin juga menyukai